• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN OBYEK WISATA PANTAI BARANE PADA DINAS PARIWISATA KABUPATEN MAJENE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGELOLAAN OBYEK WISATA PANTAI BARANE PADA DINAS PARIWISATA KABUPATEN MAJENE "

Copied!
102
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung pengelolaan objek wisata pantai Barane di Dinas Pariwisata Kabupaten Majene.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pengelolaan objek wisata pantai Barane di Dinas Pariwisata Kabupaten Majene.

Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Pikir

Dalam pengaturan dan pengelolaan objek wisata ini program yang dilaksanakan pemerintah adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian, evaluasi. Pada hakikatnya program ini bertujuan untuk mempermudah pengelolaan dan pengaturan daya tarik wisata Pantai Barane Kabupaten Majena, dimana pelaksanaan program ini melibatkan seluruh unsur yang ada di kawasan mulai dari unsur pemerintah, konsultan dan seluruh lapisan masyarakat yang menjadi sasaran. program ini.

Fokus Penelitian

Tujuan penulis menggunakan metode ini adalah untuk memperoleh data yang jelas dan konkrit tentang perilaku yang biasa dilakukan dalam pengelolaan objek wisata Pantai Barane di Dinas Pariwisata Kabupaten Majene. Untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan pengelolaan objek wisata Pantai Barane Kabupaten Majene, maka perlu disusun suatu perencanaan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Majene. Kemudian menurut AB selaku Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Majene menguraikan perencanaan pengembangan objek wisata pantai Barane, yaitu:

Dari banyaknya pegawai dalam pelaksanaan pengelolaan objek wisata pantai Barane diketahui dari AS selaku kepala UPTD (unit pelaksana teknis pelayanan) yang menyampaikan hal tersebut. Pengunjung yang menggunakan fasilitas di kawasan wisata pantai Barane membayar terlebih dahulu. Sedangkan untuk sewa fasilitas di kawasan wisata pantai Barane, menurut Kepala UPTD Banggae Timur, itu.

Dalam pengawasan pengelolaan objek wisata pantai Barane kabupaten Majene terdapat 2 bentuk pengawasan yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Faktor pendukung dalam pengelolaan objek wisata pantai Barane adalah seperti yang disampaikan oleh Bapak. MD sebagai kepala pengembangan di dinas pariwisata. “Prioritas pembangunan pemerintah di bidang pariwisata belum ada dan masih belum adanya sistem promosi yang baik dalam pengelolaan objek wisata pantai Barana” (wawancara 20 Juni 2016).

Kurangnya prioritas pembangunan pemerintah pada sektor pariwisata juga menghambat proses pengelolaan kawasan wisata Pantai Barane. Keterbatasan sarana dan prasarana yang berfungsi mengakibatkan kurangnya pemeliharaan fasilitas pendukung objek wisata Pantai Barane. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya mengenai pengelolaan objek wisata Baranestrand, maka dapat diambil suatu kesimpulan.

Pengelolaan objek wisata Barane cukup baik, terbukti dari peningkatan pendapatan setiap tahunnya. Keterbatasan kapasitas kerja dan infrastruktur mengakibatkan kurangnya pemeliharaan fasilitas penunjang daya tarik wisata Pantai Barane. Saran yang dapat penulis berikan mengenai pengelolaan objek wisata pantai Barane di kabupaten Majene adalah sebagai berikut.

Deskripsi Fokus Penelitian

METODE PENELITIAN

Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang mengutamakan data berupa kalimat/pernyataan yang diambil dari data primer/informan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi dengan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu menyajikan gambaran rinci tentang suatu situasi atau fenomena sosial.

Sumber Data

Informan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Observasi adalah pengumpulan data yang dikumpulkan secara langsung dengan cara mengamati langsung cara kerja aparatur dalam melayani masyarakat. Serta langsung kepada instansi terkait yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti guna melengkapi data yang diperoleh dari teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Wawancara adalah proses memperoleh informasi untuk keperluan penelitian melalui tanya jawab, tatap muka antara pewawancara dan informan dengan menggunakan alat yang disebut pedoman wawancara (interview guide/kuesioner) yang telah disiapkan.

Pencatatan berupa pengumpulan data dengan cara mencatat informasi yang telah ada pada instansi terkait dan belum dicantumkan dalam pedoman wawancara. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk memperoleh data yang jelas dan konkrit terkait dengan permasalahan yang diteliti, yaitu laporan keuangan wisata pantai yang diteliti.

Teknik Analisis Data

Kunjungan wisatawan ke objek wisata Pantai Barane selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dapat kita lihat pada tabel dibawah ini. Tabel diatas menjelaskan bahwa kunjungan wisatawan nusantara ke objek wisata Pantai Barane setiap tahunnya semakin meningkat, meskipun jumlah wisatawan mancanegara setiap tahunnya tidak tetap. Begitu pula dalam pengelolaan objek wisata Pantai Barane Kabupaten Majene yang dalam hal ini dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Majene selalu menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaannya, sehingga dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada upaya untuk mencapai tujuannya. .

Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa perencanaan pengembangan objek wisata Pantai Barane adalah merancang objek wisata Pantai Barane menjadi kawasan yang representatif. “Masalah mendasar kami dalam proses pengelolaan objek wisata Pantai Barane adalah tidak adanya partisipasi masyarakat setempat sehingga memerlukan waktu yang lama untuk memperbaiki sarana, pelayanan, dan prasarana yang ada di kawasan tersebut.” Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa perencanaan pengelolaan objek wisata pantai Barane selalu dilakukan berdasarkan potensi yang ada dan sangat bergantung pada target penerimaan pajak yang dicapai.

Namun rencana pengelolaan wisata pantai Barane masih bersifat umum dan belum terlalu detail. Tabel diatas menjelaskan bahwa Pendapatan Asli Daerah pada Daya Tarik Wisata Pantai Barane belum sesuai dengan perencanaan yang ingin dicapai setiap tahunnya. Begitu pula dengan pengelolaan objek wisata Pantai Barane di Kabupaten Majene yang dilakukan oleh pemerintah daerah, sehingga meminimalisir penyimpangan dan kesalahan lain yang mungkin terjadi.

Sebab dalam pengelolaan objek wisata pantai Barane tanpa adanya pengawasan maka akan sulit mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai oleh para kolektor yang bekerja di kawasan pantai Barane. Pengawasan langsung dalam hal ini dilakukan oleh Kepala UPTD Pantai Barane yang segera melakukan peninjauan dan inspeksi terhadap pelaksanaan kegiatan lapangan terkait pengelolaan objek wisata Pantai Barane Kabupaten Majene. Dari hasil wawancara diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa Kepala UPTD Pantai Barana selaku penanggung jawab setiap hari turun ke lapangan untuk mengawasi pegawainya dalam melaksanakan kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan, penyalahgunaan, hambatan, kesalahan. dan sebagainya yang dapat menghambat tercapainya pengelolaan objek wisata Pantai Barane Kabupaten Majene.

Arahan kepada yang melakukan kesalahan kecil agar tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi agar pengelolaan objek wisata pantai Barane dapat berjalan sesuai keinginan. Pengelolaan objek wisata pantai Barane mempunyai faktor penghambat dan pendukung untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Faktor penghambat dan pendukungnya adalah sebagai berikut. Dari hasil wawancara diatas, penulis menyimpulkan bahwa faktor pendukung dalam pengelolaan objek wisata Pantai Barane sebagai destinasi wisata mempunyai daya tarik tersendiri berupa pemandangan alam dengan pasir putih serta letak geografis Majene yaitu di Trans. jalur sulawesi.

Adapun faktor-faktor yang menghambat proses pengelolaan daya tarik wisata pantai Barana, seperti yang disampaikan oleh Bapak Da’ali selaku kepala bagian pengembangan dinas pariwisata yaitu. Dukungan pengelolaan daya tarik wisata pantai Barane sebagai destinasi wisata mempunyai daya tarik tersendiri berupa pemandangan alam berpasir putih dan letak geografis Majene yang berada pada jalur Trans Sulawesi.

Tabel 4 : Objek Wisata Bahari  NO  NAMA OBJEK
Tabel 4 : Objek Wisata Bahari NO NAMA OBJEK

Pengabsahan Data

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pengelolaan Obyek Wisata Pantai Barane

Perencanaan berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam jangka panjang yaitu keberlangsungan wisata pantai Barane sebagai kawasan lindung. “Perencanaan pengelolaan didasarkan pada potensi yang dimiliki masing-masing objek wisata dengan melihat kondisi fisik kawasan wisata di Majene, termasuk Pantai Barane” (wawancara 26 April 2016). Serta kurangnya peran serta masyarakat sekitar dan pengunjung yang terkadang menolak membayar retribusi (tiket masuk) membuat pengelolaan kawasan wisata pantai Barane tidak berjalan sesuai rencana.

Senada dengan pendapat di atas yang diungkapkan FM, salah satu pengunjung pantai Barane mengatakan demikian. Sementara itu, Pak AA yang juga pemungut retribusi di pantai Barane mengatakan hal itu. Dari hasil wawancara diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa pengunjung yang ingin menggunakan fasilitas yang ada di kawasan pantai Barane harus melakukan transaksi terlebih dahulu agar tidak ada pengguna yang perlu membayar sebelum pulang.

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa standar kerja para pengepul dimulai dari pagi hari sekitar pukul 05.30 sampai selesai, namun kedisiplinan para pengepul masih perlu ditingkatkan karena mempunyai pengaruh yang besar. pada manajemen. Daya Tarik Wisata Pantai Barane dimana para kolektor merupakan unsur yang sangat dominan dalam menentukan keberhasilan pengelolaan Daya Tarik Wisata Pantai Barane. Dari hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembinaan yang diberikan oleh Kepala Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan kepada para kolektor hanya dilakukan satu kali dalam sebulan. Arahan ini masih perlu diperpanjang dari segi waktu, karena mengingat masih adanya penyimpangan dari pihak kolektor seperti keterlambatan jam kerja yang berdampak besar pada pengelolaan. Objek wisata di pantai Barane. Ketidakpedulian masyarakat setempat terhadap pengembangan objek wisata menghambat pengelolaan objek wisata” (Wawancara 20 Juni 2016) Masyarakat lokal yang tinggal di kawasan wisata Pantai Barane tidak berpartisipasi dan menganggap pengembangan objek wisata Pantai Barane adalah hal biasa, sehingga pengelolaannya tidak berjalan lancar.

Tabel 9: PAD pantai Barane 3 tahun terakhir
Tabel 9: PAD pantai Barane 3 tahun terakhir

Factor Pengdukung dan Penghambat Pengelolaan Obyek Wisata

PENUTUP

Saran

Kepala Dinas hendaknya memperhatikan kesejahteraan para pengepulnya karena dapat mempengaruhi kinerja para pengepul. Bagi kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan agar dapat melakukan pengawasan langsung di lapangan untuk meminimalisir kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam proses pengelolaan. UU No. 32 Tahun 2004, kaitannya dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 9 Pariwisata Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.

Gambar

Tabel 1. Kunjungan Wisatawan Pantai Barane 3 tahun terakhir  TAHUN  WISATAWAN
Tabel 2. PAD Pantai Barane 2013-2015
Gambar 1. Kerangka pikir
Tabel 3 : Informan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Operation of programs by ages - in conjunction with on/off-line education • Promotion of regular employer of interpreter more than 1 by park office • Expansion of Nature Center 2~3 •