PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA APOTIK SUMATRA DAN APOTIK OTTY
DI RANTAUPRAPAT
OLEH:
JOHANNES CALVIN HASUGIAN NPM: 20210041
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...i
DAFTAR TABEL...iii
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Rumusan Masalah...6
1.3 Tujuan Penelitian...6
1.4 Maaat Penelitian...7
BAB II KAJIAN PUSTAKA...8
2.1 Landasan Teori...8
2.1.1 Pengertian Harga...8
2.1.2 Peranan Harga...9
2.1.3 Tujuan Penetapan Harga...9
2.1.4 Indikator Harga...10
2.1.5 Jenis-Jenis Harga...11
2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga...11
2.2 Keputusan Pembelian...13
2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian...13
2.2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian...15
2.2.3 Dimensi Keputusan Pembelian...17
2.2.4 Indikator Keputusan Pembelian...17
2.2.5 Aktor Keputusan Pembelian...19
2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian...20
2.3 Penelitian Terdahulu...21
2.4 Kerangka Konseptual...22
2.5 Hipotesis...22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...23
3.1 Jenis Penelitian...23
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...23
3.3 Populasi dan Sampel...25
3.3.1 Populasi...25
3.3.2 Sampel...25
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data...25
3.5 Defenisi Operasional...28
3.6 Uji Instrumen...28
3.6.1 Uji Validitas...28
3.6.2 Uji Reliabilitas...29
3.7 Uji Asumsi Klasik...29
3.7.1 Uji Normalitas...29
3.7.2 Uji Heteroskedastisitas...30
3.8 Analisis Regresi Sederhana...30
3.9 Uji Hipotesis...31
DAFTAR TABE
Tabel 1.1 Perbandingan Harga Obat di Apotik Otty dan Apotik Sumatera Tahun
2021-2023...4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...21
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian...24
Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert...26
Tabel 3.3 Defenisi Operasional...28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dari berbagai banyaknya suatu hal yang dapat mempengaruhi pencapaian suatu keuntungan, baik dalam jangka yang panjang atau pendek. Harga memiliki suatu peran yang penting untuk mencapai keuntungan suatu pelanggan. Harga ialah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh suatu produk. Harga dalam suatu produk merupakan suatu ukuran terhadap besar dan kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang akan dibelinya. Seseorang akan berani membayar suatu produk dengan harga yang mahal jika produk tersebut melebihi harapannya. Sebaliknya, jika seseorang itu menilai suatu kepuasannya terhadap produk itu sendiri, maka dia akan bersedia untuk membayar dan membeli produk itu dengan harga yang mahal. Sedangkan secara historis harga itu dapat ditentukan oleh pembeli atau penjual melalui
harapan tersebut yaitu meningkatkan keputusan pembelian konsumen dalam menentukan harga barang dengan menggunakan strategi pemasaran.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang terlebih di dalam bidang kesehatan membuat manusia terus berinovasi dan mengembangkan obat-obatan untuk meningkatkan kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit. Jenis dan ragam obat-obatan pun sangat banyak dan beragam. Selain obat-obatan yang memiliki banyak ragam, fasilitas penyedia obat-obatan pun terus bermunculan. Ada banyak sekali tempat penyedia obat-obatan yang didirikan pemerintah seperti puskesmas dan rumah sakit, maupun yang didirikan oleh swasta ataupun perseorangan seperti klinik pengobatan herbal, klinik terpadu, toko obat dan apotek. Apotek merupakan salah satu usaha penyediaan obat-obatan yang resmi dan berizin, merupakan tempat praktek dari apoteker dan dokter menjadi salah satu pilihan untuk membeli obat dan berkonsultasi seputar kesehatan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan keputusan pembelian maka apotek juga menjalankan strategi pemasaran. Strategi ini biasanya meliputi aspek produk, harga dan lokasi.
Aspek harga merupakan sesuatu yang selama ini banyak menarik konsumen.
Seiring dengan kenaikan harga obat yang tiap tahunnya bertambah sehingga konsumen tidak mampu membeli atau memilih mengurangi dosis obat yang diperlukan. Pada tahun 2022 kenaikan harga obat melonjak jauh yang biasanya hanya naik 500 rupiah hingga 1000 rupiah, namun pada tahun 2022 harga obat naik hingga sampai 2000 bahkan 3000 rupiah.
Apotek sumatera yang berada di Rantauprapat ini tetap sukses dalam mempertahankan eksistensinya dibandingkan dengan apotek otty, walaupun apotik otty sudah melakukan pengurangan laba penjualan untuk mempertahankan harga barang yang naik setiap tahunnya. Apotik otty dan sumatera menetapkan harga yang cukup bersaing dengan Apotik lain yang ada di rantau parapat. Meski Apotek sumatera memiliki harga yang masih lebih murah di banding Apotik otty dikarenakan Apotik sumatera memiliki strategi
Harga merupakan salah satu syarat dalam pertimbangan konsumen sebelum melakukan transaksi atau pembelian suatu produk. Konsumen memiliki berbagai penilaian yang berbeda terhadap harga dari suatu produk yang diperjualkan. Harga yang ditetapkan diatas pesaing akan dipandang sebagai harga yang mahal, sedangkan jika harga tersebut lebih rendah dari pesaing maka konsumen akan menilai harga produk itu murah.
Perilaku konsumen dapat digunakan sebagai alat untuk melihat peluang baru yang timbul dengan mengantisipasi persaingan yang ketat. Konsumen yang memegang kendali bisnis dan produsen menentukan ketersediaan produk dan jasa yang harus disediakan di pasar. Untuk mengimbangi kendali konsumen dalam melakukan pembelian maka perusahaan harus memperhatikan strategi pemasaran yang di gunakan dalam melakukan penjualan produk. Strategi pemasaran akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian konsumen adalah hal penting untuk kemajuan perusahaan karena peluang untuk mendapatkan profit dan pelanggan tetap tergantung dari semakin besar konsumen yang melakukan pembelian produk dan jasa sebuah perusahaan. Semakin banyak konsumen membeli suatu produk maka perusahaan akan
dikenal oleh masyarakat dan konsumen akan loyal kepada perusahaan tersebut. Menurut (Kotler & Keller, 2014) bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran yang
Tabel 1.1 Perbandingan Harga Obat di Apotik Otty dan Apotik Sumatera
No Nama Obat Harga Obat Apotik di Otty Harga Obat Apotik di Sumatera
2021 2022 2023 2021 2022 2023
1 Ambroxol Rp 3.000 Rp
5.000 Rp
5.000 Rp
2.000 Rp 4.000 Rp 4.000
2 Asam
Mefenamat
Acid Rp 3.000 Rp
5.000 Rp
5.000 Rp
2.500 Rp 4.000 Rp 4.000 3 Alloporinol
100mg Rp 3.500 Rp 5.000
Rp 5.000
Rp
3.000 Rp 4.000 Rp 4.000 4 Alloporinol
300mg Rp 4.000 Rp
6.000 Rp
5.500 Rp
3.000 Rp 4.500 Rp 5.000 5 Antimo Tablet Rp 6.000 Rp
8.000 Rp
8.000 Rp
5.000 Rp 7.000 Rp 7.500
6 Betamol Rp 3.500 Rp
5.000 Rp
5.000 Rp
3.000 Rp 4.500 Rp 5.000 7 Bisoprol 5mg Rp 5.000 Rp
7.500 Rp
7.000 Rp
4.500 Rp 5.500 Rp 5.000 8 Biogesic Rp 4.000 Rp
6.000 Rp
5.500 Rp
4.000 Rp 5.000 Rp 5.000 9 Bufacaryl Rp 3.000 Rp
6.000 Rp
5.000 Rp
3.000 Rp 4.000 Rp 4.000 10 Dexamethason
e Rp 3.000 Rp
5.000 Rp
5.000 Rp
2.500 Rp 3.500 Rp 4.000 11 Cendo xitrol Rp 7.000 Rp
9.000 Rp
9.000 Rp
7.000 Rp 9.000 Rp 10.000
12 Cerini Rp 43.000 Rp
47.000 Rp
48.000 Rp
42.000 Rp 44.000 Rp 45.000 13 Ceterizine Rp 2.000 Rp
3.500
Rp 3.000
Rp
1.500 Rp 3.000 Rp 2.500 14 Countrpain
15g Rp 30.000 Rp
33.000 Rp
33.000 Rp
27.000 Rp 29.000 Rp 29.000 15 Countrpain
120g Rp
109.000
Rp 111.00 0
Rp 111.50 0
Rp
108.000 Rp
110.000 Rp 110.500 16 Kakak Tua Rp 8.500 Rp
10.500 Rp
11.000 Rp
7.000 Rp 8.000 Rp 8.500
17 Kalzana Rp 8.000 Rp
10.000 Rp
10.500 Rp
7.000 Rp 9.000 Rp 9.000 18 Kandistatin Rp 39.000 Rp
42.000 Rp
42.000 Rp
37.000 Rp 40.000 Rp 40.500 19 Kalpanax
Cream Rp 11.000 Rp
13.000 Rp
13.500 Rp
10.000 Rp 12.000 Rp 12.500
20 Dermatix Rp
116.500
Rp 118.50 0
Rp 120.00 0
Rp
115.000 Rp
117.500 Rp 118.000 21 Lameson Rp 45.000 Rp
48.500 Rp
49.000 Rp
47.000 Rp 49.000 Rp 49.000 22 Lansoprazol Rp 7.000 Rp
9.000 Rp
9.000 Rp
7.000 Rp 9.000 Rp 9.000 23 Lastacep Rp 8.000 Rp
10.000 Rp
9.000 Rp
7.000 Rp 9.000 Rp 8.000
Rp Rp Rp
Tahun 2021-2023 Sumber: Apotik Sumatera, dan Apotik Otty 2023
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa harga tersebut relatif murah pada tahun 2021.Jika dibandingkan dengan data pada tahun 2022 dan mengikuti tahun 2023 harga akan lebih meningkat dikarenakan beberapa faktor seperti harga bbm naik.
Permintaan terhadap produk berbeda, tergantung dari harga yang ditetapkan perusahan. Harga obat yang ditetapkan pada apotik harus tepat dan sesuai dengan daya beli konsumen. Sehingga konsumen akan memilih membeli pada produk tersebut. Dari hasil penelitian pengaruh harga dan lokasi terhadap keputusan pembelian pada Alfamart Cipondoh menyatakan bahwa terdapat pengaruh harga secara signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 41,1% (Noviyanti, Sunarsi, & Wijoyo , 2021). Adapun (Gunarsih, Kalangi, & Tamengkel, 2021) yang melakukan penelitian di Toko Bangunan Pelita Jaya, Buyungon Amurang mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitiannya yaitu bahwa harga berpengaruh positif atau signifikan terhadap keputusan pembelian artinya mayoritas setiap keputusan pembelian yang dilakukan pembeli ditentukan dari nilai harga tersebut.
Apotek adalah perusahaan industri tidak hanya bergerak dalam bidang obat- obatan namun juga bergerak dalam bidang alat kesehatan, kosmetik serta produk rumah tangga. Harga merupakan hal penting, setiap harga yang ditetapkan oleh perusahaan akan berakibat terhadap tingkat permintaan terhadap produk menjadi berbeda. Dalam hal ini produk yang dijual di apotik memberi gambaran bahwa secara bertahap, harga produknya semakin hari semakin kompetitif. Bila harga yang ditetapkan perusahaan tepat dan sesuai daya beli konsumen maka pemilihan konsumen pada suatu produk tertentu akan dijatuhkan pada produk tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Apotik Sumatra dan Apotik Otty di Rantau Parapat”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Apotek Sumatra di Rantauprapat?
2. Apakah harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Apotek Otty di Rantauprapat?
3. Apakah yang dilakukan Apotik Sumatra dan Apotik Otty dalam mempertahankan harga saing?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen pada Apotik Sumatra di Rantauparapat
2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen pada Apotik Otty di Rantauparapat
3. Untuk mengetahui yang dilakukan apotik Sumatra dan Apotik Otty dalam mempertahankan harga saing.
1.4 Maaat Penelitian a. Bagi Penulis
Hasil Penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis untuk menambah wawasan mengenai analisis harga dalam keputusan pembelian produk pada Apotik.
b. Bagi Perusahaan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai analisis perilaku konsumen dalam membeli sehingga dapat memberikan masukan dan sebagai tolak ukur dalam pengetahuan yang lebih mendalam mengenai harga dalam keputusan pembelian konsumen. Dengan harapan dapat meningkatkan penjualan terhadap pihak terkait.
c. Bagi Akademik
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukkan untuk mengembangkan wawasan ilmiah serta bahan pertimbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya,dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk perkembangan ilmu pengetahuan dibidang strategi pemasaran terutama dalam penjualan obat diapotik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Harga
Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual.
Selain itu, secara tidak langsung, harga juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.
Harga menurut Kotler dan Amstrong (2017:410) menyatakan harga harus mencerminkan nilai konsumen bersedia membayar harga dibandingkan harus mencerminkan hanya biaya pembuatan produk atau memberikan layanan. Artinya harga merupakan sejumlah uang yang dibutuhkan atau ditukarkan ke konsumen untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang yang memiliki manfaat serta penggunaannya.
Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Hal ini terlihat jelas pada persamaan berikut :
Laba = Pendapatan Total – Biaya Total
2.1.2 Peranan Harga
Menurut buku Fandy Tjiptono dan Anastasia (2019:257) peranan harga dapat dijabarkan sebagai berikut :
Harga yang dipilih berpengaruh langsung terhadap tingkat permintaan dan menentukan tingkat aktivitas. Harga yang terlampau mahal atau sebaliknya terlalu murah berpotensi menghambat pengembangan produk. Oleh sebab itu, pengukuran sensitivitas harga amat penting dilakukan.
Harga yang ditetapkan oleh perusahaan mempengaruhi persepsi umum terhadap produk atau merek dan berkontribusi pada positioning merek dalam evoked set konsumen potensial. Konsumen acapkali menjadikan harga sebagai indikator kualitas, khususnya dalam pasar produk konsumen.
Harga merupakan alat atau wahana langsung untuk melakukan perbandingan antar produk atau merek yang saling bersaing. Dengan kata lain, harga adalah
“forced point of contact between competitors”.
2.1.3 Tujuan Penetapan Harga
Menurut buku Fandy Tjiptono dan Anastasia (2019:258) pada dasarnya ada tujuh jenis tujuan penetapan harga, yaitu:
1. Tujuan Berorientasi pada Survival
Menetapkan tingkat harga sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan untuk menutup biaya – biaya yang dikeluarkan
2. Tujuan Berorientasi pada Laba
Mengidentifikasikan tingkat harga dan biaya yang memungkinkan perusahaan untuk memaksimumkan laba.
3. Tujuan berorientasi pada Return On Investment (ROI)
Mengidentifikasi tingkat harga yang memungkinkan perusahaan mencapai tingkat ROI yang diharapkan
4. Tujuan berorientasi pada Pangsa Pasar
Menetapkan tingkat harga agar perusahaan dapat mempertahankan atau meningkatkan penjualan secara relatif dibandingkan penjualan para pesaing
5. Tujuan berorientasi pada Aliran kas (cash flow)
Menetapkan harga sedemikian rupa sehingga dapat memaksimumkan pengembalian kas secepat mungkin
6. Tujuan berorientasi pada Status quo
Mengidentifikasi tingkat harga yang dapat menstabilkan permintaan dan penjualan.
7. Tujuan berorientasi pada Kualitas Produk
Menetapkan harga untuk menutup biaya riset dan pengembangan, serta menciptakan citra kualitas tinggi.
2.1.4 Indikator Harga
Menurut pendapat Kotler dalam jurnal yang ditulis Lily Harjati dan Venesia (2016) adapun indikator harga antara lain adalah:
1. Keterjangkauan Harga
Harga yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk mereka dapat dijangkau oleh para konsumennya. Harga yang terjangkau adalah harapan konsumen saat memilih suatu produk. Apabila harga sesuai dan terjangkau tentu akan menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli produk mereka.
2. Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk
Harga yang diberikan oleh perusahaan harus sesuai dengan kualitas produk yang mereka hasilkan. Apabila harga yang diberikan tinggi maka kualitas produk yang diberikan pun harus memiliki kualitas yang tinggi agar konsumen tidak keberatan dan tidak merasa dirugikan jika membeli produk tersebut. Biasanya, konsumen tidak keberatan membeli produk tertentu dengan harga yang relative asalkan baik kualitas produknya, namun kebanyakan konsumen lebih menginginkan produk yang mempunyai harga terjangkau dengan kualitas yang baik.
3. Daya Saing Harga
harga yang tinggi memiliki manfaat produk yang tinggi pula. Namun, terkadang beberapa konsumen mengabaikan harga suatu produk dan lebih mementingkan manfaat dari produk tersebut.
2.1.5 Jenis-Jenis Harga
Menurut Suhardi Sigit, (1992) dalam buku Danang Sunyoto (2014:130) jenis jenis harga yang dikenakan pada suatu produk sebagai berikut:
1 Harga Daftar
Harga daftar adalah harga yang diberitahukan atau dipublikasikan, dari harga ini biasanya pembeli dapat memperoleh potongan harga 2. Harga Netto
Harga Netto adalah harga yang harus dibayar, biasanya merupakan harga daftar dikurangi potongan dan kemurahan.
3. Harga Zone
Harga Zone adalah harga yang sama untuk suatu daerah zone dan daerah geografis tertentu.
4. Harga Titik Dasar
Harga Titik Dasar adalah harga yang didasarkan atas titik lokasi atau titik basis tertentu. Jika digunakan hanya satu titik basis disebut single basing point system, dan disebut multiple basing point system apa bila digunakan lebih dari satu titik basis
5. Harga Stempel Pos
Harga Stempel Pos adalah harga yang sama untuk semua daerah pasarnya, disebut juga harga uniform
6. Harga Pabrik
Dalam hal ini pembeli membayar dipabrik atau tempat pembuatan, sedangkan angkutan ditanggung oleh pembeli. Dapat juga pihak penjual menyerahkan sampai atas alat angkutan yang disediakan pembeli.
7. Harga F.A.S
Harga F.A.S adalah untuk barang yang dikirim lewat laut. Biaya angkutan ditanggung oleh penjual sampai kapal merapat dipelabuhan tujuan. Pembongkaran ditanggung oleh pembeli.
2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga
Keputusan-keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Faktor Internal, maksudnya adalah:
1) Keputusan harga disesuaikan dengan sasaran pemasaran, contohnya adalah sasaran untuk bertahan hidup,
memaksimalkan laba jangka pendek memaksimalkan pangsa pasar atau kepemimpinan mutu produk.
2) Keputusan harga disesuaikan dengan strategi nauran pemasarannya, dimana manejemen harus mempertimbangkan bauran pemasaran sebagai satu keseluruhan. Dalam suatu produk yang diposisikan atas dasar faktor-faktor bukan harga, maka keputusan-keputusan mengenai mutu, promosi atau distribusi akan mempengaruhi harga. Dan sebaliknya, jika harga merupakan sebuah faktor dalam penentuan posisi, maka harga akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan mengenai unsur-unsur bauran pemasaran lainnya.
3) Keputusan harga atas dasar pertimbangan organisasi. Penetapan harga pada perusahaan besar penetapan harga diserahkan kepada manajer disini.
b. Faktor Eksternal, maksudnya adalah:
1) Pasar dan suatu permintaan konsumen adalah sesuatu plafon harga (harga tinggi). Konsumen akan membandingkan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat yang dimilikinya. Hal penting sebelum harga ditetapkan adalah harus dipahami dahulu
2) Harga atau suatu tawaran pesaing perlu diketahui untuk menentukan harga, demikian juga reaksi pesaing setelah keputusan harga diberlakukan.
3) Faktor-faktor eksternal lainnya, yaitu kondisi ekonomi seperti tingkat inflasi, biaya bunga resesi, booming atau keputusan- keputusan pemerintah.
2.2 Keputusan Pembelian
2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan suatu merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian atau keputusan pembelian.
Keputusan pembelian merupakan titik suatu pembelian dari proses evaluasi.
Proses pengambilan keputusan pembelian merupakan pengembangan dari seseorang dalam hal untuk membeli produk.
Menurut Swastha dan Handoko (2008:10) keputusan pembelian merupakan proses dalam pembelian nyata, apakah membeli atau tidak. Hal ini tentunya bergantung kepada keinginan konsumen dalam melakukan pembelian. Sehingga konsumen menjadi hal yang paling penting, proses yang dimaksud adalah dari keinginan yang muncul dalam diri konsumen, kemudian konsumen memutuskan apakah keinginan terebut mereka wujudkan atau tidak. Konsumen yang melakukan proses pembelian atau tidak, telah melakukan suatu keputusan pembelian.
Peter-Olson dalam (Mulyadi Nitisusastro 2012:195) menegaskan bahwa pengambilan keputusan konsumen merupakan proses interaksi antara sikap efektif, sikap kognitif, sikap behavioral dengan faktor lingkungan yang mana manusia melakukan pertukaran dalam semua aspek kehidupannya. Sikap kognitif merefkelsikan sikap pemahaman, sikap afektif merefleksikan sikap keyakinan dan sikap behavioral merefleksikan sikap tindakan nyata.
Sementara itu menurut Mangkunegara (2019, hlm. 43) keputusan pembelian adalah kerangka kinerja atau sesuatu yang mewakili apa yang diyakini konsumen dalam mengambil keputusan membeli.
Kerangka kinerja tersebut dinaungi oleh dua faktor utama, yakni sikap orang lain, dan situasi yang tidak diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan, konsumen tidak puas. Sebaliknya, apabila kinerja memenuhi harapan konsumen, maka akan menimbulkan kepuasan dan senang.
Kemudian menurut Sudaryono (2014) Keputusan konsumen merupakan masalah yang timbul dari kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan itu dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai.
Menurut Kotler & Armstrong (2013) Keputusan pembelian terdiri dari lima tahap, yakni pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian”.
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan berikut dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan konsumen adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa keputusan pembelian merupakan suatu motif yang timbul dari dalam diri seseorang untuk membeli satu produk atau jasa untuk konsumsi pribadi.
Menurut Alma (2018) dimensi keputusan membeli adalah sebagai berikut:
1. Need Recognition, dalam pengenalan kebutuhan, atau pengenalan masalah, maka seseorang merasakan adanya stimuli untuk membeli
sumber publik seperti media massa, koran, televisi, radio. Dan dari pengalamanmasa lalu, pernah menggunakan suatu produk, atau melihat produk tersebut.
Menurut Kotler & Armstrong dalam Sudaryono (2014) indikator dari dimensi ini adalah sebagai berikut :
a. Sumber pribadi Meliputi keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
b. Sumber komersial Meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, dan pengemasan.
c. Sumber pengalaman Meliputi penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan produk.
d. Sumber public.
Berdasarkan pengertian keputusan pembelian menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah kerangka kinerja berupa proses pemilihan alternatif-alternatif yang melibatkan dalam usaha untuk menentukan pilihan produk atau jasa yang akan dibeli yang akan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal pembuat keputusan, lingkungan sosial, situasi, dan faktor-faktor lainnya dari sejak pengambilan keputusan tersebut belum dilakukan hingga setelah pembelian itu sendiri telah diputuskan.
2.2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Suatu keputusan pembelian terjadi setelah melalui tahapan atau proses.
Bahkan proses keputusan pembelian ini juga meliputi tahapan setelah pembelian itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler & Keller (2016, hlm. 227) bahwa keputusan pembelian merupakan proses di mana konsumen melewati lima tahap, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian, yang dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu.
Menurut Kotler & Armstrong (2016, hlm. 183) tahapan proses keputusan pembelian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pengenalan Kebutuhan
Tahap pertama proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pada tahap pengenalan kebutuhan, pemasar harus meneliti dan memahami jenis kebutuhan yang mendorong serta mengarahkan konsumen pada produk atau jasa perusahaannya.
2. Pencarian Informasi
Tahap proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi dengan catatan konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber misalnya sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, dan rekan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, website, dan kemasan), sumber publik (media massa, organisasi, peringkat konsumen, dan pencarian internet), dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, dan pemakaian produk). Biasanya sumber komersial lebih banyak digunakan konsumen tentang suatu produk atau jasa karena sumber komersial ini dikendalikan oleh pemasar dengan cara-cara yang lebih menarik perhatian konsumen.
3. Evaluasi berbagai Alternatif
Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Proses pemilihan dari berbagai alternatif ini akan membandingkan: sifat-sifat fisik produk, bobot kepentingan, kepercayaan terhadap merek, fungsi kegunaan, dan tingkat kesukaan.
4) Keputusan Pembelian
Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli produk.
5) Perilaku Pasca-Pembelian
Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan. Puas atau tidaknya konsumen ditentukan oleh perbandingan antara harapan (expectation) konsumen dan kinerja (perceived performance). Reaksi konsumen terhadap kepuasan dan ketidakpuasan tersebut, antara lain: a) Customer Exit, bila konsumen tidak puas dan tidak akan membeli produk tersebut di masa yang akan datang;
b) Customer Voice (Complaining), bila konsumen yang tidak puas menyampaikan keluhan kepada produsen, distributor, keluarga, teman
2.2.3 Dimensi Keputusan Pembelian
Tjiptono menjelaskan bahwa keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk meliputi enam dimensi keputusan pembelian yang dapat dijadikan landasan untuk menarik indikator dalam penelitian sebagai berikut:
1. Pemilihan produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan. Indikator yang dapat ditarik misalnya: kebutuhan suatu produk, keberagaman varian produk dan kualitas produk.
2. Pemilihan merek
Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. Misalnya: kepercayaan dan popularitas merek.
3. Pemilihan penyalur
Pembeli harus mengambil keputusan penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap pembeli mempunyai pertimbangan yang berbeda- beda dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap dan lain-lain. Misalnya: kemudahan mendapatkan produk dan ketersediaan produk.
4. Waktu pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda- beda, Misalnya : ada yang membeli sebulan sekali, tiga bulan sekali.
5. Jumlah Pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli. Misalnya: kebutuhan akan produk.
2.2.4 Indikator Keputusan Pembelian
Sementara itu, indikator keputusan pembelian menurut Kotler & Keller (2016, hlm. 161) adalah tahapan-tahapan dari proses keputusan pembelian itu sendiri yang sebelumnya telah dijelaskan di atas, yakni:
1. Pemilihan Produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk mengunjungi sebuah tempat untuk tujuan yang lain, dalam hal ini perusahaan harus memusatkan
perhatianya kepada orang-orang yang berminat untuk memilih hotel yang mereka kelola.
2. Pilihan Brand (Merek)
Konsumen harus memutuskan tempat mana yang akan dikunjungi. Setiap tepat memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.
3. Pemilihan Penyalur
Konsumen mengambil keputusan tentang penyaluran yang akan
digunakan. Setiap pengunjung berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur yang bisa dikarenakan faktor lokasi, harga yang murah, persediaan produk yang lengkap, kenyamanan, keluasan tempat dan sebagainya.
4. Jumlah Pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk/jasa yang akan dikunjungi pada suatu saat. Kunjungan dilakukan mungkin lebih dari satu, dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk/jasa sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari setiap pengunjung.
5. Penentuan Waktu Kunjungan
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu berkunjung bisa berbeda- beda, misalnya ada yang berkunjung setiap hari, satu minggu sekali, satu bulan sekali, dan mungkin satu tahun sekali
6. Metode Pembayaran.
Konsumen dalam mengunjungi suatu tempat pasti harus melakukan suatu
keinginannya. Konsumen akan memutuskan membeli atau tidaknya suatu barang dengan memperhatikan faktor-faktor yang dianggapnya penting.
2.2.5 Aktor Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian tidak hanya melibatkan pembeli dan penjual saja.
Terdapat beberapa peran atau aktor yang terlibat. Misalnya, bisa jadi seseorang yang membutuhkan barang yang akan dibeli adalah seorang anak, maka kemungkinan besar keputusan pembelian utama tetaplah ada pada orang tuanya, bukan ia sendiri. Belum lagi, bisa jadi calon pembeli juga mendengarkan pendapat orang lain terlebih dahulu dalam memutuskan pembeliannya. Untuk lebih jelasnya, beberapa aktor atau peran-peran keputusan pembelian di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Pemrakarsa, adalah orang yang pertamakali menyarankan membeli suatu produk atau jasa.
2. Pemberi Pengaruh, adalah orang yang pandangan atau nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.
3. Pengambil Keputusan, yakni orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah pembeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, bagaimana cara membeli, dan di mana akan membeli.
4. Pembeli, adalah orang yang melakukan pembelian nyata.
5. Pemakai, adalah orang yang mengonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam produk yang ditawarkan maupun dari pembeli atau pelanggan itu sendiri. Terkait dengan hal tersebut, Pride dan Ferrell dalam Sangadji dan Sopiah (2013, hlm. 335), mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian terdiri atas tiga kelompok, yakni faktor pribadi, psikologis, dan sosial yang akan dijabarkan sebagai berikut.
1. Faktor Pribadi.
Faktor Pribadi merupakan faktor yang unik bagi seorang individu. Faktor pribadi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
Faktor Demografi,berkaitan dengan siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan pembelian. Faktor ini meliputi ciri-ciri individual seperti jenis kelamin, usia, ras, suku bangsa, pendapatan, siklus, kehidupan keluarga, dan pekerjaan.
Faktor Situasional,merupakan keadaan atau kondisi eksternal yang
Faktor Psikologis adalah berbagai faktor proses mental atau perilaku seorang dalam membeli atau mengonsumsi. Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian di antaranya adalah sebagai berikut.
Motif kekuatan energi internal,yakni suatu motif dan motivasi yang mengarahkan kegiatan seseorang kearah pemenuhan kebutuhan atau pencapaian seseorang.
2.3 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N
o
Nama Judul Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Rika Malliana Pengaruh Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Di
Rumah Makan
Bebek Tresnah
Bangkalan
Metode
Kuantitatif Dari hasil keofisien regresi bernilai signifikan, maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga (X) berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).
2. Riau Rahmat Hidayat
Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Studi kasus pada pembeli gula aren sawit di desa simpang empat
kecamatan Sei
Rampah Kabupaten Sergai Provinsi Sumut.
Metode Kuantitatif
Variabel harga dan variabel kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada pembeli gula aren sawit di desa simpang empat
3. M. Noorman Mulyadi
Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Lapis Talas Kujang Bogor
Metode Kuantitatif
Harga berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian Lapis Talang Kujang
Untuk Keperluan
Usaha Waralaba. Bogor untuk
keperluan usaha waralaba.
2.4 Kerangka Konseptual
Untuk memahami perilaku konsumen tentu tidak mudah karena setiap konsumen memiliki keinginan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu tidak mudah bagi produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang memiliki perubahan perilaku dalam membeli produk yang ditawarkan dan melalui evaluasi berkala dengan mengimplikasikannya pada desain, harga, dan kualitas produk. Untuk memahami lebih jelas hubungan diantaranya yaitu dependent variable (variable terikat) ialah keputusan pembelian (Y) dan independent variable (variable bebas) ialah harga (X) yang digunakan dalam penelitian ini.
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Berdasarkan kerangka konseptual maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:
H : Harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian obat-obatan di Keputusan Pembelian
(Y) Harga
(X)
H0: Harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian obat-obatan di apotik Sumatra.
H1 : Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian obat-obatan di apotik Sumatra.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan Kuantitatif merupakan data yang dinyatakan dalam angka, atau dengan kata lain data penelitian yang didasarkan atas perhitungan statisik.
Penelitian ini memberikan suatu gambaran suatu data yang dianalisis secara akurat, statistic, jelas dan sistematis.
Jenis penelitian sangat bertujuan dengan rancangan penelitian. Dengan menentukan jenis penelitian maka dapat disusun rancangan penelitian.
Penggolongan jenis ini sangat tergantung pada pedoman dari aspek mana penggolongan itu ditinjau.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian agar peneliti dapat mengetahui bagaimana keadaan yang sebenarnya terhadap apa yang hendak diteliti. Adapun tempat penelitian ini dilakukan di Apotik Sumatra Jalan Sisingamangaraja Kec. Rantauselatan Kab. Labuhan Batu,
penelitian ini dilaksanakan mulai dari Oktober 2023 sampai dengan April 2024.
Adapun jadwal kegiatan penelitian sebagai berikut.
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
NO
. KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBUARI MARET APRIL 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan
judul 2 Acc judul 3 Persetujuan
pembimbing 4 Bahan
literatur 5 Penyusunan
proposal 6 Bimbingan
proposal 7 Seminar proposal 8 Revisi
proposal 9 Penelitian 10 Pengelolaan
data
11 Bimbingan skripsi
12 Periksa buku 13 Penggandaa
n dan tanda
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Sugiyono (2018:80) menyatakan populasi merupakan generalisasi yang terdiri dari atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Rantauprapat yang pernah melakukan pembelian di Apotik Otty dan Apotik Sumatera. Jumlah anggota populasi tidak diketehaui.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Nonprobability Sampling karena populasi tidak diketahui jumlah anggotanya, dan dengan purposive sampling sebagai teknik penentuan sampelnya.
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang releven dengan permasalahan penelitian, maka data itu bisa dianggap valid, berkaitan atau sesuai dengan realita yang ada. Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu:
1. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen, seperti buku harian, laporan, catatan kasus dan dokumendokumen yang lain. Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset,rekaman video, foto dan lain sebagainya.Dalam pengambilan teknik dokumentasi di Apotek Sumatera &
Apotek Otty digunakan sebagai bahan untuk pembuktian bahwa telah mengambil data atau informasi
2. Teknik Observasi
Observasi yaitu suatu teknik pengumpulam data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pengamatan terhadap keadaan dan perilaku objek sasaran. Teknik observasi ini digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi suatu penelitian dalam proses mencari atau mendapatkan informasi secara objektif, nyata dan dapat di pertanggung jawabkan di Apotek Sumatera dan Apotek Otty. contoh: mendapatkan data-data seperti, dokumentasi dan angket secara nyata.
3. Teknik Angket
Metode pengumpula data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Berdasarkan Jenis angket yang digunakan yaitu kuesioner dan angket tertutup yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai.
Tabel 3.2
Pengukuran Skala Likert
No Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Skala likert dalam penelitian ini tidak menggunakan jawaban “ragu-ragu”, dengan tujuan untuk menghilangkan kecenderungan jawaban yang berada di titik aman. Agar nantinya responden yang takut memberi jawaban akan cenderung memilih jawaban “ragu-ragu” untuk tetap berada di posisi aman. Maka, peneliti memutuskan untuk memilih kategori jawaban SS, S, TS, STS untuk melihat kepastian pendapat responden ke arah setuju atau kearah tidak setuju. Penggunaan instrumen kuesioner dengan menggunakan skala Likert empat skala memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat menjaring data penelitian lebih akurat dikarenakan kategori jawaban Undecident yang mempunyai arti ganda, atau dapat diartikan responden yang belum dapat memutuskan atau memberi jawaban tidak digunakan di dalam kuesioner dikarenakan dapat menimbulkan (central tendency effect) yang dapat menghilangkan banyak data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang seharusnya diperoleh dari para responden.
4. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal tertentu dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada narasumber tersebut nantinya akan digunakan dalam bab pembahasan untuk mendukung data yang diperoleh dari kuesioner. Pada penelitian ini, wawancara hanya akan dilakukan apabila peneliti ingin menambah wawasan informasi kepada beberapa konsumen yang membeli di Apotik Sumatra.
3.5 Defenisi Operasional
Tabel 3.3 Defenisi Operasional Variabel Definisi Teoritik Definisi
Operasional Indikator Harga (X) Sejumlah uang
yang dibebankan atas suatu produk atau jumlah nilai dari yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat kare
Kesediaan
konsumen untuk membayar
sejumlah uang untuk
mendapatkan sesuatu
1. Keterjangkauan Harga
2. Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk 3. Daya Saing Harga 4.Kesesuaian Harga dengan Manfaat Keputusan
Pembelian (Y)
Kotler : Tahapan yang Dilakukan
oleh konsumen sebelum
melakukan keputusan
pembelian suatu produk
Tahapan
konsumen dalam melakukan pembelian
1.Pemilihan Produk
2.Pilihan Brand (merek)
3.Pemilihan penyalur 4.Jumlah
Pembelian 5penentuan
kunjungan
3.6 Uji Instrumen 3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan alat ukur yang digunakan dalam sesuatu
pemikiran yang logis, menggunakan kelompok yang telah diketahui sifatnya, meminta pendapat kepada orang yang ahli, kriteria independen. Item yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selanjutnya akan diuji reabilitasnya. Maka nilai r hitung ditentukan sebagai berikut:
a. Jika r hitung bernilai positif dan r hitung > r tabel, maka butir dinyatakan valid.
b. Jika r hitung bernilai negative dan r hitung 3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas yaitu memiliki sifat yang dapat dipercaya, maka apabila alat ukur digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama dan oleh peneliti orang lain akan memberikan hasil yang sama. Berarti yang dimaksud reliabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk mendapatkan dan memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal atau subjek yang sama. Reliabilitas mengandung 3 makna yaitu sebagai berikut:
1. Tidak berubah-ubah 2. Dapat diandalkan 3. Konsisten
Angka r hasil merupakan angka Alpha yang dapat ditentukan sebagai berikut:
a. Jika r Alpha positif dan r Alpha >r tabel berarti angket tersebut reliabel.
b. Jika r Alpha negatif dan r Alpha < r tabel berarti angket tersebut tidak reliabel (Sugiyono 2015).
3.7 Uji Asumsi Klasik 3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas yaitu sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai sebaran data pada sebuah kelompok data dan variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Adapun kriteria penguji pada uji normalitas yaitu sebagai berikut:
a. Angka signifikan uji lilliefors Sig >0,05 berarti nilai data tersebut menunjukkan data yang berdistribusi normal.
b. Angka signifikan uji lilliefors sig < 0,05 berarti nilai data tersebut menunjukkan data yang tidak bedistribusi normal.
3.7.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas yaitu bertujuan untuk menguji apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model yang ada pada regresi linier. Dalam model regresi yang baik yaitu homoskedatisitas. Cara mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu:
a. Jika nilai signifikan (Sig) lebih besar dari 0,05 berarti kesimpulannya adalah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.
b. Jika nilai signifikan (Sig) lebih kecil 0,05 berarti kesimpulannya adalah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam regresi.
3.8 Analisis Regresi Sederhana
Regresi linier sederhana merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
Keterangan:
Y= Variabel dependen X= Variabel independen b0 = konstantan
b1 = koefisien regresi (kemiringan) besar dependen yang ditimbulkan oleh independen
X = Subjek dari variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu 3.9 Uji Hipotesis
Untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistic dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut.
Uji Hipotesis juga memberikan kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan yang bersifat objektif.
a. Uji t (Uji parsial)
Uji t untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan tingkat keyakinan 5%
dikatakan variabel dikatakan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, dan apabila tingkat signifikan profitabilitasnya > 0,05 dikatakan variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk membandingkan antara ttable dengan thitung yaitu apabila nilai thitung < ttable maka t hitung tersebut signifikan artinya hipotesis alternatif diterima.
b. Uji Koefisien Determin ( R2 )
Uji deteminan digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel independen pada model regresi linier sederhana dalam menjelaskan variabel independen. Jika koefisien determinan = 0, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1, maka variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Maka apabila dengan menggunakan metode ini kesalahan pengganggu diusahakan minimum sehingga R2 mendekati 1, dan perkiraan regresi akan lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Alma, Buchari. 2018. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung.
Alfabeta.
Armstrong, Gary dan Amp;Philip, Kotler.2013. Dasar Dasar Pemasaran. Jilid I Alih Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Prenhalindo.jakarta
Basu Swastha, dan T. Hani Handoko, (2008) Manajemen Pemasaran, Analisa.
Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE
Kotler, Phillip dan Kevin Lane Keller.(2016). Manajemen Pemasaran edisi 12 Jilid 1 & 2.Jakarta: PT. Indeks.
Kotler dan Keller. 2014. Prinsip Prinsip Pemasaran.. Jakarta: Erlangga
Mufarrikoh, Zainatul. 2020 Statisika Pendidikan. Surabaya : CV. Jakat Media Publishing.
Mulyadi, M.Noorman,(2022). “ Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Lapis Talas Kujang Bogor Untuk keperluan Usaha Waralaba”. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, vol 10 No.3, Halaman 511 -518, Bogor.
Nitisusastro, Mulyadi , Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan, Bandung : Alfabeta, 2012
Sangadji, Etta Mamang; Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta. Andi
Sunyoto, Danang. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : CAPS
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig, dan R&D, penerbit Alfabeta,Bandung
Sudaryono. (2014). Leader Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta Pusat:
Lentera Ilmu Cendekia.
JURNAL :
Gunarsih, C. M., Kalangi, J. A. F., & Tamengkel, L. F. (2021). Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Toko Pelita Jaya Buyungon Amurang. Productivity, 2(1), 69–72.
Lily, H., & Yurike, V. (2015). Pengaruh Kualitas Layanan Dan Persepsi Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Maskapai Penerbangan Tiger Air Mandala. E-Journal WIDYA Ekonomika, 1(2338–7807), 11.
Noviyanti, I., Sunarsi, D., & Wijoyo, H. (2021). Pengaruh Harga dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Alfamart Cabang Cipondoh.
Journal of Economic, Management, Accounting and Technology, 4(1), 43–
Maliana, Rika, (2020). “ Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Di Rumah Makan Bebek Tresna Bangkalan”. Skripsi, Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Hikmah Bangkalan.
Hidayat, Riau Rahmat,(2018). “ Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian ( Studi Kasus Pada Pembeli Gula Aren Sawit Didesa Simpang Empat kecamatan Sei Rampah Kabupaten Sergai Provinsi Sumut)”. Skripsi, Universitas Islam Negri Sumatera Utara Medan.