BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan metode vermikomposting.
Vermikomposting merupakan salah satu metode pengomposan dengan bantuan cacing tanah. Mikroorganimse dan cacing tanah secara bersama-sama terlibat dalam penguraian bahan organik. Penggunaan cacing tanah dalam pengomposan membutuhkan waktu relatif lebih singkat bila dibandingkan dengan kompos biasa yang hanya mengandalkan aktivitas mikroorganisme.
Proses vermikomposting dapat menghasilkan dua macam produk, yakni cacing tanah dan kotoran cacing(kascing).
Desain penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL).Terdapat 4 perlakuan diantaranya perlakuan kontrol (P0), perlakun 1 (P1), perlakuan 2 (P2), perlakuan 3 (P3). Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Sampel yag digunakan pada penelitian ini yaitu dengan jumlah 250 g cacing. Dalam 4 perlakuan ini membutukan 750 g atau 0,75 kg cacing setiap perlakuan. Adapun variasi perbandingan media yang digunakan yaitu kotoran sapi, vermikompos, dantinja kering, secara berurutan yaitu:
Adapun tata letak variasi penelitian pada tabel berikut dibawah ini:
Tabel 2: Rancangan Percobaan
Pengulangan Perlakuan
PO P1 P2 P3
UI PO UI P1 UI P2 UI P3 UI
UII PO UII P1 UII P2 UII P3 UII
UIII POUIII P1 UIII P2 UIII P3 UIII
Sedangkan tabel desain penelitian ada pada table berikut ini : Tabel 3: Persentase Media
Jenis bahan Perlakuan
PO P1 P2 P3
Kotoran sapi 100 0 0 0
Tinja kering 0 100 70 30
Media 0 0 30 70
25
Keterangan :
P0 : Perlakuan dengan 100% Kotoran Sapi P1 : Perlakuan dengan 100% Tinja Kering
P2 : Perlakuan dengan 70% Tinja Kering + 30% Media P3 : Perlakuan dengan 30% Tinja Kering + 70% Media B. Tahapan Penelitian
1. Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan “teknik nonprobability sampling berupa sampling jenuh. Sampling jenuh digunakan karena semua anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian” dengan jumlah 250 gram (Rosdianto, 2017:67).
2. Tahapan
a. Tahapan Persiapan
1) Tahapan Persiapan Pembuatan Kompos a) Sekam Padi
Menyiapkan sekam padi dan dilakukan pembakaran hingga menjadi arang atau abu.
b) Serbuk Kayu
Menyiapkan serbuk kayu, lalu direndam untuk menghilangkan kandungan minyak astiri yang terdapat didalam serbuk kayu, lalu didiamkan atau dijemur dibawah terik matahari hingga mengering.
c) Seresah Daun
Menyiapkan seresah daun, lalu dicacah hingga lembut atau menjadi bagian-bagian kecil.
d) Lumpur Tinja
Menyiapkan Lumpur tinja, kemudian dijemur atau dikeringkan selama 6 bulan. Setelah kering, lumpur tinja diayak hingga menghasilkan bagian lumpur tinja yang lembut.
2) Tahapan Pembuatan Kompos
Sekam padi yang sudah dibakar, serbuk kayu yang sudah direndam dan dikeringkan, dan cacahan sersah daun dijadikan satu dalam ember besar dan difermentasi selama 1 bulan dengan bantuan EM4.
3) Menyiapkan tempat
Menyiapkan keranjang sebanyak 12 buah yang terbuat dari plastik dengan ukuran tinggi 18 cm x panjang 38 cm x lebar 28 cm yang berbentuk
persegi panjang. Selanjutnya, keranjang-keranjang tersebut diletakka pada tempat yang telah disediakan.
4) Menyiapkan media
Kompos yang sudah difermentasi selama 1 bulan kemudian dicampurkan dengan lumpur tinja yang sudah dikeringkan dan dihaluskan dengan cara diayak sesuai dengan presentase yang telah ditentukan yang bertujuan untuk menghilangkan parasite yang terkandung di dalam lumpur tinja.
Jika media sudah siap, cacing dimasukkan dan ditunggu beberapa menit untuk melihat kecocokan media terhadap cacing. Kecocokan media dapat dilihat apabila cacing tidak kabur atau keluar dari media, itu tandanya media yang disiapkan sudah cocok dengan cacing.
5) Tahap budidaya cacing tanah.
a. Memasukkan cacing tanah sebanyak 250 g/ 0,25 kg ke dalam keranjang yang telah terisi media, dan diaklimitasi selama 1x24 jam.
b. Media pertumbuhan cacing tanah sudah dapat digunakan sebagai media hidup atau habitat hidup cacing tanah dengan ditandai cacing tanah tidak lagi keluar dari media.
b. Tahapan Pemeliharaan Cacing.
1) Pemberian pakan pada cacing
Pakan yang digunakan yaitu limbah sayur sawi dan limbah kulit mangga. Limbah sayur sawi didapat dari pasar Cedrawasih, Metro pusat, sedangkan limbah kulit mangga didapat dari penjual es buah didekat kampus, Metro. Limbah sayur sawi dan kulit mangga dicuci hingga bersih, lalu dipotong kecil-kecil menggunakan pisau (Endrawati:2022).
Tahap selanjutnya potongan sayur sawi dan kulit mangga diletakkan ditengah-tengah media atau tempat habitat cacing sebagai media pakan.
Pemberian pakan ini disesuaikan dengan berat cacing sebanyak 250 gram dan dilakukan setiap 2 hari sekali.
2) Tahap pemeliharaan
a. Melakukan penyemprotan menggunakan sprayer yang telah berisi air yang bertujuan untuk menjaga kelembaban media.
b. Melakukan pengadukan terhadap media setiap 1 minggu sekali yang bertujuan untuk menjaga pasokan oksigen dan sirkulasi udara dalam media.
c. Selama pemeliharaan cacing tanah, diberi kapur anti serangga disekelilig wadah cacing yang bertujuan untuk menjaga cacing dari serangga yang dapat memakan cacing.
3) Tahap Pemanenan
Pemanenan cacing bertujuan untuk melihat pertambahan bobot cacing, produksi kokon dan penyusutan media. Pemanenan cacing dilakukan dengan cara menumpahkan media terlebih dahulu, selanjutnya mengambil cacingnya yang terdapat dalam bagian bawah media, selanjutnya mencari kokon atau cacing telur yang terdapat di dalam media. Setelah cacing dan kokon di pisahkan dari media, media ditimbang untuk diukur bertambah atau berkurangnya media, selanjutnya menimbang cacing menggunakan timbangan analitik untuk mengukur bobot cacing, serta menghitung kokon untuk mengetahui berapa banyak cacing dalam menghasilkan kokon.
C. Definisi Oprasional Variabel 1. Variable Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi media. Variasi media yang berupa serbuk gergaji, sekam padi, dan seresah daun (daun kering) yang didapat dari limbah pertanian Metro, dengan divariasi denga lumpur tinja, serta sampah organic pasar berupa limbah sayuran sawi sebagai media tambahan pakan.
2. Variable Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah pertumbuhan cacing tanah (Eisenia foetida) dan produksi kokon cacing tanah (Eisenia foetida).Parameter pertumbuhan cacing tanah (Eisenia foetida) dilihat dari penambahan rata-rata berat yang ditimbang menggunakan timbangan analitik .Parameter produksi kokon cacing tanah (Eisenia foetida) dihitung secara manual dari jumlah kokon pada tiap perlakuan dengan cara mencari kokon pada masing-masing media yang sudah dipisahkan dari cacing. Setelah media sudah dipisahkan dari cacing dan kokoon, selanjutnya media ditimbang untuk mengetahui penyusutan media.
Parameter tersebut dilakukan pada awal dan akhir penelitian dengan ditimbang menggunakan timbangan duduk.
D. Teknik Pengumpulan Data 1) Pengumpulan Data cacing
Pada penelitian ini menggunakan teknik observasi berupa penimbangan rata-rata berat cacing tanah (Eisenia foetida) sebagai parameter pertumbuhan, serta menghitung jumlah kokoon cacing tanah (Eisenia foetida) sebagai parameter produksi kokon dan penyusutan media sebagai produksi vermikompos pada awal dan akhir peneletian.
1. Pertumbuhan Berat
Pertumbuhan berat cacing dapat dipengaruhi dari kondisi media serta nutrisi. Mengukur bobot cacing dilkukan dengan cara memisahkan media dengan ditumpahkan, lalu mengambil cacing dari media untuk dipindahkan ditempat lain bertujuan agar lebih mudah dalam mengukur. Berikut tabel pertumbuhan bobot cacing yang diukur pada hari pertama dan hari ke- 45, akhir penelitian:
Tabel 4. Berat Bobot Cacing.
Perlakuan
Berat Cacing Tanah (g) Rata-rata Berat Cacing Tanah
U1 U2 U3
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir P0
P1 P2 P3
2. Produksi kokon
Produksi kokon dapat dihitung banyak nya jumlah dari setiap perlakuan dengan cara memisahkan kokon dari cacing dan media. Berikut tabel jumlah kokon yang diukur pada akhir penelitian:
Tabel 5. Jumlah Banyak Kokon (telur).
Perlakuan
Jumlah Kokon/telur Cacing Tanah (butir)
Rata-rata Jumlah Kokon/telur
U1 U2 U3
P0 P1 P2 P3
3. Penyusutan media
Menyusutnya suatu media dapat terlihat setelah dilakukan penimbangan pada media setelah usai memisahkan media dari cacing dan kokon. Berikut tabel penyusutan media yang diukur pada awal dan akhir penelitian:
Tabel 6. Penyusutan Media Perlakuan
Berat Susut Media(kg) Rata-rata Berat Susut Media
U1 U2 U3
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir P0
P1 P2 P3
E. Instrumen Penelitian 1. Alat yang digunakan a. Gunting
b. Pisau/cutter c. Keranjang buah
d. Plastik sampah/trashbag e. Timbangan
f. Penggaris g. Ember h. Gayung i. Sprayer j. Blender
2. Bahan yang digunakan
a. Sampah organik ( serasah daun dan sampah organik pasar) b. Lumpur Tinja
c. Sekam padi d. Serbuk gergaji e. Air
F.Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan pengaruh media mana yang terbaik terhadap pertumbuhan cacing manggunakan uji parametrik dan uji non-parametrik. Uji ANAVA parametrik digunakan pada parameter berat cacing tanah dan berat susut media yang diawali dengan uji prasarat hipotesis.
Diantaranya terdapat uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis dan dilanjutkan dengan uji BNJ, untuk mencari perlakuan mana yang memberikan pengaruh terbaik. Sedangkan uji ANAVA no-parametrik digunakan untuk
menghitung parameter pada jumlah kokon/telur cacing. Uji non-parametrik dikenal sebagai uji Kruskal-Wallis.
a. Uji Parametrik 1. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya suatu data yang diperoleh dalam penelitian, adapun langkah-langkah sebagai berikut :
a. Rumus Hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 = Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Adapun kriteria uji normalitas adalah
Tolak H0 Lhit > Ldaf tabel dengan α = 0,05
b. Pengamatan X1, X2, …. , …. , Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …., …., Zn
c. Untuk tiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian menghitung peluang F(Z) =P (z ≤ Zi )
d. Menghitung proporsi Z₁, Z₂, …., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Z) maka
S(Zi) = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑍1,𝑍2,…,𝑍𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ≤𝑍𝑖 𝑛
e. Menghitung selisih F(Zi) - S(Z) kemudian menentukan harga mutlak
f. Mengambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih Menyusun hasil kedalam daftar sebagai berikut.
Tabel 7. Uji Normalitas
Xi Zi F(Zi) S (Zi) F(Zi) – S(Zi)
2. Uji Homogenitas
Jika data yang diperoleh sudah normal selanjutnya di uji dengan menggunakan uji homogenitas Uji ini mengetahui populasi homogen atau tidak. L Dangkah-langkah homogenitas adalah sebagai berikut:
1) Rumusan hipotesis
H₂ = σA = σB= σC = σD = σE = σF : populasi homogen H1 = σA ≠ σB ≠σC ≠ σD ≠ σF : populasi tidak homogen 2) Menetakan uji barlet
Tabel 8. Uji barlet
Perlakuan Dk 1 𝑑𝑘
Si2 Log Si2
(dk) Log Si2
1 n1- 1 1
(𝑛1 − 1)
S12
Log S12
(n1 – 1) S12
2 n2- 1 1
(𝑛2 − 1)
S22 Log S22
(n1 – 1) S22 Jumlah ∑(𝑛1
−1)
∑ 1
(𝑛𝑖 − 1)
- - ∑(𝑛
− 1) 𝐿𝑜𝑔 𝑆𝑖2 Sumber : Sudjana (dalam Rahayu, 2020)
Keterangan:
N= data ke….
Dan data diatas dihitung harga yang diperluksn yaitu:
1) Varians gabungan dari semua sample:
S2 = (∑(𝑛𝑖 − 1) 𝑠𝑖2/ ∑(𝑛𝑖 − 1)) 2) Harga satuan B dengan rumus:
B = (log 𝑠2) v (n1 – 1)
3) Uji Barlet digunakan statistik chi kuadrat X2 = (in 10) {𝐵 − ∑(𝑛𝑖 − 1) log 𝑆𝑖2}
Dengan In 10 = 2,3026, disebut "logaritma asli dari bilangan 10. Dengan taraf nyata α, tolak hipotesis Ho jika x² ≥ x² (1-α) (k − 1). dimana x² (1 − α) (k − 1) didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 – α ) dan dk = (k − 1).
3. Uji Hipotesis a. Rumusan Hipotesis
H0 = Tidak ada pengaruh variasi media terhadap pertumbuhan cacing tanah H1 = Terdapat pengaruh variasi media terhadap pertumbuhan cacing tanah.
Kriteria Uji
Tolak H0 jika F2 Fo dengan peluang (1-a) dan dk = (v₁v:), α = taraf nyata untuk pengujian yang didapat dan daftar distribusi F. dk pembilang v1 = (k-1) dan dk penyebut v₂ = (n1+…+n-k)
Urutan langkah-langkah untuk menguji hipotesis sebagai berikut.
1) Menyusun data hasil pengamatan
2) Melakukan analisis varians dengan data hasil pengamatan dengan membuat tabel sidik ragam.
Tabel 9. Sidik ragam
Sumber Dk JK KT Nilai Fhit
Keragaman (SK)
α=0,05 α=0,01
Perlakuan k-1 JKP JKP/DPB 𝐾𝑇P
𝐾𝑇𝐺
Galat K (n-1) JKG JKG/DBG
Total (nk-1) JKT
Keterangan :
Dk = Derajat Kebebasan JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah
3) Menentukan derajat kebebasan (dk) (a) dk perlakuan = (k-1) (b) dk dalam perlakuan = K (n-1)
(c) dk total = nk-1
4) Menentukan faktor koreksi (Fk) (a) FK = (∑ 𝑟)2
(b) JK TOTAL (JKT) = ∑ 𝑗 𝑦𝑖𝑖 - FK 𝑛
(c) JK Perlakuan (JKP) = ∑(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 perlakuan)2
𝑟 – FK
5) Menentukan kuadrat tengah melalui pembagian setiap JK dengan derajat kebebasannya
(a) KT Perlakuan (b) (KTP) = 𝐽𝐾 Perlakuan
𝑡−1
(c) KT Galat (KTG)= 𝐽𝐾 Galat
𝑡(𝑟−1)
(d) Fhit= 𝐾𝑇 Perlakuan 𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
(e) Tetapan koefisien keragaman (KK) (f) KK= √𝐾𝑇𝐺
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑈𝑚𝑢𝑚 100%
(g) Memasukkan hasil perhitungan tersebut kedalam daftar sidik ragam jika diperoleh Fhit > Ftabel berarti perlakuan berpengaruh terhadap variabel yang dianalisis kemudian setelah itu data dianalisis dengan uji lanjut berbeda nyata jujur (BNJ).
b. Uji Kruskal-Wallis
Rumus yang diajukan Kruskal-Wallis untuk menganalisis perbedaan- perbedaan data dalam Anava non-parametrik 1 jalur yaitu :
H = 12𝐾
𝑁(𝑁=1)− 3(𝑁 + 1)
K = Ukuran tentang variabelitas dari total rangking kelompok yang diperoleh dari rumus :
K= 𝑅2 1⁄
𝑁1 + 𝑅2 2⁄
𝑁2 + 𝑅2 3⁄
𝑁3 +... 𝑅2 𝐾⁄
𝑁𝐾
R1 : Jumlah rangking pada kelompok 1 R2 : Jumalah rangking pada kelompok 2
Prosedur yang ditempuh untuk Anava non-parametrik 1 jalur adalah sebagai berikut :
1. Mengubah skor (data) penelitian menjadi data berbentuk peringkat atau rangking, yaitu rangking 1 untuk skor tertinggi, 2, 3 dan seterusnya sampai skor yang paling rendah dan dimasukan ke dalam tabel kerja Anava non- parametrik. Pemeringkatan juga dapat dilakukan dari skor terkecil sampai dengan terbesar, yaitu skor terkecil diberi peringkat atau rangking 1, skor diatasnya diberi rangking 2 begitu seterusnya sampai skor tertinggi secara teoritis, kedua cara pemeringkatan akan menghasilkan perhitungan analisis data yang sama.
2. Menghitung variabelitas total rangking kelompok (K) dengan rumus K= 𝑅2 1⁄
𝑁1 + 𝑅2 2⁄
𝑁2 + 𝑅2 3⁄
𝑁3 +... 𝑅2 𝐾⁄
𝑁𝐾
3. Menghitung derajat kebebasan (db= k-1) adalah banyak kelompok 4. Menghitung koefesien H, dengan rumus :
H = 12𝐾
𝑁(𝑁=1)− 3(𝑁 + 1)
5. Melakukan interpretasi dan uji signifikasi pada koefisien H dengan menggunakan tabel Chi-square.
6. Menghitung rata-rata rangking perlakuan dengan rumus : ∑ 𝑅𝑖
𝑁
7. Mengambil harga yang paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut.
Kreteriannya adalah :
Tolak H0 bahwa tidak terdapat pengaruh jika X2 dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis diterima, hepotesisnya adalah :
H0 : μ1 = μ2 = μ3 = μ4
H1 : Salah satu tanda sama dengan tidak berlaku.
c. Analisis Validasi Produk Berupa Brosur
Hasil penelitian dimanfaatkan dalam penyusunan bahan ajar berupa brosur pada materi pertumbuhan makhluk hidup. Penyusunan bahan ajar berupa brosur perlu dilakukanya validasi oleh beberapa ahli diantaranya ahli materi dan ahli desain brosur, untuk mengetahui kelayakan dari bahan ajar brosur. Baha
ajar brosur akan divalidasi menggunakan angket skala sikap. Angket skala sikap sendiri memiliki 5 point untuk memvalidasi produk, berikut tabel skala sikap:
Table 10. Format Angket Brosur Ahli Materi
No Indikator penilaian Nilai Saran
SB B S BU BS 1. Kesesuaian pemilihan judul/topik
media brosur dengan tujuan pembelajaran
2. Materi yang terdapat pada brosur dapat memberikan informasi yang sesuai dengan perkembangan peserta didik.
3. Sistematika penyusunan materi berurutan.
4. Penekanan isi pesan pada brosur.
5. Penggunaan huruf dalam kalimat sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
6. Pemilihan gambar dapat dimengerti dan sesuai dengan materi.
7. Penggunaan bahasa dalam brosur singkat, padat, dan jelas.
8. Penulisan nama isntansi dalam brosur.
9. Penggunaan simbol dan istilah dalam materi konsisten dan tepat.
Table 11. Format Angket Brosur Ahli Desain
No Indikator Penilaian Nilai Saran
SB B S BU BS
1. Tampilan keseluruhan media brosur.
2. Isi teks singkat, padat dan informasi.
3. Penggunaan desain media brosur
4. Penekanan isi pesan dalam brosur kreatif dan inovatif.
5. Tata letak isi pada brosur 6. Kesesuaian pemilihan jenis
huruf, ukuran huruf dan pengaturan jarak yang digunakan.
7. Kesesuaian pemilihan gambar, simbol dan istilah dalam brosur.
8. Keserasian warna background dan tulisan dalam brosur.
9. Tingkat keterbacaan media brosur.
10. Kepraktisan media brosur.
Table 12. Format Poin Angket Brosur
Kategori Skor
Sangat Baik 5
Baik 4
Sedang 3
Buruk 2
Buruk Sekali 1
Sumber : Riduwan ( dalam Rahayu:2020)
Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan persentase dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:
a. Menghitung skor rata-rata yang diperoleh pada setiap aspek atau variabel dengan rumus (Herdianaati, dalam Sari, 2021).
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
b. Berdasarkan presentase yang diperoleh waktu, maka ditransformasikan ke dalam nilai kualitatif berdasarkan range dan kriteria kualitatif program sebagai berikut:
Tabel 13: Range Presentase dan Kriteria Kualitatif
No Interval Kriteria
1. 0%≤ skor ≤20% Buruk Sekali 2. 21%≤ skor ≤40% Buruk 3. 41%≤ skor ≤60% Sedang 4. 61%≤ skor ≤80% Baik
5. 81%≤ skor ≤100% Sangat Baik Sumber : Riduwan ( dalam Rahayu:2020)