• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI PADA PENGGUNA SMARTPHONE SAMSUNG DI KOTA MALANG)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI PADA PENGGUNA SMARTPHONE SAMSUNG DI KOTA MALANG)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL

MODERASI (STUDI PADA PENGGUNA SMARTPHONE SAMSUNG DI KOTA MALANG)

Rizqi Dwi Asshifa

Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya Dr. Drs. Agung Yuniarinto, MS.CMA Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: Globalization encourages the exchange of views between countries both in terms of products, technology, lifestyle, and culture. South Korean culture has become a global trend, Cultural Invasion of South Korea has changed the image and perception of our society towards South Korea, including its technological products such as Smartphones. This causes changes in consumer views and interest in making smartphone purchasing decisions. The purpose of this research was to analyze the effect of Country of Origin and Brand Image on Purchase Decisions Smartphone Samsung with Word of Mouth as Moderating Variable. Sampling technique is convenience sampling and using 100 samples. Data analysis technique using SmartPLS 3.3. The results of this research indicate that the country of origin and brand image have a positive and significant effect on purchasing decisions. The results also show that Word of Mouth has a positive and significant influence in moderating Country of Origin and Brand Image on purchasing decisions.

Keywords: Country of Origin, Brand Image, Word of Mouth, Purchasing Decision

Abstrak: Globalisasi mendorong pertukaran pandangan antar negara baik dari aspek produk, teknologi, gaya hidup, dan kebudayaan. Budaya Korea Selatan menjadi sebuah tren global.

’Cultural Invasion’ negeri gingseng tersebut membuat citra dan anggapan masyarakat kita terhadap Korea Selatan menjadi berubah, termasuk produk teknologinya seperti Smartphone.

Hal tersebut menyebabkan perubahan pandangan dan minat konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian ponsel pintar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Country of Origin dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung dengan Word of Mouth sebagai Variabel Moderasi. Teknik pengambilan sampelnya dengan menggunakan Convenience sampling serta menggunakan 100 sampel. Teknik analisis data menggunakan SmartPLS 3.3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa country of origin dan brand image berpengaruh secara positif dan signigikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Word of Mouth memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam memoderasi Country of Origin dan Brand Image terhadap keputusan pembelian.

Kata Kunci: Country of Origin, Brand Image, Word of Mouth, Keputusan Pembelian

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi saat ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Hal itu dikarenanakan keadaan memaksa perusahaan dalam mengikuti perubahan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, selain itu perusahaan harus mengikuti pola perilaku pesaing dalam menjalankan bisnisnya. Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan pesat dalam industri ponsel pintar. Segala lini bisnis saat ini sedang berusaha beradaptasi dengan adanya revolusi Industry 4.0.

Digitalisasi dalam dunia bisnis mendorong semua individu memiliki perangkat smartphone pribadi. Segala aktivitas manusia bisa diakses hanya dengan perangkat kecil tersebut seperti menonton film, memesan makanan, hingga bepergian dengan menggunakan aplikasi transportasi online.

Industri smartphone saat ini salah satu industri yang tumbuh pesat.

Saat ini masyarakat Indonesia sudah sangat akrab dengan smartphone, berbagai kalangan mulai dari kelas atas,

menengah, sampai bawah semuanya sudah memiliki smartphone pribadi masing-masing. Hal ini juga didorong oleh Industri ponsel yang terus berkembang, industri ponsel tanah air yang sudah jauh berkembang dibanding sebelumnya sehingga banyak merek dagang yang meramaikan industri ini sehingga menambah warna dalam persaingan industri ponsel tanah air.

Produsen smartphone dari dalam maupun luar negeri menjual produknya dengan harga yang kompetitif dengan berlomba-lombah menghadirkan fitur dan spesifikasi tinggi. Merek dagang dari luar negeri baik asia maupun Amerika Serikat seperti Xiaomi, Oppo, Vivo, Samsung, dan Apple terjun ke pasar Indonesia bahkan bisa dibilang merek-merek dagang tersebutlah yang mendominasi pasar Indonesia dibanding merek dagang lokal seperti Advan, Evercoss, dan Mito.

Hasil survey Firma riset Counterpoint tahun 2020 menyatakan Indonesia menjadi salah satu pasar ponsel yang tengah berkembang di dunia, yang didominasi oleh merek

(3)

smartphone asal Tiongkok. Lima besar vendor smartphone di Indonesia, empat di antaranya adalah vendor ponsel Tiongkok. Samsung sebagai raksasa dalam bisnis elektronik khususnya di lini Smartphone memiliki citra yang sangat baik di Indonesia, hal ini tidak luput dari Cultural Invasion yang digencarkan oleh negeri gingseng tempat bisnis ini berasal. Banyak tontonan K-Drama dan genre music K- POP yang digandrungi di Indonesia.

Hal itu terjadi karena pengasosiasian suatu merek dagang dengan negara asalnya atau disebut Country of Origin.

Salah satu identitas dari sebuah produk asing yang bisa dengan mudah

diketahui calon konsumen adalah merek. Country of Origin sendiri merupakan cerminan atau bayangan mental dari sebuah produk dari negara tertentu. Salah satu efek yang dimiliki oleh Country of Origin terhadap calon konsumen yakni seringkali calon konsumen memiliki persepsi bahwa perusahaan atau merek tertentu berasosiasi dengan negara tertentu.

Pengambilan keputusan konsumen dapat dipengaruhi oleh persepsi konsumen akan Country of Origin dari suatu produk, baik secara langsung maupun tidak langsung (Kotler &

Keller, 2016).

Tabel 1. Presentase Pengiriman Smartphone Dari Luar Negeri ke Indonesia Pada Quartal II 2019,2020, & 2021

Pengiriman Smartphone Indonesia Q2 2019 Q2 2020 Q2 2021

SAMSUNG 27 % 19,6 % 13 %

OPPO 17,5 % 20,6 % 20 %

VIVO 7,8 % 21,2 % 21 %

XIAOMI 21, 9 % 17, 9 % 26 %

REALME 7,6 % 13,6 % 11 %

LAINNYA 18,3 % 7,1 % 9 %

Sumber: Situs Web Counterpoint Research Firm, 2021

(4)

Samsung meskipun didukung dengan Cultural Invasion yang dilakukan oleh negeri ‘gingseng’

tersebut, ternyata untuk pasar Indonesia masih dikuasai oleh ponsel pintar asal Tiongkok. Produsen-produsen asal negeri Tiongkok dinilai bisa menghadirkan produk dengan harga yang lebih terjangkau namun dengan spesifikasi yang lebih tinggi. Dominasi ponsel asal Tiongkok di Indonesia tentu tidak lepas dari harga yang mereka berikan, seringkali para produsen asal Tiongkok di anggap sebagai perusak harga pasar. Samsung memiliki pasarnya sendiri yang tidak semata- mata hanya memilih produk berdasarkan angka dan spesifikasi.

Produsen smartphone dari berbagai negara menawarkan berbagai produk dengan keunggulan masing- masing. Para produsen smartphone memang gencar menawarkan produk mereka dengan melakukan berbagai promo untuk menarik hati para konsumennya. Sebelum menentukan produk apa yang akan dibeli, untuk sebagian konsumen akan melihat dari mana negara asal produk tersebut

diproduksi. Negara yang menjadi tempat asal suatu produk disebut dengan istilah Country of Origin yang secara umum dianggap sebagai bagian dari karakteristik suatu produk (Kotler

& Keller, 2016).

Samsung. Sebagai salah satu produsen teknologi terkemuka asal Korea Selatan ikut memasarkan produk smartphone. Saat ini Korea Selatan merupakan salah satu kiblat besar bagi dunia fesyen, hiburan, dan teknologi terbukti laris manisnya produk-produk hiburan mereka di tanah air lewat aplikasi penayangan film streaming Netflix. Selain itu peneliti juga meihat fenomena menjamurnya penjual makanan dan minuman khas Korea di Kota Malang, sangat mudah untuk menemukan makanan seperti kimbab, kimchi, taepoki, dimsum korea, dan lainnya di Kota Malang. Hasil pengamatan tersebut peneliti ingin mengetahui seberapa besar dampak dari variabel Country of Origin dalam hal ini adalah smartphone asal Korea Selatan. Country of Origin merupakan identitas suatu produk dan dari mana produk berasal atau diproduksi,

(5)

Country of Origin menjadi indikator sebuah kualitas dari produk karena ketika melakukan pembelian, konsumen sering bergantung pada negara asal. Negara asal produk smartphone android merek Samsung berasal dari negara Korea Selatan yang telah menjadi negara termaju di dunia dalam hal infrastruktur teknologi,

Konsumen yang hendak memutuskan untuk membeli akan melihat dari berbagai aspek, salah satu aspek yang sering kali menjadi acuan bagi para konsumen sebelum melakukan pembelian adalah dengan melihat citra merek itu sendiri. Citra merek (brand image) sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek (Setianingsih, 2016).

Pendapat tersebut dapat dikatakan dengan kata lain bahwa citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat. Brand image merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu (Djatmiko, 2015).

Kesan-kesan yang terkait merek akan

semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasi.

Pelanggan berurusan setiap hari dengan jenis produk dan layanan yang berbeda, jadi, citra merek yang terutama bertanggung jawab atas diferensiasi merek. Perusahaan berlomba-lomba memberikan ide yang baik tentang produk dan jasanya untuk membangun citra positif tentang merek mereka di benak pelanggan sehingga persepsi yang baik terhadap kualitas produk dan layanan akan mendorong konsumen membentuk brand image yang positif (Amron, 2018). Brand image Samsung sebagai produsen smartphone android tentu bisa dibilang cukup baik. Samsung cukup sering menghadirkan produk yang memberi nilai lebih tinggi dibanding dengan pesaing-pesaingnya, tentu dengan harga sedikit lebih mahal untuk kelas produk yang sama. Selain itu citra produk Samsung yang cukup baik ditunjang oleh pelayanan pasca

(6)

penjualan-Nya yang sangat baik, sangat mudah ditemui layanan pasca penjualan (Samsung Service Center) di kota-kota besar di Indonesia termasuk Kota Malang. Citra merek akan memengaruhi pandangan konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh para produsen. Pada akhirnya konsumen akan melakukan suatu proses yang disebut intensi pembelian.

Dalam benak konsumen akan timbul kepercayaan pada sebuah merek dan informasi baru yang dipikirkan dalam menentukan pembelian (Kotler &

Armstrong, 2017).

Buku principles of Marketing yang ditulis oleh Kotler dan Armstrong (2017) menyatakan keputusan pembelian merupakan perilaku akhir dari konsumen, baik secara individu maupun rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Pengambilan keputusan merupakan sebuah kegiatan individu untuk mendapatkan dan menggunakan barang yang ditawarkan oleh produsen.

menyatakan keputusan pembelian adalah tindakan konsumen dalam membeli sebua produk setelah

mempertimbangkan informasi, realitas serta layak atau tidaknya produk tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulansari (2013) mengemukakan keputusan pembelian merupakan perilaku konsumen untuk membeli sebuah produk baik barang ataupun jasa yang digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau hasrat pribadinya.

Word of Mouth atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal (Murtiasih et al,, 2014). Maka dapat juga dikatakan bahwa Word of Mouth adalah pernyataan (secara personal atau non personal) yang disampaikan oleh pihak luar selain organisasi (service provider) kepada konsumen. Fenomena banyaknya kalangan yang membicarakan hiburan, makanan, dan teknologi asal Korea Selatan membuat peneliti tertarik meneliti teori ini.

Tayangan-tanyangan drama Korea Selatan sering kali menjadi bahan

(7)

perbincangan, Smartphone asal Korea Selatan yaitu Samsung pun tak luput dari perbincangan, inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pabrikan smartphone asal Korea Selatan itu seringkali mencuri perhatian ditengah ramainya persaingan.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Country of Origin

Country of origin seringkali dijadikan sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam memutuskan pembelian. Country of Origin didefinisikan sebagai asosiasi dan kepercayaan mental seseorang akan suatu produk yang dipicu oleh negara asal produk (Kotler & Keller, 2016:260). Negara asal dipahami sebagai efek yang muncul dalam persepsi konsumen yang dipengaruhi oleh lokasi dimana suatu produk dihasilkan. Lokasi atau negara tempat suatu produk dihasilkan akan mempengaruhi persepsi individu mengenai kualitas produk tersebut

(Murtiasih et al., 2014). Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa citra negara asal sebagai bagian dari citra total produk dapat memainkan peran sebagai pengganti karakteristik produk yang tidak dapat dievaluasi secara langsung. Citra negara asal mengacu pada gambaran, reputasi, dan stereotip yang konsumen dan pelaku bisnis lampirkan pada produk dari negara tertentu.

Brand Image

Brand Imagr atau citra merek adalah sesuatu yang lebih berharga daripada produk, artinya merek dapat digunakan sebagai perbedaan antara satu produk dengan produk lain yang sejenis (Djatmiko, 2015). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disumpulkan bahwa citra merupakan kesan, impresi, perasaan atau persepsi yang ada pada publik terhadap perusahaan, suatu objek, orang atau lembaga. Bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau kira tentang perusahaan yang

(8)

bersangkutan. Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting.

Word of Mouth

Word of Mouth atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal (Murtiasih et al, 2014). Maka dapat juga dikatakan bahwa Word of Mouth adalah pernyataan (secara personal atau non personal) yang disampaikan oleh pihak luar selain organisasi (service provider) kepada konsumen.

Komunikasi dari mulut ke mulut timbul ketika konsumen puas atas suatu produk atau sangat kecewa atas produk yang dibelinya, ketika konsumen puas maka akan menceritakan kepada konsumen lain tentang produk tersebut (Suryani, 2013:169). Word of Mouth ini biasanya cepat diterima oleh konsumen karena yang menyampaikannya adalah mereka

yang dapat dipercayai, seperti para ahli, teman, keluarga, dan publikasi media masa.

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah serangkaian proses yang berawal dari konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi tentang produk atau merek tertentu, dan mengevaluasi produk atau merek tersebut seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, lalu kemudian serangkaian proses tersebut mengarah kepada keputusan pembelian (Salamah, 2016). Proses keputusan pembelian adalah proses lima tahap yang dilewati konsumen, dimulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif yang dapat memecahkan masalah, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian, yang dimulai jauh sebelum pembelian sesungguhnya dilakukan konsumen (Kotler & Keller, 2016).

Berdasarkan uraian diatas maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut:

(9)

Gambar 1. Konsep Hipotesis

Sumber: Data diolah, 2021

H1: Country of origin (X1) mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y).

H2: Brand Image (X2) mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y).

H3: Word of Mouth (Z) mempunyai pengaruh dalam memoderasi Country of origin (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Z).

H4: Word of Mouth (Z) mempunyai pengaruh dalam memoderasi Brand Image (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y).

METODE Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah pengujian hipotesis (hypothesis testing) untuk membuktikan hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Sekaran &

Bougie, 2016). Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka sehingga hasilnya dapat terukur. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2017) yang mengemukakan metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivesme, digunakan untuk meneliti populasi atau sample tertentu.

(10)

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini ialah pengguna smartphone Samsung yang berdomisili di Kota Malang dan telah menggunakan smartphone Samsung. Adapun pemilihan Kota Malang dikarenakan data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang ada sekitar 390.000

handphone, 282 menara

telekomunikasi, dan 7 operator seluler (Diskominfo Kota Malang, 2018). Hal ini menjadi peluang bagi para produsen ponsel termasuk Samsung dalam memaksimalkan penjualannya melihat sudah tersedinya sarana prasarana yang mendukung industri telekomunikasi.

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi yang besar dan membuat peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada sebuah populasi, misalnya karena keterbatasan dana dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono, 2017). Pengambilan sampel dalam penelitian ini didapatkan dengan cara mencari responden yang telah

menggunakan smartphone Samsung.

Penelitian ini menggunakan 100 responden untuk dijadikan sampel penelitian, adapun kriteria penentuan sampel adalah responden yang telah menggunakan smartphone Samsung yang berdomisili di Kota Malang dan berusia diatas 15 tahun.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Tujuan penyebaran kuesioner adalah untuk menjaring data dari respon kuesioner tersebut sehingga data yang diperoleh akurat (valid &

reliable). Penyebaran kuesioner dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada bulan Desember 2021.

Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti dengan cara membagikan kuesioner kepada para responden.

Peneliti memberikan kuesioner berupa Google-Form melalui pesan elektronik menggunakan aplikasi Line, Whatsapp, dan Instagram. Langkah selanjutnya kemudian peneliti menanyakan apakah responden menggunakan smartphone

(11)

Samsung, jika iya, maka peneliti meminta tolong untuk mengisi kuesioner yang telah disusun dengan pernyataan secara sistematis terkait penelitian ini.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kuantitatif. Analisis data penelitian kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hal tersebut dilakukan karena data yang digunakan adalah kuantitatif, maka analisis data menggunakan metode statistik deskriptif.

Pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan software Partial Least Square (Smart-PLS) versi 3.3.

PLS (Partial Least Square) merupakan model alternatif dari convarience based SEM. PLS dimaksud untuk causal- predictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah (Ghozali & Latan, 2014).

HASIL Outer Model

Uji Validitas

Tabel 2. Hasil Uji Discriminant Validity

Sumber: Hasil Output SmartPLS, 2021

Uji discriminant validity dapat dilakukan dengan pemeriksaan Fornell-Lacker Criterion. Pada Fornell-Lacker Criterion vadilitas diskriminan dilakukan dengan membandingkan nilai korelasi pada setiap hubungan suatu variabel ke variabel itu sendiri terhadap nilai korelasi hubungan variabel ke variabel lainnya. Model pengukuran discriminant validity yang baik jika nilai korelasi pada variabel itu sendiri lebih besar daripada korelasi antar variabel lainnya (Ghozali & Latan, 2014).

Tabel 2 menunjukan bahwa nilai korelasi pada setiap hubungan suatu variabel ke variabel itu sendiri

(12)

lebih besar daripadi nilai korelasi hubungan suatu variabel ke variabel lainnya. Berdasarkan hal tersebut syarat discriminant validity melalui uji Fornell-Lacker Criterion telah terpenuhi artinya seluruh variabel pada penelitian ini valid.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk (Ghozali & Latan, 2014). Uji Reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha dengan melihat seluruh nilai variabel laten memiliki nilai Composite Reliability maupun Cronbachs Alpha ≥ 0.7.

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

Sumber: Hasil Output SmartPLS, 2021

Tabel 3. menunjukkan bahwa hasil pengujian Composite Reliability menunjukan seluruh nilai variabel laten

memiliki nilai Composite Reliability ≥ 0.7. Serta hasil pengujian Cronbach’s Alpha juga menunjukan seluruh nilai variabel laten memiliki nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0.7. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konstruk memiliki reabilitas yang baik atau kuisioner yang digunakan sebagai alat dalam penelitan ini telah andal atau konsisten.

Inner Model

Setelah pengujian outer model, berikutnya dilakukan pengujian inner model (model struktural).

R-Squere

Tabel 4. Nilai R-Squere Variabel R Square

Y 0.720

Sumber: Hasil Output SmartPLS, 2021

Tabel 4. menunjukkan nilai R- square variabel independen yakni Keputusan Pembelian sebesar 0,720, nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel Keputusan Pembelian (Y) dipengaruhi oleh Country of origin (X1), Brand Image (X2), Word of Mouth (Z) sebesar 72% sedangkan

(13)

sisanya 28% di pengaruhi oleh variabel lain di luar yang diteliti.

Evaluasi Model Fit

Goodness of Fit merupakan pengukuran ketepatan model secara keseluruhan dan dianggap sebagai pengukuran tunggal dari outer model dan inner model (Ghozali & Latan, 2014).

Tabel 5. Goodness of Fit Model Variabel Nilai AVE R Square

X1 0.592

X2 0.594

X1Z 1.000

X2Z 1.000

Z 0.600

Y 0.590 0.720

Mean 0.729 0.720 Sumber: Hasil Output SmartPLS, 2021

Gof =√𝐴𝑉𝐸̅̅̅̅̅̅𝑥𝑅̅̅̅̅2

√0.729𝑥0.720

= 0,725 (72,5%)

Hasil perhitungaan Goodness of Fit sebesar 0,725 atau 72,5%. Hal ini menunjukkan bahwa model yang didapat sudah baik digunakan dalam melakukan prediksi dan model mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam menjelaskan data secara empiris.

Pengujian Hipotesis

Tahap pengujian hipotesis ini dilakukan setelah tahap evaluasi structural model dilakukan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian yang diajukan pada model penelitian diterima atau ditolak.

Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Ghozali &

Latan (2014) menambahkan nilai koefisien jalur (original sample) yang berada dalam rentang nilai -1 hingga +1, dimana nilai koefisien jalur yang mendekati +1 merepresentasikan hubungan positif yang kuat dan nilai koefisien jalur yang mendekati -1 mengindikasikan hubungan negatif yang kuat (Ghozali & Latan, 2014).

Sementara itu, batas nilai t-statistik untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah ±1,96 dengan signifikansi yang mana apabila nilai T- statistic berada pada rentang nilai -1,96 dan 1,96 maka hipotesis akan ditolak atau dengan kata lain menerima hipotesis nol (H0).

(14)

Tabel 6. Pengujian Hipotesis

Original Sample (O) T Statistics (|O/STDEV|) P Values Keterangan

X1 → Y 0.284 2.065 0.039 Signifikan

X2 → Y 0.373 2.601 0.01 Signifikan

X1Z → Y 0.317 2.758 0.006 Signifikan

X2Z → Y 0.339 2.647 0.008 Signifikan

Sumber: Hasil Output SmartPLS, 2021

Country of origin memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian dengan koefisien jalur sebesar 0,284 lebih dekat ke +1 yang berarti memiliki hubungan positif dan T-statistic sebesar 2,065. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96) serta p ≤ 0,05. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti Country of origin mempunyai pengaruh positif secara langsung dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Brand Image memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian dengan koefisien jalur sebesar 0,373 lebih dekat ke +1 yang berarti memiliki hubungan positif dan T-statistic sebesar 2,601. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96) serta p ≤ 0,05. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H2 diterima. Hal ini berarti Brand Image mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Word of Mouth memiliki pengaruh dalam memoderasi Country of origin terhadap Keputusan Pembelian dengan koefisien jalur sebesar 0,317 lebih dekat ke +1 yang berarti memiliki hubungan positif dan T-statistic sebesar 2,758 lebih besar dari t tabel (1,96) serta p < 0,05. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H3 diterima. Hal ini berarti berarti Word of Mouth mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memoderasi Country of origin terhadap Keputusan Pembelian.

Word of Mouth memiliki pengaruh dalam memoderasi Brand Image terhadap Keputusan Pembelian dengan koefisien jalur sebesar 0,339 lebih dekat ke +1 yang berarti memiliki hubungan positif dan T-statistic sebesar 2,647 lebih besar dari t tabel (1,96)

(15)

serta p < 0,05. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H4 diterima. Hal ini berarti Word of Mouth mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memoderasi Brand Image terhadap Keputusan Pembelian.

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Country of Origin berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung. Country of Origin atau negara asal merek dagang Samsung yakni Korea Selatan mampu meningkatkan keputusan pembelian smartphone Samsung. Hasil penelitian ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hananto, K (2015) bahwa country of origin berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Country of Origin dari merek Samsung dapat dijadikan keunggulan karena saat ini Korea Selatan merupakan salah satu kiblat besar bagi dunia fesyen, hiburan, dan teknologi. Samsung rutin

menghadirkan teknologi yang inovatif apalagi dalam drama hiburan Korea Selatan atau yang lebih dikenal dengan K-drama Samsung rutin memasang build-in iklan sehingga itu akan menguatkan Country of Origin Samsung yang berasal dari negara yang tersohor dan maju sehingga dapat mendorong konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Brand image mampu meningkatkan keputusan pembelian smartphone Samsung. Hasil penelitian ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amron, A (2018) yang menunjukkan bahwa brand image memegang peranan penting dalam mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian.

Samsung merupakan perusahaan teknologi raksasa global tentu sudah cukup dikenal baik di Indonesia dalam penelitian ini khususnya Kota Malang.

Ditengah persaing smartphone saat ini dengan gempuran produk smartphone andoroid dari Tiongkok yang memiliki

(16)

image harga lebih murah, Samsung dapat memberikan persaingan yang ketat lewat brand image yang sudah dimilikinya. Brand image yang dimiliki Samsung yaitu kualitas smartphone yang lebih unggul bisa menjadi senjata pamungkas walaupun Samsung mematok harga yang lebih tinggi .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Word of Mouth memiliki pengaruh dalam memoderasi Country of origin terhadap Keputusan Pembelian. Semakin positif word of mouth terkait negara asal maka semakin mampu memperkuat pengambilan keputusan pembelian smartphone Samsung. Hasil penelitian ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maulidiyah dan Ninik (2017) menunjukkan bahwa country of origin dan word of mouth dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk. Country of origin kerap dijadikan sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam memutuskan pembelian. Word of Mouth atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi

baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal (Murtiasih et al, 2014).

Word of Mouth yang positif terkait suatu produk yang berasal dari suatu negara akan terasosiasi dan menambah kepercayaan mental seseorang untuk melakukan keputusan pembelian. Jadi semakin positif word of mouth tentang negara asal produk maka akan semakin mendorong konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Word of Mouth memiliki pengaruh dalam memoderasi Brand Image terhadap Keputusan Pembelian.

Hasil penelitian ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Long Yi Lin and Ching Yuh Lu (2010) yang menunjukkan word of mouth mempunyai pengaruh moderasi pada keputusan pembelian, semakin konsumen percaya dengan brand image dan dengan word of mouth yang positif akan menimbulkan keputusan pembelian oleh konsumen. Citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Ketika konsumen puas

(17)

maka akan menceritakan kepada konsumen lain tentang produk tersebut (Suryani, 2013:169). Pendapat tersebut sesuai dengan penelitian ini bahwa word of mouth yang positif terkait brand image suatu produk akan mendorong calon konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Jadi semakin positif word of mouth terkait brand image smartphone Samsung maka kecenderungan dalam melakukan keputusan pembelian akan meningkat.

Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan dengan negara asal, pengaruh masyarakat negara asal, dan keinginan untuk berinteraksi dengan negara asal maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian smartphone Samsung.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik citra perusahaan, citra pemakai, dan citra produk maka akan semakin meningkatkan

keputusan pembelian smartphone Samsung.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak berita dari mulut ke mulut terkait negara asal maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian smartphone Samsung.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak berita dari mulut ke mulut terkait citra merek maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian smartphone Samsung.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D. 2014. Aaker on Branding: 20 Principles That Drive Succes.

PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Amron, A. (2018). ‘Effect of Product Quality, Price, and Brand Image On The Buying Decision Of City Car Product’. Archives of Business Research, 6(4), 1-8 Counterpoint Research Firm, 2021,

CRF, diakses pada 2 Desember 2021,

https://www.counterpointresear ch.com/

(18)

Dinas Komunikasi & Informatika Kota Malang, 2018, DISKOMINFO Kota Malang, diakses pada 1

Desember 2021,

https://kominfo.malangkota.go.

id/

Djatmiko, T., & Pradana, R. 2015.

‘Brand Image and Product Price; Its Impact For Samsung Smartphone Purchasing Decision’. Procedia Social and Behavioral Sciences 219 (2016) 221 – 227. Kuala Lumpur.

Ghozali, Imam & Latan, Hengky. 2014.

Partial Least Squares: Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0. Edisi 2. Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang.

Hananto, K. 2015. ‘Pengaruh Brand Image dan Country of Origin Terhadap Minat Pembelian Iphone’. Parsimonia, Vol. 2. 13- 22.

Kotler, P dan Armstrong, G. (2017).

Principles of Marketing (17th Edition). Person Education, Inggris.

Kotler, P., & Keller, L. (2016).

Marketing Management (15th Edition). Pearson Education Inc. Inggris.

Lin, Long-Yi; Lu, Ching-Yuh, 2010.

‘The Influence of Corporate Image, Relationship Marketing, and Trust on Purchase Intention: The Moderating Effect of Word of Mouth’.

Tourism Review, Vol.65 No. 3, 2010.

Maulidiyah, N. 2017. ‘Pengaruh Word of Mouth, Brand Image, dan Country of Origin Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Android Merek Samsung’. Jurnal Ilmu Manajemen Advantage, Vol.

01, No, 1, Juni 2017.

Murtiasih, S., Sucherly S., &

Siringoringo, H. 2014. ‘Impact of country of origin and word of mouth on brand equity’.

Marketing Intelligence &

Planning, Vol. 32 Iss 5 pp. 616 – 629.

Sallam, A. 2014. ‘The Effects of Brand Image and Brand Identification on Brand Love and Purchase Decision Making: The Role of WOM’, International Business Research; Vol. 7, No. 10.

Sekaran, U., & Bougie, R. 2016.

Research Methods for Business (7th edition). John Wiley &

Sons.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed Methods).

Alfabeta. Bandung.

Suryani Tatik. 2013. Perilaku Konsumen Di Era Internet:

Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

“Analisis Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menabung Dengan Brand Equity Sebagai Variabel Mediasi Pada Pt Bank Bri Syariah Kantor Cabang