• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Teknik Pembelajaran Ice Breaking (Gobidermen)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Teknik Pembelajaran Ice Breaking (Gobidermen)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Karena kurangnya kesadaran sebagian besar siswa bahwa mereka belajar sebelum guru menyampaikan materi, pengetahuan tentang materi yang disampaikan oleh guru relatif minim. Dimyati dan Mudjiono (2009) mengatakan bahwa belajar adalah “usaha peserta didik untuk mencapai perubahan, baik kognitif, emosional maupun psikomotorik”. Menciptakan suasana kelas dalam pendidikan yang berbeda dari biasanya, menyenangkan dan tidak membosankan membuat pembelajaran menjadi nyaman bagi siswa dan guru.

Guru juga dapat memberikan contoh perilaku yang patut diteladani untuk ditiru oleh siswa, sehingga tetap menjaga dan membanggakan nama sekolah yang diberikan kepada siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar bagi siswa, seorang siswa membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya, antara lain orang tua, teman dan guru yang mengajar di kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur dan mengetahui tingkat pengetahuan matematika siswa kelas V.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Teknik Pembelajaran Ice Breaking (Godibermen) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 26 Mangkaca Pangkep”.

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Landasan Teori
    • Tinjauan tentang Penerapan Teknik Pembelajaran Ice Breaking
    • Mata Pelajaran Matematika
    • Hasil Belajar
  • Penelitian yang Relevan
  • Kerangka Pikir
  • Hipotesis

Sumardani (2012:4) berpendapat bahwa proses pembelajaran di kelas sangat membutuhkan ice breaking, khususnya pada mata pelajaran Matematika agar menjadi bahan bakar yang dapat merangsang kecerdasan intelektual siswa. Hal inilah yang harus diperhatikan guru agar siswa bersemangat mempelajari dan memahami matematika. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang tujuannya adalah untuk memperoleh bukti yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang dicapai siswa di sekolah merupakan salah satu kriteria penguasaan materi yang bersangkutan. Penelitian Husna (2018) berjudul “Pengaruh Ice Breaker Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa MI Al-Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung.

Hasil penelitian yang dilakukan Husna bahwa teknik Ice Breaking berpengaruh signifikan terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Desain Penelitian
    • Jenis Penelitian
    • Desain Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi
    • Sampel Penelitian
  • Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
    • Variabel Bebas
    • Variabel Terikat
  • Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen
  • Teknik Analisis Data
    • Penskoran
    • Uji Normalitas
    • Uji-t

O1 : Kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan (pre-test) O2 : Kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan (post-test) O3 : Kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan (pre-test) O4 : Kelas kontrol setelah diberikan perlakuan (post-test) test) X : Memberikan perlakuan permainan ice breaking B. Untuk melihat perbedaan hasil belajar Matematika pada kelas yang menggunakan ice breaker dengan hasil belajar Matematika yang menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan ice breaker. Sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V-A berperan sebagai kelas kontrol yang akan dibelajarkan dengan metode konvensional dan siswa kelas V-B sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan perlakuan berupa ice breaking atau hanya pengobatan konvensional akan metode.

Pada kelas eksperimen pascates, kelas mendapat perlakuan berupa ice breaking selama pembelajaran, sedangkan kelas kontrol tidak mendapat perlakuan selama pembelajaran atau dapat dikatakan hanya menggunakan pembelajaran konvensional. Uji hipotesis dengan menggunakan program SPSS 23 bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan ice breaking. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini terdapat pengaruh ice breaking terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 26 Mangkaca.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa breaking ice berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 26 Mangkaca pada mata pelajaran matematika. Setelah dilakukan pre-test kedua kelas penelitian mendapatkan perlakuan yang berbeda, dengan kelas eksperimen mendapatkan perlakuan berupa ice breaking (godibermen), peneliti memberikan materi dengan mengajak siswa bernyanyi sambil belajar. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V setelah diberi perlakuan ice breaking.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya (Angraini, 2017) menyimpulkan bahwa metode ice breaking berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis data mengenai pengaruh ice breaking terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 26 Mangkaca Kecamatan Ma'rang Kabupaten Pangkep, peneliti menyimpulkan bahwa hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan hasil, masing-masing di kelas eksperimen nilai rata – rata pre test adalah 36,86 dan post test 77,84 sedangkan di kelas kontrol rata – rata skor pre test adalah 43,09 dan 63,59 di posttest. Hal ini membuktikan bahwa penerapan metode pembelajaran ice breaking berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 26 Mangkaca.

Pengaruh ice breaking terhadap motivasi dan hasil belajar siswa di MI Al-Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung. Pengaruh Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 10 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

Tabel  3.3  Kriteria Validitas
Tabel 3.3 Kriteria Validitas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi

  • Data Hasil Observasi
  • Data Hasil Belajar
  • Hasil Uji Kualitas Data
  • Hasil Uji Normalitas
  • Pengujian Hipotesis (Uji-t)

Sebelum soal diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, soal pretest diujikan kepada siswa kelas V di sekolah yang berbeda. Mengenai tata cara pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti untuk kelas eksperimen yang peneliti berikan adalah treatment berupa ice breaking, peneliti memilih kelas V-B dengan jumlah siswa 32 orang. Pada pertemuan selanjutnya kelas eksperimen diberikan soal pretes untuk dikerjakan seperti yang dikerjakan oleh kelas kontrol, setelah mengerjakan soal, siswa diberikan materi mengenai bilangan pangkat dan bilangan akar, peneliti memberikan perlakuan berupa ice pemecahan (gobidermen) kepada siswa, melalui penerapan ice breaking (godibermen), siswa senang belajar matematika karena teknik yang digunakan menarik, siswa tampak aktif dan memperhatikan penjelasan guru, siswa lebih semangat belajar, suasana belajar menjadi.

Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilakukan diperoleh skor pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di SD Negeri 26 Mangkaca. Pada kelas eksperimen terdapat 27 siswa yang mendapat nilai pada interval 10-50, 5 siswa lainnya mendapat nilai di atas 50. Pada hasil post test, nilai yang dicapai pada kelas kontrol pada interval 10-50 hanya 1 siswa, pada interval 51-80 terdapat 30 siswa dan 1 siswa yang mendapat nilai di atas 80.

Sementara itu, 24 siswa kelas eksperimen mendapat nilai 51-80, dan 8 siswa lainnya mendapat nilai di atas 80. 5 dari 8 siswa yang mendapat nilai 80 mendapat nilai sempurna atau 100. Pada pretest baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak diberikan perlakuan saat pembelajaran atau dapat dikatakan hanya menggunakan pembelajaran konvensional. Distribusi frekuensi nilai Pretest kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Skor Statistik kelas Eksperimen kelas Kontrol.

Pretest kelas eksperimen mendapatkan skor tertinggi 75 dan skor terendah 12. Pretest kelas kontrol juga mendapatkan skor tertinggi 87 dan skor terendah 12. Rerata skor pretest kelas eksperimen mencapai 36,86 dan nilai mean pretest kelas kontrol mencapai 43,09. Hasil distribusi frekuensi setelah dilakukan pengujian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil statistik kelas eksperimen terhadap kelas kontrol.

Posttest kelas eksperimen mendapat skor tertinggi 100 dan skor terendah 55. Posttest kelas kontrol juga mendapat skor tertinggi 88 dan skor terendah 44. Rata-rata skor posttest kelas eksperimen mencapai 77,84 dan nilai rata-rata posttest kelas kontrol mencapai 63,59 .

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Pretest
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Pretest

Pembahasan

Pada saat pembelajaran materi bilangan pangkat dan kuadrat, kelas eksperimen diberikan perlakuan ice breaking yaitu dengan menyiapkan soal-soal di setiap kursi yang telah disiapkan, kemudian siswa diminta bernyanyi hingga lagu berhenti, kemudian siswa mengambil kertas berisi soal sesuai dengan tempat duduk yang mereka pilih ditempati dengan diam saat lagu berhenti, kegiatan berlangsung hingga materi pembelajaran tentang bilangan eksponensial dan akar selesai. Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa lebih antusias menerima materi ketika menggunakan metode ice breaking sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa mendapatkan perlakuan berupa ice breaking membuat siswa bersemangat dan menghilangkan kebosanan siswa terhadap matematika sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan dibandingkan dengan hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Mu'azarotul Husna tahun 2018 yang menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan ice-breaking dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Alaena Saroya (2014) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran melalui ice breaking dapat mempengaruhi hasil belajar. Terlihat adanya peningkatan nilai rata-rata pada kedua kelas, namun yang membedakan kedua kelas penelitian adalah kelas yang mendapatkan perlakuan icebreaker (godibermen) memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional. .

Siswa belum pernah mendapatkan perlakuan ice breaking sebelumnya, sehingga siswa membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran yang digunakan pada awal pertemuan. Guru diharapkan dapat memahami situasi kelas sehingga ketika siswa bosan selama proses belajar mengajar, mereka diberikan penyegaran berupa ice breaker, yang berguna untuk mengembalikan semangat siswa khususnya pada mata pelajaran. matematika. Diperlukan penelitian yang lebih mendalam untuk mengkaji pengaruh ice breaking pada mata pelajaran lain, pendekatan penelitian lain, pengukuran aspek lain, lokasi penelitian berbeda, dan tingkat pendidikan berbeda.

Pengaruh Teknik Pembelajaran Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar IPA Kelas III Mata Pelajaran MII Masyariqul Anwar 4 Layang Bumi Bandar Lampung. Pengaruh Penerapan Teknik Ice Breaker Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 20 Pontianak Selatan. Guru menyiapkan soal-soal pada materi bilangan bulat dan akar-akar ekspansif, soal-soal tersebut diletakkan di atas meja masing-masing siswa.

Siswa mentransfer manfaat pembelajaran angka urut yang dilakukan secara lisan di depan teman dan guru.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diketahui bahwa nilai t-score 10,393 > nilai t-tabel 1,697 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga H1 diterima dalam penelitian ini.

Saran

Pengaruh Penggunaan Teknik Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Quasi Eksperimental Studies. Pengaruh Penggunaan Media Poster dalam Menulis Karangan Narasi terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Meheri 04 Jember Kidul Kaliwates Jember. Pemanfaatan Jurnal Belajar Dalam Perancangan Model Alat Peraga Biologi Untuk Meningkatkan Penguasaan Konseptual Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat.

1 Daftar nama siswa kelas V-A SD Negeri 26 Mangkaca DAFTAR NAMA SISWA KELAS V-A SD Negeri 26. 2 Daftar nama siswa kelas V-B SD Negeri 26 Mangkaca DAFTAR NAMA SISWA KELAS V-B SD SEKOLAH 26 .Guru menyanyikan lagu anak-anak oleh siswa yang seumuran dan siswa akan langsung diam jika guru berhenti menyanyikan lagu tersebut.

Jika ada siswa yang melakukan gerakan tambahan, siswa tersebut harus siap menjawab soal yang telah disiapkan oleh guru. Buku Pedoman Guru Kelas 5 dan Buku Siswa Kelas 5 (Buku Tematik Kurikulum Terpadu 2013, Jakarta: Kemendikbud, 2016). Memahami pengertian dan cara mengoperasikan eksponen (persegi dua dan tiga) dan akar pangkat (akar pangkat dua dan pangkat tiga). dua dan tiga) bilangan bulat bilangan bulat.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Tabel  3.3  Kriteria Validitas
Tabel  diatas  menunjukkan  hasil  uji  validitas  pada  soal  pretest  dengan  menggunakan aplikasi SPSS 23, 8 item memiliki rhitung lebih besar dari nilai rtabel  sebesar  0,361  (taraf  signifikan  5%  dengan  n=30)  sehingga  dinyatakan  valid,
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Pretest
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kurangnya kemampuan membaca puisi siswa ini dikarenakan guru belum menemukan cara yang tepat untuk menarik minat siswa belajar membaca puisi dan guru kurang

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran yang tepat, di mana dalam proses belajar mengajar matematika guru hendaknya memberikan kesempatan yang cukup

Peran penting guru dalam proses belajar mengajar dan tuntutan abad 21 mendorong program pendidikan calon guru untuk memastikan bahwa seorang calon guru akan dapat

penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah menggunakan model untuk membantu proses belajar mengajar yang dilaksanakan, strategi pengajaran yang tepat, media

diharapkan seorang guru dapat memilih metode mengajar yang tepat. Metode pembelajaran harus bisa mendorong peserta didik untuk

Untuk mencapai hasil maksimal dalam pembelajaran diperlukan strategi yang tepat dalam penyampaiannya. Dari hasil wawancara dengan Ibu Siti Umi Kulsum selaku guru

Terkait dengan rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS maka perlu adanya solusi yang tepat untuk mencapai hasil yang maksimal, tujuan pembelajaran yang diharapkan

Dengan demikian guru dituntut agar lebih variatif dan inovatif dalam memilih metode mengajar yang tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan Berdasarkan latar belakang masalah di atas