• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sekarwangi II Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sekarwangi II Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM

PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sekarwangi II Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang

Tahun Pelajaran 2012/2013 )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh

ENENG JAMILAH NIM. 1007919

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)
(3)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ...

A. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD ... 1. Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia di SD ... 2. Tujuan Belajar Bahasa Indonesia di SD ... B. Pembelajaran Membaca Puisi di SD ... 1. Pengertian dan Unsur-unsur Membaca Puisi ... 2. Pembelajaran Membaca Puisi ... C. Metode Demonstrasi ... D. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Puisi dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di SD ... E. Penelitian yang Relevan ... 9 BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Rancangan Penelitian ... 1. Perencanaan ... 2. Tindakan Tiap Siklus ... B. Subjek Penelitian ... C. Instrumen Penelitian ... 1. Pedoman Observasi ... 2. Silabus ... 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 4. Penilaian ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

(4)

1. Tindakan Siklus I ... 2. Tindakan Siklus 2 ... D. Pembahasan Hasil Penelitian ...

1. Proses Pembelajaran Membaca Puisi dengan Metode

Demonstrasi pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 2. Hasil Belajar Membaca Puisi ... 3. Aktivitas Siswa ... 4. Aktivitas Guru ...

51 59 66

66 67 68 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS I

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS II

(6)

ABSTRAK

Eneng Jamilah. 2013. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Membaca Puisi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SDN Sekarwangi II Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang. Skripsi, Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta di lapangan yang menunjukkan rendahnya kemampuan membaca puisi siswa Sekolah Dasar. Siswa seringkali merasa malu apabila diminta membaca puisi di depan umum. Selain itu siswa kesulitan dalam mendemonstrasikan puisi serta diam apabila ditanya oleh guru. Kurangnya kemampuan membaca puisi siswa ini dikarenakan guru belum menemukan cara yang tepat untuk menarik minat siswa belajar membaca puisi dan guru kurang maksimal dalam menggunakan media pembelajaran. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kemampuan membaca puisi siswa, peneliti menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran membaca puisi. Metode ini dapat menarik minat siswa untuk belajar membaca puisi karena bersifat demonstrasi. Di samping itu metode ini dapat melatih keberanian siswa untuk membaca puisi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1)Peningkatan aktivitas anak didik dalam pembelajaran membaca puisi di kelas V SDN Sekarwangi II Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang. (2)Peningkatan kemampuan membaca puisi pada anak didik dengan mengaktifkannya untuk membangun pengetahuan berdemonstrasi

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sekarwangi II Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2012/2013, yang berjumlah 29 orang siswa.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca puisi siswa mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatkan nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran membaca puisi pada setiap siklusnya, yaitu (1) pada siklus I terdapat 18 orang siswa dinyatakan tuntas, atau 62,01% dan (2) pada siklus II terdapat 29 orang siswa dinyatakan tuntas, atau 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran membaca puisi dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Sekarwangi II Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar seharusnya membuahkan

hasil belajar berupa perubahan pengetahuan, dan keterampilan yang sejalan

dengan tujuan kelembagaan sekolah dasar. Sebagaimana dijelaskan dalam

Kurikulum 1994, bahwa penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar

bertujuan: (1) mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya

berdasarkan Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut

bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa; (2) memberi bekal

kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan

ketingkat yang lebih tinggi; dan (3) memberi bekal kemampuan dasar untuk

hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,

kemampuan dan lingkungannya (Depdikbud, 1994).

Dikaitkan dengan konteks pendidikan dasar sembilan tahun, maka fungsi

dan tujuan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar harus pula

mendukung pemilikan kompetensi tamatan sekolah dasar, yaitu pengetahuan,

nilai, sikap, dan kemampuan melaksanakan tugas atau mempunyai kemampuan

untuk mendekatkan dirinya dengan lingkungan alam, lingkungan sosial,

lingkungan budaya, dan kebutuhan daerah. Sementara itu, kondisi pendidikan

bahasa Indonesia di negara kita dewasa ini, lebih diwarnai oleh pendekatan

(8)

sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses

belajar mengajar (Suwarma, 1991; Jarolimek, 1967). Suasana belajar seperti

itu, semakin menjauhkan peran pendidikan bahasa Indonesia dalam upaya

mempersiapkan warga negara yang baik dan memasyarakat (Djahiri, 1993)

Proses belajar mengajar di SD Negeri Sekarwangi II Kecamatan

Rawamerta Kabupaten Karawang, khususnya siswa kelas V dalam

pembelajaran membaca puisi belum sepenuhnya menguasai dengan baik.

Kegagalan pembelajaran membaca puisi mencapai 75% lebih. Sebagai

gambaran antara lain, siswa membaca puisi dengan pelafalan kata dan intonasi

yang kurang tepat dan siswa yang berani tampil secara sukarela tidak ada.

Apabila hal ini tidak segera diperbaiki maka yang menjadi salah satu tujuan

dari kurikulum yaitu membaca puisi dengan artikulasi yang tepat tidak akan

tercapai.

Penyebab siswa belum sepenuhnya menguasai dengan baik, ini bisa terjadi

karena guru dalam mengajar hanya menggunakan metode ceramah saja. Guru

hanya menjelaskan apabila membaca puisi intonasinya harus benar, vokalnya

harus jelas serta berekspresi yaitu sesuai dengan isi puisi yang dibacakan tanpa

mendemonstrasikan secara langsung, sehingga pada saat siswa disuruh tampil

tidak berani karena takut apabila tampilannya tidak baik akan ditertawakan

temannya atau dimarahi guru, merasa malu sehingga pada saat membaca puisi

menundukkan kepalanya, dan kurang percaya diri sehingga pada saat membaca

puisi suaranya tidak bisa didengar oleh temannya yang duduk di bangku

(9)

Pembangkit motivasi siswa agar menyukai pembacaan puisi dapat

ditempuh dengan langkah-langkah: mengajak siswa berdiskusi tentang puisi

yang akan dibacakan, siswa bisa melihat guru sebagai model langsung dengan

kata lain dapat menggunakan metode demonstrasi.

Sejalan dengan hal tersebut Arsyad (2002: 5) mengemukakan bahwa

kondisi pembelajaran sastra sejauh ini sangatlah kurang memuaskan. Hal ini

dirasakan oleh banyak kalangan seperti: sastrawan, pemerhati sastra,

masyarakat, siswa, dan bahkan juga kalangan guru sastra sendiri. Karena

pembelajaran sastra itu merupakan suatu sistem, keberhasilan dan kegagalan

pembelajaran sastra dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti: kurikulum

sastra di sekolah, sarana dan prasarana, pengadaan buku dan perpustakaan,

minat baca, iklim bersastra, metode, dan sebagainya. Berdasarkan fenomena

yang terurai di atas motivasi penulis mengkaji tentang metode dalam

pembelajaran deklamasi puisi dengan memilih Metode Demonstrasi.

Permasalahan ini diangkat untuk menyelesaikan segala isu pembelajaran

deklamasi puisi sekarang ini yang dianggap bahwa siswa kurang berminat

terhadap deklamasi puisi. Melalui metode demonstrasi sebagai sasaran

penelitian ini, dapat ditemukan tentang metode pembelajaran puisi di sekolah

dasar.

Berkaitan dengan pembelajaran membaca puisi, metode demonstrasi dapat

dijadikan pilihan yang paling tepat dan efektif. Kelebihan metode ini dalam

pembelajaran membaca puisi adalah; (1) Siswa dapat secara langsung

(10)

mengetahui pelafalan kata, intonasi dalam membaca puisi dengan baik, (3)

Siswa dapat secara langsung mengetahui pentingnya interpretasi, penampilan

ketika membaca puisi, (4) Suasana kelas akan lebih hidup karena

menghilangkan kejenuhan serta dapat dijadikan sebagai hiburan.

Sedangkan kelemahan metode ini antara lain; (1) Siswa cenderung meniru

model tanpa kreatifitas sendiri, (2) Siswa menganggap model adalah yang

paling baik, (3) Tidak setiap guru menjadi model yang baik dan tidak mudah

mencari model yang baik di luar guru.

Pemilihan metode demonstrasi merupakan tantangan bagi guru. Guru akan

menjadi model di depan kelas, dengan demikian guru akan berusaha

meningkatkan kualitas diri. Penyajian pembelajaran yang dipersiapkan dengan

baik akan mendapat respon dari siswanya. Dengan penyajian berulang-ulang

dan selalu menarik akan menimbulkan motivasi siswa terhadap minat

membaca puisi. Proses belajar mengajar di SD Negeri Sekarwangi II

Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang, khususnya siswa kelas V dalam

pembelajaran membaca puisi belum sepenuhnya menguasai dengan baik.

Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk

memenuhi tuntutan tersebut adalah metode pembelajaran demonstrasi. Yang

dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana guru

melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta

menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di

(11)

Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran

Membaca Puisi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan

”Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca puisi siswa kelas V SD

Negeri Sekarwangi II melalui penerapan metode demonstrasi? ”.

Secara khusus rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan

kemampuan membaca puisi di kelas V SDN Sekarwangi II Kecamatan

Rawamerta Kabupaten Karawang ?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca puisi di kelas V SDN

Sekarwangi II Kecamatan Rawamerta melalui penerapan metode

demonstrasi ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan

kemampuan membaca puisi di kelas V SDN Sekarwangi II Kecamatan

(12)

2. Mengetahui peningkatan kemampuan membaca puisi di kelas V SDN

Sekarwangi II Kecamatan Rawamerta melalui penerapan metode

demonstrasi.

D.Manfaat Penelitian

Adapun maksud diadakannya penelitian ini diharapkan dapat bagi:

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan keaktifan masing-masing siswa dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia khususnya membaca puisi.

b. Meningkatkan minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran Bahasa

Indonesia khususnya membaca puisi.

c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam hal membaca puisi.

d. Memberikan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan.

2. Bagi Pendidik

a. Sebagai upaya mengembangkan kreativitas dalam hal memilih metode

dan strategi pembelajaran.

b. Mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

c. Memberikan pengalaman baru dalam hal kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi Lembaga/ Sekolah

a. Dapat dijadikan sebagai tolok ukur proses dan hasil belajar atau prestasi

sekolah pada umumnya.

b. Dapat digunakan untuk meningkatkan mutu para pendidik dan peserta

(13)

c. Menjadikannya sebagai eksperimentasi pengembangan kurikulum dalam

mengembangkan inovasi metode dan strategi pembelajaran.

4. Bagi Peneliti

a. Sebagai usaha meningkatkan kemampuan sebagai pendidik yang

mempunyai dedikasi tinggi.

b. Mengembangkan kreativitas untuk memberikan kemampuan terbaik bagi

peserta didik.

E.Definisi Operasional

Pada penelitian tindakan kelas ini terdapat istilah yang definisi

operasionalnya sebagai berikut:

1. Peningkatan Kemampuan

Peningkatan adalah suatu usaha untuk melaksanakan kegiatan yang

lebih baik dari yang telah dilaksanakan. Peningkatan kemampuan berarti

suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan agar lebih baik dari

sebelumnya.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan

sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).

Metode demonstrasi dalam penelitian ini adalah metode mengajar yang

(14)

objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses

tertentu dalam pembacaan puisi.

3. Kemampuan Membaca Puisi

Puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan

cermat sehingga mampu meningkatkan kesadaran orang akan suatu

pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan

makna khusus. Adapula yang mengatakan puisi adalah karangan bahasa

yang khas yang memuat pengalaman yang disusun secara khas pula.

Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa

yang telah diberi makna yang ditafsirkan secara estetik. Puisi juga dapat

disebut sebagai karya seni yang puitis karena puisi dapat membangkitkan

perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, atau dapat

pula menimbulkan keharuan.Haryadi (1996:113)

Puisi yang dimaksud adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan

ditata dengan cermat sehingga mampu meningkatkan kesadaran orang akan

suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi,

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat

reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan

(Mukhlis, 2000: 3).

Sedangkan menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki

kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan

praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan

penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru

(Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis

dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang

satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),

(16)

Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,

tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan

tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

1. Perencanaan

Penelitian tindakan (action research) adalah suatu bentuk penelitian

yang dilakukan oleh guru untuk meneliti sendiri praktek pembelajaran

yang dilakukan dikelas. Dalam penelitian tindakan kelas, guru dan peneliti

secara kolaboratif juga dapat melakukan penelitian terhadap proses atau

produk pembelajaran secara reflektif di kelas.

Penelitian tindakan juga menjembatani kesenjangan antara teori dan

praktik pendidikan. Hal ini terjadi karena setelah meneliti kegiatanya

sendiri, yakni didalam kelas dengan melibatkan siswanya dengan melalui

tindakan tindakan yang direncanakan.

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan cara kolaborasi yaitu

penelitian yang melibatkan orang lain disamping peneliti yaitu sebagai

observer. Peneliti ini menggunakan alur tahapan (perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi disajikan dalam dua siklus). Setelah terlebih dahulu

diperoleh permasalahan utama tentang bagaimana meningkatkan

kemampuan membaca ekspresif puisi siswa kelas V SDN Sekarwangi II

Kecamatan Rawamerta melalui penerapan metode demonstrasi. Penelitian

(17)

a. Siklus Penelitian

Setiap siklus dilaksanakan dengan urutan kegiatan yang hampir

sama hanya saja siklus berikutnya mempunyai unsur penyempurnaan

dari kekurangan pada siklus sebelumnya. Adapun urutan tindakan yang

akan dilakukan sebagai berikut:

1) Perencanaan Tindakan

Penelitian dilakukan bersama seorang observer yaitu dengan kepala

sekolah. Peneliti dan observer mengidentifikasi permasalahan

bagaimana meningkatkan kemampuan membaca puisi . Peneliti dan

observer merumuskan hipotesis tindakan. Sehingga hipotesis

tindakan yang dirumuskan bersifat tentatif yang menetapkan dan

merumuskan rancangan yang didalamnya meliputi :

a) Menetapkan kompetensi dasar pembelajaran Bahasa Indonesia

yang akan diterapkan dengan metode demonstrasi

b) Menyusun rancangan metode pembelajaran yang akan

dilaksanakan

c) Menyusun instrumen penelitian ( Silabus, RPP, Penilaian dan

LKS )

d) Menyusun rencana pengelolaan data

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

(18)

a) Peneliti melakukan pembelajaran untuk melaksanakan desain

pembelajaran Bahasa Indonesia ( membaca puisi ) dengan

menggunakan metode demonstrasi.

b) Observer melakukan pengamatan secara sistematis tehadap

kegiatan yang dilakukan peneliti kegiatan pengamatan dilakukan

komprehensif dengan memanfaatkan alat perekam dan pedoman

pengamatan.

3) Refleksi

Peneliti dan observer mendiskusikan hasil tindakan pengamatan

yang yelah dilakukan meliputi : analisis, sintesis, pemaknaan,

penjelasan, dan penyimpulan data dan informasi yang berhasil

dikumpulkan. Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektifitas

metode demonstrasi dalam meningkatkan kemampuan membaca

puisi dan kemudian menganalisa pemasalahan yang muncul di

lapangan yang selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk melakukan

perencanaan pembelajaran yang akan digunakan pada siklus

berikutnya.

b. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini tidak terlepas dari teknik pengumpulan data

yang akan digunakan, karena penelitian ini merupakan suatu usaha

yang sengaja direncanakan, untuk memperoleh data yang sesuai dengan

tujuan yang telah ditentukan sebelumnyan maka perlu teknik

(19)

Penggunaan teknik dokumentasi dilaksanakan dengan

pertimbangan : sebagai alat yang tepat dan cepat untuk mencatat hasil

observasi dan inteview dapat mengetahui langsung keadaan yang sesuai

dengan siswa.

c. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode

penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai

dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi

belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa

terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan

dengan cara melakukan observasi terhadap hasil pembacaan puisi siswa

baik selama atau sesudah pembelajaran berlangsung.

Kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) untuk mata pelajaran Bahasa

Indonesia di kelas V SDN Sekarwangi II adalah 65 dan standar

(20)

2. Tindakan Tiap Siklus

a. Pra Siklus

Kegiatan pra siklus dilaksanakan untuk mengetahui input/ masukan

tentang kemampuan awal siswa dalam membaca puisi.

Pembelajaran dilaksanakan dengan metode konvensional yakni

ceramah bervariasi. Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data

berupa nilai kemampuan siswa membaca puisi.

b. Siklus 1

Siklus pertama dilaksanakan dengan menerapkan metode

demonstrasi tunggal oleh guru. Kegiatan pembelajaran diawali dengan

apersepsi dan motivasi kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi cara

membaca puisi yang benar oleh guru. Beberapa siswa diberi

kesempatan untuk mendemonstasikan membaca setelah melihat

demonstrasi guru.

Bentuk tes yang dilaksanakan adalah performance tes. Pada

pelaksanaan siklus 1 ini peneliti menggunakan media berupa puisi

bergambar untuk menarik perhatian siswa. Secara detail dapat dilihat

pada Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus 1 berikut ini :

1) Kegiatan Awal ( 5 menit )

a) Guru

(1) Memberikan Salam

(2) Mengabsen Siswa

(21)

(4) Memperlihatkan sebuah puisi yang telah dipersiapkan

b) Siswa

(1) Menjawab Salam

(2) Memperhatikan puisi yang diperlihatkan oleh guru

2) Kegiatan Inti ( 50 menit )

a) Guru

(1) Menyampaikan teknik membaca puisi

(2) Mendemonstrasikan cara membaca puisi dengan benar

(3) Membimbing, mengobservasi dan menilai siswa

(4) Memberikan masukan terhadap pembecaan puisi siswa

b) Siswa

(1) Membaca puisi dengan bimbingan guru

(2) Mendemonstrasikan pembacaan puisi dengan cara maju ke

depan kelas satu persatu.

(3) Mendengar atau bertanya penjelasan guru tentang membaca

puisi

3) Kegiatan Akhir ( 15 menit )

a) Guru

(1) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan

(2) Menunjuk beberapa siswa untuk membaca puisi di depan

kelas

(22)

b) Siswa

(1) Bersama guru menarik kesimpulan

(2) Mendengarkan pembacaan puisi dari temannya yang ada di

depan kelas

(3) Menjawab salam

Setelah kegiatan pembelajaran berakhir, maka peneliti mengadakan

analisis data dilanjutkan refleksi bersama observer ( supervisor ) untuk

menentukan langkah selanjutnya yang akan dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

c. Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan dengan menggunakan demonstrasi oleh

narasumber. Narasumber berasal dari guru yang memang mempunyai

kemampuan membaca puisi yang baik. Penggunaan narasumber

dimaksudkan untuk memberikan masukan lebih variatif pada siswa

dalam membaca puisi.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi dan motivasi

dilanjutkan dengan demonstrasi membaca puisi ekspesif oleh

narasumber. Setelah demonstrasi oleh narasumber siswa diberi

kesempatan untuk membaca puisi yang kemudian langsung diberi

masukan oleh narasumber dan guru.

Diakhir pembelajaran kembali peneliti mengumpulkan data

kemampuan siswa membaca ekspresif puisi. Secara detail dapat dilihat

(23)

1) Kegiatan Awal ( 5 menit )

a) Guru

(1) Memberikan Salam

(2) Mengabsen Siswa

(3) Memberikan Apersepsi

(4) Memperlihatkan sebuah puisi yang telah dipersiapkan

b) Siswa

(1) Menjawab Salam

(2) Memperhatikan puisi yang diperlihatkan oleh guru

2) Kegiatan Inti ( 50 menit )

a) Guru

(1) Menyampaikan teknik membaca puisi

(2) Mendemonstrasikan cara membaca puisi dengan benar

(3) Membimbing, mengobservasi dan menilai siswa

(4) Memberikan masukan terhadap pembecaan puisi siswa

b) Siswa

(1) Membaca puisi dengan bimbingan guru

(2) Mendemonstrasikan pembacaan puisi dengan cara maju ke

depan kelas satu persatu.

(3) Mendengar atau bertanya penjelasan guru tentang membaca

(24)

3) Kegiatan Akhir ( 15 menit )

a) Guru

(1) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan

(2) Menunjuk beberapa siswa untuk membaca puisi di depan

kelas

(3) Memberikan Salam

b) Siswa

(1) Bersama guru menarik kesimpulan

(2) Mendengarkan pembacaan puisi dari temannya yang ada di

depan kelas

(3) Menjawab salam

Setelah pembelajaran analisis dilakukan untuk kemudian

direfleksikan.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SDN Sekarwangi II

Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang yang berjumlah 29 siswa terdiri

dari 16 laki-laki dan 13 perempuan. Adapun pokok bahasan yang

(25)

C. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pedoman Observasi

Observasi adalah metode untuk menyelidiki subyek yang diteliti,

maka peneliti dapat mengadakan penelitian secara langsung atau tidak

langsung terhadap gejala subyek yang diteliti. Sri Aji Surjadi

Prawiradiharja (1973; 38) dalam teraspembelajaran.blogspot.com,

mengemukakan pendapatnya bahwa,

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara fistuasi fakta, dan gejala yang diteliti, ini observasi dalam arti sempit, sedangkan observasi secara luas (dalam arti luas) adalah pengamatan yang dilakukan dengan cara indera dan pencatatan secara langsung maupun tidak langsung dalam waktu dan tempat tertentu dimana fakta, data dan gejala tersebut dikemukakan.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian ini adalah

aktivitas siswa dan kegiatan guru dalam penerapan metode demonstrasi

2. Silabus

Silabus yang digunakan adalah silabus yang sesuai dengan kurikulum

tingkat satuan pendidikan yang berlaku di SDN Sekarwangi II Kecamatan

Rawamerta Kabupaten Karawang. ( Terlampir )

3. Rencana Pelaksaaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat sebanyak tatap muka yang

akan dilaksanakan. Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan

(26)

4. Penilaian

Penilaian dilaksanakan pada saat pembelajaran ( penilaian proses )

dan di akhir pembelajaran ( penilaian hasil ). Penilaian proses

dilaksanakan guna memperoleh nilai terhadap proses kerja siswa. Dalam

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

penilaian tidak hanya pada hasil tetapi pada proses juga.

Lembar Observasi yang dipakai dalam penilain membaca puisi

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Lembar Observasi Penilaian Membaca Puisi

No Nama Siswa

Kriteria Penilaian

Nilai

A B C

Vokal Artikulasi Jeda Intonasi

2

C : Teknik Penyajian (Vokal, Artikulasi, Jeda, Intonasi)

5. Dokumentasi

Yang dimaksud dengan dokumentasi ialah barang bukti yang

berbentuk tulisan maupun cetakan dan mempunyai hubungan dengan

permasalahan yang diselidiki. Karena itu dokumentasi merupakan suatu

(27)

sebelumnya. Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan kemampuan

membaca puisi siswa kelas V SDN Sekarwangi II Kecamatan Rawamerta

Kabupaten Karawang tahun pelajaran 2012-2013.

2. Hasil penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran puisi jelas

tergambar dari nilai yang dicapai oleh siswa pada siklus I dan siklus II.

Pada siklus I hanya terdapat 18 siswa ( 62,01% ) yang mencapai KKM

sedangkan pada siklus II terdapat 29 siswa ( 100% ) yang mencapai KKM.

B. Saran

Melalui Kepala Sekolah, peneliti menyarankan kepada Guru dan Siswa

agar :

1. Untuk Guru

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas beberapa hal yang sebaiknya

dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan

meningkatkan penguasaan materi pelajaran membaca puisi kepada siswa

(29)

a. Guru hendaknya menggunakan metode demonstrasi sesuai dengan

materi pelajaran. Penggunaan metode yang monoton, misalnya

metode ceramah saja secara terus menerus akan membuat siswa jenuh

dan kurang memperhatikan pelajaran.

b. Guru hendaknya mengadakan latihan-latihan yang cukup dalam

pembelajaran puisi dan dapat mendemonstrasikan di depan kelas.

c. Guru hendaknya memperhatikan waktu belajar siswa dirumah, seperti

dengan memberi tugas kelompok dirumah. Sehingga waktu dirumah

siswa banyak yang digunakan untuk mengerjakan PR di banding

untuk bermain.

d. Guru hendaknya menyempatkan sedikit waktu untuk mengunjungi

kerja kelompok siswa di rumah agar siswa merasa semangat dan rajin

(30)

DAFTAR PUSTAKA

An. 2011. Pedoman Penulisan Karya Tulis. Bandung: UPI Press

Abimanyu, Soli. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas

Djamarah, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Dimyati ,dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Haryadi, Zamzani.1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.

Riris, Sarumpaet. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

http://teoripembelajaran.blogspot.com

http://teraspembelajaran.blogspot.com

http://ajib-elang.blogspot.com

Mulyani Sumantri, Johar Permana.2001.Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Maulana

Syah.1995.Psikologi Pendidikan Suatu Pengantar Baru. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Aminudin.1987.Pengantar Apresiasi Karya Sastra: Sinar Baru.

Sudjana.1990.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Gambar

Tabel 3.1 Lembar Observasi Penilaian Membaca Puisi

Referensi

Dokumen terkait

POKJA KONSULTANSI DAN

penyesuaian yang dilakukan oleh pekerja yang merasakan nyeri dengan postur kerjanya dengan melakukan relaksasi 5-10 menit serta peregangan terhadap tubuh

south america, brazil, argentina, peru, spain, portugal, independence, catholic, incas, amazon river..

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Potensi Fisik, Sosial dan Ekonomi untuk Pengembangan Hutan Rakyat di Kabupaten Sukabumi adalah karya saya dengan arahan dari

Kualitas bahan, komposisi dan harga yang berbeda antara kampas rem Indoparts dan Yamaha Genuine Parts juga berpengaruh terhadap laju keausan, Secara ekonomis

[r]

Pada model bisnis industri kulit samoa, aliran pendapatan yang masuk ke dalam perusahaan adalah melalui penjualan produk dengan mitra industri..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi di setiap variable independen yaitu keunikan masakan, kualitas masakan, harga dan lokasi terhadap variable dependenya itu