Pengaruh teknik ice-breaking terhadap hasil belajar IPS siswa IV. kelas di SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pra-eksperimental dengan bentuk One Group PreTest PostTest Design yaitu suatu eksperimen yang hanya memasukkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa ada kelas pembanding (kelas kontrol), yang tujuannya untuk mengetahui pengaruhnya. Teknik Ice Breaker terhadap hasil belajar IPS siswa IV. kelas SD Negeri 87 Manipi - Kabupaten Sinjai-Barat tahun pelajaran 2017/2018. Keberhasilan proses pembelajaran kita lihat dari aspek berikut: tercapainya ketuntasan hasil belajar IPS klasik siswa, keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS.
Hal ini membuktikan bahwa penerapan Teknik Ice Breaking dalam pembelajaran IPS memberikan dampak dibandingkan sebelum penerapan Teknik Ice Breaking. Tiada daya dan tenaga kecuali di bawah bimbingan Beliau sehingga disertasi yang berjudul “Pengaruh Teknik Icebreaker Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai Barat” dapat terselesaikan.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
- Ice Breaking
- Hakikat Belajar dan pembelajaran IPS SD a. Hakikat Belajar IPS
- Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar a). Pengertian IPS
- Hasil Belajar
- Hasil Belajar IPS
- Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh teknik Ice Breaking terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai Barat. terjadi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Ice Breaking dalam setiap proses belajar mengajar. Ice Breaking dapat memecah suasana beku yang menjadi faktor penghambat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses pembelajaran teknik icebreaking agar siswa mampu berpikir kritis, rasional dan analitis. Teknik icebreaking merupakan salah satu jenis permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk menjadikan suasana belajar menjadi nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa dapat berkonsentrasi, tidak mengantuk lagi, menimbulkan rasa gembira dalam diri dan menyerap materi pembelajaran dengan baik. Dalam pembelajaran Ice Breaking peneliti menggunakan jenis-jenis teriakan, jenis Brain Gym, dan jenis humor.
Hasil belajar IPS yang diharapkan pada penelitian ini adalah siswa dapat menunjukkan sikap yang baik, berperilaku keteladanan, dan dengan menggunakan teknik icebreaking peneliti berharap siswa lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, tidak mudah mengantuk lagi. , dan akan lebih banyak dikumpulkan saat berpartisipasi. kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS.
Kerangka Pikir
Ada beberapa bentuk icebreaking, namun peneliti dalam penelitian ini memutuskan untuk menggunakan icebreaking Brain Gym, tepuk tangan dan humor (video, cerita lucu dan tebakan) untuk mencairkan suasana yang terjadi di kelas di sela-sela pembelajaran.
Hipotesis
Desain yang digunakan adalah “One Group Design Pretest-Posttest”, pembelajaran diukur sebelum dan sesudah perlakuan.
Variabel Penelitian dan Defenisi Variabel Operasional 1. Variabel Penelitian
- Definisi Operasional Variabel
Variabel yang akan diteliti peneliti dibagi menjadi dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau terciptanya variabel terikat (dependen). Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau diakibatkan oleh adanya variabel bebas.
Pemberian Teknik Icebreaking merupakan bentuk apresiasi guru terhadap mereka yang menunjukkan perubahan positif baik dari segi kinerja, perilaku, dan keterampilan.
Populasi dan Sampel Penelitian
Siswa kelas IV cenderung cepat bosan dengan metode pembelajaran yang tidak bervariasi dan menarik. B). Dengan demikian permasalahan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah kelas IV yaitu rendahnya hasil belajar siswa.
Prosedur Penelitian
Instrumen Penelitian
- Butir- Butir Soal
- Lembar observasi
- Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini berupa tes berupa soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur kinerja siswa setelah proses pembelajaran yang dilaksanakan pada akhir tindakan kelas. Kisi-kisi soal dibuat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan pada aspek keberagaman suku dan budaya pada semester 1 tahun ajaran 2017-2018. Pengumpulan data aktivitas siswa dilakukan selama proses belajar mengajar oleh seorang pengamat.
Teknik Analisis Data
- Analisis Deskriptif
- Analisis Inferensial
- Analisis Statistik Deskriptif
- Analisis Data Statistik Inferensial
Md = mean selisih pre-test dan post-test X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pre-test) X2 = hasil belajar setelah perlakuan (post-test). Jika t Hitung > t Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh Teknik Ice Breaker terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai Barat. Jika t Hitung < t Tabel maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh Teknik Ice Breaker terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai Barat.
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai Barat. Deskripsi Hasil Belajar IPS (Pre-Test) Siswa Kelas IV SD Negeri 87 Manipi Kabupaten Sinjai sebelum diterapkan Teknik Ice Break. Dari hasil perhitungan rata-rata (rata-rata), diperoleh nilai rata-rata hasil belajar kelas IV SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai Barat sebelum penerapan Teknik Ice Break adalah 60,9.
Melihat persentase hasil yang ada maka dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar sebelum penerapan Teknik Ice Breaker tergolong sangat rendah. Dari hasil perhitungan di atas, rata-rata skor yang dicapai hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai Barat setelah diterapkan Teknik Ice Breaker adalah 84,55 dari skor ideal 100. Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap post test dengan menggunakan instrumen tes berkategori sangat tinggi yaitu 35%, tinggi 25%, sedang 30%, rendah 10%.
Dari data di atas terlihat bahwa persentase tingkat hasil belajar siswa setelah diterapkan teknik Ice Breaker dapat disimpulkan sangat tinggi. Dari tabel 4.8 ditampilkan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan peneliti yaitu jika jumlah siswa mencapai atau melebihi hasil KKM maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar minimal yaitu 90%≥75%. Artinya terdapat pengaruh penerapan teknik Ice Breaker terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai Barat.
Pembahasan
Sebelum diberikan perlakuan rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 60,9 dengan persentase hasil belajar pre-test yaitu sangat rendah 25%, rendah 40%, sedang 35%, sedangkan untuk kategori tinggi dan sangat tinggi sebesar 0% yang menunjukkan bahwa hasil belajar mereka sebelum menggunakan teknik icebreaking sangat rendah. Setelah menggunakan teknik icebreaking dalam pembelajaran rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 84,5 dengan tingkat hasil belajar sangat tinggi 35%, tinggi 25%, sedang 30% rendah 10% dan sangat rendah 0%, sehingga setelah digunakan dapat dengan teknik Ice Breaking maka hasil belajar siswa dapat dikategorikan sangat tinggi. Proses pembelajaran yang baik juga terlihat dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ketika menggunakan teknik Ice Breaking.
Berdasarkan analisis hasil observasi aktivitas belajar siswa selama penggunaan teknik Ice Breaking, dapat diketahui bahwa selama 4 kali pertemuan yang dilakukan, kriteria yang ditetapkan peneliti adalah siswa aktif dalam pembelajaran. proses pembelajaran, jika jumlah siswa aktif. 75% baik untuk indikator aktivitas siswa maupun rata-rata aktivitas siswa, dari hasil observasi rata-rata persentase siswa yang aktif melakukan aktivitas yang diharapkan mencapai 83,43%, sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS Prosesnya menggunakan teknik memecahkan kebekuan. telah memenuhi kriteria aktif. Karena thitung>ttabel pada taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima yang berarti terdapat pengaruh penggunaan teknik icebreaking terhadap hasil belajar IPS Kelas Siswa IV SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai - Barat.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang disajikan dengan judul penelitian Pengaruh Teknik Ice Breaking Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai Barat, diperoleh data berupa: Pre-test hasil sebelum penerapan teknik Ice Breaking berada pada kategori sangat rendah. Sedangkan hasil post-test kemampuan pemecahan masalah siswa setelah diberikan treatment berada pada kategori sangat tinggi sehingga hasil belajar IPS meningkat, rata-rata persentase aktivitas siswa selama 4 pertemuan adalah 83,43% atau kriteria yang ditetapkan peneliti sehingga dapat dikatakan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa hipotesis H0 ditolak sehingga H1.
Saran
- Kompetensi Dasar
- Tujuan Pembelajaran**
- Materi Pokok
- Alat dan Sumber Bahan
- Konsep * semua benar
Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaker Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS di SD Negeri Sumpang Binange No.3 Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 41 Bontotene Kabupaten Pangkep. Pengaruh Penerapan Ice Breaker Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sosiologi di SMA Darussalam Ciputat.
Secara harafiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan sebagai “Yang Beragam”, artinya walaupun berbeda-beda, namun bangsa Indonesia pada hakikatnya tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas berbagai kebudayaan, bahasa daerah, ras, suku, agama, dan kepercayaan. Ungkapan Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.
Dalam kitab Sutasoma (Purudasanta) makna Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan keyakinan daerah serta keberagaman agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit. Makna dari Bhinneka Tunggal Ika adalah walaupun terdapat perbedaan, namun pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Guru menyiapkan tugas untuk diselesaikan siswa ketika guru menjelaskan tentang makna Bhinneka Tunggal Ika, serta wujud keberagaman suku dan budaya lokal.
Setelah melakukan tepuk tangan konsentrasi, siswa diajak bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan perlunya menghargai keberagaman suku dan budaya. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dengan budaya berbeda harus bersatu untuk mempertahankan dan meraih kemerdekaan. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dengan budaya berbeda harus bersatu untuk mempertahankan dan meraih kemerdekaan.
Atas karunia Tuhan Yang Maha Esa dan bimbingan doa orang tua, saudara, kerabat dekat dan rekan-rekan sejawat kuliah khususnya para siswa dan guru yang mengikuti pelatihan guru sekolah dasar, perjuangan panjang penulis untuk masuk perguruan tinggi berhasil dengan penyusunan disertasi yang berjudul “Pengaruh Teknik Icebreaker Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 87 Manipi Kecamatan Sinjai Barat”.