• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN DANA ZAKAT DAN PERANANNYA TERHADAP PROSES PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGELOLAAN DANA ZAKAT DAN PERANANNYA TERHADAP PROSES PENDIDIKAN "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN DANA ZAKAT DAN PERANANNYA TERHADAP PROSES PENDIDIKAN

(STUDI PADA BEASISWA YATIM UNGGUL LAZ EL-ZAWA UIN MALIK IBRAHIM )

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Erwin Ramadhan 125020500111001

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2016

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

PENGELOLAAN DANA ZAKAT DAN PERANANNYA TERHADAP PROSES PENDIDIKAN

(STUDI PADA BEASISWA YATIM UNGGUL LAZ EL-ZAWA UIN MALIK IBRAHIM)

Yang disusun oleh :

Nama : Erwin Ramadhan

NIM : 125020500111001

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 13 Oktober 2016

Malang, 24 Oktober 2016 Dosen Pembimbing,

Dr. Multifiah, SE., MS.

NIP. 19550527 198103 2 001

(3)

PENGELOLAAN DANA ZAKAT DAN PERANANNYA TERHADAP PROSES PENDIDIKAN

(Studi Pada Beasiswa Yatim Unggul LAZ El-Zawa UIN Malik Ibrahim)

Erwin Ramadhan

Dr. Multifiah, SE., MS.

Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pembangunan karena melalui pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas dapat diciptakan. Dengan terciptanya SDM yang berkualitas maka akan terbetuk negara yang sejahtera.. LAZ El-Zawa telah berkontribusi dalam pendidikan masyarakat sekitar dalam program Beasiswa Yatim Unggul. Dalam program ini, LAZ El-Zawa tidak hanya sekedar memberikan santunan, namun juga memberikan proses pendidikan berupa pendampingan kepada anak yatim agar dapat meningkatkan belajarnya. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah LAZ El- Zawa UIN Malik Ibrahim Malang memiliki 4 (empat) pengelolaan zakat yaitu sistem perencanan organisasi, penghimpunan dan penyaluran, pemberdayaan zakat dalam pendidikan yang dijalankan sudah cukup efektif, proses pendidikan yang dilaksanakan melalui program beasiswa yatim unggul sudah bejalan dengan cukup baik dan efektif dikarenakan dapat memberikan implikasi yang cukup baik terhadap semangat belajar siswa yatim binaanya, dan peranan pemberdayaan zakat pada bidang pendidikan melalui program beasiswa yatim unggul mempunyai implikasi positif terhadap pengembangan investasi sumber daya manusia

Kata kunci: Pengelolaan Dana Zakat, Proses Pendidikan

I. PENDAHULUAN

. Indonesia merupakan negara terbesar ke empat di dunia dalam hal jumlah penduduk.

Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326 jiwa. Hal tersebut terjadi kenaikan jumlah penduduk 31.376.731 jiwa yang sebelumnya berjumlah 206.264.595 jiwa menurut sensus penduduk tahun 2000. Namun hal tersebut juga diiringi oleh permasalahan kemiskinan yang dihadapi oleh Indonesia. Menurut Sharp, et.al (dalam Mudrajad, 1997) menjelaskan penyebab kemiskinan adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM).

Rendahnya SDM ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau keturunan.

Pendidikan merupakan hal pokok yang akan menopang kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kualitas dan sistem pendidikan yang ada. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pembangunan karena melalui pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas dapat diciptakan. Dengan terciptanya SDM yang berkualitas maka akan terbetuk negara yang sejahtera. Berbicara tentang pendidikan, negara telah menjamin dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 setiap warga negara berhak dan wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

(4)

Tabel 1: Angka Putus Sekolah Dasar 2012-2013 Tahun Angka Putus Sekolah

Dasar

Persentase

2012 1.292.638 4,56%

2013 1.900.096 6,71%

Sumber: UNESCO Institute of Statistics (UIS)

Tidak semua lapisan masyarakat dapat mengakses pendidikan, tercatat berdasarkan data UNESCO Institute of Statistics (UIS) angka putus sekolah untuk tingkat sekolah dasar di Indonesia pada tahun 2013 masih terbilang tinggi yaitu sebesar 1.900.096 anak atau 6,71% dari Angka Partisipasi Kasar (APK). Hal tersebut menunjukkan kenaikan yang sebelumnya yaitu pada tahu 2012 sebesar 1.292.638 anak atau 4,56% dari APK.

Hal tersebut juga ditambah dengan prestasi pendidikan Indonesia yang masih kalah dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lainnya. Menurut laopran tahunan United Nation Development Programs (UNDP) pada periode 2015 tercatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia sebesar 0,684., Dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN seperti Malaysia dengan nilai IPM 0,779 dan Thailand dengan nilai IPM 0,722. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Namun IPM Indonesia masih lebih baik dari Filipina dengan nilai IPM 0,654 dan Vietnam dengan nilai IPM 0,617.

Zakat merupakan salah satu pilar penting dalam Rukun Islam. Maka dalam sistem Rukun Islam, baik shalat maupun zakat dianggap sebagai pilar agama, dengan demikian, posisi zakat dan shalat dalam islam memiliki peranan senteral sebagai pilar penegak ajaran agama islam (Khasanah, 2010). Dibalik dalam pelaksanaan sistem zakat, terdapat hikmah yang bersifat rohani dan filosofis, diantaranya: (1) Mensyukuri karunia illahi, menumbuhsuburkan harta dan pahala serta membersihkan diri dari sifat-sifat kikir dan loba, dengki, iri hati, serta dosa; (2) melindungi masyarakat dari kemiskinan akbat dari kemelaratan; (3) menumbuhkan rasa kasih sayang dan solidaritas antar sesama manusia; (4) manifestasi kegotongroyongan dan tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan; (5) mengurai kefakir-miskinan yang merupakan masalah sosial; (6) membina dan mengembangkan stabilitas sosial (Ali, 1988)

Pendayagunaan zakat sesungguhnya bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan mustahik yang bersifat konsumtif dalam waktu sesaat, akan tetapi memberikan kecukupan dan kesejahteraan kepada mereka, dengan cara menghilangkan atau memperkecil penyebab kehidupan mereka yang menjadi miskin dan menderita (Hafidhuddin, 2002). Oleh karena itu berbagai bentuk pendayagunaan dilakukan untuk memutus mata rantai dari penyebab kemiskinan tersebut.

Lembaga Amil Zakat (LAZ) memiliki kontribusi penting dalam pendidikan. Mengingat fungsi dari LAZ adalah sebagai wali dari orang-orang miskin dalam menghimpun dan menyalurkan dana zakat. peranan LAZ di bidang pendidikan khususnya, bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. Mengingat pendidikan adalah bagian terpenting dari kehidupan yang harus diperhatikan. Salah satu peranan LAZ ini adalah dengan mengoptimalkan program-program bidang pendidikan itu sendiri.

LAZ El-Zawa merupakan lembaga yang memiliki andil cukup besar di Malang.

Pembentukannya berawal dari pelaksanaan Seminar dan Expo Zakat Asia Tenggara oleh Fakultas Syari’ah UIN Maliki Malang bekerjasama dengan Institute Manajemen Zakat (IMZ) Jakarta dan Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia pada tanggal 22 November 2006 . LAZ El-Zawa telah berkontribusi dalam pendidikan masyarakat sekitar dalam program Beasiswa Yatim Unggul. Dalam

(5)

program ini, LAZ El-Zawa tidak hanya sekedar memberikan santunan, namun juga memberikan pendampingan kepada anak yatim agar dapat meningkatkan kualitas dan prestasi belajarnya.

Berdasarkan laporan tahunan LAZ El-Zawa tahun 2015, dana Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf (Ziswaf) dan dana lainnya sebesar yang terhimpun sebesar Rp 1.532.456.160. keseriusan LAZ El-Zawa dalam kepedualian terhadap pendidikan juga dapat terlihat berupa beberapa program untuk pendidikan, seperti Beasiswa Yatim Unggul, Beasiswa Kader El-Zawa, wakaf untuk sekolah binaan,pendampingan untuk sekolah binaan, dan Beasiswa Akar Tangguh dengan total anggaran yang disalurkan untuk program pendidikan sebesar Rp.177.527.000 Hal teresebut menunjukkan komitmen LAZ El-Zawa dalam berkontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan

Dengan proses pendidikan diharapkan dapat meingkatkan kualitas pendidikan, sehingga dapat mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan mengarah pada usaha menemukan fakta mengenai seberapa besar peranan zakat dalam prestasi belajar siswa. Berdasarkan pemaparan-pemaparan yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini berjudul

PENGELOLAAN DANA ZAKAT DAN PERANANNYA TERHADAP PROSES

PENDIDIKAN SISWA (STUDI PADA BEASISWA YATIM UNGGUL LAZ EL-ZAWA UIN MALIK IBRAHIM)”. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mekanisme pengelolaan dana zakat yang dilakukan oleh LAZ El-Zawa UIN Malik Ibrahim?

2. Bagaimana peranan program Beasiswa Yatim Unggul terhadap proses pendidikan siswa binaan?

II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemberdayaan Zakat Dalam Pendidikan

Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan menjadi suatu yang mutlak untuk diwujudkan dalam. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa manusia memegang peranan senteral dalam pembangunan karena manusia adalah subyek dan obyek dalam pembangunan.

Dalam rangka pengembangan kualitas SDM, maka dibutuhkannya pendidikan dan pelatihan sebagai pondasi dasarnya. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan dalam konteks, sebagaimana yang dijabarkan oleh Boediono (dalam Muhammad dan Abubakar, 2011) dalam kaitan dengan investasi ekonomi memberikan tiga arah utama pada seseorang, yaitu:

Pertama meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat memasuki lapangan pekerjaan. Kedua, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi mereka yang tertinggal oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tenaga kerja yang sudah bekerja. Ketiga, menyiapkan generasi yang akan datang agar mampu berperan aktif dalam pembangunan, terutama pengembangan ekonomi.

Oleh karena itu, zakat memiliki peranan penting dalam mewujudkan pengembangan kualitas SDM. Pemberdayaan zakat dalam bidang pendidikan dan pelatihan, disadari atau tidak, pada hakikatnya merupakan langkah yang tepat. Sebab pendidikan dalam persektif Islam memiliki peran penting bagi pembentukan kepribadian seseorang (Muhammad dan Abubakar, 2011)

Menurut Muhammad dan Abubakar (2011) pemberdayaan mengandung arti to give power or authority to, memberikan kekuasaan atau kewenangan kepada pihak lain. Mengangkat kehidupan masyarakat miskin dan memberikan ruang bergerak bagi mereka tumbuh dan bekembang, mengambil keputusan dan keterampilan merupakan satu bentuk dari pemberdayaan. Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan Widodo (dalam Muhammad dan Abubakar, 2011) pemberdayaan pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk mengatasi ketidakberdayaan individu dan masyarakat, peningkatan atau pengembangan potensi atau daya individu dan masyarakat atas dasar aspirasi dan kebutuhannya yang bertumpu pada kemampuan dan perkembangan individu dan masyarakat yang bersangkutan.

(6)

Sedangkan menurut Payne (dalam Mayaut, 2012) pemberdayaan merupakan proses yang ditujukan untuk membantu klien untuk memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurai efek hambatan pribadi dan sosia; dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer data dari lingkungannya. Dengan demikian pemberdayaan zakat dalam pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat yang nantinya dapat berkontribusi terhadap pembangunan.

Mengingat pentingnya peranan pendidikan, maka dewasa ini berbagai LAZ berlomba-lomba dalam mendayagunakan dana zakat dalam bidang pendidikan. Berbabagi program diciptakan, seperti santunan beasiswa agar kaum dhuafa dapat bersekolah dan pembinaan akademis dan spiritual, dalam rangka menunjang kualitas pendidikan. Dengan adanya pemberdayan zakat pada program pendidikan, maka secara tidak langsung muzakki ikut serta dalam meningkatkan kualitas SDM dan pada hakikatnya merupakan satu langkah strategis LAZ dalam investasi modal manusia. Oleh karena itu perlu adanya penggalakan program secara berkelanjutan demi tercapainya investasi modal manusia yang lebih baik. (Muhammad dan Abubakar). Dengan demikian harapan masyarakat dalam peningkatan kualitas SDM dan kualitas pendidikan pada khususnya dapat segera terwujud.

2.2 Pengelolaan Dana Zakat

Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum,terintegrasi dan akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat (Hakim, dkk, 2014)

Berdasarkan pada Undang-Undang No.23 Tahun 2011 pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasiam dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayaguaan zakat. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Lembaga Amil Zakat (LAZ) merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat yang memiliki tugas membantu pendistribusian dan pendayaguaan zakat, dan memiliki tujuan untuk meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Selain itu, dalam pelaksanaan pengelolaan zakat masyarakat juga dapat membantu BAZNAS untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayaguaan zakat dengan membentuk LAZ.

Sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomer 86/PUU-X/2012 tanggal 31 Oktober 2013 perihal pengujian Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pembentukan LAZ oleh masyarakat dapat dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial, atau lembaga berbadan hukum setelah memenuhi persyaratan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin Menteri atau pejabet yang ditunjuk oleh Menteri. Sedangkan untuk perkumpulan orang, perseorangan, tokoh umat Islam (alim ulama), atau pengurus/takmir masjid/mushalla di suatu komunitas dan wilayah yang belum terjangkau oleh BAZ atau LAZ, dapat melakukan kegiatan pengelolaan zakat dengan memberitahukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang.

Menurut Hafidhuddin (2008) pengelolaan zakat melalui lembaga zakat memiliki beberapa tujuan, diantaranya pertama menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat, kedua menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila bertemu langsung untuk menerima zakat dari muzakki, ketiga untuk mencapai efisiensi dan efektivitas , serta sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat, untuk memperlihatkan syariat Islam dalam semangat penyelenggaraan pemerintahan yang Islami. Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzakki kepada mustahik, meskipun secara hukum syariah adalah sah, namun di samping akan terabaikannya hal-hal tersebut yang telah disebutkan, juga fungsi zakat, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan umat akan sulit tercapai.

(7)

2.3 Ekonomi Pendidikan

Ekonomi pendidikan merupakan paduan dua konsep yang sudah mapan, yaitu ekonomi dan pendidikan. Prinsip-prinsip dalam kajian ekonomi adalah efisiensi, sehingga apa pun jenis aktivitas yang diikuti dengan pengeluaran dana harus mempunyai manfaat yang diikuti dengan pengeluaran dana harus mempunyai manfaat yang besar. Dengan demikian, kajian ekonomi berorientasi pada kesejahteraan, derajat hidup masyarakat yang tinggi sepanjang hidupnya. (Irianto, 2011)

Sedangkan menurut Irianto (2011) pendidikan merupakan usaha sadar manusia untuk mempersiapkan manusia mempunyai kemampuan untuk berperan aktif dalam membentuk masa depannya. Menurut UU RI No.20 Tahun 2003 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Adapun tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memilii pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Theodore Schultz (dalam Irianto, 2011) menjelaskan nilai ekonomi pendidikan terletak pada dalil-dalil bahwa masyarakat meningkatkan kemampuannya sebagai produsen dan konsumen dengan berinvestasi sendiri dan pendidikan merupakan investasi terbesar dalam pembangunan modal manusia.

Dalil ini menyatakan bahwa kebanyakan kemampuan ekonomi masyarakat tidak ditetapkan pada saat lahir atau pada saat kanak-kanak ketika hendak memasuki sekolah.

2.4 Pendidikan Sebagai Investasi Modal Manusia

Pendidikan merupakan pondasi dasar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dalam pembangunan, manusia merupakan subyek pembangunan dan bahwa pembangunan dilaksanakan untuk manusia dan oleh manusia pula. Ketiga dimensi manusia dalam pembangunan ini, yaitu sebagai pelaksana dari keputusan-keputusan, dan sebagai penerima hasil pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah dibuat (Hasibuan, 1996).

Asumsi dasar teori human capital adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah berarti di satu sisi meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang. Akan tetapi di sisi lain menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun dalam mengikuti sekolah tersebut (Priono, 1982)

Menurut Priono (1982) pendidikan juga memiliki hubungan terhadap produktifitas kerja.

Hubungan pendidikan dengan produktivitas kerja juga tecermin dalam tingkat penghasilan. Pendidikan yang lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja yang lebih tinggi dan oleh sebab itu penghasilan yang lebih tinggi juga. Sudah tentunya perbedaan tingkat pendapatan tersebut tidak saja disebabkan oleh perbedaan tingkat pendidikan, akan tetapi juga oleh beberapa faktor lain seperti pengalaman kerja, keahlian, sektor usaha, jenis usaha, lokasi, dan lain sebagainya. Pendidikan dan latihan merupakan salah satu aspek.

Pelatihan merupakan salah satu aspek dari human capital. Latihan dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar pekerjaan. Latihan yang dilakukan di luar pekerjaan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan pegawai bai secara horizontal maupun vertikal. Peningkatan secara horizontal berarti memperluas aspek-aspek atau jenis pekerjaan yang diketahui. Peningkatan secara vertikal berarti memperdalam pengetahuan mengenai suatu bidang tertantu.

(8)

Urgensi pendidikan dan pelatihan bagi investasi SDM akan memberikan kontribusi kepada pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Artinya pendidikan dan pelatihan mendidik masyarakat untuk memenuhi kebutuhan seluruh sektor aktivitas manusia dengan menawarkan kualifikasi-kualifikasi yang relevan termasuk pendidikan dan pelatihan profesional yang mengimbinasikan ilmu pengetahuan dan keahlian serta keterampilan siap kerja.

(Muhammad dan Abubakar, 2011)

Menurut Muhammad dan Abubakar (2011) melalui pendidikan dan pelatihan, seperti pelatihan keterampilan siap kerja secara umum bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, proses transformasi nilai baik nilai kebebasan, keadilan, dan survival. Ketiga nilai tersebut dielaborasi secara sistematis oleh Hummel. Ia mengemukakan tiga nilai yang terkandung dalam pendidikan sebagai berikut:

Nilai kebebasan menghantarkan masyarakat agar memiliki kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan secara maksimal untuk menata kehidupan sosial dan ekonomi secara lebih baik. Nilai keadilan lebih mengarahkan kegiatan pendidikan pada pemberian kesempatan pada seluruh masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam segala aspek khususnya budaya dan ekonomi dengan terlebih dahulu memberinya pendidikan dasar yang sama. Sedangkan nilai survival menyangkut vitalitas pendidikan dalam transformasi budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.

Menurut Schultz (dalam Muhammad dan Abubakar, 2011) memaparkan secara tegas bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumtif semata, melainkan merupakan suatu bentuk investasi. Menurut Supriadi, pendidikan mempunyai dua pengaruh utama, yaitu memberikan pengetahuan tentang keahlian berfikir, dan mendorong perubahan-perubahan nilai, keyakinan dan sikap seseorang terhadap pekerjaan dan tanggung jawan sosial (dalam Muhammad dan Abubakar, 2011)

2.5 Pendidikan dan Pembangunan Berkelanjutan

Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan. Dalam pembangunan tujuan utamanya adalah untuk mencapai tingkat kesejahteraan. Adapun salah satu indikator kesejahteraan yang penting baik dalam konteks makro maupun mikro adalah indikator ekonomi. Secara makro indkator tersebut adalah pertumbuhan, sedangkan secara mikro adalah pendapatan perkapita. Dalam mencapai tingkat kesejahteraan, baik dalam konteks makro maupun mikro, pendidikan memberikan kontribusi yang cukup signifikan (Ali, 2009)

Melalui pendidikan akan muncul manusia yang memiliki potensi untuk menghadapi tantangan masa depan untuk memecahkan masalah yang muncul dikemudian hari. Human Factor merupakan faktor produksi yang paling penting dibandingkan dengan faktor tanah, modal fisik, dan teknologi. Manusia memiliki keterampilan yang memadai mampu menghadapi beberapa persoalan yang terjadi selama proses produksi, sedangkan faktor lain bersifat statis dan menunggu sentuhan tangan manusia. Dengan demikian, maka nyata bahwa pendidikan akan menciptakan manusia yang terampil, mempunyai peranan penting dalam pembagunan ekonomi dan bidang lainnya. (Irianto, 2011) Balikan publik investasi pendidikan yang ditujukan oleh adanya pengaruh pada cepatnya pertumbuhan ekonomi di negara itu. Kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Page (dalam Ali, 2009) menunjukkan bahwa investasi pendidikan di negara-negara High Performing Asian Economies (HPAE), yaitu Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Thailand, Malaysia, dan Indonesia, telah memberikan kontribusi secara nyata terhadap kestabilan pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut.

Pendidikan untuk pembangunan beekelanjutan berarti pendidikan yang memperhatikan pilar- pilar pembangunan berkelanujtan sebagai dimensi-dimensi yang independen dan saling berkaitan, yaitu masyarakat, budaya, ekonomi, dan lingkungan dalam rangka mencapai peningkatan kualitas

(9)

kehidupan. Ini merupakan upaya yang bersifat kolektif dalam menatap ke dapan keadaan dunia tempat setiap orang memperoleh keuntungan dan kesempatan memperoleh pendidikan, dan agar setiap orang dapat belajar tentang gaya hidup, perilaku dan nilai-nilai yang penting bagi penciptaan masa depan yang berkelanjutan (Ali, 2009).

Menurut Ali (2009) beberapa pengejawantahan peran pendidikan dalam menyukseskan pembangunan berkelanjutan adalah: (1) pendidikan menjadi inspirasi tumbuhnya keyakinan bahwa setiap insan mempunyai kemampuan dan tanggung jawab untuk melaukukan perubahan yang positif, (2) pendidikan adalah faktir utama dalam proses transformasi untuk menuju pembangunan berkelajutan dan dalam meningkatkan kemampuan setiap insan untuk mentransformasi visinya menjadi realita, (3) pendidikan dapat menumbuh-kembangkan tata nilai, dan perilaku dan pola hidup untuk masa depan yang berkelanjutan, (4) pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran bagaimana mengambil keputusan yang mempertimbangkan faktor keadilan ekonomi, ekologi dan dari semua komunitas untuk jangla panjang, (5) pendidikan dapat membangun kemampuan untuk berpikir secara jangka panjang. Namun persoalan pembangunan berkelanjutan bersifat multidimensi, t idak hanya tergantung pada pendidika semata. Banyak aspek sosial lain yang mempengaruhi, seperti pemerintah, bentuk organisasi ekonomi, dan partisipasi warga negara. Dalam pembangunan berkelanjutan kegiatan pembelajaran menjadi faktor penting. Pembelajaran tidak hanya dilakukan pada sistem pendidikan formal dan nonformal, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dalam komunitas, atau tempat kerja.

III. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Unit analisis penelitian ini adalah pengurus Laz El-Zawa dan siswa kader penerima bantuan beasiswa yatim unggul.

Lokasi penelitian ini dilakukan di LAZ El-Zawa UIN Malik Ibrahim Malang, Jalan Gajayana No. 50.

Informan yang dipilih sebagai sumber data adalah informan kunci, informan utama dan Informan Pendukung.. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Kepala Pelaksana program Beasiswa Yatim Unggul. Sedangkan informan utamanya adalah siswa kader penerima bantuan beaiswa yatim unggul LAZ El-Zawa, serta yang menjadi informan pendukung adalah wali murid dan wali kelas dari siswa penerima bantuan LAZ El-Zawa. Data promer yang doperoleh dari penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara secara langsung kepada informan. Untuk data skunder dalam penelitian ini berupa data-data penunjang penelitian seperti dokumen-dokumen yang dimiliki oleh LAZ El-Zawa. Untuk teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan aktivitas dalam analisis data menurut Salim, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifilasi. Penelitian ini juga menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik untuk mengui validitas datanya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah daftar informan yang menjadi sumber dalam penelitian ini:

Tabel 2. Karakteristik Informsn Utama No Nama

Informan

Jenis Kelamin

Usia (Tahun)

Tingkatan Sekolah

Lama Menerima Beasiswa

Lama Mengikut Bimbel

1 Muhammad

Nuhisya Rohman

Laki-Laki 8 SD 4 Tahun 6 Bulan

2 Aldino Suta Halimun

Laki-Laki 13 SMP 8 Tahun 1 Tahun

(10)

Tabel 3. Karakteristik Informan Pendukung

No Nama Informan Status Informan Pekerjaan

1 Sri Utami Ibu dari Nurhisya Rohman Pedagang

2 Edy Wali Kelas Nurhisya Guru

3 Supriati Nenek dari Aldino Suta

Halimun

Ibu Rumah Tangga

4 Dluhayati Wali Kelas Aldino Suta

Halimun

Guru Sumber: Data yang Diolah, 2016

Pengelolaan Dana Zakat

A. Perencanaan Organisasi

LAZ El-Zawa merupakan salah satu organisasi zakat profesonal yang ada di kota malang.

Tentunya sebagai organisasi profesional harus memiliki perencanaan yang matang dalam menyiapkan dan menjalankan program-program dengan baik dan sukses Perencaaan yang dilaksanakan di LAZ El- Zawa lebih kepada perencanaan jangka pendek. Perencanaan yang dilaksanakan hanya berjangka satu tahun. Pelaksanaan perencanaan dilaksanakan di akhir tahun setelah pelasanaan laporan kinerja tahunan.

Sebagaimana yang dipaparkan di atas, bahwa perencanaan pengelolaan zakat di LAZ El-Zawa UIN Malik Ibrahim sudah terkonsep dengan baik dan terstruktur hingga satu tahun ke depan. Namun yang masih menjadi kekurangan adalah kurangnya perencanaan organisasi jangka menengah maupun jangka panjang.

B. Penghimpunan Dana Zakat

Dalam penghimpunan dana zakat, LAZ El-Zawa menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan personal dan pendeatan institusional. Pendekatan pertama yaitu pendekatan personal dan pendekatan institusional. Pendekatan personal merupakan pendekatan yang dilakukan antara LAZ El-Zawa dengan calon muzakki yaitu dengan cara pihak LAZ El-Zawa dengan pro aktif atau “jemput bola” untuk mensosialisasikan, mencari dan menarik dana ZIS kepada semua kalangan khususnya kepada para dosen, karyawan, mahasiswa dan wali mahasiswa UIN Malik Ibrahim Malang.

Dalam pedekatan secara personal terdapat dua mekanisme penghimpunan. Pertama ini dengan cara menurunkan volunteer atau biasa disebut dengan Kader El-Zawa untuk menggalang dana ZIS. Kader El-Zawa biasanya diturunkan ketika pertemuan orang tua wali. Dalam pertemuan tersebut telah disiapkan formulir berupa kesediaan orang tua wali untuk menyisihlkan hartanya untuk dana ZIS.

Kedua dengan cara menaruh kotak infak di tiap-tiap fakultas di UIN Malik Ibrahim yang nantinya di setiap akhir bulan akan dikumpulkan

Pendekatan kedua, yaitu pendekatan institusional. Dimana LAZ-El-Zawa bekerja sama dengan Rektor UIN Malik Ibrahim dengan cara mewajibkan kepada dosen dan karyawan UIN Malik Ibrahim untuk mengeluarkan sebagian pendapatan yang mereka terima. Penarikannya bisa langsung kepada yang bersangkutan dan bisa langsung pemotongan gaji pada nomor rekening yang bersangkutan.

(11)

Dalam penghimpunan dana ZIS, LAS El-Zawa tidak ada kegiatan penghimpunan dana zakat ke luar UIN Malik Ibrahim. Dana ZIS yang terhimpun untuk saat ini seluruhnya masih bersumber dari dalam yaitu penghimpunan yang dilakukan pada pihak civitas akademika UIN Malik Ibrahim. Hal tersebut demi menjaga nama baik Civitas Akademika UIN Malik Ibrahim. Sampai saat ini juga pihak LAZ El-Zawa belum melaksanakan kerja sama dengan instansi luar UIN Malik Ibrahim dalam penghimpunan dana ZIS seperti dana CSR dan sebagainya.

Tabel 4: Laporan Arus Kas Penerimaan Dana ZIS LAZ El-Zawa LAPORAN ARUS KAS

Pusat Kajian Zakat dan Wakaf el-Zawa Untuk Tahun 2015

Penerimaan

Penerimaan Dana Zakat dari Muzakki UIN Malik Ibrahim

Penerimaan Dana Zakat Temu Wali

Penerimaan Dana Infak dan Sedekah Temu Wali

Penerimaan Dana Infak dan Sedekah Penerimaan Dana Infak Administrasi Penerimaan Dana Berkah Tabungan Amal Penerimaan Dana Wakaf Uang

Pengembalian Dana Qardhul Hasan UMKM Pengembalian Piutang Qardhul Hasan Karyawan

Pengembalian Piutang Qardhul Hasan Motor Pengembalian Piutang Qardhul Hasan Mahasiswa

Pengembalian Piutang Qardhul Hasan Pendidikan

Pengembalian Piutang Mudharabah Pengembalian Bagi Hasil Mudharabah Penerimaan Bagi Hasil Jasa Bank Penerimaan salon Putra El-Zawa Jumlah Penerimaan Kas

462.182.450

8.730.000 43.505.000 6.221.000 27.406.559 28.394.200 2.025.000 86.485.000

701.786.000 86.204.800 11.550.000

10.400.000 50.450.000 4.320.000 996.151 1.830.000 1.532.456.150 Sumber: Laporan Tahunan LAZ El-Zawa, 2015

C. Penyaluran Dana Zakat LAZ El-Zawa

Berbagai bidang penyaluran dana zakat untuk mustahik seperti bantuan santunan biaya hidup rutin dan insidental, bantuan sandang, bantuan sewa rumah, bantuan biaya pengobatan, bantuan biaya pendidikan, bantuan pelunasan hutang, serta bantuan modal usaha untuk dapat meningkatkan taraf kehidupan para mustahik.

Pelaksanaan penyaluran dana ZIS yang dilakukan LAZ El-Zawa pada dasarnya ada yang bersifat konsumtif dan produktif. Dalam pembiayaan pemberdayaan di LAZ El-Zawa terdapat dua pembiayaan. Pembiayaan pemberdayaan yang pertama adalah pembiayaan tunai dan yang kedua adalah pembiayaan pembiayaan dana bergulir.

Pembiayaan dana tunai diperuntukkan pemberdayaan konsumtif, sedangkan pembiayaan dana bergulir diperuntukkan pemberdayaan produktif. Pada tahun 2015, LAZ El-Zawa telah menjalankan berbagai macam progam pembardayaan, baik pemberdayaan konsumtif maupun pemberdayaan produktif, diantaranya adalah:

(12)

Tabel 5: Program LAZ El-Zawa 2015

Pemberdayaan Produktif Pemberdayaan Konsumtif Qardhul Hasan UMKM

Pembiayan Mudharabah

Beasiswa Yatim Unggul Amal Manula Mulia Beasiswa Akar Tangguh Beasiswa Kader El-Zawa Qardhul Hasan Karyawan Qardhul Hasan Motor

Qardhul Hasan Pendidikan Dosen Amal Peduli Sehat

Bingkisan Ramadhan

Berbuka Puasa Bersama Anak Yatim dan manula

Pendampingan Sekolah Binaan Wakaf Untuk Sekolah Binaan Pendirian Salon Putra El-Zawa Sumber: Laporan Tahunan LAZ El-Zawa, 2015

Melihat pemaparan informasi di atas dapat diindikasikan kontribusi LAZ El-Zawa terhadap peningkatan kesejahteraan dan kepedulian sosial terhadap masyarakat terbilang cukup baik. hal tersebut dapat dilihat dari jumlah program pendayagunaan LAZ El-Zawa pada tahun 2015 cukup banyak sebanyak 15 program pendaygunaan dan tersebar merata di berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Namun terdapat kendala yang dihadapi yaitu kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang ada di LAZ El-Zawa. Hal tersebut menyebabkan tidak semua program pemberdayaan dapat berjalan dengan baik.

D. Pengawasan Pengelolaan Dana Zakat

Pengawasan dalam organisasi merupakan aktivitas positif yang bertugas untuk mengawal dan mengawasi aktifitas dalam organisasi agar terhindar dari perbuatan yang menyalahi aturan yang berlaku. Konsep pegawasan yang paling efektif adalah pengawasan yang dilakukan oleh setiap individu masing-masing, karena kesadaran itu, penyimpangan akan mudah diminimalisir. Namun jika pengawasan itu tidak berhasil, maka perlu diadakannya pengawasan eksternal yang melibatkan orang lain atau bahkan lembaga independen.

Pada pengawasan LAZ El-Zawa, terdapat dua (2) macam pengawasan, yaitu pengawasan yang dilaksanakan oleh pengawas internal dan oleh dewan pengawas syariah, yang masing masing memiliki peranannya masing-masing.

Adapun tugas dai dewan pengawas syariah ialah mengawasi setiap produk yang dihasikan program kerja apakah susah sesuai dengan syariat agama atau belum. Dalam menentukan produk pendayagunaan biasanya selalu dikonsultasikan dengan dewan pengawas syariah. Terdapat tiga penanggung jawab dalam dewan pengawas syariah, yaitu KH. Chamzawi, M.Si, Dr. H M Fauzan Zenrif, M.Ag, dan Dr Fakhruddin, M.Hi

Pemberdayaan Zakat Untuk Pendidikan

LAZ El-Zawa merupakan salah satu LAZ yang memiliki kepedulian cukup tinggi dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari program pendayagunaan dana zakat pada bidang pendidikan. berdasarkan laporan tahunan LAZ El-Zawa tahun 2015 tercatat anggaran pemberdayaan untuk pendidikan sebesar Rp. 204.320.000 atau 13,5% dari dana zakat yang terhimpun. Hal tersebut mengindikasikan keseriusan LAZ El-Zawa dalam meningkatkan pemerataan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.

(13)

Salah satu program pendidikan unggulan LAZ El-Zawa ialah Beasiswa Yatim Unggul. Islam telah mendorong pemeluknya agar memiliki akhlak mulai. Salah satu bentuk akhlak mulia itu adalah menyantuni anak yatim. Agar kehidupan anak yatim tidak terlantar dan memiliki harapan masa depan, keberadaan mereka perlu mendapatkan santunan bahkan pendampingan. Anak yatim yang berhak menerima santunan melalui program ini adalah anak yatim dari keluargayang masuk kategori mustahik Pada tahun 2015, El-Zawa telah memberikan santunan dan pendampingan kepada anak yatim di sekitar kampus UIN Malik Ibrahim. Santunan diberikan dalam bentuk program beasiswa bantuan pendidikan antara Rp 75.000 hingga Rp.125.000 setiap bulannya disesuaikan dengan jenjang dari TK hingga SMA. Jumlah anak yatim yang menerima santunan adalah 81 anak. Total dana yang tersalurkan melalui program ini sebesar Rp. 88.475.000. sedangkan pendampingan anak yatim dilakukan dengan memberikan bimbingan belajar, baik terkait materi keagamaan (baca/tulis Al-Quran), maupun materi pelajaran umum sesuai dengan kompetensi mahasiswa kader yang diterjunkan.

Untuk penyaluran santuannya, LAZ El-Zawa menyalurkan santunannya melalui transfer via ATM dari masing-masing dari siswa yatim. Dalam hal ini LAZ El-Zawa bekerja sama dengan BRI Syariah untuk pembuatan ATM untuk siswa yatim penerima santunan. Kemudian ATM tersebut diserahkan dan dikelola oleh orang tua wali siswa untuk keperluan sekolahnya.

Dalam pelaksanaan pendampingan di lapangan, yang menjadi penanggung jawab adalah kader El-Zawa. Kader El-Zawa adalah mahasiswa UIN Malik Ibrahim yang mendapatkan Beasiswa Kader El-Zawa dan berkesempatan magang di LAZ El-Zawa selama mahasiswa tersebut menerima beasiswa dari El-Zawa.

Untuk siswa yatim yang menjadi calon penerima Beasiswa Yatim Unggul dipilih berdasarkan kerja sama antara LAZ El-Zawa dengan ketua RT atau RW setempat. LAZ El-Zawa meminta pendataan untuk daftar siswa yatim kurang mampu dari RT/RW setempat disekitaran wilayah kampus UIN Malik Ibrahim.

Berdasarkan petikan wawancara dengan pihak LAZ El-Zawa maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan zakat dalam pendidikan yang dijalankan sudah cukup efektif, hal ini dapa di lihat dari proses penyelauran santunan yang rapih dan cukup modern karena melalui ATM sehingga memberikan kemudahan dalam penyaluran. Serta memiliki peranan yang cukup andil dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari santunan yang diterima diperuntukkan untuk menunjang keperluan sekolah siswa yatim dan juga pendampingan berupa bimbingan belajar yang dilaksanakan oleh LAZ El-Zawa, sehingga diharapkan dapat meringkankan beban siswa yatim kurang mampu dan berperan dalam proses pendidikan siswa yatim, baik di rumah maupun di sekolah.

Zakat dan Proses Pendidikan

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana proses pendidikan yang dilaksanakan pada pendampingan oleh LAZ El-Zawa. Dalam pendidikan selain mempunya proses, juga terdapat tujuan pendidikan yang dicapai. Dalam hal ini tujuan pendidikan yang ingin dicapai adalah bagaimana motivasi atau semangat belajar dan, bagaimana prestasi akademik dan non akademik setelah mendapatkan bantuan beasiswa yatim unggul dan pendampingan pendidikan berupa bimbingan belajar.

Keseriusan LAZ El-Zawa dalam bidang pendidikan memang sudah tidak dapat diragukan lagi. Hal tersebut salah satunya dapat dilihat dari salah satu program pendidikan yang dijalankan, yaitu Beasiswa Yatim Unggul. Dalam pelakasanaan bantuan Beasiswa Yatim Unggul, selain dalam bantuan uang santunan sekolah, juga terdapat pendampingan bimbingan belajar. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan motivasi atau semangat belajar serta meningkatkan potensi dan prestasi yang dimiliki siswa.

(14)

Pada pelaksanaan pendampingan pendidikan, dilaksanakan setiap 2 minggu sekali. Setiap kader El-Zawa bertanggung jawab 1-3 anak yatim sebagai pendampingannya. Dalam bimbingan belajar, pelajaran yang diberikan sesuai dengan kompetensi kader El-Zawa yang dimiliki yang disesuaikan dengan kebutuhan dengan siswa yatim. Selain itu juga terdapat pemberian motivasi belajar agar semangat dalam sekolah.

Dalam pelaksanaan pendampingan, tidak seterusnya berjalan lancar. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi ketika berada pendampingan di lapangan. Disini peneliti membaginya menjadi dua faktor, yaitu faktor internal atau faktor yang berasal dari internal El-Zawa, dan faktor eksternal atau faktor yang berada dari luar El-Zawa

Dari segi faktor internalnya adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) dalam melaksanakan pendampingan. Hal tersebut dapat dilihat ketika para kader El-Zawa harus membagi waktu antara jam kuliah dengan jam pendampingan. Terkadang harus mengorbankan waktu pendampingan untuk kuliah. Hal tersebut menyebabkan tidak adanya SDM pengganti saat pendampingan, dikarenakan setiap kader El-Zawa sudah memiliki tanggung jawab untuk mendampingi 1-3 orang anak yatim,

Dari segi faktor eksternalnya adalah pendampingan yang dilaksanakan hanya untuk siswa yatim untuk tingkat SD dan SMP saja. Untuk tingkat SMA sudah tidak lagi menerima pendampingan karena dianggap sudah mulai dewasa dan sudah mulai susah diajak untuk pendampingan. Selain itu hambatannya adalah terkadang kesibukan sekolah atau kegiatan lainnya dari siswa yatim, sehingga terkadang membuat jadwal pendampingan menjadi sedikit terhambat.

Peran Pendidikan Sebagai Investasi Modal Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan

Peranaan dana zakat dalam pemberdayaan pendidikan merupakan bagian yang cukup andil dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya bantuan pendayagunaan dana zakat, dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat kurang mampu untuk dapat mengenyam pendidikan yang layak dan dapat meningkatkan semnagat belajar dan pengetahuan untuk pengembangan diri.

Keseriusan LAZ El-Zawa dalam mengembagkan kualitas sumber daya manusia dapat dilihat melalui salah satu program pendidikannya yaitu beasiswa yatim unggul. Dalam program tersebut tidak hanya pemberian santunan biaya pendidikan namun juga terdapat pendampingan pendidikan dalam rangka meningkatkan semangan belajar agar terus bersekolah dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki.

Pemberdayaan dana zakat pada Beasiswa Yatim Unggul sangat membantu bagi siswa yatim kurang mampu bagi penerima beasiswa. Hal tersebut dapat dilihat dari semangat belajar siswa yatim penerima beasiswa yang begitu tinggi. Semangat belajar yang diraih dikarenakan siswa penerima beasiswa tidak perlu memikirkan lagi biaya beban pendidikan yang dihadapi dan dana bantuan yang diterima dapat menunjang dari kebutuhan sekolah siswa, bahkan dana bantuan tersebut bisa diinvestasikan untuk siswa untuk keperluan masa depannya.

Pemberdayaan dana zakat pada Besaiswa Yatim Unggul juga mempunya implikasi positif pada potensi akademik dari siswa yatim tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai raport yang dimiliki oleh Aldino Suta Halimun dan Nurhisnya Rohman selaku siswa penerima Beasiswa Yatim Unggul pada saat di kelas 7 SMP dan kelas 2 SD :

(15)

Tabel 6: Nilai Raport Siswa Yatim Nama Siswa

Yatim

Nilai Rata-Rata Semester 1 Nilai Rata-Rata Semeter 2 Pengetahuan Keterampilan Rata-Rata Pengetahuan Keterampilan Rata-Rata Aldino Suta

Halimun

78 82 80 79 82 81

Muhammad Nurhisya Rohman

84.6 87.7 87.05 86.6 91.1 88.85

Sumber: Berbagai sumber diolah, 2016

Berdasarkan nilai raport yang diperoleh menunjukan bahwa terjadi peningkatan nilai akademik yang dialamin Aldino namun tidak terlalu besar, hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pada semester ganjil yaitu 80 menjadi 81 pada semester genap. Begitu pun dengan Nurhisya.

Berdasarkan nilai raport yang diperoleh menunjukan bahwa terjadi peningkatan nilai akademik yang dialamin Nurhisya namun tidak terlalu besar, hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pada semester ganjil yaitu 87.05 menjadi 88.85 pada semester genap. Nurhisya selalu memperoleh nilai di atas KKM atau nilai terendah yang di peroleh adalah 82 pada nilai pengetahuan dan 84 pada nilai keterampilan. Hal tersebut menunjukan nilai terendah yang di peroleh adalah kategori baik.

Pemberdayaan dana zakat melalui program beasiswa yatim unggul memiliki implikasi positif terhadap pengembangan bakat dan prestasi non akademik yang dimiliki siswa yatim.

Tabel 7: Prestasi Non Akademik Siswa Yatim

No Aldino Suta Halimun Muhammad Nurhisya Rohman

1 Juara 2 lomba tari tradisional tingkat SD/MI se Kota Malang 2014

Memperoleh nilai 79 untuk ekskul menggambar di sekolahnya

2 Juara harapan 1 tari tradisional tingkat SD/MI se Kota Malang 2014

3 Juara 3 dalam acara Dinoyo Mencari Bakat 2010

4 Juara 3 kategori tari tradisional Tari Kreasi Nusantara Nusantara dalam Rangka Lustrum XIII di UM 2014

5 Juara 3 seni tari pada acara Show Your Talent 2012

Sumber: Berbagai sumber diolah, 2016

Berdasarkan prestasi non akademik yang diraih, Aldino memiliki bakat pada bidang seni terutama seni tari. Berbagai lomba yang pernah diikuti Aldino hampir seluruhnya masuk 3 besar juara.

Dari prestasi non akademik yang diraih, maka dana zakat dan pendampingan pendidikan yang peroleh Aldino menunjukan terdapat implikasi yang positif terhadap pengembangan bakat yang dimiliki oleh Aldino. Untuk Nurhisya, pada SD tempatnya bersekolah, terdapat ektrakurikuler yang wajib di ikuti dan ekstrakurikuler pilihan sesuai dengan bakat yang dimiliki. Dari nilai ekstrakurikuler wajib yang diikuti Nurhisya menunjukan nilai yang baik yaitu mendapatkan nilai 80 pada pramuka. Untuk Ekstrakurikuler pilihan yang di pilih adalah ektrakurikuler menggambar dikarenakan bakat yang dimiliki oleh Nurhisya. Dari nilai menggambar yang di peroleh mendapatkan nilai 79 yang berarti menunjukan predikat nilai baik. Namun Nurhisya belum memiliki prestasi non akademik untuk di luar

(16)

sekolah. Dengan demikian menunjukan terdapat implikasi positif dari dana bantuan zakat dan pendampingan pendidikan yang di terima terhadap prestasi non akademik yang di peroleh Nurhisya di sekolah.

Bersasarkan berbagai sumber yang diolah, menunjukan peranan pemberdayaan zakat pada bidang pendidikan melalui program beasiswa yatim unggul mempunyai implikasi positif terhadap pengembangan investasi sumber daya manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari semangat belajar yang cukup baik dari siswa penerima bantuan beasiswa yatim unggul. Selain itu juga terdapat implikasi positif terhadap peningkatan pengetahuan yang diterima pada proses pendidikan, dan memiliki peran yang cukup andil dalam pengembangan bakat yang dimiliki siswa penerima bantuan beasiswa yatim unggul. Serta memiliki peranan andil dalam pengembangan soft skill yang dimiliki oleh siswa penerima bantuan beasiswa yatim unggul tersebut. Dengan adanya pengnigkatan semangat belajar,dan peningkatan pengetahuan, serta pengembangan bakat dan soft skill yang dimiliki, diharapkan siswa penerima bantuan beaiswa yatim unggul turut andil terhadap pembangunan berkelanjutan di era yang akan datang.

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. LAZ El-Zawa UIN Malik Ibrahim Malang terdapat 4 (tiga) pengelolaan zakat yaitu sistem perencanan organisasi, penghimpunan, penyaluran, dan pengawasan. Implikasi dari sistem tersebut adalah adanya perencanaan organisasi yang matang, sedangkan dalam sistem pengorganisasian sudah terdapat struktur organisasi yang profesional dan bertanggung jawab. Dalam penghimpunan dana zakat, LAZ El-Zawa memiliki 2 (dua) pendekatan, yaitu pendekatan personal dan pendekatan institusional. Dan pendekatan personal. Dalam penyaluran dana zakat, LAZ El-Zawa menyalurkannya pada 2 (dua) kategori, yaitu kategori untuk pendayaguaan produktif dan pendayagunaan konsumtif.

Pengawasan LAZ El-Zawa dilakuakan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang berfungsi mengawasi kesyariahan produk pendayagunaan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya.

2. Pemberdayaan zakat yang dilakukan LAZ El-Zawa salah satunya melalui bidang pendidikan. Salah satu program pendidikannya adalah Program Beasiswa Yatim Unggul.

pemberdayaan zakat dalam pendidikan yang dijalankan sudah cukup efektif, hal ini dapat dilihat dari proses penyelauran santunan yang rapih dan cukup modern karena melalui ATM sehingga memberikan kemudahan dalam penyaluran. Serta memiliki peranan yang cukup andil dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari santunan yang diterima diperuntukkan untuk menunjang keperluan sekolah siswa yatim dan juga pendampingan berupa bimbingan belajar yang dilaksanakan oleh LAZ El-Zawa, sehingga diharapkan dapat meringkankan beban siswa yatim kurang mampu dan berperan dalam proses pendidikan siswa yatim, baik di rumah maupun di sekolah

3. Proses pendidikan yang dilaksanakan melalui program beasiswa yatim unggul sudah bejalan dengan cukup baik dan efektif dikarenakan dapat memberikan implikasi yang cukup baik terhadap semangat belajar siswa yatim binaanya, hal tersebut dapat dilihat dari capaian nilai akademik yang menunjukan peningkatan nilai, serta prestasi non akademik yang dicapai berdasarkan bakat yang dimiliki.

4. Peranan pemberdayaan zakat pada bidang pendidikan melalui program beasiswa yatim unggul mempunyai implikasi positif terhadap pengembangan investasi sumber daya manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari semangat belajar yang cukup baik dari siswa penerima bantuan beasiswa yatim unggul. Selain itu juga terdapat implikasi positif terhadap peningkatan pengetahuan yang diterima pada proses pendidikan, dan memiliki peran yang cukup andil dalam pengembangan bakat yang dimiliki siswa penerima bantuan beasiswa yatim unggul. Serta memiliki kontribusi dalam pengembangan soft

(17)

skill yang dimiliki oleh siswa penerima bantuan beasiswa yatim unggul tersebut. Dengan adanya peningkatan semangat belajar,dan peningkatan pengetahuan, serta pengembangan bakat dan soft skill yang dimiliki, diharapkan siswa penerima bantuan beaiswa yatim unggul turut andil terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi di era yang akan datang.

Saran

Setelah melakukan penelitian di lapangan, maka peneliti bisa memberikan kritik dan saran yang membangun yaitu:

1. El-Zawa UIN Malik Ibrahim Malang merupakan Lembaga Pengelola Zakat yang belum mempunyai legitimasi formasi dari negara. Oleh karena itu, segera mungkin El-Zawa mendaftarkan diri menjadi lembaga yang memiliki kekuatan hukum agar dalam pengelolaannya bisa lebih maksimal dan lebih baik.

2. Perlu adanya perluasan perencanaan organisasi yang lebih luas. Tidak hanya perencanaan jangka pendek namun juga terdapat perenanaan jangka menengah dan jangka panjang agar perencanaan organisasi jauh lebih matang.

3. Dalam penghimpunan dana zakat, masyarakat luas juga memiliki hak dan andil untuk menjadi muzakki. oleh karena itu alangkah lebih baik agar LAZ El-Zawa dapat melebarkan penghimpunan dana zakat ke masyarakat luas, tidak hanya di internal UIN Malik Ibrahim saja, bahkan jika perlu adanya kerja sama dengan berbagai instansi agar dana yang terhimpun bisa lebih banyak dan pembedayaan dana bisa lebih besar.

4. Perlu adanya penembahan anggota atau satf di struktur kepengurusan LAZ El-zawa UIN Malik Ibrahim agar dalam pengelolaan dan pelaksanaan programnya bisa lebih mudah dan lancar.

5. Dalam pelaksanaan pendampingan pendidikan, LAZ El-Zawa harus memiliki SOP pembelajaran agar lebih terorganisir adan dapat memiliki metode pembelajaran yang baik dan terarah

6. Perlu adanya evaluasi sejauh apa program beasiswa yatim unggul memiliki peran dalam pengembangan pendidikan yang berkualitas kepada siswa penerima beasiswa.

DAFTAR PUSSTAKA

Ali, Mohammad. 2009. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional. Bandung: Imperial Bhakti Utama.

Ali, Muhammad Daud.1988. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI-Press.

Hafidhuddin. Didin. 2008. The Powe of Zakat (Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara). Malang: UIN-Malang Press.

Idrus, Muhammad. 2007. Metode Penelitian Sosial (pendekatan Kualitatif dan Kuantitafif).

Yogyakarta: UII Press.

Irianto, Agus. 2011. Pendidikan Sebagai Investasi Dalam Pembangunan Suatu Bangsa. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Khasanah, Umrotul. 2010. Manajemen Zakat Modern. Malang: UIN Maliki Press

Muhammad dan Abubakar. 2011. Manajemen Organisasi Zakat (Perspektif Pemberdayaan Umat dan Strategi Pengembangan Organisasi Pegelola Zakat). Malang: Madani.

Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta:

Rajagrafindo Persada.

Muslimin. 2002. Metode Penelitian di Bidang Sosial. Malang: UMM Press.

Priono, 1982, Sumber Daya Manusia, Kesempatan Kerja dan Pembangunan Ekonomi, Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.

UNDP .2016, UNDP Around the World Indonesia, Malaysia, Vietnam,philippines.

http//www.undp.org diakses pada 22 April 2016

UNESCO .2016. Rate of Out Of School Children of Primary School Age, Both Sexes.

http://www.unesco.org diunduh pada 21 April 2016

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DANA ZAKAT PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) DI KOTA

Faktor-faktor yang menyebabkan masih rendahnya penghimpunan zakat di Indonesia diantaranya karena masyarakat belum sepenuhnya percaya terhadap lembaga amil zakat,

Dapat kita simpulkan bahwa pendistribusian zakat di el Zawa UIN Malang ini telah melaksanakan peraturan yang sesuai dengan syariat islam dan juga sesuai dengan UU No 23 Tahun 2011

Banyaknya mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang berasal dari luar wilayah Kota Malang merupakan salah satu faktor yang menjadikan mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim

Penelitian ini untuk mengetahui pengelolahan dana zakat produktif yang ada di Rumah zakat kota Malang dan model Pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh Rumah zakat

Badan Amil Zakat (BAZ) adalah Lembaga yang melayani kepentingan publik dalam penghimpunan dan penyaluran dana umat. Pembentukan BAZ Kabupaten Brebes ditetapkan

Lebih lanjut hasil survei yang dilakukan oleh UIN Jakarta (2007), menggambarkan lembaga amil zakat ternyata belum bisa meyakinkan publik bahwa pengelolaan LAZ

yang menjadi masalah adalah telah banyak LAZ yang mengimplementasikan pemberdayaan zakat kepada mustahiq, namun faktanya tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur