• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRES KERJA DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT DOKTER KOMANG MAKES BELAWAN - Helvetia Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH STRES KERJA DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT DOKTER KOMANG MAKES BELAWAN - Helvetia Repository"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT DOKTER KOMANG MAKES BELAWAN

SKRIPSI

OLEH

DEBY LARAS ANDIRA NIM : 1802021005

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2022

(2)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.) pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia

Oleh:

DEBY LARAS ANDIRA NIM : 1802021005

PROGRAM STUDI SI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2022

(3)

Judul Skripsi : Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan

Nama : Deby Laras Andira

Nomor Induk Mahasiswa : 1802021005

Minat Studi : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Menyetujui Komisi Pembimbing:

Medan, 15 Juli 2023

Pembimbing I

(Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes.)

Pembimbing II

(Khoirotun Najihah, S.K.M., M.K.M.)

Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia

Dekan

(Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes.)

(4)

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes.

Anggota : 1. Khoirotun Najihah, S.K.M., M.K.M.

2. dr. Suzan Fithriana, M.Kes.

(5)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.), di Fakultas Kesehatan masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim penelaah/tim penguji.

3. Isi Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di pengurangan tinggi.

Medan, 15 Juli 2023 Yang membuat pernyataan,

(Deby Laras Andira) NIM: 1802021005

(6)

I. Data Pribadi

Nama : Deby Laras Andira

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Desember 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : : Islam

Status : Belum menikah

Anak Ke : 2 dari 2 bersaudara

Alamat : Jl. Ileng Perumahan Taman Grend Permata

Hijau Blok A No.17 Medan Marelan II. Identitas Orang Tua

Nama Ayah : Purwanto U.S

Pekerjaan : TNI-AL

Nama Ibu : Juraida

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Ileng Perumahan Taman Grend Permata

Hijau Blok A No. 17 Medan Marelan III. Riwayat Pendidikan

Tahun 2005-2006 : TK Pertiwi Sabang Tahun 2006-2012 : SDN 064002 Belawan Tahun 2012-2015 : SMP Hang Tuah I Belawan Tahun 2015-2018 : SMA Hang Tuah I Belawan

Tahun 2018-2023 : Program Studi S1 Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia

(7)

PENGARUH STRES KERJA DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT DOKTER

KOMANG MAKES BELAWAN DEBY LARAS ANDIRA

NIM : 1802021005

Pogram Studi : S1 Kesehatan Masyarakat

Kinerja perawat adalah tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang dilakukan oleh perawat dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan profesi dan sasaran unit. Kerja yang berlebihan akan menimbulkan stres kerja pada perawat.

Menurut survei awal peneliti pada perawat pelaksana bahwa stress kerja yang dialami oleh perawat di rumah sakit tersebut berasal dari stres kepribadian (personal stress) dan beban kerja dengan tuntutan yang banyak yang harus dikerjakan perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan.

Desain penelitian ini menggunakan survei analitik dengan metode kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan berjumlah 48 orang, teknik pengambilan sampel adalah total sampling.

Analisis penelitian ini menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan metode uji Chi-Square, dan analisis multivariat dengan uji Regresi Logistik.

Hasil penelitian menunjukkan variabel stress kerja memiliki nilai (p = 0,004) dan variabel beban kerja memiliki nilai (p = 0,980). Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel stress kerja lebih berpengaruh sebesar 82,79% terhadap kinerja perawat, serta terdapat 17,20% pengaruh dari variabel lain yang belum diteliti.

Kesimpulan penelitian ada pengaruh stres kerja yang lebih signifikan terhadap kinerja perawat, sedangkan tidak ada pengaruh beban kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan.

Disarankan kepada perawat untuk lebih memanfaatkan waktu secara efektif dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan agar tidak terjadi penumpukan pekerjaan.

Kata Kunci : Stress Kerja, Beban Kerja, Kinerja Perawat Daftar Pustaka : 33 Buku dan 20 Jurnal (2001-2022)

ABSTRACT

INFLUENCE OF WORK STRESS AND WORKLOAD ON NURSE PERFORMANCE AT NAVAL HOSPITAL OF DOCTOR

KOMANG MAKES BELAWAN

i

(8)

goals and unit objectives. Nurses will experience occupational stress as a result of an excessive workload. According to a preliminary survey of practicing nurses done by researchers, personal tension and a high workload with multiple requests that nurses had to work on were the causes of workplace stress experienced by nurses at the hospital. The purpose of this research was to determine how occupational stress and workload influenced the performance of nurses at Doctor Komang Makes Belawan Naval Hospital.

An analytical survey using a quantitative technique and a cross-sectional approach is used in the study design. This study's population consisted of all nurses at the Doctor Komang Makes Belawan Naval Hospital, a total of 48 persons, and the sample approach used was total sampling. This study employed univariate analysis, bivariate analysis using the Chi-Square test technique, and multivariate analysis with the Logistic Regression test.

The results showed that the work stress variable had a value (p = 0.004) and the workload variable had a value (p = 0.980). Based on the multivariate analysis, it shows that the work stress variable has a greater effect of 82.79% on the performance of nurses, and there is a 17.20% influence from other variables that have not been studied.

The study concludes that job stress has a more substantial influence on nursing performance, whereas workload has no effect on nurse performance at the Doctor Komang Makes Belawan Naval Hospital. It is advised that nurses make better use of their time when performing given activities to avoid work overload.

Keywords : Work Stress, Workload, Nurse Performance Bibliography : 33 Books and 20 Journals (2001-2022)

The Legitimate Right by:

Helvetia Language Centre.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas segala berkat dan anugerah- Nya yang berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan”.

Skripsi ini di susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.) pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai

ii

(9)

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan Helvetia Medan.

2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan Helvetia Medan.

3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan.

4. Dr. dr. Hj. Devi Fitriani, M.Kes., selaku Wakil Rektor I Institut Kesehatan Helvetia Medan.

5. Teguh Suharto, S.E., M.Kes., selaku Wakil Rektor II Institut Kesehatan Helvetia Medan.

6. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S,Pd., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

7. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes., selaku Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.

8. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia, sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan masukkan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Khoirotun Najihah, S.K.M., M.K.M., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

10. dr. Suzan Fithriana, M.Kes., selaku Dosen Penguji III yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Mayor Laut (K) dr. Agung Malinda W, Sp.OT., M.Tr. Opsla., selaku Kepala Rumah Sakit dan para perawat yang telah terlibat dalam penelitian ini serta jajaran staff Rumah Sakit Dr. Komang Makes Belawan sebagai tempat lokasi penelitian.

12. Kepada Dosen dan Staf Dosen Institut Kesehatan Helvetia yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Letkol Laut Purwanto dan Ibu Juraida serta kepada saudara saya Angga Pratama, S.Kom., yang telah banyak memberikan dukungan baik material maupun dukungan moral sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat saya Anisha Wulandari, Arrum Fendriani, Farah Nabitha, Putri Rahmawati, Miftahul Jannah dan kepada teman-teman seperjuangan angkatan angkatan 2018 Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, khususnya di Peminatan Kesehatan Keselamatan Kerja Institut Kesehatan Helvetia, yang telah membantu dan memotivasi peneliti dalam proses penyusunan skripsi dan terimakasih atas kebersamaan yang telah dialui selama ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu, peneliti menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas segala kebaikan yang telah diberikan.

Medan. 15 Juli 2023 Peneliti,

iii

(10)

iv

(11)

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK...

i

ABSTRACT...

ii

KATA PENGANTAR...

iii

DAFTAR ISI...

iv

DAFTAR TABEL...

viii

DAFTAR GAMBAR...

ix

DAFTAR LAMPIRAN...

x

BAB I PENDAHULUAN...

1

1.1. Latar Belakang...

1

1.2. Rumusan Masalah...

7

1.3. Tujuan Penelitian...

7

1.4. Manfaat Penelitian...

8

1.4.1. Manfaat Teoritis...

8

1.4.2. Manfaat Praktis...

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

9

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu...

9

2.2. Kinerja...

10

2.2.1. Definisi Kinerja...

10

2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja...

11

2.2.3. Penilaian Kinerja...

12

2.2.4. Penilaian Kinerja Perawat...

14

v

(12)

18

2.3.2. Dimensi Stres Kerja...

18

2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja. . 20

2.3.4. Tahapan Stres Kerja...

21

2.3.5. Dampak Stres Kerja...

22

2.3.6. Penyebab Stres Kerja...

23

2.3.7. Penilaian Stress Kerja...

23

2.4. Beban Kerja...

24

2.4.1. Pengertian Beban Kerja...

24

2.4.2. Jenis Beban Kerja...

25

2.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja 26

2.4.4. Indikator Beban Kerja...

27

2.4.5. Dampak Beban Kerja...

27

2.4.6. Penilaian Beban Kerja...

27

2.5. Kerangka Teori...

28

2.6. Hipotesis Penelitian...

28

BAB III METODE PENELITIAN...

29

3.1. Desain Penelitian...

29

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian...

29

3.2.1. Lokasi Penelitian...

29

3.2.2. Waktu Penelitian...

29

3.3. Populasi dan Sampel...

29

3.3.1. Populasi...

29

vi

(13)

3.4. Kerangka Konsep...

30

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran...

31

3.5.1. Definisi Operasional...

31

3.5.2. Aspek Pengukuran...

32

3.6. Metode Pengumpulan Data...

32

3.6.1. Jenis Data...

32

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data...

33

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas...

33

3.7. Metode Pengolahan Data...

34

3.8. Analisis Data...

35

3.8.1. Analisis Univariat...

35

3.8.2. Analisis Bivariat...

35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN...

37

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian...

37

4.1.1. Letak Geografis...

37

4.1.2. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan...

38

4.1.3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan...

29

4.2. Hasil Penelitian...

40

4.2.1. Karakteristik Responden...

40

4.2.2. Analisis Univariat...

41

4.2.3. Analisis Bivariat...

46

4.2.4. Analisis Multivariat...

48

4.3. Pembahasan...

49

vii

(14)

Perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan...

52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...

56

5.1. Kesimpulan...

56

5.2. Saran...

56

DAFTAR PUSTAKA...

58

LAMPIRAN

viii

(15)

Tabel Judul Halaman Tabel 3.1. Distribusi Jumlah Perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut

Dokter Komang Makes Belawan

...

...

30

Tabel 3.2. Aspek Pengukuran

...

...

332

Tabel 4.1. Distribusi Umur Responden di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan ...

...

40

Tabel 4.2. Distribusi Jenis Kelamin Responden di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan ...

...

40

Tabel 4.3. Distribusi Pendidikan Responden di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan ...

...

41

Tabel 4.4. Distribusi Lama Kerja Responden di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan ...

...

41

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Stres Kerja di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter

Komang Makes Belawan

...

...

42

Tabel 4.6. Distribusi Stres Kerja di Rumah Sakit Angkatan Laut

Dokter Komang Makes Belawan

...

...

43

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Beban Kerja di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter

Komang Makes Belawan

...

...

43

Tabel 4.8. Distribusi Beban Kerja di Rumah Sakit Angkatan Laut

Dokter Komang Makes Belawan

ix

(16)

Komang Makes Belawan ...

...

45

Tabel 4.10. Distribusi Kinerja Perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut

Dokter Komang Makes Belawan

...

...

46

Tabel 4.11. Tabulasi Silang Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang

Makes Belawan

...

...

46

Tabel 4.12. Tabulasi Silang Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang

Makes Belawan

...

...

47

Tabel 4.13. Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan n ...

...

48

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Teori

...

...

28

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

...

...

31

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit

x

(17)

39

xi

(18)

Lampiran 3 : Output Hasil Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi (Revisi) Lampiran 5 : Surat Izin Survei Awal

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 : Balasan Surat Izin Survei Awal Lampiran 8 : Balasan Surat Izin Penelitian Lampiran 9 : Surat Selesai Penelitian

Lampiran 10 : Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 1 Lampiran 11 : Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 2 Lampiran 12 : Dokumentasi Penelitian

xii

(19)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah Institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit didirikan dan diselenggarakan dengan tujuan utama memberikan pelayanan kesehatan, tindakan medis dan diagnostik serta upaya rehabilitasi medis untuk memenuhi kebutuhan pasien. Kesembuhan pasien yang dirawat merupakan salah satu tujuan perawatan pasien di rumah sakit.

Dalam rangka menunjang kesembuhan pasien peranan perawat sangat menentukan sekali dalam memberikan perawatan dalam pelayanan di Rumah Sakit (1).

Perawat adalah profesi pekerjaan yang mengkhususkan diri pada upaya penanganan perawatan pasien atau asuhan kepada pasien dengan tuntutan kerja yang bervariasi, tergantung pada karakteristik-karakteristik tertentu dalam melaksanakan pekerjaannya. Karakteristik tersebut meliputi karakteristik tugas (yang membutuhkan kecepatan, kesiagaan serta kerja shift), karakteristik organisasi, serta karakteristik lingkungan kerja baik lingkungan fisik dan sosial.

Selain itu perawat perawat juga di bebani tugas tambahan lain dan sering melakukan kegiatan yang bukan fungsinya (2).

Tugas dan tanggung jawab perawat bukan hal yang ringan untuk dipikul.

Hal inilah yang bisa menimbulkan stres kerja pada perawat. Stres yang dihadapi oleh perawat di dalam bekerja akan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan

1

(20)

keperawatan yang diberikan kepada pasien. Stres kerja akan berpengaruh pada kondisi fisik, psikologis dan sikap perawat. Tingkah laku negatif pekerja yang mengalami stres berkorelasi dengan hasil kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja, tendensi mengalami kecelakaan kerja, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan merupakan hambatan baik dalam management maupun oprasional kerja serta dapat menurunkan produktivitas kerja terutama mutu pelayanan, hal ini dapat dilihat dari data yang yang ada diberbagai Negara (3).

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2020 perawat di seluruh dunia berjumlah 27,1 juta jiwa, di Brazil sebanyak 3.182.024 orang dengan proporasi (75,7%), Zimbabue sebanyak 1.317.614 orang dengan proporsi (56,8%) sedangkan India sebanyak 976.614 orang dengan proporsi (56,8%) (4). Indonesia jumlah perawat yang bekerja di rumah sakit sebanyak 219,264 (45,65%) dari seluruh jumlah tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit di Indonesia. Secara nasional jumlah perawat sebanyak 87,65/100.000 jiwa penduduk. Jumlah ini masih jauh dari target nasional yakni 180/100.000 jiwa penduduk Indonesia yang ditetapkan pada tahun 2020. Jika hal ini tidak diimbangi dengan jumlah pekerja yang mencukupi maka, akan menimbulkan beban kerja bertambah (5).

Hasil laporan Joint Commission Internasional (JCI) di USA pada tahun 2015 sampai dengan 2020 jumlah perawat mencapai 4.916.614 orang dengan proporsi (85,8%) sedangkan Australia sebanyak 2.134.156 orang dengan porsi (64,5%) angka ini sudah mencukup kebutuhan negara tersebut. Perawat sangat memiliki peran yang penting dalam pelayanan yang ada di Rumah Sakit maka dari

(21)

pada itu kinerja perawat harus diperhatikan agar dapat meningkatkan kinerja perawat itu sendiri (6).

Berdasarkan hasil survei Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di tahun 2020, sekitar 50,9% perawat yang bekerja yang ada di Indonesia mengalami stres kerja dan mengalami dampak dari beban kerja fisik seperti sering mengalami pusing, nyeri pada leher, serta kelelahan akibat kurang tidur karena beban kerja yang terlalu banyak dan menyita waktu untuk beristirahat. Secara umum, ada banyak faktor penyebab stres kerja diantaranya. 44% datang dari beban kerja fisik perawat, 14% yang datang dari lingkungan sosial, 13% kekerasan, ancaman dan bullying, 8% yang datang dari perubahan-perubahan di tempat kerja, dan 20%

kemungkinan faktor lain (7).

Penurunan status kesehatan ini tentunya akan menurunkan kinerja yang akhirnya juga menurunkan produktivitas kerja. Kondisi tersebut akan memengaruhi perusahaan tempat bekerja, dimana perusahaan akan mengalami kerugian finansial karena tidak seimbangnya antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan dan fasilitas lainnya. Banyak pekerja yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan, atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya karena kelambanan atau kesalahan yang berulang (8).

Stres kerja merupakan sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu. Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Jika seseorang/karyawan mengalami stres yang terlalu besar maka akan dapat

(22)

menganggu kemampuan seseorang/karyawan tersebut untuk menghadapi lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya seperti keadaan lingkungan di Rumah Sakit (9).

Beban kerja perawat merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan perawat dalam menjalankan tugasnya pada suatu unit pelayanan keperawatan. Beban kerja dapat juga diartikan sebagai jumlah total waktu keparawatan baik langsung maupun tidak langsung dalam memberikan pelayanan keperawatan yang diperlukan oleh pasien dan berhubungan dengan jumlah perawat yang diperlukan untuk memberikan pelayanan tersebut. Beban kerja terdiri dari beban kerja kuantitatif dan beban kerja kualitatif. Beban kerja kuantitatif dapat berupa jumlah pekerjaan yang harus dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien.

Beban kerja kualitatif adalah tanggungjawab yang tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Beban kerja bagi perawat yang tinggi dapat menyebabkan keletihan dan kelelahan sehingga menurunkan prodiktifitas kerja dan berdampak terhadap kinerja yang diberikan kepada pasien (10).

Faktor-faktor seperti stres kerja dan beban kerja di atas dapat memengaruhi kinerja perawat seperti yang dikemukakan dalam penelitian terdahulu oleh Natalia tahun 2021 dengan judul Analisis Hubungan Persepsi Beban Kerja dan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Era Pandemi Covid-19 di Ruang Isolasi Covid Rumah Sakit di Kota Mojokerto. Hasil penelitian diketahui sebagian besar responden perawat dengan beban kerja sedang yaitu sebanyak 61 (91,0%) responden dan sebagian besar responden perawat dengan stres kerja sedang yaitu sebanyak 42 (62,7%) responden. Ada hubungan beban kerja (p-value

(23)

= 0,011) dan stres kerja (p-value = 0,029) dengan kinerja perawat di Era Pandemi Covid-19 di Ruang Isolasi Covid Rumah Sakit di Kota Mojokerto (11).

Penelitian lainnya dilakukan oleh Sakti dkk tahun 2021 dengan judul Pengaruh Stress dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat RSUD Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel stress memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap kinerja (p-value = 0,019), begitupun variabel beban kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja (p-value

= 0,009) (12).

Rumah sakit TNI-AL Dokter Komang Makes merupakan salah satu fasilitas kesehatan Negara milik TNI Angkatan Laut yang berada di Kota Medan.

Rumah sakit ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan para prajurit TNI-AL secara khusus dan masyarakat di wilayah Pangkalan Utama TNI-AL I.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, jumlah seluruh perawat yang di rumah sakit TNI-AL Dokter Komang Makes Belawan adalah 48 orang. Jumlah 48 perawat tersebut terdiri dari perawat jaga inap sebanyak 15 orang, perawat jaga sebanyak 6 orang, perawat RU Operasi sebanyak 6 orang, perawat IGD sebanyak 12 orang, perawat laboratorium sebanyak 2 orang, perawat poliklinik kulit sebanyak 1 orang, perawat poliklinik THT sebanyak 1 orang, perawat poliklinik bedah sebanyak 1 orang, perawat urikes sebanyak 1 orang, perawat poliklinik neurologi sebanyak 1 orang, perawat poliklinik mata sebanyak 1 orang, dan perawat poliklinik penyakit dalam sebanyak 1 orang. Pada saat melakukan observasi awal, peneliti juga menemukan tidak sedikit perawat yang diberikan tugas tugas non-keperawatan seperti ditempatkan di bagian rekam

(24)

medik, dan bagian tata usaha. Hal itu disebabkan karena jumlah antara perawat dan pasien tidak imbang, jumlah pasien yang jauh lebih banyak daripada jumlah perawat di rumah sakit TNI-AL Dokter Komang Makes Belawan(13).

Menurut survei awal yang dilakukan peneliti pada 10 orang perawat pelaksana didapatkan hasil bahwa 7 orang mengeluhkan stress kerja yang dialami oleh perawat di rumah sakit tersebut berasal dari stres kepribadian (personal stress), stres kepribadian yang dialami oleh perawat biasanya berupa masalah yang datang dari rumah. Stres kerja (job stress) yang biasanya datang dari lingkungan kerja seperti pekerjaan yang banyak dengan tututan yang banyak didukung dengan lingkungan kerja yang kurang saat bekerja.

Ditinjau dari beban kerja yang banyak, tuntutan yang banyak seperti mengisi catatan keperawatan yang selengkap-lengkapnya, menggantikan sprei pasien, memandikan pasien. Hal ini yang membuat beban kerja yang dirasakan oleh perawat sangat berat dan membuat mudah capek, sehingga akan berdampak terhadap kinerja perawat itu sendiri sehingga berdampak pada pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada pasien.

Rumah sakit juga baru saja melakukan renovasi dengan memperluas dan memperbesar rumah sakit. Hal ini membuat jumlah pasien dan jumlah fasilitas rumah sakit yang bertambah seperti jumlah tempat tidur pasien, jumlah kamar pasien, dan meja kamar pasien. Berdasarkan data dari rumah sakit, jumlah kunjungan pasien dihitung pertiga bulan sebanyak 320 pasien datang ke rumah sakit TNI-AL Dokter Komang Makes Belawan. Kondisi tersebut berdampak pada kinerja perawat kepada pasien. Pekerjaan perawat di rumah sakit tersebut menjadi

(25)

dua kali lebih berat dari sebelumnya demi memenuhi kebutuhan pasien.

Akibatnya para perawat sering mengalami rasa kantuk saat bekerja. Hal itu dikarenakan tenaga yang tidak optimal akibat istirahat yang kurang dan akhirnya terjadi kesalahan dalam bekerja. Human Error seperti salah membaca resep yang mengakibatkan salah memberikan obat pada pasien dan salah memasang infus pada pasien rawat inap dapat merugikan pasien.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan.”

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan.

(26)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam menganalisa masalah- masalah kesehatan kerja, seperti mengenai stres kerja dan beban kerja fisik pada perawat terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai tambahan pustaka untuk memperkaya kajian ilmu kesehatan kerja mengenai masalah masalah pengaruh stres kerja dan beban kerja fisik pada perawat terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit.

1.4.2. Manfaat Praktis 1. Bagi Tempat Penelitian

Dapat digunakan sebagai bahan masukan pada pihak terkait dalam hal program promosi kesehatan dan keselamatan kerja tentang penyakit akibat kerja pada perawat sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien.

2. Bagi Perawat

Dapat dijadi sumber informasi tentang stres kerja dan beban kerja fisik pada perawat, agar dapat meminimalisir kejadian tersebut sehingga dapat bekerja dengan produktif dan dapat memberikan pelayanan kepada pasien dengan baik.

(27)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuniar dkk tahun 2021 dengan judul Pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja, Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat Pasien Covid-19, hasil penelitian menunjukan bahwa Ada pengaruh beban kerja dengan nilai p = 0,013 stres kerja dengan nilai p = 0,042 terhadap kinerja perawat pasien. Beban kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari dengan nilai Exp (B) = 3,447(14).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Nurwati tahun 2021 dengan judul Hubungan Stres Kerja, Beban Kerja dan Kejenuhan Kerja dengan Kinerja Perawat di Klinik XX Jakarta, mendapatkah hasil bahwa variabel beban kerja (p-value = 0,001; OR = 0,462), stres kerja (p-value = 0,007; OR = 16,667), secara signifikan berhubungan dengan kinerja perawat. Variabel yang memiliki OR terbesar adalah variabel stres kerja OR = 16,667, artinya perawat yang memiliki stres kerja berat memiliki risiko 16.667 kali lebih tinggi menghasilkan kinerja yang rendah (15).

Penelitian yang dilakukan oleh Roosallyn dkk tahun 2021 dengan judul Pengaruh Beban Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Perawat Rawat Inap dalam Situasi Pandemi Covid-19 di RSKIA Harapan Bunda Bandung, mendapatkan hasil bahwa variabel beban kerja secara parsial berpengaruh negatif dengan nilai p = 0,000 dan variabel stres kerja secara parsial berpengaruh negatif

9

(28)

dengan nilai p = 0,002 terhadap kinerja perawat rawat inap di RSKIA Harapan Bunda Bandung (16).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari dkk tahun 2022 dengan judul Analisis Beban Kerja Dengan Stres Kerja dan Kinerja Tenaga Medis Pada Masa Pandemi Covid-19, medapatkan hasil bahwa beban kerja terhadap stres kerja menunjukkan bahwa nilai p-value = 0,018 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stres kerja tenaga medis pada masa pandemi Covid-19 sedangkan hasil analisis beban kerja terhadap kinerja menunjukkan bahwa nilai p-value = 0,000 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kinerja tenaga medis pada masa pandemi Covid-19 (17).

2.2. Kinerja

2.2.1. Definisi Kinerja

Kinerja atau dapat disebut pencapaian kerja karyawan adalah pencapaian aktual karyawan dibandingkan dengan pencapaian yang diharapkan dari karyawan. Pencapaian kerja yang diharapkan adalah acuan yang disusun untuk melihat pencapaian Kinerja karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat perusahaan. Dapat pula sebagai pembeda Kinerja karyawan dengan karywan lainnya (18).

Kinerja bermanfaat dalam mencapai tujuan organisasi dengan cara melihat dari hasil-hasil fungsi pekerjaan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi.

Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil dari tanggungjawab kerja dari karyawan dari kepada perusahaan baik itu kerja secara kuantitas maupun kualitas (19).

(29)

Sebagai salah satu tenaga kesehatan, perawat memegang penting peran dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan. Hal itu didukung dengan partisipasi aktif perawat dalam melayani dan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara berkualitas. Kepuasan pasien akan tercipta manakala perawat yang melayani dengan kinerja terbaik mereka. Keberadaan perawat menjadi penting karena mereka 24 jam melayani pasien dan keberadaannya yang mencapai 60%

dari pupulasi tenaga medis di Rumah Sakit (20).

Kinerja perawat adalah tugas, wewenang, dan tanggungjawan yang dilakukan oleh perawat dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan profesi dan sasaran unit. Kinerja perawat di Rumah Sakit sebenarnya sama dengan pencapaian kerja karyawan di perusahaan. Standar yang objektif dan terbuka bagi perawat sangat dibutuhkan untuk mengukur Kinerjanya. Pencapaian Kinerja yang lebih tinggi pada perawat akan terlaksana apabila mereka dihargai dan diperhatikan secara lebih (21).

2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kinerja karyawan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri sesorang dan itu sudah menjadi bawaannya sebagai contoh keinginan, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, motivasi, sifat kepribadian, latar belakang budaya, emosi dan stress kerja.

2. Faktor eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi dari luar lingkungan karyawan tersebut, meliputi kebijakan organisasi peraturan ketenagakerjaan,

(30)

pesaing, kondisi ekonomi, kepemimpinan, tindakan–tindakan rekan kerja jenis latihan, pengawasan dan beban kerja (22).

Beberapa macam Karakteristik Individu yang dikaitkan dengan Kinerja perawat antara lain insentif atau bonus, pendidikan, pelatihan, promosi, jenjang karir, lama bekerja, sistem penghargaan, gaji, dan tunjangan. Beban Kerja yang berlebihan dipercaya dapat mempengaruhi Kinerja Karyawan. Perkembangan perawat diperhatikan secara betul oleh pimpinannya dengan cara dilakukan supervisi kepada mereka. Diharapkan setelah dilakukan supervisi, perawat- perawat akan belajar dan meningkatkan kemampuannya supaya Kinerja mereka akan bertambah (23).

Kepemimpinan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kinerja karyawan yang artinya kepemimpinan yang baik akan meningkatkan Kinerja dari karyawan tersebut. Kepemimpinan dari kepala ruangan sangat besar manfaatnya bagi Kinerja perawat karena dapat meningkatkan dari mutu pelayanan rumah sakit. Penelitian tentang kepemimpinan transformasional dijelaskan oleh (19).

2.2.3. Penilaian Kinerja

Penilaian Kinerja disebut juga sebagai performance evaluation, development review, performance appraisal, performance review and development. Keberhasilan maupun kegagalan tugas dari pegawai dapat dinilai dengan cara penilaian Kinerja yang didalamnya terdapat pedoman-pedoman dan ukuran yang telah disepakati dalam standar kerja (24).

(31)

Kinerja dari perawat akan dinilai dengan cara penilaian Kinerja sesuai dengan cara merujuk pada standar praktik serta peraturan yang berlaku kemudian diharapkan terjaminnya standar praktek keperawatan. Sumber daya manusia dan produktivitas dari perawat harus terus dikontrol oleh perawat manager, dengan menggunakan penilaian Kinerja hal itu dapat terwujud dengan baik karena merupakan alat yang paling dapat dipercaya untuk mengontrol hal tersebut.

Operasional kinerja dapat digunakan oleh Perawat manajer dalam mengatur arah kerja dalam memilih, melatih, membimbing perencanaan karier juga kepada perawat yang berkompeten dapat diberikan penghargaan (20).

Langkah-langkah berikut dapat digunakan dalam proses penilaian Kinerja:

mereview standar kerja, melakukan analisis jabatan, mengembangkan instrument penilaian, memilih penilai, melatih penilai, mengukur Kinerja, membandingkan Kinerja aktual dengan standar, mengkaji hasil penilaian, memberikan hasil penilaian, mengaitkan imbalan dengan Kinerja, membuat rencana-rencana pengembangan dengan menyepakati sasaran-sasaran dan standar-standar Kinerja masa depan (25).

Terdapat beberapa model penilaian Kinerja yaitu:

1. Penilaian sendiri

Penilaian sendiri adalah memahami dan mengukur dari setiap individu dengan cara memberikan peringkat kerjanya yang dinilai oeh atasan, bawahan, teman kerja, konsumen dan individu itu sendiri. Hal ini berguna dalam beberapa hal seperti penilaian kebutuhan pelatihan, analisa peringkat jabatan, perilaku kepemimpinan dan lainnya.

(32)

2. Penilaian atasan

Penilaian ini langsung dilakukan oleh atasan atau dapat dibilang supervisor.

3. Penilaian mitra

Penilaian ini biasanya digunakan pada kelompok kerja yang mempunyai otonomi yang cukup tinggi. Biasanya penilaian ini digunakan untuk pengembangan personal bukan untuk evaluasi

4. Penilaian bawahan

Penilaian ini digunakan dengan cara manajer menerima penilaian dari bawahan mereka yang bertujuan mengetahui kemampuan manajer tersebut dimata bawahannya (19).

2.2.4. Penilaian Kinerja Perawat

Perawat adalah profesi yang terbanyak jumlahnya di rumah sakit. Dengan jumlah besar inilah kekuatan kelompok dibentuk. Banyak bermunculan pendapat kelompok perawat adalah profesi tersendiri dan bukan bawahan dokter, perawat adalah profesi yang setara dengan dokter, dibutuhkan pengakuan yang tepat bahwa memang demikian adanya, namun tidak sedikit bahwa profesi ini secara tidak disadari seperti tunduk terhadap apapun yang diperintahkan dokter. Ada beberapa teori yang mengatakan bahwa pasien datang ke rumah sakit sebenarnya mencari perawat bukan mencari yang lain. Namun secara tidak sadar kita lihat sehari-hari bahwa pasien datang ke rumah sakit untuk mencari dokter, keduanya benar namun keduanya kurang lengkap, secara tepat bahwa sebenarnya pasien datang ke rumah sakit ingin mendapatkan pelayanan dokter, perawat dan pelayanan lainnya termasuk pelayanan administrasi (26).

(33)

Berdasarkan penilaian kinerja perawat untuk mengetahui kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien digunakan indikator kinerja perawat menurut Direktorat pelayanan dan Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menyatakan bahwa penilaian kinerja perawat terhadap mutu asuhan keperawatan dilakukan melalui penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) pada pedoman studi dokumentasi asuhan keperawatan, evaluasi persepsi pasien dan keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan dan evaluasi tindakan perawat berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) (27).

Berdasarkan SK Direktorat Jenderal Pelayanan Medis Nomor:

YM.00.03.2.3.7637 tahun 2003 perawat harus melaksanakan standar asuhan keperawatan (SAK) di rumah sakit yang terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasi keperawatan, dan catatan asuhan keperawatan. Evaluasi persepsi pasien/keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan di rumah sakit terdiri dari data umum, data pelayanan keperawatan, saran pasien/keluarga untuk perbaikan, merupakan pertanyaan terbuka. Sedangkan evaluasi tindakan perawat berdasarkan SOP yang dinilai yaitu persiapan dan pelaksanaan tiap kegiatan keperawatan (27).

Standar asuhan keperawatan, yaitu:

1. Standar 1 : Pengkajian Keperawatan Pada tahap ini perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.

Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan,

(34)

rekam medis, dan catatan lain. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi riwayat kesehatan masa lalu dan status kesehatan saat dilakukan pengkajian. Didukung pula dengan status biologis, psikologis, sosial dan spiritual.

2. Standar 2 : Perencanaan Keperawatan Proses pada tahap ini adalah analisa dan interpretasi data pengkajian sehingga masalah klien dapat diidentifikasi yang kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan terdiri dari: masalah (problem), penyebab (etiologi), dan tanda dan gejala (sign and symptom), atau hanya terdiri dari masalah dan penyebab (problem dan etiologi). Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan, dan rencana tindakan keperawatan. Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan peningkatkan kesehatan klien. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.

3. Standar 3 : Implementasi Keperawatan Pada tahap ini perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Dalam implementasi terdapat kriteria yang harus dijalani oleh perawat yaitu melakukan tindakan mandiri, kolaborasi dengan tim kesehatan lain dan memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga serta mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien.

4. Standar 4 : Evaluasi Keperawatan Pada tahap ini perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan

(35)

merevisi data dasar dan perencanaan. Kriteria proses dalam pelaksanaan evaluasi pada klien yaitu dengan menyusun rencana hasil evaluasi dan intervensi secara menyeluruh, tepat waktu dan terus menerus. Untuk mengukur perkembangan klien digunakan data dasar dan respon klien pada saat dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi kemudian di dokumentasikan sehingga dapat terlihat hasil yang ingin dicapai, bila belum terdapat perkembangan pada klien dimungkinkan untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan(28).

2.2.5. Dimensi dan Indikator Kinerja Karyawan

Dua aspek atau dimensi kinerja pegawai dan kemudian dikembangkan menjadi beberapa indikator yaitu :

1. Kuantitatif, indikatonya berupa : a. Proses kerja dan kondisi pekerjaan.

b. Waktu dalam bekerja.

c. Jumlah kesalahan.

d. Jumlah dan jenis pekerjaan.

2. Kualitatif, indikatornya berupa : a. Kualitas pekerjaan.

b. Ketepatan waktu.

c. Kemampuan dan keterampilan bekerja d. Kemampuan mengevaluasi.

(36)

2.3. Stres Kerja

2.3.1. Pengertian Stres Kerja

Stres adalah suatu keadaan yang mana seorang individu berhadapan dengan suatu masalah, peluang, atau tuntutan dengan apa yang diinginkannya dan kondisi didalam keadaan tersebut adalah tidak pasti namun penting (30). Stres merupakan respon adaptif terhadap suatu kondisi seseorang yang dirasa mengancam atau menantang. Stres juga terdapat dua macam yaitu eustres (stres yang menguntungkan) dan distres (stress yang merugikan) (31).

Stres Kerja adalah ungkapan dari emosional dan fisik yang berbahaya apabila kemampuan pekerja tidak sesuai kemampuan pekerja, kebutuhan, atau sumber daya (32). Stres Kerja adalah sebuah respon adaptif pekerja yang diperantarai oleh proses psikologi, kondisi lingkungan dan perbedaan individu yang merupakan akibat dari tuntutan fisik atau psikologi seseorang secara berlebihan (25).

2.3.2. Dimensi Stres Kerja

Stres kerja dapat diukur dari berbagai dimensi, tetapi dalam penelitian ini stres kerja akan diukur dari 3 dimensi yaitu:

1. Beban kerja

Adanya ketidak sesuaian antara peran yang diharapkan, jumlah waktu, dan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi persyaratan tersebut. Beban kerja berkaitan dengan banyaknya tugas-tugas yang harus dilaksanakan, ketersediaan waktu, serta ketersediaan sumber daya. Apabila proporsi ketiganya tidak seimbang, kemungkinan besar tugas tersebut tidak bisa

(37)

diselesaikan dengan baik. Ketidak seimbangan ini bisa menyebabkan seseorang mengalami stres.

2. Konflik peran

Konflik peran merujuk pada perbedaan konsep antara karyawan yang bersangkutan dengan atasannya mengenai tugas-tugas yang perlu dilakukan.

Konflik peran secara umum dapat didefinisikan sebagai terjadinya dua atau lebih tekanan secara simultan sehingga pemenuhan terhadap salah satu tuntutan akan membuat pemenuhan terhadap tuntutan. yang lain menjadi sulit.

Konflik peran berkaitan dengan perbedaan konsep antara pekerja dan supervisor (atau atasan) mengenai konten dari pentingnya tugas-tugas pekerjaan yang dibutuhkan. Inilah yang bisa menyebabkan konflik, adanya pertentangan antara komitmen terhadap beberapa supervisor (atasan) dan nilai-nilai individu yang berkaitan dengan persyaratan organisasi.

3. Keamanan kerja

Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerjayang aman, baik berupa materi maupun non materi. Banyak perusahaan yang masih menyepelekan prosedur keamanan kesehatan dan keselamatan kerja. Bila mendengar kata keamanan dan keselamatan kerja biasanya yang langsung terbayang ialah berupa alat lindung diri dalam bekerja misalnya sarung tangan, helm dan juga keamana dalam jabatan atau karir (33).

(38)

2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja Timbulnya stres dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor :

1. Faktor Organisasi

Dalam faktor organisasi berpengaruh juga terhadap stres kerja karyawan dimana semua aktivitas di dalam perusahaan berhubungan dengan karyawan.

Seperti tuntututan kerja atau beban kerja yang terlalu berat, kerja yang membutuhkan tanggung jawab tinggi sangat cenderung mengakibatkan stres tinggi.

2. Faktor Lingkungan

Adanya lingkungan sosial turut berpengaruh terhadap stres kerja pada karyawan. Dimana adanya dukungan sosial berperan dalam mendorong seseorang dalam pekerjaannya, apabila tidak adanya faktor lingkungan sosial yang mendukung maka tingkat stres karyawan akan tinggi.

3. Faktor Individu

Adanya faktor individu berperan juga dalam mempengaruhi stres karyawan.

Dalam faktor individu kepribadian seseorang lebih berpengaruh terhadap stres kerja pada karyawan. Dimana kepribadian seseorang menentukan seseorang tersebut mudah mengalami stres atau tidak (30).

Ada empat faktor penyebab terjadinya stres. Stres terjadi akibat dari adanya tekananan (Stressor) di tempat kerja, stressor tersebut yaitu :

a. Stressor Lingkungan Fisik berupa sinar, kebisingan, temperatur dan udara yang kotor.

(39)

b. Stressor Individu berupa Konflik peranan, kepaksaan peranan, beban kerja, tanggung jawab terhadap orang lain, ketiadaan kemajuan karir dan rancangan pengembangan karir.

c. Stressor Kelompok berupa hubungan yang buruk dengan rekan sejawat, bawahan dan atasan.

d. Stressor Keorganisasian berupa ketiadaan partisipasi, struktur organisasi, tingkat jabatan, dan ketiadaan kebijaksanaan yang jelas (34).

2.3.4. Tahapan Stres Kerja

Menurut Dadang Ambert bahwa tahap stres sebagai berikut:

1. Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang disertai perasan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam.

2. Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi tidak segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort), jatung berdebar, otot tengkuk dan punggung tegang. Hal tersebut karena cadangan tenaga tidak memadai.

3. Sters tahap ketiga, yaitu dengan tahap stres dengan keluhan, seperti defekasi tidak teratur (kadang-kadang diare), otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali (middle insomnia), bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali (late insomnia), koordinasi tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.

(40)

4. Stres tahap keempat, yaitu tahap stres dengan keluhan, seperti tidak mampu berkeja sepanjang hari (loyo), aktivitas pekerjaan teras sulit dan menjenuhkan, respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun, serta timbul ketakutan dan kecemasan.

5. Stres tahap kelima, yaitu tahap stres yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental (physical and psychological exhaustion), ketidak mampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan, gangguan pencernaan yang berat, meningkatnya rasa takut dan cemas, bingung dan panik.

6. Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahap stres dengan tanda-tanda, seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan gemetar, dingin, dan banyak mengeluarkan keringat, loyo, serta pingsan atau collaps (35).

2.3.5. Dampak Stres Kerja

Dampak dari Stres Kerja adalah :

1. Psikologis, misalnya kegelisahan, kebosanan, depresi, kekecewaan, kehilangan kesabaran.

2. Perilaku, misalnya penyalahgunaan obat, menurunnya semangat fisik yang menyebabkan menurunnya imunitas tubuh sehingga mudah terserang penyakit. Pada saat stres juga lebih mudah memicu permasalahan di rumah, di lokasi kerja, atau di jalan.

3. Kognitif, yaitu kurang mampu menentukan keputusan, menurunnya konsentrasi, dan kurang peka terhadap bahaya.

(41)

4. Fisiologis, gangguan pada kesehatan anggota badan yang menyebabkan tumbulnya berbagaii macam penyakit (36).

2.3.6. Penyebab Stres Kerja

Terdapat tiga faktor yaitu organisasi, individual, lingkungan. Dalam organisasi stres didapat dari struktur yang terbentuk dalam organisasi tersebut melalui desain yang ada. Contohnya formalisasi, lingkungan yang kurang mendukung, spesialisasi, konflik hubungan antar karyawan (32).

Dalam individual yang mempengaruhi adalah perbedaaan tipe-tipe kepribadian karyawan. Misalnya tipe karyawan A lebih mudah marah sehingga hal tersebut dapat lebih mudah memicu stres. Faktor lingkungan yang terjadi adalah perubahan siklus bisnis menyebabkan ketidakpastian ekonomi, politik, teknologi yang dapat membuat Stres Kerja (30).

Stres di tempat kerja terutama disebabkan oleh faktor administratif yaitu kurangnya dukungan dari atasan mereka, terlalu banyak dokumen yang harus dikerjakan, terlalu banyak lembur, ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga, gaji yang rendah (25).

2.3.7. Penilaian Stress Kerja

Stres dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu : 1. Stres ringan

Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang.Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran, dikritik dan kemacetan.Stres ringan biasanya hanya terjadi dalam

(42)

beberapa menit atau beberapa jam. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.

2. Stres sedang

Stres sedang terjadi lebih lama dari beberapa jam hingga beberapa hari.

Beberapa contoh dari stresor yang menimbulkan stres sedang adalah kesepakatan yang belum selesai, beban tugas yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan barudan anggota keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.

3. Stres berat

Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun. Beberapa contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial dan penyakit fisik yang lama (29).

2.4. Beban Kerja

2.4.1. Pengertian Beban Kerja

Beban Kerja adalah banyaknya suatu pekerjaan pada suatu waktu atau mengerjakan pekerjaan yang terlampau sulit bagi karyawan. Beban Kerja adalah tanggungan beban aktifitas mental, fisik, dan sosial yang kerjakan oleh pekerja dan harus diselesaikan dalam kurun waktu yang ditarget menurut segi keahlian dan segi keterbatasan dari pekerja (37).

Menurut Peraturan Dalam Negri No 12 tahun 2008 (pasal 1 dan 2) Beban Kerja adalah manajemen terukur yang dikerjakan untuk mendapatkan informasi pengetahuan jenjang efektifitas dan efisiensi dalam kerja organisasi menurut

(43)

volume (24). Beban Kerja adalah situasi pekerjaan dengan tugas-tugas yang harus tercapai hasilnya dalam kurun waktu tertentu (38).

Standar kerja di dalam suatu perusahaan menentukan Beban Kerja yang akan diterima oleh karyawannya. Hal yang bagus dapat diperoleh apabila Beban Kerja karyawan sesuai dengan standar perusahaan. Apabila Beban Kerja karyawan dibawah standar, akan terjadi Beban Kerja yang berlebih. Lain halnya jika Beban Kerja diatas standar, estimasi standar lebih rendah dari kemampuan karyawan tersebut (19).

2.4.2. Jenis Beban Kerja

Ada dua jenis beban kerja yaitu:

1. Beban kerja kuantitatif meliputi:

a. Harus melaksanakan observasi pasien secara ketat selama jam kerja.

b. Banyaknya pekerjaan dan beragamnya pekerjaan yang harus dikerjakan.

c. Kontak langsung perawat, pasien secara terus menerus selama jam kerja.

d. Rasio perawat dan pasien.

2. Beban kerja kualitatif meliputi:

a. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki perawat tidak mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan di rumah sakit.

b. Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang berkualitas c. Tuntutan keluarga pasien terhadap keselamatan pasien.

d. Setiap saat dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat.

e. Tugas memberikan obat secara intensif.

(44)

f. Menghadapi pasien dengan karakteristik tidak berdaya, koma dan kondisi terminal.

g. Tanggung jawab yang tinggi terhadap asuhan keperawatan pasien kritis(39).

2.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi dalam beban kerja : 1. Faktor eksternal

Faktor yang mempengaruhi diri pekerja dari luar yang dapat mempengaruhi Beban Kerja (stresor), meliputi berbagai hal:

a. Tugas-tugas baik tugas fisik ataupun mental. Tugas fisik seperti kondisi ruang kerja, prasarana kerja, situasi kerja. Tugas mental seperti tanggung jawab dan kompleksitas dari pekerjaan.

b. Organisasi dalam pekerjaan. Misalnya : lamanya karyawan bekerja, masa karyawan untuk istirahat kerja, sistem karyawan menerima upah, tugas dan kewenangan karyawan.

c. Lingkungan dalam bekerja. Seperti lingkungan psikologis (penempatan lingkungan kerja), lingkungan fisik (kebisingan, penerangan), lingkungan kimiawi (debu, gas pencemaran), lingkungan biologis (virus dan parasit).

2. Faktor internal

Faktor dari dalam tubuh pekerja yang dapat mempengaruhi Beban Kerja (strain) meliputi berbagai hal:

a. Faktor somatis, misal : ukuran badan, jenis kelamin, status gizi

(45)

b. Faktor psikis, misal : keinginan dalam bekerja, motivasi dalam bekerja, persepsi dalam bekerja (24).

2.4.4. Indikator Beban Kerja Adapun indikator Beban Kerja : 1. Kendala waktu

2. Jam kerja dan jam kerja 3. Lingkungan kerja 4. Efisiensi waktu 5. Tanggung jawab (40).

2.4.5. Dampak Beban Kerja

Beban Kerja yang terlalu berat menyebabkan Stres Kerja fisik dan psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti : sakit pada kepala, pencernaan mudah terganggu, cepat menyulut kemarahan. Pada kasus sebaliknya jika Beban Kerja terlampau sedikit maka dapat mengakibatkan kebosanan, sehingga konsentrasi menjadi berkurang dalam pekerjaan dan dapat membahayakan diri sendiri serta lingkungan kerja (41).

2.4.6. Penilaian Beban Kerja

Pengukuran Beban Kerja berguna untuk hal-hal berikut : 1. Perancangan dan evaluasi tatanan kerja

2. Keselamatan karyawan dalam bekerja

3. Pengaturan dalam menentukan jadwal istirahat

4. Spesifikasi jelas tentang jabatan yang diemban dan cara menyeleksi personil 5. Evaluasi pekerjaan dari tiap jabatan

(46)

6. Evaluasi tatanan dari faktor dunia luar yaitu lingkungan (24).

2.5. Kerangka Teori

Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah :

Gambar 2.1. Kerangka Teori

2.6. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawa.

Ha : Ada pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan.

Faktor Internal - Keinginan

- Umur

- Jenis kelamin - Pendidikan - Pengalaman kerja - Sifat kepribadian - Latar budaya - Emosi - Stress Kerja

Kinerja Perawat Faktor Eksternal

- Kebijakan organisasi - Peraturan ketenagakerjaan - Pesaing

- Kondisi ekonomi - Kepemimpinan - Rekan kerja - Pengawasan - Beban kerja

(47)

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan survei analitik dengan pendekatan cross sectional study, yang merupakan rancangan penelitian dimana variabel bebas dan variabel terikat diukur dan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (42). Bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2022 sampai dengan bulan Juli 2023, dimulai dari survei awal, pengumpulan data, analisis data, penyusunan laporan sampai dengan seminar hasil.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (42).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di Rumah Sakit

29

(48)

Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan berjumlah 48 orang dengan distribusi sebagai berikut :

Tabel 3.1. Distribusi Jumlah Perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan

No Unit Jumlah

1 IGD 13 orang

2 OK/Ruang Operasi 8 orang

3 Poli 4 orang

4 Rawat Inap 21 orang

5 CSSD 2 orang

Total 48 Orang

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasinya (42). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan berjumlah 48 orang.

Tehnik dalam pengambilan sampel penelitian ini yaitu menggunakan total sampling yaitu, menjadikan seluruh jumlah populasi menjadi sampel penelitian.

3.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini adalah alur penelitian yang memperlihatkan variabel- variabel yang mempengaruhi (independent variable) dan yang dipengaruhi (dependent variable) dengan kata lain dalam kerangka konsep akan terlihat faktor- faktor yang terdapat dalam variabel penelitian.

(49)

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran 3.5.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian lain yang ingin melakukan peneltian dengan menggunakan variabel yang sama (43). Adapun definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Stress kerja merupakan reaksi psikologis yang dialami oleh perawat dalam bentuk ungkapan emosional dengan gejala munculnya rasa tidak nyaman saat berinteraksi dan melakukan pekerjaan.

2. Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh perawat. Beban tersebut dapat berupa beban eksternal maupun beban internal.

3. Kinerja perawat merupakan hasil kerja yang dilakukan oleh perawat dalam memberikan asuhan keeperawatan.

Kinerja Perawat 1. Stres Kerja

2. Beban Kerja

(50)

3.5.2. Aspek Pengukuran Tabel 3.2. Aspek Pengukuran

No Nama

Variabel

Jumlah Soal

Cara dan Alat Ukur

Skala

Pengukuran Value

Jenis Skala Ukur 1. Stress Kerja 15 Soal Menghitung

skor Max = 15

Ya = 1 Tidak = 0

Skor 11-15 Skor 8-10

Skor 0-7

Berat Sedang Ringan

Ordinal

2. Beban Kerja 15 Soal Menghitung skor Max = 15

Ya = 1 Tidak = 0

Skor 11-15 Skor 8-10

Skor 0-7

Berat Sedang Ringan

Ordinal

3. Kinerja

Perawat 15 Soal Menghitung skor Max = 15

Ya = 1 Tidak = 0

Skor 0-7

Skor 8-15 Kurang

Baik Ordinal

Sumber : (11).

3.6. Metode Pengumpulan Data 3.6.1. Jenis Data

1. Data primer merupakan sumber data yang di peroleh secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Data primer secara husus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Data primer dalam penelitian ini yaitu kuesioner.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekuder diperoleh dari Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan.

(51)

3. Data tersier adalah suatu kumpulan dan komplikasi sumber primer dan sumber sekunder. Data tersier dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti : WHO, jurnal dll (43).

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah observasi, dalam penelitian ini data primer didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian adalah data rekapitulasi dari Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan.

3. Data Testier

Data tersier dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari World Health Organization (WHO), Kemenkes RI (43).

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian, butir-butir pertanyaan pada kuesioner harus diuji validitas dan reliabilitas melalui uji Pearson Product Moment (r). Pada variabel stress kerja dan beban kerja menggunakan kuesioner dari peneltian sebelumnya yang sudah teruji valid dan reliabel yaitu penelitian Natalia tahun 2018 berjudul Hubungan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RSAB Harapan Kita(44). Pada variabel kinerja perawat menggunakan kuesioner dari penelitian sebelumnya yang sudah teruji valid dan reliabel yaitu penelitian Datu tahun 2021 berjudul Hubungan Persepsi Beban Kerja dan Stres Kerja Dengan Kinerja

(52)

Perawat Era Pandemi Covid-19 di Ruang Isolasi Covid Rumah Sakit d Kota Mojokerto (11).

3.7. Metode Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah secara komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner angket maupun observasi.

2. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan data memberikan hasil yang valid dan realiabel dan terhindar dari bias.

3. Coding

Pada langkah ini peneliti melakukan pemberian kode pada variabel-variabel yang diteliti.

4. Entering

Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program yang digunakan peneliti.

5. Data Processing

Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai dengan kebutuhan dari penelitian (45).

(53)

3.8. Analisis Data

Data primer dan sekunder dilakukan tahapan editing, coding, dan tabulating kemudian dianalisis melalui proses pengolahan data yang mencakup analis univariat, bivariat.

3.8.1. Analisis Univariat

Analisis univariat mengunakan analisis yang menggambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing jawaban kuesioner variabel bebas dan variabel terikat dan juga distribusi frekuensi rekapitulasinya.

3.8.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan dari dua variabel yang diambil masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan anlisis chi-square, pada perhitungan statistik dimana nilai p value (0,05). Apabila hasil perhitungan menunjukkan p < α (0,05) maka ikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua variabel secara statistik mempunyai pengaruh yang signifikan. Jika hasil perhitungan menunjukkan hasil nilai p > α (0,05) maka (Ho) diterima yang artinya tidak memiliki hubungan. Kemudian untuk menjelaskan adanya pengaruh antara variabel terikat dengan variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang.

Hasil uji Chi-Square dapat dilihat pada kotak Chi-Square Test. Aturan yang berlaku pada uji Chi-Square adalah sebagai berikut :

a. Bila pada table 2x2 dijumpai nilai harapan (expected value = E) kurang dari 5, maka uji yang digunakan adalah Fisher Exact.

(54)

b. Bila pada table 2x2 dan semua nilai E >5 (tidak ada nilai E,5), maka nilai yang dipakai sebaliknya Continuity Corection.

c. Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x3 dan lain-lain, maka gunakan uji Person Chi-Square (45).

3.8.3. Analisis Mutivariat

Analisis multivariat adalah analisis statistika yang dikenakan pada data yang memiliki setidaknya tiga variabel baik itu variabel independen maupun variabel dependen. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa regresi logistik merupakan model regresi yang melibatkan lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi logistik dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas (stress kerja dan beban kerja) dan variabel terikat (kinerja perawat) yang dilihat dari nilai Exp (β) (45). Uji regresi logistik digunakan untuk mendapatkan model yang paling baik dan sederhana untuk menentukan pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Dokter Komang Makes Belawan.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Teori
Tabel 3.1.  Distribusi   Jumlah   Perawat   di  Rumah   Sakit   Angkatan   Laut Dokter Komang Makes Belawan
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian tentang stres kerja di Ruang IGD dan ICU RSUD Haji Abdul Manan Simatupang yang dapat dilihat pada tabel 5.3 didapat bahwa dari 30 perawat

Hasil analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi kerja dengan stres kerja perawat (p = 0,003) dan

survei yang dilakukan oleh PPNI (2006 dikutip dari Rosmawar 2009) sekitar 50,9% perawat yang bekerja di empat provinsi di Indonesia mengalami stres kerja yaitu sering pusing,

Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai tingkat beban kerja dan stres kerja perawat dengan kaitannya

Stres kerja yang dialami oleh perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi dikarenakan asuhan keperawatan yang dilakukan cukup berat karena

Tujuan penelitian ini Untuk Mengetahui hubungan antara hubungan interpersonal, beban kerja, shift kerja, dan gaji dengan stres kerja pada perawat di Ruang Rawat Inap Rumah

Tujuan Penelitian : bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi beban kerja dengan tingkat stres perawat ruang operasi di RSUP Dr.. Metode Penelitian : Jenis penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adahubungan beban kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di instalasi bedah sentral Rumah Sakit Umum