• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Beban Kerja dan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Beban Kerja dan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2019"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020 | 30 Hubungan Beban Kerja dan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja pada

Perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2019

Nanda Mirani1, Sumardi2

1,2Dosen STIKes Bustanul Ulum Langsa-Aceh

Abstrak

Setiap tahun jumlah pasien Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa mengalami peningkatan. Hal ini membuat beban kerja perawat semakin bertambah, jika tidak adanya keseimbangan beban kerja dengan kemampuan fisik akan dapat menyebabkan terjadinya kelelahan dan jika hal ini terus berlanjut akan terjadi penurunan produktivitas kerja dan dapat memicu terjadinya stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional study, penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu beban kerja dan stres kerja serta menggunakan variabel dependen yaitu kelelahan kerja. Menggunakan data primer dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh petugas instalasi bedah sentral Rumah sakit Umum Daerah Kota Langsa yang berjumlah 27 responden menggunakan teknik sampling jenuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adahubungan beban kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di instalasi bedah sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa.Diperoleh nilai P-Value=0,000 (p<0,05), ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di instalasi bedah sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa. DiperolehnilaiP-Value = 0,001 (p<0,05), ada hubunganStres kerjadengan kelelahan kerja pada perawat di instalasi bedah sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa.

Kata kunci :Kelelahan Kerja, Beban Kerja, Stres Kerja.

Relationship Of Work Loads And Stress Of Working With Employment Weaknesses In Nurses In Installation Central Surgery Regional

General HospitalLangsa City In 2019

Abstract

Every year the number of patients in the Langsa City Regional General Hospital has increased. This makes the workload of nurses increase, if there is no balance of workload with physical abilities can cause fatigue and if this continues there will be a decrease in work productivity and can lead to work stress. This study aims to determine the relationship of workload and work stress with work fatigue in nurses at the Langsa City Regional General Hospital. This type of research is analytic with cross sectional study design, this study uses independent variables namely workload and work stress and uses the dependent variable namely work fatigue. Using primary data and samples in this study were all central surgical installation officers of the Langsa City Regional General Hospital totaling 27 respondents using saturated sampling techniques.The results of this study indicate that there is a relationship between workload and work stress with work fatigue in nurses at the central surgical installation in the Langsa City Regional General Hospital. Obtained P-Value = 0,000 (p <0.05), there is a relationship between workload and work fatigue of nurses inthe Langsa City Regional General Hospital. Obtained P-Value = 0.001 (p <0.05), there is a relationship between work stress and work fatigue in nurses at the central surgical installation in the Langsa City Regional General Hospital.

(2)

Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020 | 31 Pendahuluan

Data World Health Organization (2009) menunjukkan bahwa lebih dari satu abad keperawatan perioperatif telah menjadi bagian penting dari perawatan kesehatan di dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta operasi utama dilakukan di seluruh dunia, atau 1 tindakan operasi setiap 25 orang hidup. Perawat kamar bedah menjadi bagian penting dari keberhasilan operasi terhadap pasien [1].

Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI (2015) melaporkan jumlah rumah sakit pada tahun 2014 sebanyak 2.406 dengan jumlah tenaga kesehatan terbanyak pada posisi perawat 122.689 orang yang bertugas dirumah sakit. Perawat merupakan tenaga medis yang memiliki kontak langsung paling sering dengan pasien sehingga rentan terhadap kelelahan [2].

Kelelahan kerja merupakan ancaman besar terhadap keselamatan pasien. The Joint Comission(TJC) pada tahun 2008 melaporkan 300% lebih perawat membuat kesalahan karena kelelahan dan berujung kepada kematian pasien. Sebuah studi dari perawat menunjukkan risiko seorang perawat membuat kesalahan meningkat secara signifikan ketika shift perawat melebihi 12 jam, ketika lembur atau ketika jam kerja lebih dari 40 jam per minggu [3].

Pada tahun 2011 the USA Joint Commission mengeluarkan peringatan peristiwa sentinel mengenai kelelahan pekerja kesehatan dan keselamatan pasien dari beberapa penelitian yang menghubungkan kelelahan dengan kejadian yang merugikan pasien serta meningkatkan resiko terhadap

keselamatan dan kesejahteraan pekerja [4].

Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat para simpatis). Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan subjektif biasanya diakhir jam kerja, apabila beban kerja melebihi rata – rata 30 – 40% dari tenaga aerobik maksimal [5].

Beban kerja terbanyak yang dilakukan oleh perawat yaitu kegiatan pelaporan rutin perawat kepada kepala ruangan terkait jumlah pasien, kondisi pasien dan tindakan keperawatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah tuntutan situasi dan pengaruh eksternal dimana seorang perawat akan melaksanakan tugas-tugas keperawatan di kamar bedah sehingga dirasa memberatkan perawat. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik atau mental dan reaksi-reaksi emosional. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit di mana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari [6].

Stres merupakan reaksi tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban yang di terima. Stres dapat terjadi apabila seseorang menerima beban atau tugas berat yang tidak bisa dia selesaikan, maka tubuh akan berespon sehinggaorang tersebut dapat mengalami stress [7].

(3)

Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020 | 32 Terdapat berbagai faktor

penyebab dari stres. Faktor-faktor pekerjaan yang dapat menimbulkan stres dikelompokkan dalam lima kategori besar yaitu faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan serta struktur dan organisasi. Pertama, kategori faktor-faktor instrinsik dalam pekerjaan adalah fisik dan tugas, untuk fisik misalnya kebisingan, panas sedangkan tugas mencakup beban kerja, kerja malam dan penghayatan dari resiko dan bahaya. Kedua, peran individu dalam organisasi artinya setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Ketiga, pengembangan karier merupakan pembangkit stres potensial yang mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih atau promosi yang kurang. Keempat, hubungan dalam pekerjaan yang tidak baik terlihat dari kepercayaan yang rendah, minat yang rendah dalam pemecahan masalah organisasi. Sedangkan untuk yang kelima yaitu struktur dan organisasi, kurangnya peran serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi [8].

Pekerjaan seorang perawat merupakan pekerjaan yang memiliki stres yang tinggi, karena dalam bekerja, perawat berhubungan langsung dengan berbagai macam pasien dengan diagnosa penyakit dalam respon yang berbeda-beda. Sumber stres bagi perawat yaitu beban kerja yang berlebih, kurangnya jumlah tenaga perawat, konflik dengan rekan kerja atau dengan dokter, kurangnya pengalaman perawat, dan kepala

ruangan yang selalu memonitor ruangan kerja [9].

Penelitian yang dilakukan oleh Kawatu (2016) pada perawat di Rumah sakit Islam PDHI Yogyakarta menunjukkan bahwa 55,77 % perawat merasa lelah serta terdapat hubungan antara beban kerja , stres kerja , dan tingkat konflik dengan kelelahan kerja. Penelitian lain pada perawat IGD dan ICU di RSUD kota Bitung menunjukkan adanya perawat yang mengalami kelelahan kerja sebesar 43,8 %. dimana perawat yang mengalami kelelahan kerja disertai stres kerja 38,9% [10].

Hasil penelitian Asri, dkk (2017) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kelelahan kerja (p = 0,003) dan terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja (p = 0,001) [11].

Hasil penelitian Arlina (2016) Pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai, menunjukkan beban kerja perawat paling banyak berada pada tingkat berat yaitu 3 orang (52,4%). Kelelahan kerja perawat yang diukur berdasarkan kuesioner paling banyak dengan kategori tinggi 27 orang (42,9%), Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja perawat berdasarkan kuesioner dengan nilai p = 0,003 (p < 0,05) dan ada pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja perawat berdasarkan Reaction Timer Dengan nilai p= 0,002 (p < 0,05) [12].

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pongantung, dkk (2018) Hubungan beban kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat,

(4)

Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020 | 33 menunjukkan antara stres kerja dan

kelelahan kerja diperoleh data bahwa jumlah responden yang merasakan stres kerja ringan dan merasa kelelahan kerja ringan sebanyak 2 (28,6%), responden yang merasakan stres kerja berat dan merasakan kelelahan kerja ringan 0,0 (0,0%). Responden yang merasakan stres kerja ringan dan mengalami kelelahan kerja berat sebanyak 5 (72,4%) responden, sedangkan responden yang merasakan stres kerja berat juga merasakan kelelahan kerja berat sebanyak 69 (100%) responden. Dilihat dari p value sebesar 0,000 (p<0.05), maka terdapat ada hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja [13].

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kirana (2017) Hubungan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur, Sebagian besar perawat yang mengalami stres kerja pada tingkta normal sebesar 69,2%. Dan sebanyak 69,2% perawat mengalami kelelahan pada tingkat yang rendah. Hasil uji statistik untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dan kelelahan diperoleh nilai p = 0,000 dengan nilai α = 0,05 sehingga adanya hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan kelelahan kerja [14].

Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa di Instalasi Bedah Sentral yang melayani pasien 24 jam setiap jumlah pasien yang dioperasi baik yang terprogram maupun yang butuh penanganan segera atau (cyto). Pada tahun 2017 mulai bulan januari sampai desember pasien yang dioperasi berjumlah 3.221 sedangkan

pada tahun 2018 terjadinya peningkatan pasien yang dioperasi berjumlah 3.406. Meningkatnya jumlah pasien setiap tahun dapat mengakibatkan beban kerja dan kelelahan kerja pada perawat di rumah sakit tersebut.Kamar operasi yang tersedia sebanyak 5 kamar operasi dengan perawat berjumlah 27 orang dibagi menjadi 2 shift yaitu shif pagi (08.00-16.45 wib) dan shift malam (17.00-08.00 wib).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja dan stress kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di instalasi bedah sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa.

Metode

Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional

study, penelitian ini menggunakan

variabel independen yaitu beban kerja dan stres kerja serta menggunakan variabel dependen yaitu kelelahan kerja. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh petugas instalasi bedah sentral Rumah sakit Umum Daerah Kota Langsa yang berjumlah 27 responden menggunakan teknik sampling jenuh. Data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 27 perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa, data yang diperoleh dari hasil tabulasi data primer berdasarkan jawaban kuesioner dari responden didapatkan hasil sebagai berikut:

(5)

Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020 | 34 1. Analisis Univariat

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kelelahan Kerja di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2019

No Kelelahan kerja Obat Frekuensi (f) Persentase (%) 1 2 3 Sangat lelah Lelah Kurang lelah 11 8 8 40,7 29,6 29,6 Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 27 responden mayoritas sangat lelah dalam bekerja di Instalasi

Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa sebanyak 11 responden (40,7%).

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Beban Kerja di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2019

No Beban Kerja Frekuensi (f) Persentase (%)

1 2 3 Berat Sedang Ringan 13 9 5 48,1 33,3 18,5 Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkanbahwa dari 27 responden mayoritas memiliki stres kerja yang

berat di Instalasi Bedah Sentral Rumah SakitUmum Daerah Kota Langsa sebanyak 13 responden (48,1%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Stres Kerja di Ruang di Instalasi Bedah Sentral

RumahSakit Umum Daerah Kota LangsaTahun 2016

No Stres Kerja Frekuensi

(f) Persentase (%) 1 2 3 Berat Sedang Ringan 10 13 4 37,0 48,1 14,8 Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 27 responden mayoritas memiliki stres kerja yang berat di Instalasi Bedah

Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa sebanyak 10 responden (37,0%).

(6)

Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020 | 35 2. Analisis Bivariat

Tabel 4 Hubungan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2019

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 responden dengan beban kerja berat dan merasa sangat lelah sebanyak 11 responden (84,6%). Dari hasil uji

statistic Chi Square pada derajat

kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai P-Value = 0,000 (p<0,05) yang

berarti Ha di terima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa.

Tabel 5 Hubungan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2019

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 responden yang mengalami stres dan merasa sangat lelah berjumlah 9 responden (90 %).Dari hasil uji statistic

Chi Square pada derajat kepercayaan

95% (α=0,05) diperoleh nilai P-Value =

0,001 (p<0,05) yang berarti Ha di terima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan stress kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa. No. Beban kerja Kelelahan Kerja P-Value Sangat Lelah

Lelah Kurang lelah Jumlah

F % F % f % F % 1 2 3 Berat Sedang Ringan 11 0 0 84,6 0 0 1 6 1 7,7 66,7 20,0 1 3 4 7,7 33,3 80,0 13 9 5 100 100 100 0,000 Jumlah 11 40,7 8 29,6 8 29,6 27 100

No. Stres kerja

Kelelahan Kerja P-Value Sangat Lelah Lelah Kurang lelah Jumlah f % f % f % F % 1 2 3 Berat Sedang Ringan 9 2 0 90 15,4 0 1 6 1 10,0 46,2 25,0 0 5 3 0 38,5 75,0 10 13 4 100 100 100 0,001 Jumlah 11 40,7 8 29,6 8 29,6 27 100

(7)

Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020 | 36 Pembahasan

1. Hubungan beban kerja dengan Kelelahan kerja Pada perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 27 responden terdapat 13 responden yang berat beban kerjanya mayoritas sangat lelah dalam bekerja sebanyak 11 responden (84,6%) sedangkan dari 9 responden yang sedang beban kerjanya mayoritas lelah dalam bekerja sebanyak 6 responden (66,7) dan dari 5 responden yang ringan beban kerjanya mayoritaskurang lelah dalam bekerja sebanyak 4 responden (80,0%). Dari hasil uji statistic Chi

Square (Continuity Correction) pada

derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai P-Value=0,000 (p<0,05) yang berarti Ha di terima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di Instalasi Bedah Sentral

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asri, dkk (2017) tentang hubungan antara beban kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat Rumah Sakit Byangkara TK. III Manado yang menyimpulkan bahwa ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada perawat dengan nilai p=0,003 (p< 0,05) [11].

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arlina (2016) tentang pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai yang menyimpulkan bahwa ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja

pada perawat dengan nilai p=0,003 (p< 0,05) [12].

Pada tahun 2011 the USA Joint Commission mengeluarkan peringatan peristiwa sentinel mengenai kelelahan pekerja kesehatan dan keselamatan pasien dari beberapa penelitian yang menghubungkan kelelahan dengan kejadian yang merugikan pasien serta meningkatkan resiko terhadap keselamatan dan kesejahteraan pekerja [4].

Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat para simpatis). Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan subjektif biasanya diakhir jam kerja, apabila beban kerja melebihirata- rata 30 – 40% dari tenaga aerobik maksimal [5].

Peneliti berasumsi bahwa Beban kerja terbanyak yang dilakukan oleh perawat yaitu kegiatan pelaporan rutin perawat kepada kepala ruangan terkait jumlah pasien, kondisi pasien dan tindakan keperawatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah tuntutan situasi dan pengaruh eksternal dimana seorang perawat akan melaksanakan tugas-tugas keperawatan di kamar bedah sehingga dirasa memberatkan perawat. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik atau mental dan reaksi-reaksi emosional. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit di mana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan

(8)

Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020 | 37 menimbulkan kebosanan dalam kerja

rutin sehari-hari.Salah satu karakteristik bekerja sebagai perawat kamar bedah adalah kebutuhan berdiri dalam waktu yang sangat lama, perawat kamar bedah disarankan agar tidak berdiri lebih dari 2 jam secara terus meneruskarena hal tersebut dapat mengintervensi terjadinya kelelahan.

2. Hubungan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 27 responden terdapat 10 responden yang berat stres kerjanya mayoritas sangat lelah dalam bekerja sebanyak 9 responden (90,0%) sedangkan dari 13 responden yang sedang stres kerjanya mayoritas lelah dalam bekerja sebanyak 6 responden (46,2%) dan dari 4 responden yang ringan stres kerjanya mayoritas kurang lelah dalam bekerja sebanyak 3 responden (75,0%). Dari hasil uji

statistic Chi Square (Continuity

Correction) pada derajat kepercayaan

95% (α=0,05) diperoleh nilai P-Value = 0,001 (p<0,05) yang berarti Ha di terima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lendombela (2017) tentang hubungan stress kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di ruang rawat inap RSU RSU

GMIM Kalooran Amurang yang

menyimpulkan bahwa ada hubungan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat dengan nilai p=value 0,01(p< 0,05) [9].

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehKirana (2017) tentang hubungan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur,yang menyimpulkan bahwa ada hubungan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat dengan nilaip = 0,000 dengan nilai α =0,05. Jadi nilai p lebih kecil dari nilai α (p < α) [14].

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pongantung, dkk (2018) Hubungan beban kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat Rumah Sakit GMIM Kaloran Amurang yang menyimpulkan bahwa ada hubungan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat dengan nilai p value sebesar 0,000 (p<0.05) [13].

Stres merupakan reaksi tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban yang di terima. Stres dapat terjadi apabila seseorang menerima beban atau tugas berat yang tidak bisa dia selesaikan, maka tubuh akan berespon sehingga orang tersebut dapat mengalami stress [7].

Terdapat berbagai faktor penyebab dari stres. Faktor-faktor pekerjaan yang dapat menimbulkan stres dikelompokkan dalam lima kategori besar yaitu faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan serta struktur dan organisasi. Pertama, kategori faktor-faktor instrinsik dalam pekerjaan adalah fisik dan tugas, untuk fisik misalnya kebisingan, panas sedangkan tugas mencakup beban kerja,

(9)

Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020 | 38 kerja malam dan penghayatan dari

resiko dan bahaya [8].

Peneliti berasumsi bahwa jika seseorang mengalami stres kerja yang berat, maka akan mengganggu kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan dan pekerjaannya. Ditemui peneliti di tempat saat penelitian, meskipun begitu banyak tuntutan kerja namun perawat sudah merencanakan dengan baik aktivitas apa saja yang harus dilakukan dan mendelegasikan sebagian tanggung jawab kepada rekan kerja sehingga tidak mengalami kelelahan kerja. Ada juga peneliti menemui perawat yang kelelahan dalam bekerja namun tidak mengalami stres.

Kesimpulan

1. Ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa. Diperoleh nilai P-Value = 0,000 (p<0,05).

2. Ada hubungan stres kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa. Diperoleh nilai P-Value=0,001

(p<0,05). Saran

1. Kepada peneliti, dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah dapat di bangku kuliah salah satunya tentang beban kerja, stress kerja dan kelelahan kerja agar terkelola dengan baik.

2. Kepada Institusi Pendidikan agarmenambah sumber perpustakaan di STIKes Bustanul Ulum Langsa mengenai kelelahan

kerja pada perawat yang dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya

3. Kepada RSUD Kota Langsa Agar menambahkan SDM di Ruang Instalasi Bedah Sentral untuk meningkatkan kinerja perawat yang baik dan meningkatkan kualitas kerja perawat.

Daftar Pustaka

1. World Health Organization (WHO). (2009). WHO Guidelines

for Safe Surgery 2009: Save SurgerySave Lives. Geneva : WHO Press.

2. Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI (2015) Petunjuk

Pelaksanaan Keperawatan.

3. Permendagri No.12 Tahun 2008. Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

4. Rogers, A. E., Hwang, W., Scott, L. D., Aiken, L. H., & Dinges, D.F. (2015). The Working Hours of Hospital Nurses And Patient Safety. Journal of Health affairs : At the Intersection of Health, health care and policy.

5. Aini (2018) Hubungan Shift kerja

dengan kelelahan kerja pada

perawat di Instalasi Rawat

Inap di Rumah Sakit Herna.

6. Rubbiana, N, I. (2015). Analisis

Beban Kerja dan Kebutuhan

Tenaga Perawat Pelaksana dengan Metode Workload Indicator staff need (WISN) di Instalasi Rawat Inap Tulip RSUD Kota Bekasi.

7. Pongantung, dkk (2018) Hubungan

beban kerja dan stres kerja dengan

(10)

Jurnal Edukes, Vol.3, No.1, Maret 2020 | 39 Rumah Sakit GMIM Kaloran

Amurang.

8. Fauzan (2013) Hubungan Kecerdasan Emosi dan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

9. Lendombela (2017) Hubungan

stress kerja dengan kelelahan kerja

pada perawat di ruang rawat

inap RSU RSU GMIM Kalooran Amurang.

10. Kawatu, P.A.T., Sjanet U., & Budi T R. (2016). Hubungan Antara

Kelelahan Kerja Dengan Stres

Kerja Pada Perawat Unit Gawat

Darurat (UGD) dan Intensive

Care Unit (ICU) Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Bitung.

Manado : FKM Universitas Sam Ratulangi.

11. Asri, dkk (2017) Hubungan antara

beban kerja dan stres kerja dengan

kelelahan kerja pada perawat

Rumah Sakit Byangkara TK. III Manado.

12. Arlina (2016) Pengaruh beban

kerja terhadap kelelahan kerja

pada perawat di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Rekam Medis di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Artikel

13. Pongantung, dkk (2018) Hubungan

beban kerja dan stres kerja dengan

kelelahan kerja pada perawat

Rumah Sakit GMIM Kaloran Amurang.

14. Kirana (2017) Hubungan stres

kerja dengan kelelahan kerja pada

perawat di Rumah Sakit

Referensi

Dokumen terkait

This study aims to determine the content of active compound contained, the potential of ethanol extract of the stem thistle as an antimalarial, and knowing the

Untuk mencegah hal itu, pasangan akan memilih melakukan kawin lari, karena selain perempuan telah hamil, laki-laki juga terkendala dengan masalah biaya jika

[r]

Sebagaimana yang diperlihatkan pada iklan kondom sutra yang menggunakan aktris yang menarik dan aktor yang maskulin. Setting pangungpun diseting sedemikian rupa

Pada tingkat akhir, break process finishing merupakan proses melepaskan sisa endosperm dari bran dan menjadikan middling tepung, pada tahap akhir ini, digunakan bran finisher yang

RSUD Kabupaten Karanganyar pada bagian filing melihat bahwa penjajaran dokumen rekam medis tidak sesuai dengan prosedur tetap rumah sakit dan dalam pengambilan

tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya. jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

Kesimpulan dari analisis ini menunjukkan bahwa bahasa, dalam hal ini bahasa Indonesia, tidak hanya tidak dapat dipisahkan dari lieratur etniknya dan nilai- nilai budayanya,