CRITICAL BOOK REVIEW
PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA SMA
Dosen Pengampu : Dr. Marham Sitorus, M.Si
Evalina Simanjuntak (4213131069)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
1. Unsur-Unsur Resensi A. Identitas buku
Judul buku : “Laboratorium Kimia Pengelolaan dan Manajemen”
Pengarang : Dr. Marham Sitorus, M.Si dan Dra.Ani Sutiani Penerbit : Graha Ilmu
Tahun terbit : Cetakan Pertama, 2013 ISBN : 978-979-756-913-6 Tebal Halaman :54 halaman
Kota : Yogyakarta
Panjang : 26 cm
Lebar : 21 cm
Harga buku : Rp. 50.000,- B. Judul resensi
Laboratorium Kimia Pengelolaan dan Manajemen C. Ikhtisar Isi resensi buku
Buku ini tendiri dari tujuh bab, berikut adalah ringkasan dari masing- masing bab tersebut.
BAB 1. MANAJEMEN OPERASIONAL LABORATORIUM
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium berdasarkan konsep manajemen baku. Beberapa peralatan laboratorium yang canggih dan staf yang profesional dan terampil tidak serta merta dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu, manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas laboratorium sehari-hari.
Untuk mengelola laboratorium dengan baik maka harus dipahami mengenal perangkat-perangkat manajemen laboratorium, yaitu: tata ruang, peralatan yang baik dan terkalibrasi, infrastruktur, administrasi laboratorium, fasilitas pendanaan, inventaris dan keamanan, pengamanan laboratorium, disiplin yang tinggi, keterampilan SDM, peraturan dasar, dan penanganan masalah- masalah umum dan jenis-jenis pekerjaan.
Dengan demikian manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai sesuatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan tata ruang.
BAB 2. PENANGANAN BAHAN KIMIA DAN PERALATAN GELAS
Tipe bahaya bahan kimia antara lain bahan mudah meledak (eksplosif). bahan yang beracun (toksik), bahan yang mudah terbakar, bahan yang dapat menimbulkan bahaya kecil, bahan yang bersifat korosif, bahan yang dapat menimbulkan iritasi, bahan yang menghasilkan radiasi,
Penyimpanan bahan kimia di gudang penyimpanan (storage) memerlukan pengetahuan dasar yaitu tentang sifat bahaya yang ditimbulkan, kemungkinan interaksi antara bahan, kondisi yang mempengaruhi (udara, suhu, dan kelembaban udara), interaksi bahan dengan wadah penyimpanan (bahan hasil preparasi). Penyimpanan bahan kimia diberikan label terhadap masing-masing jenisnya sihingga sifat-sifat bahayanya dapat dikenal dengan cepat dan mudah.
Keselamatan laboratorium akan terjamin bila penanganan bahan kimia dilakukan dnegan berpedoman pada rambu-rambu yang ada pada kemasan bahan kimia. Aktivitas di laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia tentu juga tidak lepas dari peralatan yang digunakan sehingga bahaya tidak hanya disebabkan oleh penanganan bahan yang salah, namun juga dapat terjadi bahaya fisik dari peralatan yang kita gunakan bila kita tidak berpedoman pada aturan tentang penanganan alat.
Beberapa tipe dalam penanganan peralatan khususnya peralatan gelas: bekerja dengan peralatan gelas harus berhati-hati, mematahkan pipa kaca bila diperlukan harus dengan menggunakan sarung tangan, mencabut pipa kaca dari gabus sumbat harus dilakukan dengan hati-hati, alat-alat yang sudah cacat perlu disortir apakah ada yang dapat diperbaiki di bengkel gelas, botol yang diisi bahan kimia diberi label yang jelas dengan identitas nama bahan, konsentrasi, dan tanggal pembuatan, tabung yang berisi gas disimpan di tempat sejuk, penggunaan pipet dengan menghisap sebaiknya dihindari meskipun bahan tidak bahaya.
BAB 3. ALAT-ALAT KESELAMATAN LABORATORIUM
Keselamatan kerja dalam melakukan aktivitas di laboratorium adalah sesuatu hal yang mutlak untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan. baik yang disebabkan peralatan (kecelakaan fisik) maupun bahaya yang ditimbulkan dari bahan-
bahan kimia. Disamping pengetahuan yang baik tentang sifat bahaya bahan kimia, maka pengetahuan tentang alat-alat keselamatan adalah sesuatu hal yang mutlak.
Bekerja di laboratorium mempunyai resiko yang berbahaya bagi yang bekerja.
Untuk meminimalisir (zero accident) kecelakaan di laboratorium maka para pekerja laboratorium haruslah mengetahui sumber-sumber bahaya, simbol- simbol tanda bahaya dan teknik penggunaan peralatan keselamatan kerja. Laboratorium yang baik haruslah mempunyai keselamatan kerja yang harus disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing sesuai jenis laboratoriumnya (kimia, fisika, biologi, laboratorium terapan, dan lain-lain).
Alat-alat keselamatan laboratorium meliputi: jas laboratorium, sarung tangan, pelindung mata dan muka, kran pencuci mata, alat pernapasan, alat pemadam kebakaran, selimut api, tangga, karet penghisap, dan tanda peringatan keselamatan.
BAB 4. BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, walaupun bahaya tersebut mungkin terjadi karena penanganan yang salah. Orang yang bekerja di laboratorium harus sudah memahami alat-alat keselamatan laboratorium dan selalu menggunakan sarung tangan (gloves) serta selalu mengambil cairan dengan pipet bulp. Efek-efek yang dapat ditimbulkan oleh bahan kimia diklasifikasikan sebagai berikut: bahan yang segera melukai kulit, bahan yang diserap kulit, timbunan racun dalam tubuh, gas dan cairan yang mudah terbakar, debu dan asap, bahan radioaktif, peroksida dari eter, PVC (Polivinyl Chloride), asam perklorat, gas beracun dan iritan.
Bahan yang menyebabkan iritan sekaligus beracun sangat banyak termasuk uap asam dan basa pekat seperti asam klorida, asam fluoride, asam nitrat, sulfur klorida dan bromine.
BAB 5. INTERAKSI ZAT BERACUN DENGAN TUBUH.
Racun (toxixant) adalah semua bahan-bahan/senyawa yang mampu menyebabkan atau memberikan respon kerusakan pada sistem biologis. Semua bahan adalah beracun dan tidak ada bahan yang tidak beracun. Hanya ukuran (dosis) yang membuat suatu bahan tidak beracun. Dengan demikian sifat racun tidak alami tetapi
ditentukan oleh jumlah. Dengan perkataan lain segala sesuatu yang berlebihan dalam tubuh akan menjadi racun. Racun masuk dalam tubuh. melalui tiga cara yaitu pernapasan (inhalasi), mulut dan kulit yang dibawa oleh peredaran darah.
Respon tubuh terhadap racun adalah sebagai berikut: berubah dari keadaan normal yang dapat secara molekuler, selular, organ atau suatu sitem organ; local dan sistemik; dapat bersifat reversibel dan irreversibel; satu tahap atau bertahap.
Ukuran (dosis) adalah jumlah bahan yang masuk dalam tubuh (mgr bahan/kg badan) yang tergantung pada konsentrasinya di lingkungan, sifat dari bahan beracunnya, frekuensi memasuki tubuh, durasinya dalam tubuh, cara masuknya dalam tubuh.
Keracunan dapat bersifat cepat, tetapi dapat juga terjadi beberapa saat kemudian, Contoh bahan kimia yang langsung menyebabkan keracunan adalah metil bromide (CH₃Br) yang masuk dalam tubuh.
BAB 6. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
Pertolongan pertama pada kecelakaan (PK) secara harfiah didefinisikan sebagai tindakan yang diberikan/dilakukan oleh orang yang terlatih atau memahami seluk beluk anatomi kesehatan dasar. Kemampuan dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan umum formal, pelatihan atau pengalaman. Pertolongan pertama berarti adalah tindakan awal yang dilakukan sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik. P.K tertujuan agar cidera yang timbul tidak lebih parah, menghentikan pendarahan, mencegah nyeri dan menjamin fungsi saluran pernapasan, sehingga korban terselamatkan dari bahaya yang lebih fatal secara maksimal. Kadang-kadang korban tidak hanya mengalami satu jenis trauma tetapi kompleks sehingga si penolong diharuskan mampu member pertolongan sesuai dengan perioritas yang mengancam jiwa korban.
Laboratorium adalah tempat melakukan aktivitas baik percobaan (praktikum) maupun penelitian yang menggunakan berbagai bahan kimia dan. peralatan yang dapat menimbulkan kecelakaan bila pelaku tidak bekerja dengan baik (sesuai aturan). Bekerja di laboratorium tidak boleh sendirian. Pokok-pokok utama PK adalah sebagai berikut:
bila terjadi kecelakaan diharapkan tidak panic (tenang); hal pertama yang diperhatikan adalah pernapasan, bila korban berhenti bernapas segera lakukan napas buatan: bila
terjadi pendarahan segera hentikan; perhatikan tanda-tanda shock: jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
BAB 7. PENGELOLAAN LIMBAH LABORATORIUM
Berdasarkan definisi BAPPEDAL, limbah atau bahan beracun dan berbahaya (B) adalah setiap sisa bahan suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun karena sifat (toxicity, flammability dan corosivity), konsentrasi atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan atau membahayakan kesehatan manusia. Jika limbah B. tidak ditangani secara benar, maka komponen yang terdapat pada limbah tersebut yang berpotensi mencemari lingkungan akan terlepas ke udara, badan air atau lahan tertentu (tanah).
Efek pencemaran lahan atau tanah terutama akan terjadi remediasi senyawa- senyawa organik dan anorganik (logam-logam berat) yang dapat meresep jauh dari sumber pencemar. Penanganan tidak benar tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
pelepasan limbah tanpa pengelolahan terlebuh dahulu, penimbunan limbah melewati waktu yang ditentukan (direkomendasi), kolam lumpur tanpa pengendalian, pembakaran limbah untuk bahan bakar maupun untuk tujuan memusnahkan tanpa adanya pengendalian polusi udara, penimbunan pada drum-drum yang berkarat dan selanjutnya akan bocor,
D. Kelebihan dan kekurangan buku
Kelebihan dalam buku ini adalah sebagai berikut:
a. Sampul Buku
Ditinjau dari sampul buku yang sangat menarik karena tampilannya berwarna dan mencerminkan sebuah laboratorium. Sampul yang didesign berkualitas karena tahan air, jilidnya keras dan menyatu.
b. Design Halaman
Berdasarkan design halaman sederhana dan konsisten, tampilan huruf, dan ukuran huruf dapat dibaca dengan jelas.
c. Bahasa
Berdasarkan bahasa yang digunakan mudah untuk dimengerti dan dari segi tulisan sudah sesuai dengan aturan penulisan misalnya bahasa asing harus ditulis miring.
d. Sitematika Penulisan
Pada awal bab terdapat pendahuluan yang mempermudah pembaca memahami isi dari setiap hab. Pada bagian isi, dipaparkan sangat singkat dan jelas. Pada akhir bab, terdapat soal-soal latihan yang dapat dikerjakan pembaca sebagai penambah wawasan.
Kelemahan dalam buku ini adalah sebagai berikut:
a. Tidak terdapat ringkasan atau rangkuman pada setiap bab.
b. Pada bab pertama yaitu manajemen operasional laboratorium tidak dilengkapi dengan struktur organisasi laboratorium.
c. Terdapat beberapa kesalahan pengetikan pada beberapa kata seperti:
eksplosip pada halaman 10 seharusnya eksplosif atau eksplosive, dan Sevety tank pada halaman 49 seharusnya safety tank.
E. Penutup resensi buku Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa buku
“Laboratorium Kimia Pengelolaan dan Manajemen” secara umum sudah baik.
Namun, ada beberapa bagian yang telah dipaparkan pada bagian kelemahan buku yang harus diperbaiki.
Saran
Untuk mendapatkan sumber yang lebih lengkap, para pembaca dapat mengunjungi sumber yang kami gunakan dalam pembuatan Critical Book Report ini yang tertera pada Daftar Pustaka.
RUBRIK PENILAIAN CRITICAL BOOKS NAMA : Evalina Simanjuntak NIM : 4213131069
EMAIL : [email protected]
NO. HP : 0857-6337-1809
NO ASPEK KRITERIA SKOR
1. ISI
(15 – 30)
Kurang lengkap (ada beberapa bagian yang tidak ditulis) dan dideskripsikan secara kurang jelas
23 2. STRUKTUR
(10 – 20)
Struktur atau sistematika urutan dan penempatan bagian-bagiannya benar, tidak ada yang letaknya terbalik
19
3. BAHASA
(10 – 30)
Menggunakan bahasa baku, kalimat efektif dan komunikatif, diksi variatif, tepat, dan menarik, tidak ada kalimat yang ambigu
28
4. FORMAT
DAN MEKANIK
(10 - 20)
Ada beberapa kesalahan ejaan, ada beberapa salah ketik, penentuan jenis, ukuran huruf, dan margin pas, format pengetikan sudah jelas
15
JUMLAH 85