• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU TEH HERBAL DAUN BUNI

N/A
N/A
lyn

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU TEH HERBAL DAUN BUNI"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Mutu Teh Herbal Daun Buni (Antidesma Bunius L.) dapat terselesaikan dengan sukses. PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS TEH HERB DAUN BUNI (Antidesma Bunius L.). Yudhi Rala Wadi1), Nazaruddin2), Adi Saputrayadi3) ABSTRAK Teh herbal merupakan produk minuman fungsional yang terbuat dari tanaman herbal yang dapat membantu mengobati penyakit dan sebagai minuman penyegar tubuh dapat di sajikan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan terhadap kualitas teh herbal daun buni (Antidesma bunius L.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap sifat kimia (kadar air, kadar abu dan aktivitas antioksidan) dan sifat organoleptik (aroma, warna air rendaman, rasa dan warna bubuk) buah buni. teh herbal daun. Semakin tinggi suhu pengeringan yang digunakan maka kadar air dan aktivitas antioksidan akan semakin rendah, namun kadar abu teh herbal daun buni akan semakin tinggi.

Semakin tinggi suhu pengeringan maka panelis akan semakin menyukai sifat organoleptik (aroma dan rasa) teh herbal daun buni. Sedangkan untuk sifat organoleptik (warna air curam dan warna bubuk), semakin tinggi suhu pengeringan maka penurunan warna menjadi hijau kecoklatan. Suhu pengeringan yang tepat untuk menghasilkan teh herbal daun buni yang disukai panelis adalah perlakuan P4 (suhu 60oC) dengan kadar air (10,97%), kadar abu (14,18%), aktivitas antioksidan (58,4%), warna bubuk coklat, tahan a Aromanya banyak, warna air seduhannya coklat kehijauan, dan rasanya sangat digemari.

Hasil analisis skor rata-rata sifat organoleptik teh herbal daun bunie pada suhu pengeringan berbeda adalah ..29.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hasil dari proses pengeringan adalah bahan kering setara dengan kadar air keseimbangan udara normal, bebas dari kerusakan mikroba, enzim dan kimia (Anton, 2011). Cara yang tepat untuk menghentikan siklus oksidasi polifenol teh di tengah efek oksidasi yang berada pada skala tertentu dan menghasilkan teh berkualitas baik adalah dengan cara pengeringan (Setyamidjaja, 2008). Suhu yang rendah menyebabkan sistem laju pengeringan dilakukan secara bertahap sehingga mengakibatkan rusaknya simplisia dan berkurangnya zat antioksidan yang dikandungnya.Jika suhu yang digunakan sangat tinggi maka akan menyebabkan bahan cepat kering namun hanya bagian luarnya saja melainkan bagian luarnya. bagian dalam daun masih basah (Gunawan, 2004).

Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa waktu dan suhu pengeringan yang berbeda merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas teh. Menurunnya aktivitas antioksidan pada bahan tersebut disebabkan karena penggunaan suhu yang terlalu tinggi dan waktu pengeringan yang terlalu lama. Sari (2015) mengatakan aktivitas antioksidan sebesar 85,11% merupakan perlakuan terbaik dari teh daun alpukat yang dikeringkan pada suhu 50oC selama 2 jam.

Menurut Fitrayana (2014), pengeringan teh herbal pare dapat dilakukan selama 5 sampai 6 jam pada suhu 60oC dan 70oC.

Rumusan Masalah

  • Manfaat Penelitian

Untuk memandu jalannya penelitian ini, diajukan hipotesis sebagai berikut: “diduga suhu pengeringan berpengaruh terhadap mutu teh herbal daun buni.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Teh Herbal
  • Proses Pengolahan Teh Herbal
  • Daun Buni (Antidesma bunius (L.)
  • Antioksidan

Daun jambu biji yang dipilih adalah daun jambu biji hijau dengan tingkat kematangan 50%. Menata daun jambu biji adalah tahapan menata atau memisahkan daun jambu biji berukuran besar dari daun yang rusak dan dari tanah atau sisa-sisa lainnya. Air mengalir digunakan saat mencuci untuk menghilangkan kotoran dan sejenisnya, yang kemudian membuat daun jambu biji menjadi bersih.

Sampel ditimbang menggunakan neraca analitik, dengan masing-masing perlakuan memerlukan berat daun jambu biji sebanyak 175 g. Penimbangan dilakukan kembali setelah sistem pengeringan karena berat daun jambu biji yang dikeringkan pasti akan berkurang. Teh herbal daun jambu biji dikemas dengan plastik PE (polietilen) untuk dilakukan uji sifat fisik dan kimia seperti uji organoleptik, uji kadar abu, uji kadar air dan uji aktivitas antioksidan.

Sampel teh herbal daun jambu biji kering dianalisis kadar air, kadar abu, aktivitas antioksidan dan sifat organoleptik (warna, rasa, aroma dan tekstur). Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak daun sanggul mengandung terpenoid, saponin, tanin, flavonoid dan fenol. Daun bun banyak mengandung senyawa antioksidan seperti flavonoid dan saponin sebagai penangkal radikal bebas dalam tubuh, sehingga mampu menurunkan pertumbuhan sel kanker.

Sebatian seperti flavonoid dan tanin dalam daun buni sangat berkesan dalam melindungi tubuh daripada diabetes dengan menghalang paras gula dalam darah daripada meningkat terlalu tinggi. Bagi ibu yang menyusu, daun buni ini sangat berkhasiat dan tidak akan memudaratkan dia atau bayinya. Susu ibu akan menjadi optimum supaya bayi kekal terjaga dan sihat jika ibu mengambil daun buni.

Manfaat daun buni tidak hanya untuk organ dalam tubuh saja, namun juga untuk bagian tubuh lainnya. Sifat anti inflamasi dan euretik yang terdapat pada senyawa saponin pada daun buni efektif untuk mengobati sakit maag. Oleh karena itu, senyawa yang terkandung dalam daun buni juga berkhasiat untuk mengobati sakit maag.

Oleh karena itu, karena kandungan flavonoid yang terdapat pada daun buni, daun ini sangat cocok digunakan untuk menjaga kelancaran aliran darah. Penelitian menunjukkan senyawa daun buni mengandung saponin, flavonoid, tanin dan alkaloid, beberapa diantaranya merupakan metabolit terpilih yang mempunyai potensi anti inflamasi (Ida dan Rizki.

Tabel 1. Syarat Mutu Teh Kering dalam Kemasan Menurut SNI  (2013)
Tabel 1. Syarat Mutu Teh Kering dalam Kemasan Menurut SNI (2013)

METODELOGI PENELITIAN

  • Metode penelitian
  • Rancangan Percobaan
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Pelaksanaan Penelitian

Pada proses pengolahan teh herbal dari daun buni, tahap ini sangat menentukan hasil, mutu dan kualitas teh herbal yang dihasilkan. Sortasi daun bunie merupakan tahapan memisahkan daun bunie dari kerusakan dan kotoran atau benda asing lainnya. Daun buni yang dipilih dan digunakan untuk proses selanjutnya adalah daun buni yang berwarna hijau, masih baru, tidak sobek, tidak terserang serangga, tidak berwarna coklat atau hitam.

Tujuan penggunaan air mengalir adalah untuk menghilangkan benda lain seperti kotoran yang menempel pada daun buni. Daun buni ditimbang dengan neraca analitik sebanyak 1920 g untuk semua perlakuan, dengan menggunakan 120 g daun buni untuk setiap perlakuan. Penimbangan dilakukan kembali setelah pengeringan, karena berat bahan berubah seiring dengan keringnya daun.

Giling atau haluskan daun buni kering dengan blender hingga menjadi bubuk. Analisis kadar abu dilakukan dengan metode pengabuan kering, yaitu dilakukan dengan menghancurkan komponen organik sampel pada suhu tinggi dalam tungku pengabuan dengan suhu sekitar 500-600oC, tanpa munculnya nyala api. , sampai menjadi abu putih keabu-abuan. berat tetap yang dirancang dan dicapai. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan mengukur 1 ml sampel dengan konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, 100 ppm dan 125 ppm dengan penambahan 2 ml DPPH 0,1 Mm.

Diagram  alir  proses  pembuatan  teh  herbal  daun  buni  Modifikasi dapat dilihat pada Gambar 4
Diagram alir proses pembuatan teh herbal daun buni Modifikasi dapat dilihat pada Gambar 4

Gambar

Gambar 1.Tanaman teh (Setyamidjaja, D. 2000)
Tabel 1. Syarat Mutu Teh Kering dalam Kemasan Menurut SNI  (2013)
Gambar 2. Digaram alir proses pengolahan teh herbal binahong (Ajisaka, 2012) Daun jambu biji
Gambar 3.Buni (orwa dkk., 2009).
+5

Referensi

Dokumen terkait

Semakin lama waktu pengeringan yang dilakukan maka semakin kecil kadar air teh herbal kulit buah naga merah dan semakin tinggi suhu pengeringan maka kadar air teh kulit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan dalam pembuatan teh daun sambiloto memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar air, kadar abu, aktivitas

Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Komponen Kimia Teh Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides(L.)M.G Price.).[Skripsi].Padang: Fakultas Teknologi Pertanian.. Optimization

Lama pengeringan teh herbal daun ketepeng cina memberikan pengaruh terhadap rendemen, kadar air, serat kasar, aktivitas antioksidan, penilaian sensori secara deskriptif

Dilihat dari total seluruh perlakuan, nilai rata-rata rasa teh herbal daun pala tua dan muda dengan dua jenis pengeringan dengan nilai yang terendah yaitu

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan aktivitas antioksidan dan kualitas organoleptik teh kombinasi daun anting-anting dan daun kelor dengan variasi suhu

Semakin menurun kadar polifenol maka kadar katekin juga akan menurun sehingga rasa sepat yang dihasilkan oleh kadar katekin pada teh herbal daun keji beling juga akan semakin

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pengaruh suhu pengeringan pada bubuk kulit kakao terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar sari, total fenol, aktivitas antioksidan