Pengarusutamaan gender adalah strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai aspek kehidupan manusia, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya. Pengarusutamaan gender berarti memasukkan perspektif gender ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan program
pembangunan. Pengarusutamaan gender bertujuan untuk menghapus kesenjangan dan diskriminasi antara laki-laki dan perempuan dalam mengakses dan mengendalikan sumber daya, memperoleh manfaat dari pembangunan, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan1 2 .
Pengarusutamaan gender memiliki beberapa manfaat, antara lain:
 Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan perempuan dan laki-laki.
 Mendorong pemberdayaan perempuan dan partisipasi politik yang lebih besar.
 Menciptakan masyarakat yang lebih demokratis, inklusif, dan berkeadilan.
 Memperkaya potensi dan kontribusi perempuan dan laki-laki dalam pembangunan.
 Mencegah dan mengatasi konflik, kekerasan, dan pelanggaran hak asasi manusia yang berbasis gender1 .
Untuk melaksanakan pengarusutamaan gender, diperlukan tujuh pilar yang harus dipenuhi, yaitu:
 Komitmen dari semua pihak yang terlibat dalam pembangunan.
 Kebijakan yang mendukung kesetaraan dan keadilan gender.
 Kelembagaan yang responsif gender dan memiliki mekanisme koordinasi yang efektif.
 Sumber daya yang cukup dan dialokasikan secara adil untuk program-program responsif gender.
 Data yang akurat dan terpisah menurut jenis kelamin untuk analisis situasi dan dampak gender.
 Alat analisis yang mampu mengidentifikasi isu-isu gender dan memberikan rekomendasi solusi.
 Partisipasi masyarakat, khususnya kelompok-kelompok rentan dan marginal, dalam proses pembangunan1 .
Pengarusutamaan gender juga berkaitan dengan isu-isu ketimpangan sosial yang ada di masyarakat. Ketimpangan sosial adalah
ketidaksetaraan dalam hal akses, kesempatan, hak, kewajiban, perlakuan, penghargaan, atau pengaruh antara individu atau kelompok sosial.
Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kelas, etnis, agama, usia, orientasi seksual, disabilitas, dll. Pengarusutamaan gender dapat membantu mengurangi ketimpangan sosial dengan memberikan perhatian khusus kepada kelompok-kelompok yang sering mengalami diskriminasi atau marginalisasi berdasarkan identitas gender
mereka. Pengarusutamaan gender juga dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang hak-hak dasar manusia yang harus dihormati dan dilindungi tanpa membedakan jenis kelamin