PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP KECEMASAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PRANGAT
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
MANUSKRIP
Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Sarjana Terapan Kebidanan
KUSWANINGSIH NIM. PO7224319016
KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Kecemasan Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai
Kartanegara
Kuswaningsih
1*, Jasmawati
2, Lukman Nulhakim
3*Penulis Korespondensi : Kuswaningsih, Jurusan Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan Samarinda, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, Indonesia
E-mail : [email protected], Phone : +6281346242827
Intisari
Latar belakang :Salah satu Puskesmas di Kabupaten Kutai Kartanegara yang kejadian ibu hamil yang menderita hipertensi cukup tinggi terletak di wilayah kerja Puskesmas Prangat. Ketidakstabilan emosi ibu hamil dengan hipertensi mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan, salah satunya secara nonfarmakologi berupa intervensi teknik relaksasi nafas dalam.
Relaksasi napas dalam adalah pernafasan pada abdomen dengan frekuensi lambat serta perlahan, berirama, dan nyaman dengan cara memejamkan mata saat menarik nafas. Efek dari terapi ini ialah distraksi atau pengalihan perhatian..
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara.
Desain penelitian :Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental menggunakanquasi experimental. Pendekatan penelitian one group pre test and post test design tanpa menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien ibu hamil yang hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara berjumlah 18 orang. Analisis data menggunakan uji t berpasangan.
Hasil penelitian : Skor rata-rata tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam yaitu 15,89 dengan kriteria tingkat kecemasan ringan dan sedang yang masing-masing berjumlah 9 orang (50%). Kemudian sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam mengalami penurunan menjadi 11,22, dengan kriteria sebagian besar tingkat kecemasan ringan berjumlah 9 orang (50%), kemudian tidak ada gejala berjumlah 5 orang (27,8%) dan tingkat kecemasan sedang berjumlah 4 orang (22,2%).
Kesimpulan penelitian : Terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi.
Kata Kunci : Relaksasi Nafas Dalam, Kecemasan, Ibu Hamil, Hipertensi.
1. Mahasiswa jurusan kebidanan samarinda, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur 2. Dosen jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
3. Dosen jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
The Effect of Deep Breath Relaxation Techniques on Anxiety in Pregnant Women with Hypertension in Prangat Health Center
Kutai Kartanegara Regency
Kuswaningsih
1*, Jasmawati
2, Lukman Nulhakim
3*Corresponding Author : kuswaningsih, department of Midwifery Samarinda, Polytechnic Ministry of Health of East Kalimantan, Indonesia
E-mail : [email protected], Phone : +6281346242827
Abstract
Background: One of the Puskesmas in Kutai Kartanegara District where the incidence of pregnant women suffering from hypertension is quite high located in the working area of the Prangat Puskesmas. The emotional instability of pregnant women with hypertension affects the anxiety level of pregnant women. Many efforts can be done to reduce anxiety, one of which is in the form of nonpharmacology in the intervention of deep breathing relaxation techniques. Deep breathing relaxation is slow, slow, rhythmic, comfortable breathing of the abdomen by closing the eyes when inhaling. The effect of this therapy is distraction or distraction.
Objective: To determine the effect of deep breathing relaxation techniques on anxiety in pregnant women with hypertension at Prangat Puskesmas, Kutai Kartanegara Regency.
Design: This type of research is experimental research using quasi experimental. One group research approach is pre-test and post-test design without using a comparison (control) group. The population in this study were patients with hypertensive pregnant women in the Prangat Health Center in Kutai Kartanegara Regency totaling 18 people.
Data analysis using paired sampel t test.
Result: The average score of anxiety levels in pregnant women with hypertension before performing deep breathing relaxation techniques is 15.89 with criteria of mild and moderate anxiety, each of which amounted to 9 people (50%). Then after performing deep breathing relaxation techniques decreased to 11.22, with the criteria of most mild anxiety levels amounted to 9 people (50%), then there were no symptoms amounted to 5 people (27.8%) and moderate anxiety levels amounted to 4 people ( 22.2%).
Conclusion: There is an effect of deep breathing relaxation techniques on anxiety in pregnant women with hypertension.
Keywords: Deep Breath Relaxation, Anxiety, Pregnant Women, Hypertension.
1. Student midwifery Samarinda, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan 2. Lecturer of Midwifery major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan 3. Lecturer of Nursing major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi termasuk dalam masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO (World Health Organization) pada tahun 2015 jumlah kasus hipertensi ada 839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29%
dari total penduduk dunia. Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan karena terjadi perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca persalinan, hipertensi pada ibu hamil (12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lain (7%) (WHO, 2015).
Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2015 terdapat 536.000 ibu hamil meninggal akibat hipertensi dalam kehamilan. Kejadian ini terjadi hampir di seluruh dunia. Angka Kematian Ibu (AKI) di Asia Tenggara berjumlah 35 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil laporan WHO pada tahun 2015 juga menyatakan bahwa di Indonesia AKI tergolong tinggi dengan 420 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).
Hasil dari SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2017, menyatakan bahwa sepanjang tahun 2013-2017 kasus kematian ibu
melonjak naik. Pada tahun 2017 AKI mencapai 359 per 100.000 penduduk atau meningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2013, yaitu sebesar 228 per 100.000 penduduk. Hal ini disebabkan karena terjadinya bumil risti (ibu hamil dengan risiko tinggi) yang salah satunya adalah terkena hipertensi dalam kehamilan (SDKI, 2017).
Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, hipertensi menjadi penyakit terbanyak yang diderita di daerah tersebut. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara (2018) pada tahun 2015 terdapat 34,3% ibu hamil yang menderita hipertensi, tahun 2016 terdapat 36,2% ibu hamil yang menderita hipertensi, tahun 2017 terdapat 38,1% ibu hamil yang menderita hipertensi dan tahun 2018 terdapat 39,6% ibu hamil yang menderita hipertensi. Salah satu Puskesmas di Kabupaten Kutai Kartanegara yang kejadian ibu hamil yang menderita hipertensi cukup tinggi terletak di wilayah kerja Puskesmas Prangat.
Ibu hamil khususnya kehamilan pertama yang akan menghadapi persalinan mengalami cemas bahkan stress, karena kondisi emosional ibu hamil yang labil saat menghadapi persalinan berupa rasa tegang di otot dan kelelahan, terutama di otot-otot dada, leher dan punggung, gelisah serta gangguan tidur dan keluhan pada
perut. Labilitas emosi tersebut dapat juga ditunjukkan dengan menangis tanpa sebab bahkan beberapa waktu bisa tertawa.
(Kartono, 2018). Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan, salah satunya secara nonfarmakologi berupa intervensi teknik relaksasi nafas dalam. Relaksasi napas dalam adalah pernafasan pada abdomen dengan frekuensi lambat serta perlahan, berirama, dan nyaman dengan cara memejamkan mata saat menarik nafas. Efek dari terapi ini ialah distraksi atau pengalihan perhatian.
Penelitian ini menggunakan penatalaksanaan nonfarmakologis terapi relaksasi nafas dalam untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi, dikarenakan terapi relaksasi nafas dalam dapat dilakukan secara mandiri, relatif mudah dilakukan dari pada terapi nonfarmakologis lainnya, tidak membutuhkan waktu lama untuk terapi, dan dapat mengurangi dampak buruk dari terapi farmakologis bagi pibu hamil dengan hipertensi. Penelitian terdahulu yang dilakukan Sudaryani (2017) menunjukkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam dapat meurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan pre-eklampsia di RSUD Kebumen.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimental dengan desain menggunakan quasi experimental (eksperimen semu) tanpa pembanding atau eksperimen pura-pura. Pendekatan yang dilakukan teknik one group pre test and post test design. Perlakuan latihan relaksasi napas dalam dilakukan selama 2 kali sehari selama 2 minggu. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien ibu hamil yang hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara berjumlah 18 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Instrumen penelitian meliputi kuesioner skala HARS.
Analisis data yang dilakukan yaitu analisis bivariat menggunakan uji t berpasangan (paired sampel t test).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Karakteristik Responden
Mengidentifikasi karakteristik ibu hamil yang hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan umur responden, umur kehamilan, pendidikan dan pekerjaan dilakukan dengan analisis univariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Karakteristik Ibu Hamil yang Hipertensi
Karakteristik
Responden Jumlah Persentase (%) Umur Responden
21-30 tahun 13 72,2
≥ 31 tahun Umur Kehamilan
20-25 minggu 26-30 minggu Pendidikan SD SMP SMA
Perguruan tinggi
5
11 7
1 2 11
4
27,8
61,1 38,9
5,6 11,1 61,1 22,2 Pekerjaan
IRT PNS Swasta Pedagang Petani/Nelayan
10 2 1 3 2
55,6 11,1 5,6 16,7 11,1
Jumlah Responden 18 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik ibu hamil yang hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar umur antara 21-30 tahun berjumlah 13 orang (72,2%), umur kehamilan antara 20-25 minggu berjumlah 11 orang (61,1%), pendidikan terakhir tamat SMA berjumlah 11 orang (61,1%) dan pekerjaan sebagai IRT berjumlah 10 orang (55,6%).
Tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam
Tabel 2. Rata-rata skor tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam
Variabel Mean SD Min- Max
95%
CI Tingkat
Kecemasan
15,89 6,220 9-25 13,66- 18,89
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa skor rata-rata tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu 15,89, dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam
Variabel Kriteria N %
Tingkat Kecemasan
Ringan Sedang
9 9
50 50
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kriteria tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat tingkat kecemasan ringan dan sedang yang masing-masing berjumlah 9 orang (50%).
Tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam
Tabel 4. Rata-rata skor tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam
Variabel Mean SD Min-
Max 95%CI Tingkat
Kecemasan
11,22 4,870 6-22 9,11- 13,44
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa skor rata-rata tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu 11,22, dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 5. Kriteria tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam
Variabel Kriteria N %
Tingkat Kecemasan
Tidak ada Gejala Ringan Sedang
5 9 4
27,8 50 22,2
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kriteria tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar tingkat kecemasan ringan berjumlah 9 orang (50%), kemudian tidak ada gejala berjumlah 5 orang (27,8%) dan tingkat kecemasan sedang berjumlah 4 orang (22,2%) .
Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil
dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara.
Tabel 6. Uji normalitas tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum dan sesudah melakukan teknik relaksasi
nafas dalam
Varia
bel Penguk
uran Mean Median 95%
CI p
Tingk Keceat masan
Sebelum (Pre) Sesudah
(Post)
15,89
11,22 15
10
12,80- 18,98 8,80- 13,64
0,080
0,070
Berdasarkan tabel uji normalitas di atas diperoleh nilai signifikansi untuk tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara nilai signifikansi 0,080 > 0,05 yaitu data berdistribusi normal. Begitupula tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara nilai signifikansi 0,070 > 0,05 yaitu data berdistribusi normal. Sehingga data baik sebelum maupun setelah dilakukan tindakan pada kelompok intervensi yaitu berdistribusi normal yang berarti syarat uji t berpasangan (paired sampel t test) terpenuhi.
Hasil analisis pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 7. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Kecemasan Pada Ibu
Hamil Dengan Hipertensi
Variab el
Peng ukur an
Mean
±SD
Beda
Mean t p
Kecem asan Pre
Post
2,50±0, 514 1,94±0,
725
0,56 4,610 0,000
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh beda mean kelompok intervensi antara kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam dengan kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam sebesar 0,56 dan p value 0,000 < 0,05, yang artinya Ha diterima yaitu terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara diketahui bahwa nilai beda mean kelompok intervensi antara kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam dengan kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi setelah melakukan teknik
relaksasi nafas dalam sebesar 0,56 dan p value 0,000 < 0,05, yang artinya Ha diterima yaitu terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara.
Untuk skor rata-rata tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu 15,89 dengan kriteria tingkat kecemasan ringan dan sedang yang masing-masing berjumlah 9 orang (50%).
Kemudian skor rata-rata tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami penurunan menjadi 11,22, dengan kriteria sebagian besar tingkat kecemasan ringan berjumlah 9 orang (50%), kemudian tidak ada gejala berjumlah 5 orang (27,8%) dan tingkat kecemasan sedang berjumlah 4 orang (22,2%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Sudaryani (2017) menunjukkan bahwa setelah dilakukan penerapan teknik distraksi relaksasi (nafas dalam) ibu merasa nyamn dan rileks, sehingga terjadi penurunan tekanan darah meskipun tidak
signifikan. Maka teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan pre- eklampsia. Didukung pula Ayumi (2014) menunjukkan bahwa ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di Puskesmas Kendit Kecamatan Kendit Situbondo.
Kehamilan pada umumnya merupakan ujian berat bagi seorang wanita dan menimbulkan ketakutan serta kecemasan pada dirinya. Kecemasan yang timbul biasanya akibat informasi yang salah mengenai kehamilan dan kelahiran, harapan yang ada dalam pemikirannya dan penolakan bayi dalam kandungannya.
Gangguan suasana perasaan dan kecemasan pada ibu merupakan faktor terjadinya pre-eklampsia. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan resiko hipertensi adalah tingkat kecemasan pada ibu hamil.
Ibu hamil yang mengalami kecemasan akan meningkatakan resiko pre-eklampsia.
Pada ibu hamil dengan pre-eklampsia dibutuhkan cara untuk mengatasi kecemasan dalam menghadapi persalinan, hal ini melibatkan strategi coping untuk mengatasi keadaan dari situasi yang menekan, menantang atau mengancam.
Disisi lain perawat berperan besar dalam penanggulangan hipertensi melalui pendekatan non farmakologi. Intervensi yang termasuk dalam pendekatan non
farmakologis salah satunya adalah dengan teknik ditraksi relaksasi (nafas dalam).
Melakukan distraksi relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Hal ini dikarenakan nafas dalam merupakan suatu usaha untuk inspirasi dan ekspirasi sehingga berpengaruh terhadap peregangan kardiopulmonal (Sudaryani, 2017).
Relaksasi nafas dalam adalah suatu teknik merilekskan ketegangan otot yang dapat membuat pasien merasa tenang dan bisa menghilangkan dampak psikologis stres pada pasien. Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana
menghembuskan nafas dalam secara perlahan (Teti, 2015). Menurut Smeltzer &
Bare (2002) dalam Teti (2015) tujuan teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stres fisik maupun emosional yaitu menurunkan kecemasan.
Penatalaksanaan nonfarmakologis terapi relaksasi nafas dalam untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi, dikarenakan terapi relaksasi nafas dalam dapat dilakukan
secara mandiri, relatif mudah dilakukan dari pada terapi nonfarmakologis lainnya, tidak membutuhkan waktu lama untuk terapi, dan dapat mengurangi dampak buruk dari terapi farmakologis bagi pibu hamil dengan hipertensi. Ketidakstabilan emosi ibu hamil dengan hipertensi mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil. Ibu hamil dengan hipertensi berpotensi terkena hipertensi kronis setelah masa kehamilannya selesai. Hipertensi kronis sendiri dikaitkan dengan banyak sekali penyakit, misalnya stroke dan penyakit jantung koroner. Adapun aliran darah plasenta yang tidak lancar menyebabkan janin tidak mendapat suplai oksigen dan nutrisi yang memadai selama masa kehamilan. Akibatnya bisa timbul pertumbuhan janin terhambat. Selain itu, hipertensi juga menyebabkan berbagai kerugian lainnya pada janin, misalnya timbulnya abruptio plasenta, kelahiran prematur dan kematian janin dalam kandungan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti berasumsi bahwa terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga perlakuan teknik relaksasi nafas dalam secara rutin yaitu 2 kali sehari selama 2 minggu dengan waktu kurang lebih 10 menit efektif menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan
hipertensi karena relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Hal ini dikarenakan nafas dalam merupakan suatu usaha untuk inspirasi dan ekspirasi sehingga berpengaruh terhadap peregangan kardiopulmonal.
Kesimpulan
1. Ibu hamil dengan hipertensi sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar mengalami kecemasan dengan tingkat kecemasan ringan dan sedang, sehingga perlu diberikan intervensi berupa teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan tingkat kecemasan.
2. Setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar tingkat kecemasan ibu hamil dengan hipertensi mengalami penurunan menjadi tidak cemas dan ringan, sehingga teknik relaksasi nafas dalam mampu merilekskan ketegangan otot yang dapat membuat ibu hamil dengan hipertensi merasa tenang.
3. Terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga semakin baik teknik relaksasi nafas dalam dilakukan ibu hamil dengan hipertensi mampu menurunkan tingkat kecemasan.
Saran
1. Bagi bidan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai inovasi dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi dengan menggunakan teknik relaksasi nafas sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi.
2. Bagi responden, perlu mempraktekkan lebih lanjut teknik relaksasi nafas untuk menurunkan kecemasan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dan data masukan sebagai intervensi pembanding dengan intervensi lainnya dalam menurunkan kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, H.N. (2014). Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Hipertensi Di Puskesmas Kendit Kecamatan Kendit Situbondo. Laporan Penelitian. Situbondo.
Ayumi, Amalia Arinda Nur. (2014).
Pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di Puskesmas Kendit Kecamatan Kendit Situbondo. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Bandiara, R. (2018). An Update Management Concept in Hypertension. Sub Bagian Ginjal Hipertensi Bag. Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD/RS Dr.Hasan Sadikin. Bandung.Pp.1.
Bradley, Benny & Berawi, Khairunnisa.
(2016). Pengaruh Senam Jantung,
Yoga, Senam Lansia dan Senam Aerobik dalam Penurunan Tekanan Darah pada Lanjut Usia.
Majority.
Dahlan, M.S. (2014). Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta: CV Sagung Seto.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara. (2018). Data ibu hamil yang menderita hipertensi.
Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dwi, Yesiana & Bebhe, Elisabeth. (2015).
Pengaruh Senam Jantung Terhadap Durasi Penurunan Tekanan Darah Dan Nadi Istirahat Pada Hipertensi Stadium 1. Jurnal Ners Lentera.
Endang, T. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta:Graha Ilmu Edisi Ketiga.
Handayani, Ni dkk. (2014). Pengaruh Slow-Stroke Back Massage dengan Minyak Esensial Ylang-Ylang Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi. Bali : Community of Publishing in Nursing.
Hartanti, Rita Dwi. (2016). Terapi Relaksasi Napas Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No. 1.
Hastuti, Rini Dwi. (2015). Penurunan
tekanan darah dengan
menggunakan tehnik nafas dalam (deep breathing) pada pasien hipertensi di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4, No 2.
Hermanto, Jeri. (2014). Pengaruh Pemberian Meditasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di Unit Sosial Rehabilitasi Pucang Gading Semarang. Jurnal Keperawatan.
Hikayati, Flora, R. Purwanto, S. (2013).
Penatalaksanaan Non
Farmakologis Terapi
Komplementer Sebagai Upaya Untuk Mengatasi Dan Mencegah Komplikasi Pada Penderita Hipertensi Primer Di Kelurahan Indralaya Mulya Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Pengabdian Masyarakat.
Universitas Sriwijaya.
Kaur Amandeep, Maheshwari Preksha S, Soin Divya. (2015). Effectiveness of abdominal breathing exerciseon
blood pressure among
hypertensive patients.International Journal of Therapeutic Applications, Volume 24, 2015, 39-49.
Kemenkes RI. (2013).Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta : Kemenkes RI.
Kenia, N.M. (2013). Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi. Jurnal Stikes 6(1).
Lukman. (2014). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post- Operasi Sectio Caesaria di RSUD.
Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan. Jurnal Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.
Moniaga, Victor. (2013).Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi di BPLU Senja Cerah Paniki Bawah.
Jurnale-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2.
Muttaqin, Arif. (2009). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler dan hematologi. Jakarta: Salemba Medika
NHBPEP. (2000). Report of The National High Blood Pressure Education Program Working Group on High
Blood Pressure in Pregnancy.
American Journal of Obstetrics and Gynecology, 183, 1 – 22.
Nerini M, Gigliotti F, Lanini I, Grazzini M, Stendardi C, Castellani R, et al.
(2011). Changes in global and compartmental lung volumes during pursed lip breathing (PLB) in COPD patients [abstract]. Eur Respir J 2001;18(Suppl 33):489.
CITA.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi.
Jakarta : Rineka Cipta
Nugroho, I.A., Asrin, Sarwono. (2012).
Efektifitas Pijat Refleksi Kaki Dan Hipnoterapi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 8 (2).
Nursalam. (2011).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Parlindungan, Tua dkk. (2016). Latihan
Isometrik Bermanfaat
Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu Keperawatan.
Prawirohardjo, S. (2013). Hipertensi dalam kehamilan dalam : Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta:
PT Bina Pustaka.
Purnawan, I, Upoyo, A.S., Awaludin S.
(2015). Pengaruh Terapi Mandi Uap Terhadap Respon Fisiologis Stress Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal Of Nursing), 10(1)
Putra, Ervan Kusuma. (2013). Pengaruh latihan nafas dalam terhadap perubahan tekanan darah padapenderita hipertensi di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan. Naskah Publikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rochmawati, D.H. (2014). Teknik Relaksasi Otot Progressif Untuk Menurunkan Kecemasan. Makalah Kesehatan Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Sabri, L dan S.P. Hastono. (2010).Statistik Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sanjaya A. dan Rusdi I. (2009).Hubungan Interaksi Sosial dengan Kesepian Pada Lansia. Naskah Publikasi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Santoso, D. (2010).Membonsai Hipertensi.
Surabaya: Temprina Medika Grafika.
SDKI. (2017). Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung Alfabeta.
Suri, Rahma Yeni. (2017). Efektifitas
pendidikan kesehatan
menggunakan metode individual tentang pengetahuan pola makan pada penderita hipertensi di puskesmas harapan raya.
https://media.neliti.com/media/pub lications/184907-ID-efektifitas- pendidikan-kesehatan-
menggun.pdf
Sutanto. (2010). Cegah & Tangkal Penyakit Modern. Yogyakarya:
Andi.
Tawaang, Elrita. (2013). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dengan penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi sedang berat di Ruang IRINA C BLU Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1.
Nomor 1.
Teti, Kosasih Cecep Eli. (2015). Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas.
Bandung: PT. Refika Aditama Ultawiningrum. (2018). Pengaruh Senam
Yoga Hatha Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik Pada Lanjut Usia Dengan Riwayat Hipertensi.
https://pdfslide.net/documents/pen garuh-senam-yoga-hatha-terhadap- penurunan-2018-12-05-pengaruh- senam-yoga.html
WHO. (2015). About Cardiovascular diseases. World Health Organization. Geneva. Cited July 15th 2014. Available from URL : http://www.who.int/cardiovascular _diseases/about_cvd/en/ accessed on