PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BAWANG PUTIH TERHADAP POLA PERTUMBUHAN AYAM BANGKOK
SKRIPSI
Oleh :
MUHAMMAD HAMZAH ZUHAIR NIM : 200210047
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2024
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BAWANG PUTIH TERHADAP POLA PERTUMBUHAN AYAM BANGKOK
SKRIPSI
Untuk Meneuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Peternakan (S1) Program Studi Peternakan
MUHAMMAD HAMZAH ZUHAIR NIM : 200210047
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2024
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BAWANG PUTIH TERHADAP POLA PERTUMBUHAN AYAM BANGKOK
SKRIPSI
Yang diajukan oleh :
MUHAMMAD HAMZAH ZUHAIR NIM : 200210047
Diajukan kepada Program Studi Peternakan Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
Derajat Sarjana Peternakan
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, M.Si.
NIDN. 0519056201
drh. Anastasia Mamilisti Susiati, M. P.
NIDN. 0024126301 Yogyakarta, 28 Agustus 2024
Dekan Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Dr. Chatarina Lilis Suryani, S.TP., M. P.
NIDN. 0509037001
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BAWANG PUTIH TERHADAP POLA PERTUMBUHAN AYAM BANGKOK
SKRIPSI
Yang diajukan oleh:
MUHAMMAD HAMZAH ZUHAIR NIM : 200210047
Telah dipertahankan didepan Tim Penguji pada tanggal 24 Juli 2024 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh Derajat Sarjana Peternakan
Disetujui oleh :
Ketua Penguji
Dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, M.Si.
NIDN. 0519056201
Sekertaris Penguji
drh. Anastasia Mamilisti Susiati, M. P.
NIDN. 0024126301
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya, Muhammad Hamzah Zuhair NIM 200210047 menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak pernah terdapat karya yang pernah diajukan untuk mencapai gelar sarjana disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta , 28 Agustus 2024
Muhammad Hamzah Zuhair
v
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BAWANG PUTIH TERHADAP POLA PERTUMBUHAN
AYAM BANGKOK
MUHAMMAD HAMZAH ZUHAIR NIM. 200210047
INTISARI*)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung bawang putih terhadap pola pertumbuhan ayam Bangkok dalam pakan dengan dosis yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Maret sampai 4 Mei 2024, pelaksanaan penelitian di Dusun kaliurang, Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan ayam Bangkok sebanyak 45 ekor. Variabel yang diamati meliputi konsumsi pakan, pertumbahan berat badan, konversi pakan. Data di analisis dengan analisis regresi dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola searah yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 3 ulangan dengan masing-masing ulangan 5 ekor ayam Bangkok. Perlakuan yang dilakukan merupakan pakan A.D.1 yaitu pakan lengkap untuk ayam Bangkok dan tepung bawang putih. Perlakuannya adalah penambahan tepung bawang putih P0: tanpa tepung bawang putih, P1: 10 g/kg pakan, dan P2:
20 g/kg pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi pakan P0 : 847.8 ; P1 : 971.2 ; P2 : 1045.6 g/ekor/minggu. Rata-rata pertambahan berat badan P0 : 629.42 ; P1 : 655.53 ; P2 : 711.06 g/ekor/minggu. Rata-rata konversi pakan P0 : 2.25 ; P1 : 2.37 ; P2 : 2.34. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan tepung bawang putih sebagai feed addictive terhadap pola pertumbuhan ayam Bangkok pada perlakuan P0 dengan dosis 0 gram optimal digunakan pada minggu 1-7, P1 optimal digunakan pada minggu 8 dan P2 tidak optimal untuk digunakan.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penambahan tepung bawang putih dengan dosis 10 gram/kg pakan memberikan pola pertumbuhan terbaik pada ayam Bangkok.
Kata kunci : Ayam Bangkok, pola pertumbuhan, tepung bawang putih, feed additive
*)Intisari Skripsi Sarjana Peternakan, Program Studi Peternakan, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 2024.
vi
THE EFFECT OF GARLIC MEAL ADDING ON GROWTH PATTERN OF BANGKOK CHICKEN
MUHAMMAD HAMZAH ZUHAIR NIM. 200210047
ABSTRACT*)
This study aimed to determine the effect of the addition of garlic meal on the growth pattern of Bangkok chicken in ration with different doses. The research was carried out from March 13rd to May 4th, 2024, the research was carried out in Kaliurang Hamlet, Argomulyo Village, Sedayu District, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta. This study used 45 Bangkok day old chickens. The observed variable include feed consumption, weight gain, feed conversion. The data were analyzed by regression analysis with a completely random design (CRD) one way pattern consisting of 3 treatments with 3 replications with each replicat of 5 Bangkok chickens. The treatment carried out is A.D.1 ration, which is a completion consist of feed for Bangkok chickens and garlic meal. The treatment is the addition of garlic meal P0: without garlic meal, P1: 10 g/kg ration, and P2: 20 g/kg ratuon.
The result showed that the average ration consumption P0: 847.8 ; P1 : 971.2 ; P2 : 1045.6 g/head/week. Average weight gain P0 : 629.42 ; P1 : 655.53 ; P2 : 711.06 g/head/week. Average feed conversion P0 : 2.25 ; P1 : 2.37 ; P2 : 2.34. The results of this study showed that the addition of garlic meal as an addictive feed to the growth pattern of Bangkok chickens in the P0 treatment with a dose of 0 grams was optimal for use in weeks 1-7, P1 was optimal for use in week 8 and P2 was not optimal for use. Based on the result of the study, it was concluded that the addition of garlic flour at a dose of 10 grams/kg of ration provided the best growth pattern in Bangkok chicken.
Keywords : Bangkok chicken, growth pattern, garlic meal, feed additive
*)Abstract of Bachelor of Animal Husbandry Thesis, Animal Husbandry Study Program, Faculty of Agroindustry, University of Mercu Buana Yogyakarta, 2024.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur serta terima kasih yang berlimpah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh penambahan tepung bawang putih terhadap pola pertumbuhan ayam Bangkok”. Tujuan disusunnya skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Strata Satu (S1) untuk program Studi Peternakan Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan, untuk itu sudah selayaknya dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis. Bapak H. Wartono dan Ibu Dwi Uswanti terimakasih selalu berjuang dalam kehidupan penulis. Keduanya senantiasa selalu mendidik penulis, memotivasi, memberikan dukungan, doa dan kasih sayang yang tak ada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya sampai selesai.
2. Saudara penulis bang Oi, mba Lutfi dan mba Nisa yang selalu ada membantu, menyemangati, mensuport selama hidup penulis terutama membantu dalam masa penelitian dan pengerjan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Agus Slamet, S.TP., M.P., MCE Selaku Rektor di Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang telah memberikan fasilitas selama kuliah.
viii
4. Dr. Chatarina Lilis Suryani, S.TP., M.P. selaku Dekan Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian ini hingga selesai.
5. Ir. Niken Astuti, M.P. selaku Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan dukungan untuk melaksanakan penelitian ini hingga selesai.
6. dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah membantu penulis dengan memberikan bimbingan, petunjuk, semangat dan motivasi serta ketelitian dalam mengoreksi karya tulis peneliti.
7. Drh. Anastasia Mamilisti Susiati, M. P., selaku dosen pembimbing pendamping, yang telah membantu penulis dengan memberikan bimbingan, petunjuk, semangat dan motivasi serta ketelitian dalam melaksanakan penelitian.
8. Teman teman Program Studi Peternakan Angkatan 2020 Noe, Usman, Rudi, Windu, Bagus, Sofyan, Rahmat Pati, Imam Oji, Indra, dan masih banyak yang lainya terimakasih telah memberikan arahan, support, bantuan dan kebersamaanya selama masa - masa kuliah.
9. Seluruh dosen Peternakan di Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya serta membimbing selama perkuliahan.
10. Seluruh teman-teman penelitian dan masyarakat sekitar lokasi penelitian yang sudah membantu peneliti sampai selesai.
ix
11. Seluruh keluarga tersayang yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat dalam penyelesain tugas akhir.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang tulus ikhlas memberikan doa dan motivasi sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
Yogyakarta, 28 Agustus 2024
Penulis
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
INTISARI ... v
ABSTRACT ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 3
Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
Ayam Bangkok ... 4
Pakan Ayam Bangkok... 5
Konsumsi Pakan ... 6
Pertambahan Bobot Badan ... 7
Konversi Pakan ... 8
Feed Aditive ... 9
Bawang Putih ... 10
Hipotesis ... 11
BAB III MATERI DAN METODE ... 12
Waktu dan Tempat Penelitian ... 12
Materi Penelitian ... 12
Metode penelitian ... 13
Variabel yang Diamati ... 16
Analisis Data ... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 18
xi
Konsumsi Pakan ... 18
Pertambahan Berat Badan ... 20
Konversi Pakan ... 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 27
RINGKASAN ... 30
LAMPIRAN ... 31
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan pembuatan tepung bawang putih ... 14
2. Kurva konsumsi pakan ayam Bangkok ... 20
3. Kurva pertumbuhan berat badan ayam Bangkok ... 23
4. Kurva bobot badan ayam Bangkok ... 24
5. Kurva konversi pakan ayam Bangkok ... 28
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Konsumsi ransum anak Bangkok perharinya ... 6
2. Kandungan Nutrien Ransum Komerisal A.D.1 ... 15
3. Kandungan kimia bubuk bawang putih. ... 16
4. Komposisi dan Kandungan Nutrisi Ransum pada penelitian ... 17
5. Standar Nutrisi Pakan Ayam Bangkok ... 17
6. Konsumsi ayam Bangkok (g/ekor/minggu) ... 19
7. Pertambahan bobot badan ayam Bangkok (g/ekor/minggu) ... 22
8. Konversi pakan ayam Bangkok ... 27
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampir an Halaman
1. Data kumulatif tabel konsumsi pakan ayam Bangkok selama penelitian
(gram/ekor/minggu) ... 32 2. Data komulatif tabel pertambahan berat badan ayam Bangkok selama
penelitian (gram/ekor/minggu). ... 33 3. Perhitungan konversi pakan ayam Bangkok selama penelitian ... 34 4. Analisis Variansi spss konsumsi pakan ayam bangkok
(gram/ekor/minggu) ... 35 5. Analisis Variansi spss pertambahan bobot badan ayam bangkok
(gram/ekor/minggu) ... 37 6. Analisis Variansi spss konversi pakan ayam bangkok ... 39
7. Dokumentasi penelitian ... 41
1 BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persilangan antara ayam Melayu dan ayam kampung dari wilayah Ayutthaya di Bangkok Utara menghasilkan ayam Bangkok, yang telah menjadi ras unggulan yang dapat dipelihara baik untuk keperluan petelur maupun ayam pedaging serta untuk aduan (Sitanggang dkk.., 2015). Karena ayam bangkok sudah lama dipelihara di Indonesia, maka ayam ini dianggap sebagai ayam asli. Ayam bangkok sering dipelihara sebagai ayam jantan karena berbagai atributnya, termasuk daya tahan bertarungnya yang panjang dan perawakannya yang ramping. Selain itu ayam bangkok mempunyai nilai ekonomi yang besar. Karena pertumbuhan genetiknya yang relatif lamban, ayam Bangkok membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai berat badan yang siap untuk disembelih (Pagala dkk., 2019).
Karena tepung bawang merah mengandung bahan aktif alliin, kebanyakan orang mengira tepung bawang mempunyai fungsi yang sama dengan antibiotik.
Selain itu, bahan kimia sativine yang terdapat pada bawang putih dapat berkontribusi pada pembentukan saraf dan meningkatkan jumlah sel jaringan pada tubuh ayam. Bawang putih digunakan oleh para produsen ayam sebagai bahan penyembuh dan mencegah penyakit mudah menyerang unggasnya. Pemberian tepung bawang putih (Allium sativum) dalam pakan adalah salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan terhadap ayam . Tepung bawang putih mengandung senyawa kimia seperti allicin, scordinin, dan asam ascorbik.
Khususnya bagi senyawa kimia allicin yang memiliki sifat anti mikroba yaitu
2
senyawa yang dihasilkan oleh bakteri dan jamur yang dapat menghentikan perkembangan dan toksisitas mikroorganisme serta antioksidan yang dapat menghentikan atau menunda beberapa jenis kerusakan sel yang disebabkan oleh oksidan yang mengoksidasi sel dengan kuat (Indriana dkk., 2023).
Bawang putih dapat ditambahkan pada pakan ayam dalam bentuk tepung.
Untuk membuat tepung bawang putih harus dihaluskan dan dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan ke pakan ayam. Bawang putih merupakan terobosan dalam menjaga kesehatan, kekuatan, dan performa ayam karena memberikan sejumlah manfaat yang meningkatkan performa dan kesejahteraan ayam secara keseluruhan. Bawang putih adalah suplemen alami yang luar biasa karena beragam manfaatnya, termasuk meningkatkan kekebalan dan meningkatkan kesehatan (Iswara, 2021). Kebutuhan pakan pada suatu pemeliharaan yang cukup besar merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi tinggi nya harga pakan.
Pemberiam tepung bawang putih pada pakan dapat menjadi solusi untuk menekan harga pada pakan. Menurut Susanti dkk (2024) Salah satu solusi dalam menanggulangi permasalahan biaya pakan adalah menekan biaya pakan dengan memberikan suplementasi tepung bawang putih (Allium sativum) sebagai feed additive.
Pentingnya Tepung bawang putih ditambahkan ke dalam pakan dapat memberikan pertumbuhan yang optimal menurut (Nuningtyas, 2014) ayam yang mendapatkan pakan dengan penambahan tepung bawang putih dapat tumbuh optimal karena senyawa aktif bawang putih dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang merugikandalam saluran pencernaan ayam. Berdasarkan
3
uraian tersebut, telah dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Penambahan Tepung Bawang Putih terhadap Pola Pertumbuhan Ayam Bangkok”.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung bawang putih sebagai feed additive terhadap pola pertumbuhan ayam Bangkok umur 1- 8 minggu meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan menggunakan tepund bawang putih sebagai suplemen pakan untuk meningkatkan pola pertumbuhan ayam Bangkok.
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Bangkok
Ayam bangkok yang berasal dari Pulau Jawa dan kemudian dibesarkan di Sulawesi Utara sering dipelihara sebagai ayam aduan. Jika dibandingkan dengan ayam lainnya, harga ayam bangkok jantan sangatlah mahal. Peternak biasanya memelihara ayam Bangkok khusus untuk tujuan aduan, membesarkannya hingga dewasa sesuai dengan fase pertumbuhan makanan yang dikembangkan. Bobot badan yang tinggi menjadi salah satu syaratnya, karena hal ini membuat ayam lebih tangguh baik dalam menyerang maupun bertahan dari serangan musuh. Ayam bangkok digunakan untuk aduan, namun bisa juga digunakan untuk memperbesar ukuran ayam kampung dengan cara kawin silang, karena morfologinya seringkali lebih besar dan kekar dibandingkan ayam kampung pada umumnya (Mokodongan dkk., 2017).
Ayam Bangkok mempunyai ciri diantaranya, postur tubuh tegap besar, tinggi mencapai 50-60 cm, jengger tidak bergerigi dan terbagi menjadi tiga baris, paha gepeng tapi kokoh dan kulit berwarna kemerah-merahan. Pada bagian jengger, terdapat persentase frekuensi jengger 100% untuk bentuk ayam kapri di Indonesia dan Thailand. Hal ini terjadi karena alel kapri merupakan yang alel dominan (Hastuti dkk., 2021).
Selain dipelihara terutama untuk aduan, harga ayam bangkok jantan juga sangat mahal jika dibandingkan dengan ayam lainnya. Aceh selama ini menjadi hub utama pengembangan bangkok yang didatangkan dari Pulau Jawa atau lokasi
5
lainnya. Peternak biasanya memelihara ayam Bangkok dengan fokus pada kemampuan bertarungnya, dan memantau sistem perkawinannya dengan cermat.
(Hijriyanto dan Thasmi, 2017).
Pakan Ayam Bangkok
Nutrisi yang dapat digunakan tubuh hewan untuk memproduksi barang, seperti daging atau telur, merupakan faktor yang membuat pakan menjadi baik.
Namun, karena harga pakan sangat mahal, kita harus mencari pengganti yang berkualitas tinggi untuk menurunkan biaya pakan (Rusli dkk., 2019).
Selain benih/bibit, manajemen, dan kesehatan hewan, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja usaha peternakan adalah pakan. Ternak membutuhkan nutrisi dalam pakan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka untuk bertahan hidup dan menghasilkan keturunan. Penyiapan pakan ternak memastikan bahwa kebutuhan nutrisi hewan tercukupi dengan baik. Protein, vitamin, asam amino, lipid, dan mineral merupakan beberapa kebutuhan yang penting untuk meningkatkan hasil ternak. Sumber pendanaan utama bagi usaha peternakan adalah pakan, yang menyumbang 50% hingga 70% dari biaya pemeliharaan. (Mudeng dkk., 2018).
Pemanfaatan tanaman herbal sebagai bahan tambahan pakan merupakan salah satu cara membuat pakan ayam yang terjangkau oleh peternak, hal ini diharapkan dapat menjadi solusi yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan produk ternak yang sehat karena penambahan antibiotik pada pakan unggas yang mempunyai kemampuan mengontrol dan mempengaruhi proses pencernaan, dalam dosis yang
6
tidak tepat dan dalam jangka waktu yang lama, dapat berdampak buruk. dampak negatif lainnya, seperti munculnya resistensi ternak terhadap mikroorganisme tertentu dan adanya residu racun pada produk peternakan. (Razak dkk., 2016).
Tabel 1. Konsumsi ransum anak ayam Bangkok perharinya
Umur (minggu) Konsumsi Ransum (g/ekor)
1 40
2 80
3 120
4 160
Keterangan : Satya (2021).
Rata – rata konsumsi ransum ayam Bangkok umur 1 – 4 minggu yang diberikan ransum ad libitium sebesar 100,98 g/ekor/minggu berdasar pada (tabel 1).
Kandungan energi dan protein dalam ransum dapat mempengaruhi jumlah dari konsumsi ransum ayam, hal tersebut akan berdampak pada peningkatan pertambahan bobot badan (Satya,. 2021).
Konsumsi Pakan
Jumlah pakan yang dikonsumsi hewan bergantung pada beberapa faktor termasuk berat badan, keadaan fisiologis, tingkat produktivitas, dan kesehatan secara keseluruhan. Di antara variabel pakan yang disorot adalah komposisi pakan, toksisitas, serta struktur dan kandungan pakan. Faktor lingkungan meliputi hal-hal seperti suhu, kelembapan udara, curah hujan, lamanya siang dan malam, serta pengaturan ruangan. (Asih dan Anwar, 2022).
Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dimakan hewan dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. Kesehatan ayam, jumlah energi dalam ransum, jenis komponen pakan, kondisi pemberian ransum, kebutuhan
7
produksi, selera, dan teknik pemberian pakan semuanya berdampak pada banyaknya pakan ayam yang dikonsumsi (Marzuki dan Rozi, 2018). Faktor terpenting dalam perkembangan jaringan tubuh dan selanjutnya peningkatan pertumbuhan bobot badan adalah konsumsi pakan (Sudrajat, 2015).
Pertambahan Bobot Badan
Pertambahan bobot badan merupakan selisih antara bobot badan akhir dan bobot badan awal dibagi lamanya waktu penelitian (gram/ekor/hari) (Sio dkk., 2016). Pertambahan berat badan mencerminkan tingkat kemampuan ayam broiler dalam mencerna ransum untuk diubah menjadi berat badan. Pertambahan berat badan ayam sudah mencapai standar, hal ini dikarenakan konsumsi ransum juga mencapai standar kebutuhan. Menurut temuan penelitian, pertambahan berat badan ayam meningkat setiap hari; kelompok satu mengalami pertambahan bobot terbesar yaitu 1001 gram setelah mendapat pakan ad libitum sebanyak 511 gram.
Peningkatan ini lebih besar pada kelompok satu karena pakan memenuhi kebutuhan gizi ayam broiler yang meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral;
alhasil bobot ayam pada kelompok satu bertambah. (Fadli, 2015).
Dalam hal ini pertumbuhan tidak termasuk penggemukan karena penggemukan merupakan pertambahan bentuk lemak. Sebaliknya, pertumbuhan mengacu pada peningkatan bentuk jaringan bangunan, seperti tendon, tulang, jantung, otak, dan seluruh jaringan tubuh lainnya (Razak dkk., 2016).
Pertambahan berat badan menunjukkan bahwa pakan yang dikonsumsi oleh ayam cukup efisien dan banyak digunakan untuk pertumbuhan. Jika ayam Penyerapan makanan yang tidak sempurna diperkirakan terjadi pada saluran
8
pencernaan ayam jika pakannya banyak dimakan tetapi berat badannya tidak bertambah. Selain itu, penyakit ayam mungkin menjadi penyebabnya; faktor penyebab potensial lainnya termasuk jenis kelamin, suhu, dan kualitas makanan.
Pertumbuhan bobot ini konsisten dengan konsumsi pakan, yang menunjukkan adanya variasi efek yang nyata. Temuan penelitian menunjukkan bahwa meskipun jumlah pakan yang dikonsumsi menurun, bobot badan ayam broiler meningkat.
(Astuti dkk., 2020).
Konversi Pakan
Rasio konsumsi pakan terhadap pertumbuhan bobot badan yang diperoleh selama jangka waktu tertentu dikenal sebagai rasio konversi pakan, atau Feed Convertion Ratio (FCR). produktivitas ternak diukur dengan rasio FCR; semakin besar FCR maka semakin banyak pula ransum yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan per satuan berat ternak (Razak dkk., 2016).
Rasio Konversi Pakan (FCR) adalah metrik yang menunjukkan seberapa efektif konsumsi pakan ayam dalam mendorong pertumbuhan atau penambahan berat badan selama jangka waktu tertentu. Jika angka FCR terus menurun, hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan semakin efisien dan ayam menghasilkan daging pada tingkat yang ideal (Laili dkk., 2022).
Menurut Martha (2023), standar FCR ayam ditentukan berdasar umur ayam.
Pada usia 0-7 hari standar FCR ayam sebesar 1,272. Untuk ayam berusia 7-14 hari FCR standar mencapai angka 1,229. Pada usia 14-21 hari, FCR standar ayam adalah sebesar 1,312. Dilanjutkan pada usia 21-28 hari sebesar 1,385. Untuk usia ayam 28- 35 hari FCR standar ditunjukkan pada angka 1,445 dan pada usia 35-42 hari standar
9 FCR ayam adalah 1,775.
Feed Aditive
Bahan tambahan pakan (feed additive) adalah zat yang dicampur atau ditambahkan ke dalam pakan ternak yang meskipun tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, namun dapat berdampak pada kesehatan, produktivitas, dan status nutrisi ternak. Bawang putih dapat digunakan sebagai feed additive pada pakan ternak, baik yang berfungsi sebagai suplemen atau feed additive. Bahan tambahan pakan sering ditambahkan oleh orang-orang. Tepung bawang putih dapat ditambahkan pada pakan ayam broiler untuk mempercepat perkembangan, meningkatkan efisiensi sistem pencernaan agar penyerapan makanan lebih baik, dan mendukung sistem kekebalan tubuh hewan. Diperkirakan dengan menambahkan tepung bawang putih pada makanan ini, ayam broiler akan tampil lebih baik dan menghasilkan daging berkualitas tinggi yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia (Siregar, 2017).
Saat ini, banyak peneliti dan ahli gizi unggas yang menggunakan bahan tambahan pakan alami seperti probiotik, prebiotik, atau kombinasi probiotik dan prebiotik serta tanaman obat, seperti bawang putih (Allium sativum), sebagai pemacu atau pemacu pertumbuhan dalam pakan unggas. Karena bahan tambahan pakan dapat menimbulkan dampak buruk dan membahayakan konsumen produk peternakan, termasuk resistensi mikroba dan kemungkinan risiko kesehatan bagi manusia, penggunaannya untuk mendorong pertumbuhan berbasis antibiotik sintetik mendapat kritik keras dan keprihatinan global. Untuk mengatasi masalah ini dan masalah lain yang disebutkan di atas, harus dilakukan upaya yang mengarah
10
pada penggunaan bahan tambahan pakan alami sebagai pengganti komponen pakan yang berasal dari alam (Haroen dan Budiansyah, 2019).
Feed additive dapat mengubah aliran mucin dan populasi mikroorganisme di usus kecil ayam, meningkatkan kesehatan dan fungsi usus, susunan mikrobiota di sekum, dan kecepatan penyerapan makanan. Ayam broiler mengkonsumsi pakan semakin sedikit semakin besar konsentrasi probiotik yang diberikan. Ini ada hubungannya dengan seberapa enak sesuatu itu. (Astuti dkk., 2020).
Bawang Putih
Salah satu jenis tumbuhan yang umum dalam kehidupan sehari-hari dan penting bagi kelangsungan hidup manusia adalah bawang putih. Bawang putih digunakan sebagai bumbu masakan, tetapi bawang putih juga memiliki manfaat obat yang signifikan dalam pengobatan konvensional. Selama hampir 400 tahun, masyarakat telah memanfaatkan bawang putih untuk mengobati dan mencegah penyakit. Karena mengandung alliin, molekul sulfur organik yang terbuat dari sistem asam amino, tanaman ini memiliki efek antijamur. Kandungan sulfur dalam bawang putih dianggap sebagai bahan utama yang membuat bawang putih mempunyai sifat antibakteri dan obat lainnya (Gultom, 2022).
Tanaman herbal seperti bawang putih memiliki khasiat obat selain digunakan sebagai bumbu kuliner. Bawang putih dapat dimanfaatkan oleh tubuh sebagai antioksidan karena kandungan flavonoid dan bahan aktifnya, antara lain allicin dan ajoene. Ketika 4% ekstrak bawang putih ditambahkan ke pakan dengan tingkat aflatoksin rendah (0,4 mg aflatoksin B per kilogram pakan), produktivitas ayam dan produksi telur meningkat (Siregar, 2017).
11
Kegunaan bawang putih yang paling umum adalah sebagai bumbu atau obat herbal untuk pengobatan dan pencegahan penyakit. Bawang putih kaya akan mineral, enzim, sulfur yang mengandung 33 bahan kimia aktif, 17 asam amino, dan selenium (Haroen dan Budiansyah, 2019).
Serupa dengan penelitian yang dilakukan (Siregar, 2017) Penambahan
tepung bawang putih hingga 5% tidak berpengaruh nyata terhadap asupan atau pertambahan bobot badan, namun berpengaruh nyata terhadap konversi pakan ayam broiler hingga 5%.
Hipotesis
Penambahan tepung bawang putih dalam pakan ayam Bangkok dapat meningkatkan pertumbuhan ayam.
BAB III
MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret sampai 4 Mei 2024.
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Dusun kaliurang, Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
12
Materi Penelitian Alat
1. 5 kandang kotak dengam Panjang 1 meter, lebar 60 cm serta tinggi 40 cm yang setiap kandang dibagi menjadi 2
2. 9 tempat makan dan minum untuk ayam 3. Timbangan digital
4. 9 buah lampu 5 watt 5. Kabel 10 meter 6. Skam padi 7. Tali 8. Kamera 9. Alat tulis 10. Blender 11. Nampan 12. Pisau
13. Ayakan 20 mash Bahan
Bahan yang digunakan yaitu DOC ayam Bangkok sebanyak 45 ekor dari Aris Breader Jaya Berkah Farm, Ayam dipelihara selama 2 bulan dan diberi perlakuan mulai umur 1 minggu. Bahan lain yang digunakan yaitu tepung bawang putih.
Bahan pakan penyusun ransum yang dipakai berupa pakan komersial A.D.1 yang
13
merupakan pakan lengkap untuk ayam Bangkok, ayam Kampung dan hias umur 0 sampai 8 minggu.
Metode Penelitian
Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah 3 perlakuan dengan 3 kali ulangan dengan masing-masing ulangan berjumlah 5 ekor. Perlakuan yang diterapkan yaitu pemberian tepung bawang putih yang dicampurkan pada setiap 1 kg pakan A.D.1. yang merupakan pakan lengkap untuk ayam Bangkok, ayam Kampung dan hias umur 0 sampai 8 minggu. Pakan ternak bermutu dengan butiran yang lembut dari PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Perlakuan yang dilakukan yaitu penambahan tepung bawang putih pada pakan P0 : Ransum control tanpa penambahan tepung bawang putih, P1 = 10 gram / kg pakan, P2 = A.D.1 + 20 gram / kg pakan. Pakan dan air minum diberikan secara ad-libitum. Variabel yang diukur selama penelitian meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.
Tabel.2 Kandungan Nutrien Ransum Komerisal A.D.1
Komposisi Satuan Konsentrasi
Air % 12
Protein Kasar % 15
Lemak Kasar % 7
Serat Kasar % 6
Abu % 7
Kalsium % 1,1
Phospor % 0,9
Antibiotika +
14
Coccidiostat +
Keterangan : Label Komposisi Pakan PT. Japfa Indonesia 2024 Persiapan Penelitian
Pemeliharaan ayam
Pemeliharaan diawali dengan persiapan kandang untuk minggu pertama merupakan kandang semi terbuka dengan kapasitas DOC 100 ekor dengan beralaskan sekam dan kandang telah distrelisasi. Setelah DOC memasuki umur 3 hari, dilakukan vaksin mata, dan setelah menjelang umur satu minggu DOC pindah kandang. Kandang yang digunakan merupakan kandang baterai yang terbuat dari bahan bambu sebanyak 5 kandang dan berkapasitas 10 ekor DOC dengan penyekat di bagian Tengah, sebelumnya area kandang dilakukan strelisasi untuk membunuh mikroba.
Pembuatan tepung bawang putih
Bawang putih dikupas dan diiris iris hingga menjadi pipih, hal tersebut bertujuan agar mudah untuk dikeringkan. Dipanaskan dibawah sinar matahari selama dua hingga tiga hari, hingga benar benar kering, tujuan bawang putih dikeringkan agar mudah untuk dihaluskan. Setelah bawang putih benar benar kering lalu di haluskan dengan cara diblender dan dilakukan pengayakan menggunakan ayakan agar mendapatkan tepung bawang putih yang benar benar halus.
Tabel 3. Kandungan kimia bubuk bawang putih.
Komponen Jumlah
Bahan Kering (%) 83,09
Protein Kasar (%) 16,78
Serat Kasar (%) 0,42
Lemak Kasar (%) 4,11
15
Beta-N (%) 58,61
Abu (%) 3,17
Kalsium (%) 0,26
P tersedia (%) 0,38
Na (%) 0,07
Energi Bruto (Kal/Kg) 3,334
Keterangan : Syakir dkk. (2017).
Proses pembuatan tepung bawang putih dijelaskan dalam bagan berikut:
Gambar 1. Bagan pembuatan tepung bawang putih Formulasi pakan ayam perlakuan
Ransum disusun dari pakan A.D.1 yang merupakan pakan lengkap untuk ayam Bangkok, ayam Kampung dan hias umur 0 sampai 8 minggu. Dan diberi penambahan tepung bawang putih. Formulasi ransum serta nutrien ransum perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi dan Kandungan Nutrisi Ransum pada penelitian
Tabel 5 Standar Nutrisi Pakan Ayam Bangkok Jenis Unggas
Umur (minggu)
Kebutuhan Zat Makanan
EM PK LK SK Ca P
(Kkal/kg) (%) (%) (%) (%) (%) Ayam Aduan Starter (0-8
minggu) 2900 20 4-7 3-6 0,9-
1,1 0,7-0,9 Ayam Aduan Dara (8-22
minggu) 2650 16 4-7 3-6 0,9-
1,1 0,7-0,9 Ayam Aduan Dewasa (>22
minggu) 2700 15 4-7 3-6 0,9-
1,1 0,7-0,9
Pengupasan bawang
putih
Pemotongan bawang
putih
Penjemuran bawang
putih
Penghalusan bawang
putih menjadi
tepung
Pengayakan tepung bawang putih
Bahan Pakan Perlakuan (g)
P0 P1 P2
A.D.1 1000 1000 1000
Tepung Bawang Putih 0 10 20
16
Keterangan : Tabel Kebutuhan Nutrisi Unggas (Mirsa, 2014) Variabel Yang Diamati
Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi : 1. Konsumsi Pakan
Perbedaan (g/ekor/minggu) antara jumlah pakan yang diberikan dan jumlah yang tidak serap disebut konsumsi pakan.
Konsumsi Pakan = Pakan Beri−Pakan Sisa Lama Pemeliharaan/minggu (Boki, 2020).
2. Pertambahan bobot badan (PBB)
Pertambahan bobot badan merupakan selisih antara bobot badan akhir dengan bobot awal (Nuningtyas., 2014) Rumus untuk menghitung PBB mingguan sebagai berikut :
PBB (g/ekor/minggu) = BB akhir mingguan – BB awal mingguan (Adirangga et al., 2017)
3. Konversi pakan (Feed Conversion Ratio/FCR)
Rasio ransum yang dikonsumsi terhadap pertambahan berat badan pada minggu tertentu disebut konversi ransum. Rasio yang kecil menunjukkan bahwa ayam tersebut makan dengan baik atau kenaikan berat badannya memuaskan (Razak dkk., 2016). Menurut Razak dkk (2016) menyatakan bahwa rumus yang digunakan dalam konversi pakan sebagai berikut:
Konversi Pakan = Konsumsi Ransum (gram/ekor/minggu) Pertambahan Bobot Badan (gram/ekor minggu⁄ )
Analisis Data
17
Analisis data menggunakan analisis regresi. Analisis regresi dipergunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara peubah-peubah yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik dan garis (Zelvia, 2017).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah faktor yang dapat dijadikan penunjang pada suatu produktifitas yang ditampilkan, memberikan pakan yang bagus adalah dengan memperhatikan kandungan nutrisi yang mampu dimanfaatkan oleh tubuh makhluk hidup dengan baik. Konsumsi pakan dapat menjadikan penentu pada suatu peternakan untuk menjalakan usahanya dengan cara memilih pakan untuk dikonsumsi ternak dan dapat menghasilkan yang diinginkan peternak seperti telur maupun daging. Pengaruh konsumsi pakan yang dicampurkan bawang putih
18
berperan sebagai feed adictive selama penelitian pada ayam Bangkok umur 1 – 8 minggu dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Konsumsi Ayam Bangkok (gram/ekor/minggu)
Ulangan Perlakuan ( Penambahan tepung bawang putih setiap 1kg pakan )
P0 ( 0g ) P1 ( 10g ) P2 ( 20g )
1 847,8 958,1 1036,8
2 840,0 988,7 1067,5
3 931,8 966,8 1032,5
Rerata 873,2 971,2 1045,6
Pada tabel 6, konsumsi pakan yang telah dilakukan penelitian selama 8 minggu (Lampiran 1) menunjukkan hasil yang berbeda pada setiap perlakuannya sehingga pada setiap perlakukan yang diberikan campuran bawang putih yang berbeda memberikan hasil untuk konsumsi pakan yang berbeda juga. Pernyataan yang berbeda tersebut dapat juga dilihat pada kurva konsumsi pakan (Gambar 2) selama penelitian pada ayam Bangkok umur 1-8 minggu.Pola konsumsi pakan pada penelitian ini mengikuti persamaan regresi kuadratic (Lampiran 5) yaitu:
Y1 = 125,4 + 166,0 X– 2,931 X2 Y2 = 166,6 + 90,13 X– 15,41 X2 Y3 = 120,4 + 142,3 X– 8,472 X2
Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa Y1, Y2 dan Y3 merupakan konsumsi pakan pada Y1= P0 : (tanpa tepung bawang putih), Y2= P1: 10 g/kg pakan dan Y2= 20 g/kg pakan sedangkan X merupakan level tepung bawang putih. Kurva konsumsi pakan ayam Bangkok umur 1 minggu sampai 8 minggu terdapat
19
perbedaan pola pada semua perlakuan dari minggu ke minggu. Kurva konsumsi pakan selama penelitian umur 1-8 minggu dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Kurva konsumsi ayam Bangkok umur 1 - 8 minggu
Pola konsumsi pakan ayam Bangkok pada perlakuan P0, P1, dan P2 dari minggu 1 sampai dengan minggu ke 6 belum efektif dalam meningkatkan konsumsi pakan. Suplementasi tepung bawang putih berpengaruh pada minggu ke 7 dan minggu ke 8 pada P1 dengan pemberian dosis 10 gram/kg pakan menunjukkan tingkat konsumsi pakan dengan kurva paling tinggi. P2 dengan pemberian dosis 20 gram/kg pakan tingkat konsumsi pakan dengan kurva lebih rendah daripada P1.
Dosis yang berlebihan dapat juga mempengaruhi tingkat konsumsi pakan pada ayam bangkok. Pada saat ayam bangkok diberikan campuran tepung bawang putih pada pakan ayam bangkok akan mengalami adaptasi sehingga memberikan pengaruh pada konsumsi pakan.
Keterangan : P0 = Hitam P1 = Merah P2 = Hijau Konsumsi Pakan
20
Hal tersebut diduga karena dosis pemberian tepung bawang putih yang berlebihan. Menurut Adi (2017) efek samping bawang putih yang berasal dari alisin yang memiliki sifat prooksidan dan dapat mengiritasi gastrointestinal yang kemungkinan metabolitnya dapat masuk ke ginjal, sehingga menyebabkan menurunnya nafsu makan pada ayam Bangkok. Menurut Nuningtyas (2014) Bawang putih mengandung senyawa fitokimia yang bermanfaat untuk meningkatkan konsumsi pakan, air minum, dan protein. P1 dengan pemberian dosis 10 gram tepung bawang putih pada minggu 8 mengalami kenaikan lebih tinggi dibanding P2.
Pertambahan Bobot Badan
Pertambahan bobot badan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pemeliharaan dan melihat pola pertumbuhan ayam. Pertambahan bobot badan merupakan manifestasi dari pertumbuhan yang dicapai selama penelitian.
Hasil pengamatan pertambahan bobot badan ayam selama pemeliharan dapat dilihat pada tabel 7 .
Tabel 7. Pertambahan bobot badan ayam Bangkok (gram/ekor/minggu)
Ulangan Perlakuan ( Penambahan tepung bawang putih setiap 1kg pakan )
P0 ( 0g ) P1 ( 10g ) P2 ( 20g )
1 666,5 619,8 718,8
2 602,8 671,8 713,0
3 592,8 675,0 701,4
Rerata 629,425 655,533 711,066
Pada tabel 7 Pengamatan penelitian terhadap pertambahan bobot badan ayam bangkok menunjukkan adanya pola berbeda pada setiap perlakuannya. Untuk
21
melihat pola pertumbuhan ayam kampung pada penelitian ini pada setiap minggunya diperlukan kurva pertambahan bobot badan dan bobot badan. Pola perrtambahan bobot badan pada penelitian ini mengikuti persamaan regresi kuadratic (Lampiran 6) yaitu:
Y1 = 59,88 + 0,800 X– 0,786 X2 Y2 = 66,37 + -2,438 X– 1,055 X2 Y3 = 58,60 + 3,395 X– 0,412 X2
Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa Y1, Y2 dan Y3 merupakan pertambahan bobot badan pada Y1= P0 : (tanpa tepung bawang putih), Y2= P1: 10 g/kg pakan dan Y2= 20 g/kg pakan sedangkan X merupakan level tepung bawang putih. Kurva pertambahan bobot badan ayam bangkok mengalami perbedaan pada setiap perlakuannya sehingga dari kurva tersebut dapat dibedakan antara perlakuannya dari P0 sebagai perlakuan kontrol P1 dengan campuran 10 gram tepung bawang putih dan P2 dengan campurab 20 gram tepung bawang putih yang dilakukan selama penelitian umur 1-8 minggu dapat dilihat pada gambar 3.
Keterangan : P0 = Hitam P1 = Merah P2 = Hijau PBB
22
Gambar 3. Kurva pertambahan berat badan ayam Bangkok umur 1 - 8 minggu Perlakuan P0 menunjukkan pola yang stabil dari minggu 1 sampai minggu 8 tetapi pertumbuhannya dibawah P1 pada minggu akhir, pada konsumsi pakan P0 menunjukkan presentase yang paling rendah. P1 dengan penambahan tepung bawang putih 10 gram/kg pakan paling tinggi pola pertumbuhannya dan sebanding dengan konsumsi pakannya yang menunjukkan presentase paling tinggi. Menurut Prananda dan Kurnia (2021) Hubungan antara peningkatan pertambahan bobot badan dan peningkatan konsumsi pakan bersifat langsung, semakin besar konsumsi pakan maka semakin tinggi pula bobot badannya, karena pakan tidak hanya bermanfaat bagi tubuh ayam untuk memenuhi kebutuhan pokoknya tetapi juga untuk perkembangannya. Menurut Siregar (2017) Memasukkan tepung bawang putih ke dalam pakan ayam berpotensi meningkatkan perkembangan, mengoptimalkan penyerapan pangan melalui peningkatan fungsi sistem pencernaan, dan mendukung sistem kekebalan ternak. Akan tetapi terdapat perbedaan pada P2 dengan penambahan tepung bawang putih 20 gram/kg pakan paling rendah pola pertumbuhannya tetapi konsumsi pakannya lebih tinggi daripada P0 hal ini tidak sebanding dengan konsumsi pakannya. Tepung bawang putih pada pemberian dosis yang berlebihan seperti pada perlakuan P2 dengan dosis 20 gram/kg pakan mempunyai efek samping yang dialami, sehingga pertambahan berat badan yang lebih rendah dengan perlakuan P1 dengan dosis 10 gram.
23
Konversi Pakan
Konversi pakan atau Feed Conversion Ratio (FCR) merupakan suatu indikator dari pakan yang dapat diubah menjadi suatu bentuk yang bermanfaat seperti telur maupun daging pada ternak, dengan adanya konversi pakan dapat diketahui sejauh mana pakan yang efisien bagi ternak. Sehingga pada penelitian ini dapat dilihat hasil konversi pakan ayam Bangkok selama pemeliharaan 1- 8 minggu pada tabel 9.
Tabel 9. Konversi pakan ayam Bangkok
Ulangan Perlakuan ( Penambahan tepung bawang putih setiap 1kg pakan )
P0 ( 0 g ) P1 ( 10 g ) P2 ( 20 g )
1 2,03 2,47 2,30
2 2,22 2,35 2,39
3 2,51 2,29 2,35
Rerata 2,25 2,37 2,34
Pada tabel 9. Konversi pakan mendapatkan hasil yang berbeda pada masing masing perlakuan dengan penambahan tepung bawang putih pada pakan yang dilakukan selama penelitian selama 8 minggu. Pola konversi pakan pada penelitian ini mengikuti persamaan regresi kuadratic (Lampiran 7) yaitu:
Y1 = 1,435 + 3,738 X– -0,273 X2 Y2 = 1,317 + 2,834 X– -0,114 X2 Y3 = 0,666 + 3,471 X– -0,188 X2
Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa Y1, Y2 dan Y3 merupakan konversi pakan pada Y1= P0 : tanpa tepung bawang putih, Y2= P1: 10 g/kg pakan dan Y2=
20 g/kg pakan sedangkan X, X2 merupakan faktor dari level tepung bawang putih.
24
Gambar 4. Kurva konversi pakan perlakuan P0. P1. P2
Hasil penelitian pada gambar kurva konversi pakan pada awal minggu sampai minggu ke 4 P0, P1, dan P2 menunjukkan peningkatan konversi pakan setiap minggunya. Pada minggu 5 sampai 8 terdapat perbedaan kurva setiap perlakuannya.
P0 menunjukkan kurva yang menurun mulai dari minggu 5 dan paling rendah tingkat kurvanya pada minggu 8. P1 menunjukkan kurva yang meningkat mulai dari minggu 5 hingga 8 dan menunjukkan tingkat kurva yang tertinggi pada minggu 8. Hal ini sependapat dengan Sultan dkk (2023) Kualitas bibit, kualitas nutrisi pakan, manajemen pemeliharaan, dan kualitas kandang selama pemeliharaan merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rasio konversi pakan (FCR)
Keterangan : P0 = Hitam P1 = Merah P2 = Hijau FCR
25 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penambahan tepung bawang putih terhadap pola pertumbuhan ayam Bangkok dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung bawang putih dengan dosis 10 gram / kg pakan memberikan pola pertumbuhan terbaik pada ayam Bangkok.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk mendapatkan pertumbuhan yang terbaik pada ayam Bangkok dapat menggunakan penambahan tepung bawang
26
putih dengan dosis 10 gram / kg. Serta diperlukan riset lebih lanjut untuk menentukan takaran tepung bawang putih yang ideal pada pakan ayam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2024. Label Komposisi Pakan A.D.1. PT . Japfa Comfeed Indonesia.
Asih. D. R.. dan Anwar. R. 2022. Pengaruh Pencahayan Warna Biru terhadap Konsumsi Pakan. Bobot Badan dan Konversi Pakan Ayam Broiler. Open Science and Technology. 2(1). 86–92. https:// doi.org/10. 33292 /ost.vo l2no1.2022.59.
Astuti. F. K.. Busono. W.. dan Sjofjan. O. 2015. Pengaruh Penambahan Probiotik Cair dalam Pakan terhadap Penampilan Produksi pada Ayam Pedaging.
Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari. Vol. 6(No. 2). 99–104.
Boki. I. 2020. Pengaruh Pakan Komersial Terfermentasi EM4 terhadap Pertambahan Bobot Badan. Konsumsi Pakan. dan Konversi Pakan Ayam Broiler. Journal of Animal Science. 5(2). 28–30.
https://doi.org/10.32938/ja.v5i2.759.
Fadli. C. 2015. Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler dengan Pemberian Ransum yang Berbeda. Lentera. 15(16). 36–4.
27
Fahrudin. A.. Tanwiriah. W.. dan Indrijani. H. 2020. Konsumsi Ransum.
Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Ransum Ayam Lokal di Jimmy’s Farm Cipanas Kabupaten Cianjur. Students e-journal. 6(1). 1-8 Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
Gultom. L. P. 2022. Gambaran Daya Hambat Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Pertumbuhan Jamur Sandida Albicans. Skripsi.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
Haroen. U.. dan Budiansyah. A. 2019. Penggunaan Ekstrak Metanol Bawang Putih (Allium sativum) Sebagai Feed Additive terhadap Kualitas Karkas Ayam Broiler. Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science). 21(2). 109. https://doi.org/10.25077/jpi.21.2.109-121.2019.
Hastuti. H.. Junaedi. J.. dan Putra. A. 2021. Hubungan Karakteristik Morfologi Tubuh dengan Bobot Badan Ayam Bangkok Jantan. Jurnal Veteriner. 22(3).
360–366. https://doi.org/10.19087/jveteriner.2021.22.3.360.
Hidayah. S. N.. Wahyuni. H. I.. dan Kismiyati. S. 2019. Kualitas Kimia Daging Ayam Broiler dengan Suhu Pemeliharaan yang Berbeda. Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan. 1(1). 1–6. https://doi.org/10.31605/jstp.v1i1.443 Hijriyanto. M.. dan Thasmi. C. N. 2017. Pengaruh Frekuensi Penampungan Semen
terhadap Kualitas Spermatozoa pada Ayam Bangkok. Jimvet. 01(01(1)).
046– 053.
Indriana. R.. Tugiyanti. E.. dan Suswoyo. I. 2023. Pengaruh Galur dan Suplementasi Feed Additive terhadap Pertumbuhan Ayam Lokal Periode Awal sampai Umur 12 minggu. Journal of Animal Science and Technology.
5(3). 313-324.
Iswara. D. 2021. Profil Darah Broiler yang Diberi Pakan dengan Penambahan Tepung Bawang Putih (Allium sativum). Skripsi Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Laili. A. R.. Damayanti. R.. Setiawan. B.. dan Hidanah. S. 2022. Comparison of Broiler Performance in Closed House and Open House Systems in Trenggalek. Journal of Applied Veterinary Science And Technology. 3(1).
6–11. https://doi.org/10.20473/javest.V3.I1.2022.6-11.
Martha, S., 2023. FCR Ayam Broiler: Pengertian dan Cara Menghitungnya. Asterra Machine. Diakses pada 15 Juli 2024 Pukul 1.23 WIB.
https://www.asterra.id/artikel/cara-hitung-fcr-ayam-r/
Marzuki. A.. dan Rozi. B. 2018. Pemberian Pakan Bentuk Cramble dan Mash TerhadapProduksi Ayam Petelor. Jurnal Ilmiah Inovasi. 18(1).1411-5549.
https://doi.org/10.25047/jii.v18i1.849
28
Mirsa. A. 2014. Kajian Dan Analisis Kandungan Nutrisi Jenis Pakan Serta Suplemen Ayam Bangkok Jantan Di Kabupaten Sumbawa Kaitannya dengan Performans Ayam. Skripsi. Universitas Mataram.
Mokodongan. A. R.. Nangoy. F.. Leke. J. R.. dan Poli. Z. 2017. Penampilan Pertumbuhan Ayam Bangkok Starter yang Diberi Pakan dengan Level
Protein Berbed. Zootec. 37(2). 426-435
https://doi.org/10.35792/zot.37.2.2017.16268.
Pagala. M. A.. Nafiu. L. O.. dan Maharani. S. 2019. Keragaan Ukuran Dimensi Tubuh Hasil Persilangan Ayam Petelur dan Bangkok pada Fase Starter.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis. 6(2). 251-258.
https://doi.org/10.33772/jitro.v6i2.7140.
Prasetyo. A. F.. Ulum. M. Y. M.. Prasetyo. B.. dan Sanyoto. J. I. 2020. Performa Pertumbuhan Broiler Pasca Penghentian Antibiotic Growth Promoters (AGP) dalam Pakan Ternak Pola Kemitraan di Kabupaten Jember. Jurnal Peternakan. Vol 17 No 1.2355-9470.
Razak. A. D.. Kiramang. K.. dan Hidayat. M. N. 2016 Pertambahan Bobot Badan.
Konsumsi Ransum dan Konversi Ransum Ayam Ras Pedaging yang diberikan Tepung Daun sirih (Piper betle linn) Sebagai Imbuhan Pakan.
Jurnal ilmu dan industri peternakan. 3(1).1411-5549.
Rusli. R.. Hidayat. M. N.. Rusny. R.. Suarda. A.. Syam. J.. dan Astati. A. 2019.
Konsumsi Ransum. Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Ransum Ayam Kampung Super yang Diberikan Ransum mengandung Tepung Pistia stratiotes. Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan (Journal of Animal Husbandry Science and Industry). 5(2). 66.
https://doi.org/10.24252/jiip.v5i2.11883.
Satya. J. A. 2021. Perbandingan Block Debeaking dan Conventional Debeaking Terhadap Pertambahan Bobot Badan Anak Ayam Bangkok (Doctoral dissertation. Universitas Islam Lamongan).
Sio. A. K.. Nahak. O. R.. dan Dethan. A. A. 2016. Perbandingan Penggunaan Dua Jenis Ransum terhadap Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH).
Konsumsi Ransum dan Konversi Ransum Ayam Broiler. Journal of Animal Science. 1(01). 1–3. https://doi.org/10.32938/ja.v1i01.28.
Siregar. D. J. S. 2017. Pemanfaatan Tepung Bawang Putih (Allium sativum L) Sebagai Feed additif Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Ayam Broiler.
Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. 10(2). 1823-1828.
Sitanggang, E., A., Hasnudi, dan Hamdan. 2015. Keragaman Sifat Kualitatif dan Morfometrik antara Ayam Kampung. Ayam Bangkok. Ayam Katai. Ayam Birma. Ayam Bagon dan Magon di Medan (Diversity of Qualitative Trait and Morphometrics Between Kampung. Bangkok. Katai. Birma. Bagon and Magon Chicken in Medan). Jurnal Peternakan Integratif. 3(2). 167–189.
https://doi.org/10.32734/jpi.v3i2.2753.
29
Sudrajat. D. 2015. Performa Ayam Pedaging yang Diberi Ransum Komersial Mengandung Tepung Ampas Kurma sebagai Pengganti Jagung. Jurnal Peternakan Nusantara. 1(1). 1-8.
Susanti, I., Nuraliah, S., Ahmadi, A., Suhartina, S., Ali, N., dan Dahniar, D. 2024.
Suplementasi Tepung Bawang Putih Pada Pakan Terhadap Income Over Feed Cost Ayam Broiler. AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian, 9(1), 84- 86. https://doi.org/10.35329/agrovital.v9i1.3728
Susanto. A.. Murwanto. A. G.. dan Hartini. S. 2021. Pemanfaatan Jus Buah Merah (Pandanus conoideus) sebagai Feed Additive Untuk Meningkatkan Performa Ayam Broiler Fase Starter. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner
Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science). 11(2). 172.
https://doi.org/10.46549/jipvet.v11i2.213.
Syakir. A.. Nurliana. N.. dan Wahyuni. S. 2017. Efek Pemberian Pakan Terbatas dan Tepung Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Kadar Protein dan Kolesterol Daging pada Ayam Pedaging. Jurnal Agripet. 17(2). 87–94.
https://doi.org/10.17969/agripet.v17i2.7757.
Zelvia. R. 2017. Penerapan Analisis Regresi Dummy Pada Data Kualitatif Kasus Ekonomi. Adzkiya: Jurnal Hukum Dan Ekonomi Syariah. 5(1). 45-66.
RINGKASAN
Ayam Bangkok umumnya dipelihara sebagai ayam aduan,ayam tersebut diintroduksi dari pulau jawa, kemudian telah lama dikembangkan di Sulawesi Utara harga ayam Bangkok jantan sangatlah tinggi dibandingkan dengan ayam kebanyakan. Peternak umumnya memelihara ayam Bangkok secara khusus dan pertumbuhan sebagai ayam aduan dalam perkembangan pemberian bahan ransum sesuai dengan fase pertumbuhan. Salah satu kriteria diantaranya adalah ayam berbobot badan tinggi,agar ayam lebih kuat melakukan penyerangan dan pertahanan dari serangan lawan. Morfologi ayam Bangkok umumnya lebih besar dan kekar dari pada ayam Kampung pada umumnya,sehingga disamping
30
dimanfaatkan sebagai ayam aduan, ayam ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ayam Kampung melalui persilangan.
Tepung bawang dipercayai oleh kebanyakan masyarakat dapat menggantikan fungsi dari antibiotik karena tepung bawang mengandung senyawa aktif alliin. Bawang putih juga mengandung senyawa sativine yang dapat berperan dalam peningkatan sel sel jaringan tubuh ayam dan dapat merangsang pertumbuhan syaraf. Kegunaan bawang putih untuk para peternak ayam adalah untuk menjaga ayam agar tidak mudah terserang penyakit dan sebagai penyembuhan. Pemberian tepung bawang putih (Allium sativum) dalam pakan adalah salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan terhadap ayam . Tepung bawang putih mengandung senyawa kimia seperti allicin, scordinin, dan asam ascorbik.
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan pada tanggal 13 Maret sampai 4 Mei 2024, pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Dusun kaliurang, Kelurahan Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah 3 perlakuan dengan 3 kali ulangan dengan masing masing ulangan berjumlah 5 ekor. Perlakuan yang diterapkan yaitu pemberian tepung bawang putih yang dicampurkan pada setiap 1 Kg A.D.1. yang merupakan pakan lengkap untuk ayam Bangkok, ayam Kampung dan hias umur 0 sampai 8 minggu.
Pakan ternak bermutu dengan butiran yang lembut dari PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Dengan perlakuannya yaitu P0 : Ransum control dengan A.D.1 + 0 gram tepung bawang putih, P1 = A.D.1 + 10 gram tepung bawang putih, P2 = A.D.1
31
+ 20 gram tepung bawang putih sesuai dosis yang diberikan kepada ternak sesuai dengan kelompok perlakuan. Pakan dan air minum diberikan secara ad-libitum.
Variabel yang diukur selama penelitian meliputi pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan.
Variabel yang diteliti meliputi konsumsi pakan, pertumbuhan berat badan, dan konversi pakan. Dalam penelitian ini konsumsi pakan mendapatkan hasil analisis kurva regresi bahwa penambahan tepung bawang putih dengan dosis 10 gram atau P1 memberikan pola pertumbuhan terbaik pada ayam Bangkok menunjukkan grafik tertinggi. Pada variabel pertambahan berat badan penambahan tepung bawang putih dengan dosis 10 gram atau P1 memberikan pola pertumbuhan terbaik pada ayam Bangkok menunjukkan grafik tertinggi. Pada variabel konversi pakan gram atau P1 memberikan pola pertumbuhan terbaik pada ayam Bangkok menunjukkan grafik terendah.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penambahan tepung bawang putih terhadap pola pertumbuhan ayam bangkok dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung bawang putih dengan dosis 10 gram / kg pakan memberikan pola pertumbuhan terbaik pada ayam Bangkok.