• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh tingkat pendidikan, usia, curahan jam kerja dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh tingkat pendidikan, usia, curahan jam kerja dan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, USIA, CURAHAN JAM KERJA DAN JUMLAH TANGGUNGAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA MISKIN PADA MASYARAKAT NAGARI SUNGAI LANSEK KECAMATAN

KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG Febriadi, Lovelly Dwinda Dahen, Rian Hidayat Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

[email protected]

ABSTRACT

This research aims to analyze the influence of education, age, outpouring working hours and the quantity of dependent of poor families income in the village Sungai Lansek District of Kamang Baru. The type of this research is descriptive and associative. The population of the research is poor families who live in the Village of Sungai Langsek District of Kamang Baru, populations amounted to 294 heads of households eith a total sample of 169. Sampling using proportional random sampling technique. The instrument used for the research is closed questionnaire by using Multiple Linear Regression test and hypothesis test with t test and F test. The result of research shows that: (1) there is significant influence between education partially to poor families income and tcount 5,275 > ttable equal to 1,974 with coefficient value 0.335; (2) there is significant influence between age partially to poor families income and tcount 3,048 > ttable equal to 1,974; with coefficient value of 0.165; (3) there is a significant influence between the outpouring of working hours partially to poor families income and value of tcount 6,430 > ttable equal to 1,974 with coefficient value 0,834;

(4) there is a significant influence between the quantity og dependent to poor families income and value of tcount of 5.108 > ttable of 1.974 with coefficient value 0.277; (5) there is significant influence between education, age, outpouring working hours and the quantity of dependent simultaneously to poor families income with Fcount 82,369 > Ftable 2,66 and significant value 0,000 < 0,05.

Keywords: Poor Families Income, Education, Age, Outpouring Working Hours and The Quantity Of Dependent

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat yang pada gilirannya akan mewujudkan kesejahteraan penduduk Indonesia. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan jumlah penduduk miskin.

Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat

perhatian pemerintah di negara manapun.

Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi Penanggulangan Kemiskinan adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran.

Pengukuran kemiskinan yang dapat dipercaya dapat menjadi instrumen tangguh bagi pengambil kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisi hidup orang miskin.

(2)

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan utama dalam pembangunan yang sedang dihadapi dan belum sepenuhnya dapat diselesaikan oleh Pemerintah Daerah. Dalam rangka upaya penangulangan kemiskinan telah dilakukan penyusunan berbagai macam rencana, program, bahkan kegiatan khusus dengan sasaran mengurangi atau menekan jumlah penduduk miskin secara keseluruhan, meskipun pada periode tertentu dapat menurunkan secara signifikan jumlah penduduk miskin.

Pendapatan masyarakat adalah pendapatan untuk membiayai kehidupan keluarga. Besarnya pendapatan keluarga belum tentu dapat menjamin perbedaan besarnya tingkat kesejahteraan keluarga tersebut dibanding dengan keluarga lainnya. Mungkin saja keluarga yang kecil pula tanggung jawabnya, lebih sejahtera dari yang besar pendapatan keluarganya.

Berdasarkan Simanjuntak, (2001) hubungan antara tingkat pendapatan

terhadap tingkat pendidikan adalah karena dengan mengasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula tingkat produktifitas pekerja dan akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan seseorang. Dan menurut Cahyono dalam Arya Dwianda Putri, 2013 faktor usia atau umur juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan. Selanjutnya ditambahkan oleh Siswanta, (2011) bahwa pendapatan keluarga miskin biasanya merupakan pendapatan yang berasal dari pekerja buruh, pekerjaan lepas atau pekerjaan harian, pengarajin industri rumahan atau pekerjaan dengan pangkat rendah, sehingga seringkali dipengaruhi jam kerja, jam kerja adalah waktu dengan satuan jam yang digunakan untuk bekerja pada kegiatan yang mengahasilkan pendapatan atau penghasilan secara langsung maupun tidak langsung.

Tabel 1: Jumlah Penduduk Dan Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) Menurut Kabupaten Sijunjung

No Kecamatan Penduduk Jumlah

Nagari

Jumlah Rtm Kk

Persentase Rtm %

L P Jumlah

1 Kamang Baru 23,845 22,761 46,606 11 2,647 17,08

2 Tanjung

Gadang 15,420 15,059 30,479 9 2,325 15,00

3 Lubuk Tarok 8,685 8,533 17,218 6 1,289 8,32

4 Sijunjung 23,634 23,001 46,635 9 2,519 16,25

5 Koto Vii 17,831 17,639 35,470 6 1,927 12,43

6 Sumpur Kudus 12,816 12,309 25,125 8 2,468 15,92

7 Iv Nagari 7,705 7,615 15,320 5 1,345 8,68

8 Kupitan 6,974 7,038 14,012 4 978 6,32

Jumlah 116,910 113,955 230,865 61 15,498 100 Sumber: BPS Kabupaten Sijunjung Tahun 2016

(3)

Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sijunjung, jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Sijunjung mencapai 15498 rumah tangga. Dari 8 Kecamatan di Kabupaten Sijunjung, jumlah masyarakat miskin yang tertinggi yakni Kecamatan Kamang Baru yang mencapai 2647 rumah tangga. Urutan kedua ditempati, Kecamatan Sijunjung yakni 2519 rumah tangga dan ketiga Kecamatan Sumpur Kudus yakni 2468 rumah tangga. Penduduk miskin terbesar berada di area perkebunan dan sekitar hutan. Kecamatan Kamang Baru

merupakan salah satu kecamatan yang tertinggi rumah tangga miskin di Kabupaten Sijunjung. Mata pencaharian utama penduduk Kecamatan Kamang Baru adalah petani, baik petani dengan lahan sendiri, maupun buruh tani.

Kecamatan Kamang Baru mempunyai 11 desa/jorong didalamnya yang penduduknya banyak bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan, jumlah penduduk Kamang Barupa data tahun 2016 sebesar 46,606 jiwa yang terdiri dari 23,845 jiwa penduduk laki-laki dan 22,761 penduduk wanita.

Tabel 2: Jumlah Rumah Tangga Dan Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) Di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang

No Jorong

Jumlah Rumah Tangga

Persentase Jumlah Rumah Tangga(%)

Jumlah Rumah Tangga Miskin

Persentase Jumlah Rumah Tangga

Miskin(%)

1 Cilacap 296 20.77 50 17.01

2 Sikayan 243 17.05 50 17.01

3 Pasar 173 12.14 21 7.14

4 Koto 209 14.67 57 19.38

5 Talang 217 15.23 52 17.69

6 Batang Tonam 124 8.70 14 4.76

7 Sungai Ampang 163 14.44 50 17.01

Jumlah 1425 100 294 100

Sumber : Kantor Wali Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru tahun 2016 Jumlah rumah tangga miskin dari

total keseluruhanrumah tangga miskin di Nagari Sungai Lansek Kabupaten Sijunjung yang terbanyak berada di jorong Koto dengan total rumah tangga miskin sebanyak 57 KK, diikuti oleh jorong Talang sebanyak 52 KK. Kemudian jorong Cilacap, Sikayan, Sungai Ampang sebanyak 50 KK dan untuk jorong Pasar

sebanyak 21 KK. Sedangkan untuk jorong Batang Tonam sebanyak 14 KK dari jumlah rumah tangga miskin di Nagari Sungai Lansek.

Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah rumah tangga miskin di Nagari Sungai Lansek cukup tinggi, hal ini mungkin berbeda dengan pandangan orang selama ini yang beranggapan bahwa

(4)

Nagari Sungai Lansek merupakan Nagari yang angka kemiskinannya tergolong cukup rendah, selain itu Nagari Sungai Lansek merupakan Nagari yang paling pesat perkembangannya dibandingkan dengan Nagari lain. Mata pencarian

Masyarakat Nagari Sungai Lansek yang dominannya petani karet yang hanya memiliki penghasilan dalam 1 minggu sebanyak 50.000-150.000/minggu dan 400.000-600.000/bulan.

Tabel 3: Pendapatan Rumah Tangga Miskin Di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru

No Jorong Rata-rata pendapatan rumah tangga/bulan

1 Cilacap Rp 200.000,-s/d Rp 600.000,-

2 Sikayan Rp 300.000,-s/d Rp 600.000,-

3 Pasar Rp 350.000,-s/d Rp 600.000,-

4 Koto Rp 200.000,-s/d Rp 600.000,-

5 Talang Rp 200.000,-s/d Rp 600.000,-

6 Batang Tonam Rp 250.000,-s/d Rp 600.000,-

7 Sungai Ampang Rp 150.000,-s/d Rp 600.000,-

Sumber : Kantor Wali Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru tahun 2016

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapatan masyarakat Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru terlihat bahwa pendapatan hanya Rp 150.000- 600.000/bulan. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang atau sebuah keluarga miskin, salah satunya adalah aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas hidup yang dapat berarti

peningkatan kesejahteraan adalah pendidikan.

Pendidikan diartikan sebagai proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus-menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel. 4 tentang tingkat pendidikan di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru.

Tabel 4: Jumlah Tingkat Pendidikan Kepala Rumah Tangga Miskin di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru

No. Jorong Tidak Tamat SD SD Tidak Tamat SMP SMP Jumlah

1 Cilacap 17 15 10 8 50

2 Sikayan 19 12 13 6 50

3 Pasar 6 7 5 3 21

4 Koto 18 14 13 12 57

5 Talang 18 17 7 10 52

6 Batang Tonam 4 7 3 - 14

7 Sungai Ampang 11 17 10 12 50

Jumlah 93 89 61 51 294

Sumber: Kantor Wali Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru tahun 2016

(5)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah Kepala Rumah Tangga Miskin di Nagari Sungai Lansek yang tidak menamatkan pendidikan tingkat SD sebanyak 93 kk, kemudian yang menamatkan pendidikan tingkat SD/sederajat sebanyak 89 kk, selanjutnya yang tidak menamatkan pendidikan tingkat SMP sebanyak 61 kk, dan yang terakhir

yang menamatkan pendidikan SMP sebanyak 51 kk.

Usia tenaga kerja cukup menentukan keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan, baik sifatnya fisik maupun non fisik. Berdasarkan penjelasan diatas untuk tingkat usia kepala rumah tangga di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5: Tingkat Usia Kepala Rumah Tangga Di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru

No Jorong 20-29 Tahun

30-49 Tahun

40-49 Tahun

50-59 Tahun

60 tahun keatas

Jumlah Rumah Tangga

1 Cilacap 4 8 16 17 5 50

2 Sikayan 6 8 17 15 4 50

3 Pasar 5 10 3 2 1 21

4 Koto 7 16 13 16 5 57

5 Talang 10 8 17 11 6 52

6 Batang Tonam 2 6 3 2 1 14

7 Sungai Ampang 7 7 17 15 4 50

Jumlah 41 63 86 78 26 294

Sumber : Kantor Wali Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Tahun 2016 Berdasarkan tabel diatas, tingginya

jumlah penduduk pada usia 40-49 tahun sebanyak 86 kk orang dan usia 50-59 tahun. Manusia memiliki proses kehidupan, sejak lahir hingga meninggal.

Namun dalam daur kehidupan tersebut terdapat penduduk yang usia produktif, artinya dalam usia produktif, Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki

mobilitas yang tinggi Dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti bekerja.

Kemudian curahan jam kerja juga dapat mengurangi pendapatan kepala rumah tangga. Secara umum jam kerja dapat diartikan sebagai waktu yang dicurahkan untuk bekerja. Disamping itu juga, jam kerja adalah jangka waktu yang dinyatakan dalam jam yang digunakan untuk bekerja.

Tabel 6: Curahan Jam Kerja Rumah Tangga di Nagari Sungai Lansek Kabupaten Sijunjung No Jorong Curahan jam kerja(minggu)

Jumlah Rumah Tangga Miskin 42 jam 49 jam 56 jam

1 Cilacap 26 16 8 50

2 Sikayan 23 21 6 50

3 Pasar 5 8 8 21

4 Koto 33 15 9 57

5 Talang 35 12 5 52

6 Batang Tonam 8 4 2 14

(6)

7 Sungai Ampang 28 19 3 50

Jumlah 158 95 41 294

Sumber : Kantor Wali Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Tahun 2016 Dapat dilihat dari tabel diatas

curahan jam kerja di Nagari Sungai Lansek, menunjukan bahwa jumlah curahan jam kerja tertinggi adalah yang bekerja 6 jam/hari atau 42 jam/minggu yaitu 158 kk, sedangkan yang bekerja 7 jam/hari atau 49 jam/minggu hanya 95 kk dan jumlah curahan jam kerja terendah adalah yang bekerja 8 jam/hari atau 56 jam/minggu sebanyak 41 kk.

Semakin tinggi curahan jam kerja kepala rumah tangga di Nagari Sungai Lensek mayoritas hidup dengan

mengandalkan sumber daya alam yaitu bertani.

Disamping faktor yang telah dijelaskan diatas jumlah tanggungan juga dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan suatu keluarga, semakin banyak jumlah tanggungan kepala keluarga maka tingkat kesejahteraan keluarga akan semakin rendah karena dibutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk memenuhi seluruh kebutuhan anggota keluarga yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7 : Rata-rata Anggota Rumah Tangga Miskin Di Nagari Sungai Lansek Kabupaten Sijunjung

No. Jorong Jumlah Rumah Tangga Miskin

Jumlah Penduduk Miskin

Jumlah Tanggungan

1 Cilacap 50 365 7

2 Sikayan 50 420 7

3 Pasar 21 359 6

4 Koto 57 311 7

5 Talang 52 363 6

6 Batang Tonam 14 405 5

7 Sungai Ampang 50 417 7

Jumlah 294 2640

Sumber: Kantor Wali Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Tahun 2016 Berdasarkan Tabel. 7 didapatkan dari

hasil Jumlah rumah tangga miskin sensus penduduk 2016 di Nagari Sungai Lansek adalah berkisar 296 rumah tangga miskin, rata-rata anggota rumah tangga setiap Jorong berkisar antara 5 orang sampai dengan 7 orang. Yaitu Jorong Cilacap, Jorong sikayan, Jorong Koto dan Jorong Sungai Ampang merupakan Jorong dengan rata-rata anggota rumah tangga yaitu 7

orang. Sedangkan Jorong Pasar dan Jorong Talang merupakan Jorong yang memiliki jumlah rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 6 orang. dan Jorong Batang Tonam merupakan Jorong yang memiliki jumlah rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 5 orang.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan judul dan permasalahan, maka jenis penelitian ini

(7)

adalah penelitian deskriptif dan asosiatif.

Menurut Arikunto, (2011) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya.

Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menguji ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam hal ini menjelaskan dan menggambarkan serta memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan rumah tangga miskin di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru. Tingkat Pendidikan, Usia, curahan jam kerja dan jumlah tanggungan (Variabel Bebas), pendapatan rumah tangga mikin (Variabel Terikat) dan dilaksanakan pada bulan Januari 2018.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis induktif yang terdiri dari uji ramsey, uji like lihood, uji normalitas, uji multikolonialitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan regresi linear berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada uji koefisien determinasi yang telah dioleh dengan menggunakan program SPSS.

Diperoleh hasil nilai R square sebesar 0,668 yang artinya 66,8% perubahan pada

variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (pendidikan, usia, curahan jam kerja dan jumlah tanggungan) sedangkan sisanya sebesar 33,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk ke dalam penelitian ini.

Mengenai hasil olahan data regresi linier berganda dan uji t untuk melihat Pengaruh Tingkat Pendidikan, Usia, Curahan Jam Kerja Dan Jumlah Tanggungan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin pada Masyarakat Nagari Sungai Lansek kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.

Maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y= a+bıXı+b2X2+b3X3+b4X4

Y=2,981+0,335X1+0,165X2+0,834X3+0,2 77X4

1. Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 2,981, yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh signifikan positif dari variable pendidikan, usia, curahan jam kerja dan jumlah tanggungan maka pendapatan telah mencapai 2,981.

2. Koefisien regresi variabel pendidikan (X1) sebesar 0,335. Hal ini berarti apabila pendidikan meningkat sebesar satu tahun maka pendapatan akan meningkat sebesar 0,335 dalam setahun. Dengan asumsi variabel lain

(8)

tidak mengalami perubahan atau konstan.

3. Koefisien regresi variabel usia (X2) sebesar 0,165. Hal ini berarti apabila usia meningkat sebesar satu tahun maka pendapatan akan meningkatkan sebesar 0,165 dalam setiap satu tahun, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

4. Koefesien regresi variabel curahan jam kerja (X3) sebesar 0,834. Hal ini berarti apabila curahan jam kerja meningkat sebesar satu jam maka pendapatan akan meningkatsebesar 0,834 dalam setiap satu jam dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

5. Koefesien regresi variabel jumlah tanggungan (X4) sebesar 0,277. Hal ini berarti apabila jumlah tanggungan meningkat sebesar satu orang maka pendapatan akan meningkat sebesar 0,277 dalam setiap satu orang dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Untuk melihat pengaruh variabel Tingkat Pendidikan, Usia, Curahan Jam Kerja Dan Jumlah Tanggungan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin pada Masyarakat Nagari Sungai Lansek kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 10 di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung 82,369 > Ftabel 2,66 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan, usia, curahan jam kerja dan jumlah tanggungan bersama - sama berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan pada rumah tangga miskin di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru.

1. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan positif pendidikan terhadap pendapatan rumah tangga miskin dengan nilai koefisien regresi pendidikan sebesar 0,335 dan nilai thitung sebesar 5,275 > ttabel sebesar 1,974 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif antara pendidikan (X1) terhadap pendapatan (Y) pada rumah tangga miskin di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru dengan pendidikan paling banyak adalah 6 tahun yaitu 29% responden dan paling sedikit adalah 7 tahun yaitu 4,7%

responden dengan rata-rata pendidikan 6 tahun, pendidikan tertinggi adalah 9

(9)

tahundan pendidikan terendah adalah 3 tahun.

Sesuai dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Nugraha & Marhaeni, 2012 tentang pengaruh jam kerja, pengalaman kerja dan pendidikan terhadap pendapatan karyawan pada industry bordir di kota Denpasar diperoleh hasil terdapat pengaruh pendidikan terhadap pendapatan karyawan.

2. Pengaruh Usia Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan positif usia terhadap pendapatan rumah tangga miskin dengan nilai koefisien regresi usia sebesar 0,165 dan nilai thitung sebesar 3,048

> ttabel sebesar 1,974 sedangkan nilai signifikan 0,003 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif antara usia (X2) terhadap pendapatan (Y) pada rumah tangga miskin di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru dengan usia paling banyak adalah 52-57 tahun yaitu 22,5%

respondendan paling sedikit adalah 64-66 tahun yaitu 2,4% responden dengan rata- rata usia adalah 44 tahun, usia tertinggi adalah 66 tahun dan usia terendah adalah 22 tahun.

Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Russicaria & Djayastra, 2014 tentang

Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Kepala Rumah Tangga Miskin Pada Sektor Informal Di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung di peroleh hasil terdapat pengaruh usia terhadap pendapatan.

Sedangkan menurut Arya Dwiandana Putri , (2013) umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu kerja kepala rumah tangga.

3. Pengaruh Curahan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan positif antara curahan jam kerja terhadap pendapatan rumah tangga miskin dengan nilai koefisien regresi curahan jam kerja sebesar 0,834 dan nilai thitung sebesar 6,430

> ttabel sebesar 1,974 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif antara curahan jam kerja (X3) terhadap pendapatan (Y) pada rumah tangga miskin di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru dengan curahan jam kerja paling banyak adalah 157-172 jam/bulan yaitu 37,3% respondendan paling sedikit adalah 100-118 jam/bulan yaitu 0,6% responden dengan rata-rata curahan jam kerja adalah 182,31 jam/bulan, paling lama adalah 250

(10)

jam/bulan dan paling cepat adalah 100 jam/bulan.

Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wianggraini, Sumarsono, & Komariyah, 2014 tentang Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Keluarga Miskin Di Desa Lembengan Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember diperoleh hasil terdapat pengaruh antara jam kerja terhadap pendapatan keluarga miskin.

Jam kerja dan penghasilan merupakan suatu komponen yang tidak bisa dipisahkan dan selalu berkaitan.

Seseorang pada umumnya bekerja dalam sehari rata-rata adalah 8 jam perhari atau 56 jam dalam 7 hari.

Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh curahan jam kerja terhadap pendapatan rumah tangga miskin, dimana curahan jam kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan mempengaruhi pendapatan keluarga miskin. Semakin lama seseorang bekerja akan menambah upah yang diterima, naiknya upah yang diterima berarti bahwa pendapatan naik.

4. Pengaruh Jumlah Tanggungan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil terdapat pengaruh signifikan positif jumlah tanggungan terhadap pendapatan

rumah tangga miskin dengan nilai koefisien regresi jumlah tanggungan sebesar 0,277 dan nilai thitung sebesar 5,108

> ttabel sebesar 1,974 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara jumlah tanggungan (X4) terhadap pendapatan (Y) pada rumah tangga miskin di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru dengan jumlah tanggungan paling banyak adalah 5 orang yaitu 26,6% respondendan paling sedikit adalah 2 orang yaitu 4,7% responden dengan rata-rata jumlah tanggungan adalah 5 orang, paling banyak adalah 7 orang dan paling sedikit adalah 2 orang.

Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Russicaria & Djayastra, (2014) tentang Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Kepala Rumah Tangga Miskin Pada Sektor Informal Di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung diperoleh hasil terdapat pengaruh jumlah tanggungan terhadap pendapatan kepala rumah tangga miskin.

Analisa peneliti terhadap hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh jumlah tangungan terhadap pendapatan rumah tangga miskin dimana Alasan jumlah tanggungan keluarga yang banyak, dapat disebabkan oleh beberapa penyebab antara lain, banyak anak, ada anggota keluarga

(11)

yang tidak produktif (usia lanjut atau alasan lain) dan kesulitan memperoleh pekerjaan bagi anggota keluarga yang sebenarnya sudah mencapai usia produktif.

5. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Usia, Curahan Jam Kerja dan Jumlah Tanggungan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil secara stimultan terdapat pengaruh signifikan positif pendidkan, sia, curahan jam kerja dan jumlah tanggungan terhadap pendapatan rumah tangga miskin dengan nilai Fhitung 82,369 > Ftabel2,66 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05.

Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha

diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan, usia, curahan jam kerja dan jumlah tanggungan bersama - sama berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan pada rumah tangga miskin di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru dengan nilai R square sebesar 0,698 yang artinya 69,8%

perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (pendidikan, usia, curahan jam kerja dan jumlah tanggungan) sedangkan sisanya sebesar 30,2%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk ke dalam penelitian ini.

Pendapatan responden setiap bulannya paling banyak adalah Rp.205.001-Rp.261.001 yaitu 18,3%

responden dan paling sedikit adalah Rp.149.000-Rp.205.000 yaitu 1,8%

responden dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp.394.100,59, pendapatan tertinggi sebesar Rp.603.000 dan pendapatan terendah sebesar Rp.149.000.

Analisa peneliti terhadap hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh pendiidkan, usia, curahan jam kerja dan jumlah tanggungan terhadap pendapatan dimana dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut akan membuat pendapatan rumah tangga miskin menjadi naik dan bisa menjadi turun.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara pendidikan (X1) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai thitung sebesar 5,275 > ttabel

sebesar1,974 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0

ditolak dan nilai koefisien regresi pendidikan sebesar 0,335.

2. Terdapat pengaruh antara usia (X2) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai thitung sebesar 3,048 > ttabel sebesar 1,974 sedangkan nilai signifikan 0,003 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dan nilai koefisien regresi usia sebesar 0,165.

(12)

3. Terdapat pengaruh antara curahan jam kerja (X3) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai thitung sebesar 6,430 > ttabel

sebesar 1,974 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dan nilai koefisien regresi curahan jam kerja sebesar 0,834.

4. Terdapat pengaruh antara jumlah tanggungan (X4) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai nilai thitung sebesar 5,108 > ttabel sebesar 1,974 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dan koefisien regresi jumlah tanggungan sebesar 0,277.

5. Terdapat pengaruh pendidikan, usia, curahan jam kerja dan jumlah tanggungan bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan dengan Fhitung

82,369 > Ftabel 2,66 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian, uatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nasir. (2001). Metode Penelitian. Jakarta:

Ghalia Indonesia

Nugraha, N. T. A., & Marhaeni, A. A. I.

N. (2012). Pengaruh jam kerja, pengalaman kerja dan pendidikan terhadap pendapatan karyawan pada industri bordir di kota denpasar. Ep unud, 4(6), 100–110.

Paramita, A. N., & Budhiasa, I. G. S.

(2014). Pengaruh Akumulasi Modal, Pendidikan, Kreativitas Dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang Perempuan. Ep Unud, 3(5), 182–190.

Putri, A. D., & Setiawina, N. D. (2013).

Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin Di Desa Bebandem. Ep Unud, 2(4), 173–180.

Russicaria, I. G. D., & Djayastra, W. I. K.

(2014). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Kepala Rumah Tangga Miskin Pada Sektor Informal Di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Ep Unud, 3(4), 134–144.

Simanjuntak, (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Universitas Indonesia jakarta.

Tjiptoherijanto, (1992). Ketenagakerjaan, Kewirausahaan dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Todaro, M. (2006). Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara.

Wianggraini, S., Sumarsono, S., &

Komariyah, S. (2014). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Keluarga Miskin Di Desa Lembengan Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.

Artikel Ilmiah Mahasiswa.

Referensi

Dokumen terkait

Basyarnas dalam memeriksa dan memutus perkara selalu dilandasi dengan Hukum Islam atau dengan kata lain bahwa eksistensi Basyarnas merupakan sebuah pilihan hukum bagi