• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BOOKLET PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL KELAS XI IPA DI MAN 3 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2021/2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BOOKLET PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL KELAS XI IPA DI MAN 3 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2021/2022"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BOOKLET PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

KELAS XI IPA DI MAN 3 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi Tadris Biologi

Oleh:

Devi Nurnadzifah Febrianti NIM: T20168024

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

FEBRUARI 2022

(2)
(3)
(4)

iv MOTTO

































“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak menngetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati

nurani, agar kamu bersyukur.” (Qs. An-Nahl/14: 78).

(5)

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin, segenap rasa syukur dan rahmat atas karunia yang Allah berikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga keberhasilan ini dapat menjadi langkah awal untuk meraih cita – cita saya.

Sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tua saya tercinta ayah Hadi Bung Shohib dan almarhumah ibu Siti Khotijah yang telah membesarkan, mendidik, memberikan dukungan, kasih sayang dan cinta yang tiada terhingga.

2. Kakek Samingan dan nenek Marpik yang selalu mendukung dan memberi semangat saya.

3. Kepada kakak-kakak saya, mas ova, mas ruri, mbak tina, dan mbak rum yang selalu ada disamping saya, selalu memberikan perhatian, kasih sayang dan memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

(6)

vi

KATA PENGANTAR









Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana. Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM selaku Rektor UIN KH Achmad Siddiq Jember yang telah memfasilitasi semua urusan yang diperlukan penulis selama menempuh study di UIN KHAS Jember.

2. Ibu Prof. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberi dukungan, fasilitas, dan pelayanan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Ibu Dr. Hj. Umi Farihah, M.M., M.Pd., selaku Ketua Progam Studi Tadris Biologi yang telah memberi informasi selama proses penyelesaian skripsi.

4. Ibu Rosita Fitrah Dewi, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan ilmunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Ir. Hariyanto, M.Pd., selaku kepala seolah MAN 3 Jember yang telah menerima dan mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian skripsi.

6. Ibu Bibit Wahyuningsih, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Biologi MAN 3 Jember yang telah memberikan bantuan sehingga pengambilan data penelitian berjalan dengan lancar.

(7)

vii

7. Segenap bapak dan ibu dosen UIN KH Achmad Siddiq Jember yang sudah memberikan ilmu kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan mendapatkan keberkahan.

8. Siswa-siswi kelas XI IPA MAN 3 Jember tahun ajaran 2021/2022 yang telah mengikuti proses penelitian dengan baik.

9. Teman-teman tadris biologi angkatan 2016 terima kasih atas support, doa, dan kenangan yang tak terlupakan.

Semoga segala amal baik yang Bapak/Ibu dan teman-teman berikan kepada penulis mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini terdapat kekurangan, baik dalam segi bahasa atau penyusunan. Oleh sebab itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun kepada pembaca agar lebih baik kedepannya. Semoga apa yang telah ditulis dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis.

Jember, 12 Februari 2022

Penulis

(8)

viii ABSTRAK

Devi Nurnadzifah Febrianti, 2022: Pengembangan Bahan Ajar Booklet pada Materi Struktur dan Fungsi Sel Siswa Kelas XI IPA di MAN 3 Jember Tahun Pelajaran 2021/2022”.

Kata Kunci: Bahan Ajar, Booklet, materi struktur dan fungsi sel.

Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis untuk membantu guru atau infrastruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pemakaian bahan ajar dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa. Umumnya bahan ajar yang digunakan di sekolah berupa LKS. Sehingga perlu adanya alternatif bahan ajar yang dapat menarik siswa dalam belajar materi struktur dan fungsi sel.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menjelaskan validitas bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel untuk siswa kelas XI IPA di MAN 3 Jember.

2) Menjelaskan respon siswa terhadap bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel untuk siswa kelas XI IPA di MAN 3 Jember.

Penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D (four-D model) yang terdiri dari (define, design, development, dissemination), tetapi pada penelitian ini hanya dibatasi sampai pada tahap pengembangan (development) karena keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Berdasarkan hasil validasi rata- rata presentase penilaian oleh ahli materi sebesar 80,73% dengan kriteria valid, rata-rata presentase penilaian oleh ahli media sebesar 94,79% dengan kriteria sangat valid, hasil penilaian guru biologi sebesar 92,92% dengan kriteria sangat valid. 2) Berdasarkan hasil uji respon siswa diperoleh penilaian uji respon siswa yang dilakukan 2 tahap yakni uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar dengan rata-rata hasil presentase uji coba respon siswa siswa dalam kelompok kecil sebesar 93,26% dan hasil rata-rata presentase penilaian uji coba respon siswa dalam kelompok besar sebesar 88,06% yang berarti sama-sama menujukkan bahwa bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel sangat menarik untuk digunakan dalam pembelajaran biologi.

(9)

ix DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan penelitian dan Pengembangan ... 6

D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan ... 6

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan... 7

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ... 8

G. Definisi Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Penelitian terdahulu ... 10

B. Kajian teori ... 13

1. Penelitian dan Pengembangan... 13

2. Bahan Ajar ... 21

3. Booklet... 26

4. Materi Struktur dan Fungsi Sel ... 30

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 38

A. Model Penelitian dan Pengembangan ... 38

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 38

C. Uji Coba Pengembangan Produk ... 45

D. Desain Uji Coba ... 45

(10)

x

1. Subjek Uji Coba Produk ... 45

2. Jenis Data ... 46

3. Instrumen Pengumpulan Data ... 46

4. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 53

A. Penyajian Data Uji Coba ... 53

B. Analisis Data ... 73

C. Revisi Produk ... 79

BAB V KAJIAN DAN SARAN ... 83

A. Kajian Produk yang Telah Direvisi ... 83

B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 88

RIWAYAT HIDUP ... 145

(11)

xi

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 11

3.1 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar 9KD) ... 40

3.2 Tujuan Pembelajaran ... 41

3.3 Blue-print Bahan Ajar Booklet ... 42

3.4 Kriteria Skala Penilaian ... 47

3.5 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi... 48

3.6 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Media ... 48

3.7 Kisi-kisi Angket Penilaian Guru ... 49

3.8 Kisi-kisi Angket Uji Coba Siswa Skala Kecil ... 49

3.9 Kisi-kisi Angket Uji Coba Siswa Skala Besar... 49

3.10 Kriteria Kevalidan Produk ... 51

3.11 Kriteria Hasil Respon Siswa ... 52

4.1 Hasil Validasi Ahli Materi ... 63

4.2 Penilaian Aspek Cakupan Materi ... 64

4.3 Penilaian Aspek Keakuratan Materi ... 64

4.4 Penilaian Aspek Kemutakhiran Materi... 65

4.5 Penilaian Aspek Kebahasaan ... 65

4.6 Penilaian Aspek Penggunaan Istilah ... 65

4.7 Penilaian Aspek Keterbacaan ... 65

4.8 Kesimpulan Persentase Keseluruhan Aspek... 66

4.9 Hasil Validasi Ahli Media ... 66

4.10 Penilaian Aspek Desain ... 67

4.11 Penilaian Aspek Tampilan Fisik ... 67

4.12 Kesimpulan Presentase Keseluruhan Aspek... 67

4.13 Hasil Penilaian Guru Biologi ... 68

(12)

xii

4.14 Penilaian Aspek-aspek Bahan Ajar Booklet Oleh Penilaian Guru

Biologi ... 69

4.15 Kesimpulan Presentase Keseluruhan Aspek oleh Guru Biologi ... 69

4.16 Hasil uji Coba Kelompok Kecil ... 70

4.17 Penilaian Aspek-aspek Bahan Ajar Booklet dalam Uji Coba Skala Kecil ... 70

4.18 Kesimpulan Presentase Keseluruhan Aspek Uji Coba Skala Kecil .. 70

4.19 Hasil Uji Coba Skala Besar ... 71

4.20 Penilaian Aspek-aspek Bahan Ajar Booklet dalam Uji Coba Skala Besar ... 72

4.21 Kesimpulan Presentase Keseluruhan Aspek Uji Coba Kelompok Besar ... 72

4.22 Revisi Bahan Ajar Berdasarkan Validasi Ahli Materi... 79

4.23 Revisi Bahan Ajar Berdasarkan Validasi Ahli Media ... 81

4.24 Revisi Bahan Ajar Berdasarkan Penilaian Guru Biologi ... 82

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal.

4.1 Tampilan Cover Depan Booklet ... 56

4.2 Tampilan Cover Belakang Booklet ... 57

4.3 Tampilan Halaman Sampul ... 57

4.4 Tampilan Halaman Prakata ... 58

4.5 Tampilan Daftar Isi ... 58

4.6 Tampilan Hal KI, KD dan Tujuan Pembelajaran ... 59

4.7 Tampilan Sub Materi ... 59

4.8 Tampilan Sub Materi ... 60

4.9 Tampilan Materi ... 60

4.10 Tampilan Ringkasan ... 61

4.11 Tampilan Latihan Soal ... 61

4.12 Tampilan Daftar Pustaka ... 62

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal

1 Matrik Penelitian ... 89

2 Angket Analisis Kebutuhan ... 91

3 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Materi ... 93

4 Lembar Validasi Ahli Materi ... 94

5 Rubrik Penilaian Validasi Ahli Materi ... 95

6 Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Media ... 98

7 Lembar Validasi Ahli Media ... 99

8 Rubrik Penilaian Validasi Ahli Media ... 100

9 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Guru Biologi ... 102

10 Lembar Penilaian Guru Biologi ... 103

11 Rubrik Penilaian Guru Biologi ... 104

12 Lembar Uji Coba Kelompok Kecil ... 108

13 Lembar Uji Coba Kelompok Besar ... 109

14 Hasil Angket Analisis Kebutuhan ... 110

15 Hasil Lembar Validasi Ahli Materi ... 111

16 Hasil Lembar Validasi Ahli Media ... 117

17 Hasil Lembar Penilaian Guru Biologi ... 121

18 Hasil Lembar Uji Kelompok Kecil ... 124

19 Hasil Lembar Uji Coba Kelompok Besar ... 126

20 Penyajian dan Analisis Data Hasil Uji Kelompok Besar ... 129

21 Penyajian dan Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan ... 131

22 Jurnal Penelitian... 133

23 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 134

24 Surat Selesai Penelitian... 135

25 Foto-foto Bukti Penelitian ... 136

(15)

xv

26 Bahan Ajar Booklet ... 138 27 Biodata Penulis ... 146

(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang bermutu dapat diwujudkan melalui usaha yang mampu mensinergikan seluruh komponen pendidikan secara optimal sehingga proses interaksi antara peserta didik dan sumber belajar dapat berjalan sesuai dengan setting belajar. Pendidikan yang bermutu dapat terwujud melalui pembelajaran yang bermutu (Cahyadi, 2019: 35).

Usaha perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti sampai saat ini. Peningkatan kualitas ini perlu dilakukan dalam dunia pendidikan dalam memenuhi tuntutan perkembangan iptek yang sangat cepat.

Usaha tersebut terlihat jelas dengan perubahan kurikulum yang terjadi sejak tahun 1974 hingga saat ini dikenal dengan kurikulum 2013 (K13) revisi 2017 yang mengedepankan pada pendekatan saintifik. Sejak perubahan kurikulum, seorang guru idealnya harus mampu mengelola proses pembelajaran yang mampu memotivasi peserta didik, kreatif dan selalu berinovasi untuk menciptakan perangkat pembelajaran yang baik untuk peserta didik. Hal ini tentunya sangat diperlukan dalam implementasi kurikulum 2013 revisi 2017, khususnya dalam pembelajaran biologi, kondisi yang terjadi dalam pembelajaran yang sejak dulu tak pernah berubah, dimana banyak peserta didik yang cenderung cepat bosan dan kurang berminat dalam proses pembelajaran biologi. Oleh karena itu bahan ajar merupakan salah satu bagian dari perangkat pembelajaran yang memiliki peran penting baik kepada guru

(17)

sebagai alat komunikasi guru dengan peserta didik dalam memperjelas konsep yang bersifat abstrak (Zakaria, dkk, 2015: 25).

Salah satu pembaharuan pembelajaran adalah dengan menggunakan bahan ajar yang efektif, menarik dan bermakna bagi peserta didik. Materi pelajaran hendaknya disajikan dengan cara yang menarik sehingga rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi pembelajaran meningkat. Mata pelajaran biologi merupakan bagian dari bidang sains yang menuntut kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi, artinya yang ditekankan pada mata pelajaran biologi bukan menghafal segala aspek materi melainkan memahami segala konsep biologi (Yulianti, 2017: 5). Salah satu materi yang terdapat dalam mata pelajaran biologi adalah materi struktur dan fungsi sel. Materi struktur dan fungsi sel adalah salah satu materi kelas XI IPA di MA/SMA yang dipelajari siswa pada semester ganjil. Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup.sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel (Subagiartha, 2018: 2). Materi struktur dan fungsi sel merupakan materi yang bersifat sistematis dengan gabungan dari beberapa konsep dan prinsip yang sangat kompleks sehingga membentuk suatu prosedur. Siswa dituntut untuk memahami konsep tersebut, sehingga prosedur yang terdapat dalam materi struktur dan fungsi sel dapat dipahami secara sistematis. Materi ini membahas mengenai sejarah penemuan sel, macam - macam mikroskop, macam – macam serta fungsi dari organel sel, perbedaan sel prokariotik dan

(18)

eukariotik, perbedaan sel hewan dan tumbuhan, transport sel, serta reproduksi sel.

Menurut Magdalena (2020: 313-314) bahan ajar ialah sekumpulan materi ajar yang disusun secara sistematis yang mereprentasikan konsep yang mengarahkan siswa untuk mencapai suatu kompetensi. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam bentuk sesuai dengan kebutuhan tujuan pembelalajaran dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Dalam aktifitas pembelajaran yang ada saat ini, guru hanya menggunakan materi yang tercantum dalam buku lembar kerja siswa dan buku paket saja. Sedangkan isi dari buku paket dan buku lembar kerja siswa lebih banyak berisikan narasi tentang suatu peristiwa dan minimnya foto atau gambar yang menyebabkan siswa jenuh dan malas untuk membaca (Septiwiharti, 2015: 8).

MAN 3 Jember adalah salah satu sekolah yang ada di kota Jember yang menggunakan kurikulum 2013 revisi 2017. MAN 3 Jember adalah salah satu sekolah yang memiliki siswa yang cukup banyak. Sedangkan metode yang digunakan dalam pembelajaran biologi masih menggunakan metode ceramah walaupun ditambahkan tanya jawab dalam proses pembelajaran agar siswa tidak pasif dan penggunaan media berupa foto serta power point. Selain itu referensi atau bahan ajar yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran masih sedikit. Kurangnya bahan ajar pelengkap sebagai

(19)

pendukung pembelajaran membuat guru biologi merasa kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya pengembangan bahan ajar diharapkan peserta didik lebih berminat untuk mempelajari pelajaran biologi khususnya dalam materi struktur dan fungsi sel. Oleh karena itu diperlukan strategi mengajar yang baru dan bahan ajar yang relevan. Salah satu bahan ajar yang akan peneliti kembangkan adalah bahan ajar dalam bentuk cetak berupa booklet.

Booklet merupakan salah satu bahan ajar yang berbentuk cetak.

Booklet adalah sebuah buku berukuran kecil (A5) yang memiliki paling sedikit lima halaman tetapi tidak lebih dari empat puluh delapan halaman diluar hitungan sampul. Booklet berisikan informasi – informasi penting, suatu booklet isinya harus jelas, tegas, mudah dimengerti dan akan lebih menarik disertai dengan gambar (Sukmawati, 2018: 54).

Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan yang telah disebarkan ke siswa XI IPA 3 di MAN 3 Jember diperoleh hasil bahwa sekitar 80% siswa mengalami kesulitan dalam belajar materi struktur dan fungsi sel, 83,3% siswa menyebutkan bahwa siswa hanya menggunakan LKS sebagai bahan ajar biologi di kelas, sekitar 90% siswa lebih menyukai penyajian bahan ajar yang dibantu dengan ilustrasi atau gambar yang berkaitan dengan materi yang disajikan, 86,7% siswa menyebutkan bahwa mereka membutuhkan bahan ajar alternatif dalam mempelajari materi struktur dan fungsi sel, dan sebanyak 93,3% siswa setuju jika dilakukan pengembangan bahan ajar biologi dalam

(20)

bentuk booklet sebagai penunjang dalam proses pembelajaran materi struktur dan fungsi sel.

Sehingga perlu dilakukan pengembangan bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel dengan harapan dapat menciptakan suatu bahan ajar yang baik dalam menyampaikan materi biologi dan dapat mencapai kompetensi yang diinginkan. Booklet yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan siswa dengan desain yang menarik yang dilengkapi dengan berbagai ilustrasi gambar serta latihan soal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu adanya pengembangan bahan ajar yang sederhana, efektif dan efisien namun tetap menarik dalam menunjang pembelajaran mandiri dan aktif. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan pengembangan bahan ajar dengan judul

Pengembangan Bahan Ajar Booklet pada Materi Struktur dan Fungsi Sel untuk Siswa Kelas XI IPA di MAN 3 Jember”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kevalidan bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel di kelas XI IPA di MAN 3 Jember?

2. Bagaimana respon siswa terhadap bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel di kelas XI IPA di MAN 3 Jember?

C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan

(21)

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan kevalidan bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel di kelas XI IPA di MAN 3 Jember.

2. Untuk menjelaskan respon siswa terhadap bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel di kelas XI IPA di MAN 3 Jember.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan booklet dengan materi struktur dan fungsi sel ini adalah sebagai berikut:

1. Booklet yang dikembangkan berisi materi struktur dan fungsi sel untuk siswa kelas XI IPA MAN 3 Jember.

2. Materi struktur dan fungsi sel pada booklet ini dilengkapi dengan visualisasi pendukung dan keterangan yang bersumber dari buku, internet, jurnal, artikel, dan tugas akhir mahasiswa (skripsi).

3. Bahan ajar booklet yang dikembangkan sesuai dengan Kompetensi Inti KI) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran biologi kelas XI IPA di MAN 3 Jember pada semester ganjil.

4. Booklet berukuran A5, jenis kertas yang digunakan yaitu art paper (AP) 150 gram untuk kertas isi dan art paper (AP) 230 gram untuk kertas sampul.

5. Pembuatan booklet dibantu dengan software: Aplikasi Canva, Microsoft excel 2010 dan Paint.

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

(22)

Berdasarkan uraian di atas, maka pentingnya pengembangan bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas dan keaktifan serta memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi struktur dan fungsi sel.

2. Bagi Pendidik

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi guru dalam penyampaian materi ajar khususnya dalam pembelajaran biologi pada materi struktur dan fungsi sel guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi sekolah berupa bahan ajar mengenai materi struktur dan fungsi sel yang dapat diaplikasikan saat proses belajar mengajar di kelas dan dapat dijadikan inovasi baru untuk guru lain sebagai bahan ajar yang praktis.

4. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengembangkan dan menyusun bahan ajar biologi yang sesuai dengan kebutuhan akan materi ajar.

(23)

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

Asumsi dan keterbatasan dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar booklet ini adalah sebagai berikut:

1. Asumsi Pengembangan

a. Menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar booklet.

b. Produk yang dikembangkan dapat membantu siswa dalam memahami materi struktur dan fungsi sel.

c. Produk dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri.

2. Keterbatasan Pengembangan

a. Booklet hanya berisi materi struktur dan fungsi sel di kelas XI IPA dalam mata pelajaran biologi yang berisi tentang sejarah penemuan sel, mikroskop, organel sel, perbedaan sel prokariotik dan eukariotik, perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan, transport zat melalui membran, sintesis protein, reproduksi sel serta dilengkapi dengan latihan soal.

b. Penelitian dilakukan di MAN 3 Jember kelas XI IPA.

G. Definisi Istilah

Adapun hal – hal yang perlu ditegaskan dalam judul penelitian ini adalah:

1. Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan atau memaksimalkan produk yang sudah dikembangkan dengan memenuhi standarisasi tertentu, yaitu efektif,

(24)

efisien dan berkualitas. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pengembangan 4-D.

2. Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Pada penelitian ini bahan ajar yang dikembangkan berupa booklet.

3. Booklet

Booklet merupakan sebuah buku berukuran kecil (A5) yang memiliki paling sedikit lima halaman tetapi tidak lebih dari empat puluh delapan halaman diluar hitungan sampul yang berisikan informasi – informasi penting, jelas, tegas, mudah dimengerti dan akan lebih menarik disertai dengan gambar. Pada penelitian ini booklet dirancang dengan aplikasi canva dan dicetak dengan ukuran A5 menggunakan jenis kertas art paper.

4. Struktur dan Fungsi Sel

Sel merupakan satuan structural terkecil makhluk hidup karena semua tubuh makhluk hidup tersusun atas sel – sel, mengandung materi genetik yang berperan dalam menentukan sifat – sifat makhluk hidup, yang dapat diwariskan kepada keturunannya.

(25)

10 A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dan membuat ringkasan atau tabel perbedaan dengan penelitian yang dilakukan.

Penelitian oleh Aziza Safitri, Noorhidayati dan Sri Aminarti (2021) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia Biologi SMA Dalam Bentuk Booklet Digital”. Hasil penelitian yang diperoleh dari uji kesesuaian sebesar 4,61%, uji kelayakan sebesar 4,71% dan uji keterbacaan sebesar 4,56%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa bahan ajar booklet pada materi sistem peredaran darah manusia yang dikembangkan diperoleh rata-rata skor sebesar 4,58% yang berarti diminati dan disenangi peserta didik.

Penelitian oleh Titin Ulandari, S. Syamsurizal (2021) dengan judul

Booklet Suplemen Bahan Ajar pada Materi Protista untuk Kelas X SMA/MA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa booklet sebagai suplemen bahan ajar pada materi Protista untuk kelas X SMA/MA yang didapat adalah sangat baik. Dengan keseluruhan hasil penilaian validator terhadap beberapa aspek booklet Protista adalah 91,34% dengan kriteria sangat valid. Sehingga penialaian dari validator tersebut menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan layak digunakan sebagai suplemen bahan ajar pada materi Protista untuk kelas X SMA/MA.

(26)

Penelitian oleh Annisa Jaya Fitri, Ristiono, Helendra dan Laila Rahmi (2021) dengan judul “Development of Contextual Al-Based Biology Booklet Containing Material on the Structure and Function of Plant Tissues for Junior High School Students”. Hasil penelitian yang telah dilakukan maka dihasilkan booklet IPA-Biologi berbasis konstektual tentang materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan untuk peserta didik kelas VIII SMP/MTS yang sangat valid dan sangat praktis dengan menggunakan model pengembangan 4-D. Booklet IPA-Biologi berbasis konstektual tentang materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan memiliki nilai validitas 91,04% dengan kategori sangat valid, nilai praktikalitas 95,38% dengan kategori sangat praktis oeh guru, dan 98,14%

dengan kategori sangat praktis oleh peserta didik.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama dan

Judul

Persamaan Perbedaan Orisinalitas Penelitian 1 Aziza Safitri,

Noorhidayati dan Sri

Aminarti (2021) dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia Biologi SMA Dalam Bentuk Booklet Digital”

1. Bahan ajar yang dikembangkan merupakan booklet.

2. Mempergunakan model pengembangan yang sama yaitu4-D.

3. Subjek penelitian yang dipergunakan yaitu kelas XI.

1. Penelitian terdahulu melakukan pengemban gan bahan ajar booklet pada materi sistem peredaran darah sedangkan penelitian ini

menggunak an materi struktur dan fungsi sel

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) yang

mengembangkan bahan ajar biologi dalam bentuk booklet pada materi struktur dan fungsi sel kelas XI IPA di MAN 3 Jember. Model penelitian

pengembangan yang digunakan

(27)

yaitu 4-D.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel kelas XI IPA di MAN 3 Jember.

2 Titin Ulandari, S. Syamsurizal (2021) dengan judul “Booklet Suplemen Bahan Ajar pada Materi Protista untuk Kelas X SMA/MA”

1. Bahan ajar yang dikembangkan merupakan booklet.

2. Mempergunakan model pengembangan yang sama yaitu 4-D.

1. Penelitian terdahulu melakukan pengembang an booklet suplemen bahan ajar pada materi Protista.

Sedangkan penelitian ini melakukan pengembang an bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel.

2. Subjek pada penelitian terdahulu adalah siswa kelas X.

Sedangkan pada penelitian ini

menggunaka n kelas XI.

3 Penelitian oleh Annisa Jaya

1. Penelitian Bahan ajar yang

dikembangkan

1. Penelitian terdahulu

(28)

Fitri, Ristiono, Helendra dan Yosi Laila Rahmi (2021) dengan judul

Development of Contextual Al-Based Biology Booklet Containing Material On The Structure And Function Of Plant Tissues For Junior High School Students

merupakan booklet.

2. Mempergunakan model

pengembangan yang sama yaitu 4-D.

mempergun akan materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, sementara dalam penelitian ini struktur dan fungsi sel.

2. Subjek penelitian terdahulu yakni siswa SMP, sementara penelitian ini berupa siswa kelas XI MAN.

Dari tabel di atas dapat diketahui sejumlah persamaan beserta perbedaan dari beberapa penelitian yang sebelumnya telah dilaksanakan pada penelitian saat ini. Persamaan yang diperoleh yakni membahas mengenai pengembangan bahan ajar biologi berupa booklet. Sementara untuk perbedaannya terletak pada materi yang dipergunakan, prosedur pengembangan, serta subjek yang dipergunakan.

B. Kajian Teori

1. Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (RnD) Sa’adah (2020: 11) menjelaskan, penelitian secara etimologi berasal dari kata “research” dalam bahasa inggris, dimana “re” bisa

(29)

diartikan sebagai kembali serta “search” yakni mencari. Sehingga dapat didefinisikan bahwa penelitian merupakan proses penyelidikan dalam bidang ilmu pengetahuan berdasarkan fakta – fakta atau prinsip – prinsip secara sistematis. Sedangkan Development yang juga berasal dari kata bahasa inggris yaitu develop yang artinya pengembangan. Sehingga penelitian dan pengembangan merupakan proses penyelidikan dalam bidang ilmu pengetahuan berdasarkan fakta – fakta atau prinsip – prinsip yang dikembangkan. Menurut Yuberti (2014: 3) penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk mencaritemukan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan produk, menguji produk, sampai dihasilkannya suatu produk yang terstandarisasi sesuai dengan indikator yang ditetapkan.

Sugiyono (2015: 407) menjelaskan, research and development ataupun penelitian dan pengembangan merupakan metode yang dipergunakan dalam melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk menciptakan suatu produk serta menguji efektivitas dari produk. Menurut Martianingtiyas (2019: 4), penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang memiliki tujuan untuk membuat suatu produk tertentu, yang mana produk bisa dalam bentuk penemuan baru atau produk lama dikembangkan sehingga menjadi produk baru.

Penelitian dan pengembangan dalam pendidikan didefinisikan sebagai model pengembangan berbasis industri dimana temuan hasil penelitiannya digunakan untuk merancang suatu produk pembelajaran,

(30)

kemudian diuji cobakan di lapangan, dievaluasi, dan disempurnakan sampai dihasilkannya suatu produk pembelajaran yang memenuhi standarisasi tertentu, yaitu efektif, efsien dan berkualitas (Yuberti, 2013:

3).

Dari pengertian di atas diperoleh kesimpulan bahwa penelitian dan pengembangan (RnD) merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan atau memaksimalkan produk yang sudah dikembangkan dengan memenuhi standarisasi tertentu, yaitu efektif, efisien dan berkualitas. Hamzah (2019: 9) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan memiliki karakteristik bentuk siklus, dimulai dengan masalah yang memerlukan penyelesaian dengan cara pengembangan produk awal yang bisa maksimal dalam penggunaannya. Dalam proses penelitian di bidang pendidikan, produk yang dikembangkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembalajaran dengan melibatkan validasi ahli serta uji coba lapangan secara terbatas.

Terdapat berbagai macam model penelitian yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian Research and Development, berikut macam-macam model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan.

(31)

a. Model Pengembangan Borg dan Gall

Borg dan Gall (1983) menjelaskan, model ini mempunyai sejumlah tahapan yang tergolong panjang, sebab ada 10 tahapan yang diantaranya: (1) melaksanakan pengumpulan informasi serta penelitian pendahuluan, (2) melaksanakan perencanaan, (3) melaksanakan pengembangan produk awal, (4) melaksanakan pengujian lapangan permulaan, (5) merevisi produk utama, (6) melaksanakan pengujian lapangan, (7) merevisi produk operasional, (8) melaksanakan pengujicobaan lapangan, (9) merevisi produk akhir, (10) mengimplementasikan serta mendesiminasikan produk (Permana, 2015: 11).

b. Model Pengembangan 4-D

Terdapat sejumlah desain penelitian pengembangan yang sering digunakan salah satunya adalah desain pengembangan 4-D dari Thiagarajan. Menurut Thiagarajan (1974), Model 4D yakni kepanjangan dari Define, Design, Develop dan Dissemination.

Langkah – langkah utama yakni:

1) Tahap Define (Pendefinisian)

Tahap awal dalam model 4-D yang merupakan pendefinisian terkait syarat pengembangan. Pada tahap ini dilakukan tahap analisis kebutuhan. Dalam pengembangan produk pengembang perlu mengacu kepada syarat pengembangan,

(32)

menganalisa dan mengumpulkan informasi sejauh mana pengembangan perlu dilakukan.

Tahap pendefinisian atau analisan kebutuhan dapat dilakukan melalui Analisa terhadap penelitian terdahulu dan studi literatur. Dalam tahap define terdapat lima kegiatan yang harus dilakukan, yakni meliputi:

a) Analisis Awal Akhir

Analisa awal dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan dasar permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sehingga melatarbelakangi perlunya pengembangan. Dengan melakukan analisis awal kahir peneliti/pengembang memperoleh gambaran fakta dan alternatif penyelesaian sehingga dapat membantu dalam menentukan dan pemilihan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan.

b) Analisis Peserta Didik

Analisis ini mencakup pengidentifikasian terkait bagaimanakah karakteristik dari siswa yang berperan sebagai target dari pelaksanaan pengembangan. Karakteristik ini meliputi perkembangan kognitif, kemampuan akademik, keterampilan, serta motivasi siswa yang berhubungan pada topik pembelajaran, bahasa, format, serta media.

(33)

c) Analisis Tugas

Analisis ini dimaksudkan untuk mengidentifikasikan keterampilan yang peneliti kaji untuk selanjutnya dianalisis kedalam susunan keterampilan tambahan yang mungkin dibutuhkan. Pendidik dalam hal ini perlu menganalisis tugas pokok yang perlu siswa kuasai supaya mampu meraih kompetensi minimal yang ditentukan.

d) Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan identifikasi konsep pokok yang akan diajarkan, menuangkannya dalam bentuk hirarki, dan merinsi konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan tidak relevan. Analisa konsep selain menganalisis konsep yang akan diajarkan juga menyusun Langkah-langkah yang akan dilakukan secara rasional

e) Perumusan Tujuan Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran bertujuan untuk merangkum hasil dari analisa konsep dan analisa tugas dalam menentukan perilaku objek penelitian.

2) Tahap Design (Perancangan)

Langkah berikutnya pada model 4-D yakni design ataupun perancangan, ada 4 hal yang perlu dilaksanakan pada langkah ini seperti:

(34)

a) Pemilihan Media

Pemilihan media dilakukan untuk identifikasi media pembelajaran yang sesuai/relevan dengan karakteristik materi.

Pemilihan media didasarkan kepada hasil analisa konsep, analisa tugas, karakteristik peserta didik sebagai pengguna, serta rencana penyebaran menggunakan variasi media yang beragam. Pemilihan media didasarkan untuk memaksimalkan penggunaan bahan ajar dalam proses pengembangan bahan ajar dalam proses pembelajaran.

b) Pemilihan Format

Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran bertujuan untuk merumuskan rancangan media pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode, dan sumber pembelajaran.

c) Rancangan Awal

Merupakan keseluruhan rancangan perangkat pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum uji coba dilakukan.

3) Tahap Develop (Pengembangan)

Tahapan pengembangan yakni sebuah tahapan untuk menciptakan sebuah produk pengembangan. Ada dua langkah yang perlu dilaksanakan dalam tahapan pengembangan, dimana diantaranya:

(35)

a) Penilaian Ahli (Expert Appraisal)

Expert Appraisal merupakan Teknik dalam mendapatkan saran perbaikan materi. Dengan melakukan penilaian oleh ahli dan medapatkan perbaikan perangkat pemeblajaran yang dikembangkan selanjutnya direvisi sesuai saran para ahli.

b) Uji Coba Pengembangan (Developmental Testing)

Uji coba pengembangan dilaksanakan untuk mendapatkan masukan langsung berupa respon, reaksi, komentar peserta didik, para pengamat atas perangkat pembelajaran yang sudah disusun. Uji coba dan revisi dilakukan berulang dengan tujuan memperoleh perangkat pembelajaran yang efektif dan konsisten.

4) Tahap Dessimination (Pengembangan)

Tahap akhir dalam pengembangan perangkat model 4-D yaitu tahap penyebarluasan atas hasil pengembangan yang telah dilaksanakan (Maydiantoro, 2021: 3).

c. Model Pengembangan ADDIE

Model ADDIE menggunakan proses instruksional dengan sejumlah tahapan yang meliputi:

1) Analisis, menganalisis perlunya pengembangan bahan ajar dalam tujuan pembelajaran, beberapa analisis yang dilakukan, meliputi:

analisis kerja, analisis siswa, analisis fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi pembelajaran, dan analisis tujuan pembelajaran.

(36)

2) Desain, tahap ini mencakup proses merencanakan pengembangan bahan ajar, seperti: penyusunan bahan ajar dalam pembelajaran konstekstual melalui mengaji kompetensi dasar serta inti, merencanakan scenario pembelajaran, merencanakan alat evaluasi belajar serta materi pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran.

3) Pengembangan, tahapan pengembangan meliputi: menciptakan ataupun membenahi bahan ajar yang hendak dipergunakan demi meraih tujuan dari pembelajaran yang sudah dibentuk sebelumnya.

4) Implementasi, merupakan tahapan untuk mengimplementasikan rancangan bahan ajar yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata di kelas. Rancangan bahan ajar yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya.

5) Evaluasi, merupakan langkah terkahir dari model sistem pembelajaran ADDIE untuk memberikan nilai terhadap pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran (Cahyadi, 2019:

36).

2. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Menurut Depdiknas (2006:1) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, baik berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis, Bahan ajar adalah isi materi yang

(37)

diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui bahan ajar siswa diantarkan pada tujuan pengajaran.

Bahan ajar hakikatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan (Sudjana, 2009: 67). Menurut Ningrum (2017: 28-29) bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Bahan ajar mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan.

Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan suatu materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun yang tidak tertulis yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan, yang diberikan kepada siswa pada saat proses pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yan telah ditentukan.

b. Jenis – jenis Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki berbagai macam bentuk. Menurut Prastowo dalam (Magdalena, 2020: 315-317) berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima macam yaitu:

1) Bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar ini membutuhkan proyektor untuk bisa dipergunakan serta disampaikan pada peserta didik, misalnya: filmstrips, slide, proyeksi computer, overhead transparencies (OHP).

(38)

2) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan., dimana tidak membutuhkan sebuah proyektor dalam penggunaannya serta bisa peserta didik pergunakan (mengamati, melihat, membaca) secara langsung, misalnya: diagram, foto, model, display, serta sejenisnya.

3) Bahan ajar video, alat pemutar video seperti DVD, VCD, video tape player, maupun computer diperlukan untuk mempergunakan bahan ajar ini dikarenakan bersifat digital. Selain menampilkan suara, bahan ajar ini juga menampilkan video secara bersama.

Contohnya meliputi: film, video, serta sejenisnya.

4) Bahan ajar audio, wujud dari bahan ajar ini yakni sebuah sinyal suara yang direkam melalui media perekam tertentu. Alat pemutar suara diperlukan untuk mempergunakan bahan ajar ini, misalnya tape compo, VCD, CD, multimedia player, computer, serta sejenisnya. Contohnya meliputi: CD, kaset, file audio, serta sejenisnya.

5) Bahan (media) komputer, bahan ajar ini merupakan dokumen non cetak yang memerlukan computer dalam penggunaannya. Misal:

computer based multimedia atau hypermedia serta computer mediated instruction (CMI).

Sedangkan, jika dilihat dari sifatnya menurut Prastowo (2018) bahan ajar dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:

(39)

1) Bahan ajar berbasis teknologi, misalnya siaran radio, audioassete, silmstrips, slide, video, film, video interaktif, siaran televisi, multimedia, serta computer based tutorial.

2) Bahan ajar berbasis cetak, misalnya pamphlet, buku, bahan tutorial, panduan belajar siswa, peta, buku kerja siswa, foto, charts, bahan dari koran ataupun majalah, serta sejenisnya.

3) Bahan ajar yang dipergunakan untuk proyek ataupun praktik, misalnya lembar wawancara, lembar observasi, kit sains, serta sejenisnya.

4) Bahan ajar yang diperlukan demi keperluan interaksi manusia (khususnya demi keperluan pendidikan berjarak jauh). Contoh:

video conferencing handphone, telepon, serta sejenisnya.

c. Tujuan Bahan Ajar

Bahan ajar dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang disajikan. Bahan ajar disusun dengan tujuan:

1) Menyajikan bahan ajar yang selaras pada keperluan kurikulum, lingkungan, setting, serta karakteristik siswa.

2) Membentuk komunikasi pembelajaran diantara siswa serta guru secara efisien, dikarenakan siswa akan lebih memperlihatkan kepercayaannya kepada guru.

3) Memberikan dukungan pada siswa dalam mendapatkan bahan ajar alternatif selain buku pelajaran pada umumnya.

(40)

4) Memberikan peluang bagi siswa untuk belajar mandiri serta meminimalkan ketergantungan siswa akan kehadiran dari guru.

5) Mempermudah guru dalam penyelenggaraan pembelajaran (Depdiknas, 2008: 9).

d. Kelebihan Bahan Ajar

Bahan ajar cetak dengan sifat lengkap berarti mencakup beragam hal yang sangat dibutuhkan pada aktivitas pembelajaran seperti tujuan kompetensi/pembelajaran, prasyarat yakni materi-materi pelajaran yang mendukung, materi pembelajaran yang secara sistematis tersusun, prosedur pembelajaran, serta tugas ataupun latihan yang harus dikerjakan oleh siswa.

Prastowo (2018: 48) menjelaskan, bahan ajar cetak yakni sebuah bahan ajar dengan wujud tulisan serta dibuat mempergunakan media cetak. Ataupun bisa dikatakan sebagai materi ajar maupun informasi yang disimpan dalam wujud teks, bahan ajar cetak juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut merupakan keunggulan dari bahan ajar cetak diantaranya yaitu:

1) Bahan ajar yakni media canggih yang mampu mendukung perkembangan kapabilitas siswa dalam mempelajari fakta serta memahami prinsip-prinsip abstrak maupun dengan mempergunakan argumentasi logis.

2) Bahan ajar cetak mampu memaparkan angka-angka, kata-kata, notasi music, diagram, serta gambar dua dimensi.

(41)

3) Bahan ajar dapat dilengkapi dengan ilustrasi berwarna.

4) Bahan ajar mempunyai sifat self-sufficient, dimana pada penggunaannya tidak membutuhkan perangkat lain, portable (mudah dibawa) dikarenakan mempunyai bentuk yang ringan dan kecil, informasi yang dikandung bisa dengan cepat diakses serta secara sekilas bisa dibaca dengan mudah oleh pengguna.

e. Kelemahan atau Kekurangan Bahan Ajar

Penerapan bahan ajar pada aktivitas pembelajaran juga mempunyai beragam kekurangan, misalnya:

1) Pemaparan materi pada bahan ajar cetak mempunyai sifat Tidak bisa menyajikan gerakan.

2) Tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan.

3) Diperlukan biaya yang cukup mahal dalam membentuk bahan ajar cetak yang baik.

4) Tidak bisa secara berurutan mempresentasikan kejadian.

3. Booklet

a. Pengertian Booklet

Booklet menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah buku kecil yang berfungsi sebagai selebaran (pamflet). Istilah booklet berasal dari buku dan leaflet artinya booklet merupakan perpaduan antara leaflet dan sebuah buku dengan format (ukuran) yang kecil seperti leaflet. Struktur isi booklet menyerupai buku (pendahuluan, isi, penutup), hanya saja cara penyajian isinya jauh lebih

(42)

singkat dari pada buku (Rukmana, 2018:2). Booklet sebagai alat bantu atau media, sarana, dan sumber daya pendukunngnya untuk menyampaikan pesan harus menyesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan. Informasi yang terdapat dalam booklet ditulis dalam bahasa yang ringkas dan dimaksudkan agar mudah dipahami dalam waktu singkat (Andreansyah: 2015).

Booklet adalah buku berukuran kecil (A5) yang memiliki paling sedikit lima halaman tetapi tidak lebih dari empat puluh delapan halaman diluar hitungan sampul. Booklet berisikan informasi – informasi penting, suatu booklet isinya harus jelas, tegas, mudah dimengerti dan akan lebih menarik jika booklet tersebut disertai dengan gambar (Nurhidayah, 2019:24). Booklet sebagai alat bantu, sarana, dan sumber daya pendukung untuk menyampaikan pesan harus menyesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan. Booklet berisi informasi – informasi penting, suatu booklet isinya harus jelas, tegas, mudah dimengerti dan akan lebih menarik jika booklet tersebut disertai dengan gambar.

Penyajian booklet menggunakan banyak gambar dan warna sehingga memberikan tampilan yang menarik. Siswa cenderung menyukai bacaan yang menarik dengan sedikit uraian dan banyak gambar atau warna. Menurut Andreansyah (2015: 12) Booklet dikembangkan sebagai bentuk inovasi dalam membuat bahan ajar yang dapat digunakan sebagai perantara antara guru dan peserta didik dalam

(43)

memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Booklet dapat membantu dan mempermudah guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran Biologi. Selain itu, booklet juga berperan sebagai tambahan sumber belajar (suplemen’s learned source) yang dapat digunakan oleh peserta didik.

b. Ciri – ciri Booklet

Dalam pembuatan bahan ajar dalam bentuk cetak yang baik maka terdapat ciri – ciri yang dapat dilihat dengan mudah, adapun ciri – ciri booklet yaitu:

1) Lembaran kertas berukuran kecil yang dicetak.

2) Disusun rapi berbentuk buku.

3) Biasanya dengan diselingi dengan gambar – gambar.

4) Ukurannya biasanya 20±30 cm.

5) Isi booklet harus dapat dibaca sekali pandang.

c. Prinsip Pembuatan Booklet

Aqib (2013) dalam Nahria (2019) menjelaskan, booklet dengan bentuk serupa buku mempunyai beragam prinsip pada pembuatannya, dimana diantaranya yakni:

1) Visible yaitu memuat isi yang mudah dilihat 2) Interesting yaitu menarik

3) Simple yaitu sederhana

4) Useful yaitu bermanfaat untuk sumber ilmu Pendidikan 5) Accourate yaitu benar dan tepat sasaran

(44)

6) Legimate yaitu sah dan masuk akal

7) Structured yaitu tersusun secara baik dan runtut d. Langkah – langkah Penyusunan Booklet

Sementara itu, menurut Prastowo (2018: 380) dalam penyusunan booklet yang mana merupakan bahan ajar dalam bentuk cetak yaitu dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1) Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.

2) KD/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari SI dan SKL.

3) Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya.

4) Dalam booklet lebih banyak terdapat gambar daripada teks, sehingga tidak terkesan monoton.

5) Isi disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik.

6) Mudah dibawa kemana saja dan dibaca kapan saja, dimana saja.

7) Memuat informasi yang lengkap, walau tidak rinci dan berurutan.

e. Sistematika Bahan Ajar Booklet

Menurut Sitepu (2012) unsur – unsur atau bagian – bagian pokok yang secara fisik terdapat dalam buku, yaitu:

1) Kulit (cover) dan isi buku, yang terbuat dari kertas yang lebih tebal dari kertas isi buku, fungsi dari kulit buku adalah melindungi isi buku. Agar lebih menarik kulit buku didesain dengan menarik

(45)

seperti pemberian ilustrasi yang sesuai dengan isi buku dan menggunakan nama mata pelajaran.

2) Bagian depan, yang memuat halaman judul, halaman judul utama, halaman daftar isi dan kata pengantar, setiap nomor halaman dalam bagian depan buku teks menggunakan angka Romawi kecil.

3) Bagian teks, yang memuat bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, terdiri atas judul bab, dan subjudul, setiap bagian dan bab baru dibuat pada halaman berikutnya dan diberi nomor halaman yang diawali dengan angka 1.

4) Bagian belakang buku, yang terdiri atas daftar pustaka, glosarium dan indeks, dalam buku hanya jika buku tersebut banyak menggunakan istilah atau frase yang mempunyai arti khusus dan sering digunakan dalam buku tersebut.

4. Materi Struktur dan Fungsi Sel

Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan sedangkan kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai. Berkaitan dengan konsep struktur dan fungsi sel yang dipelajari untuk tingkat SMA/MA.

Adapun topik pembahasan pada materi struktur dan fungsi sel sebagai berikut:

(46)

a. Sel

Sejarah penemuan teori mengenai sel diawali dengan ditemukannya mikroskop yang merupakan sarana dalam mempermudah melihat struktur sel. Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan mikroskop.

Dalam pengamatannya Robert Hooke menemukan adanya ruang – ruang kosong yang dibatasi dinding tebal. Robert Hooke menyebut ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae yang artinya sel. Sejak penemuan tersebut, beberapa ilmuwan berlomba untuk mengetahui lebih banyak tentang sel (Subaghiarta, 2018: 2-5).

Sel merupakan unit terkecil makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan (Gade, 2014: 2). Sel juga sering disebut sebagai satuan structural dan fungsional dari makhluk hidup. Sel disebut sebagai satuan structural makhluk hidup karena pada dasarnya semua tubuh makhluk hidup tersusun atas sel – sel. Sedangkan sel disebut sebagai satuan fungsional karena di dalam sel terjadi berbagai proses kehidupan (Omegawati, 2018).

Sel mengandung materi genetik yang berperan dalam menentukan sifat – sifat makhluk hidup, yang kemudian dapat diwariskan kepada keturunannya. Oleh karena itu, sel disebut sebagai unit hereditas atau pewaris yang menurunkan sifat genetis dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selain itu, sel juga mengandung

(47)

perangkat biosintesis yang berfungsi untuk metabolisme demi berlangsungnya kehidupan sel.

b. Mikroskop

Sel mempunyai ukuran yang sangat kecil berkisar antara 5-15 mikron, sehingga diperlukan sebuah alat bantu yang disebut dengan mikroskop. Mikroskop adalah suatu alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran kecil (mikroskop).

Berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, terdapat dua jenis mikroskop yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan cahanyanya, mikrsokop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

c. Organel sel

Berikut ini merupakan beberapa organel yang ada di dalam sel, diantaranya:

1) Nukleus

Nukleus bertugas dalam mengatur sintesis protein dalam sitoplasma dengan mengirimkan pesan genetic dalam bentuk ribonuclead acid (RNA), (Yunita, 2019: 35).

2) Retikulum Endoplasma

Suatu organel yang berbentuk ruang berdinding dan memiliki susunan membran dua lapis yang saling berhubungan membentuk anyaman. Retikulum endoplasma dibedakan menjadi dua

(48)

berdasarkan kondisi permukaannya yaitu reticulum endoplasma kasar dan reticulum endoplasma halus (Yunita, 2019: 49).

3) Ribosom

Ribosom terdapat pada permukaan membrane reticulum endoplasma kasar (REK), juga sel-sel inti nucleolus) dan pada sel – sel yang aktif. Ribosom berperan dalam sintesis protein yang digunakan sebagai pertumbuhan, perkembangan serta perbaikan sel yang rusak (Yunita, 2019: 49).

4) Badan Golgi

Badan golgi berperan dalam pengeolahan protein setelah disintesis. Protein-protein yang berukuran besar dipotong oleh badan golgi menjadi berukuran kecil. Selain itu, badan golgi juga berfungsi dalam penambahan molekul glukosa dalam proses sintesis glikoprotein (Yunita, 2019:49).

5) Mitokondria

Mitokondria mempunyai dua lapis membrane. Membrane bagian dalam membentuk krista. Mitokondria berfungsi dalam proses pembentukan energy dalam bentuk ATP melalui proses respirasi sel yang bersifat aerobik (Yunita, 2019: 74).

6) Lisosom

Lisosom merupakan organel sel berbentuk kantung atau gelembung. Lisosom berperan dalam matinya sel-sel yaitu dengan

(49)

menghancurkan sel yang luka atau mati dan menggantikan dengan yang baru yang disebut dengan autofagus (Yunita, 2019: 76).

7) Plastida

Plastida merupakan organel bermembran rangkap yang berasal dari perkembangan proplastida di daerah meristematik.

Berdasarkan zat pigmen yang dikandungannya, plastida dibedakan menjadi 3 tipe yaitu kloroplas, kromoplas dan leukoplas (Ferdinand, 2007: 7).

8) Vakuola

Vakuola merupakan organel yang terdapat pada tumbuhan.

Vakuola berisi air yang terlarut di dalamnya berbagai zat seperti enzim, lipid, alkaloid garam mineral, asam basa, dan dibatasi oleh selaput tipis yang disebut dengan tanoplas (Ferdinand, 2007: 8).

9) Sentriol

Sentriol merupakan dua buah organel yang berperan dalam pembelahan sel. Setiap sentriol terdiri dari atas Sembilan triplet mikrotubulus yang susunannya membentuk cincin. Sentriol berperan dalam pembelahan sel, pergerakan kromosom dan pergerakan organel.

10) Sitoplasma

Sitoplasma merupakan suatu cairan sel dan segala yang larut di dalamnya, kecuali nucleus dan organela. Sitoplasma bersifat koloid kompleks yaitu tidak padat dan tidak cair.

(50)

11) Membran sel

Membrane sel terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid.

Membrane sel bersifat semipermiabel yang berfungsi dalam menyeleksi bahan yang dapat melintasinya dengan tetap memelihara kondisi homeostatis sel (Sri Lestari, 2009: 7-8).

12) Dinding sel

Dinding sel merupakan bagian luar dari sel yang berfungsi sebagai pelindung dan pmberi bentuk yang tetap. Selain itu dinding sel berfungsi dalam mencegah sel menggembung melewati batas maksimum ketika sel menyerap air. Dinding sel memiliki pori-pori yang digunakan sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul (Purnomo, 2009: 8).

d. Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik

Berdasarkan jenisnya sel dibedakan menjadi sel prokariotik dan sel eukariotik.

1) Sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki membran inti dan sistem endomembran.

2) Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki membran inti dan sistem endomembran.

e. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel hewan

Sel hewan dan sel tumbuhan merupakan sel eukariotik, tetapi keduanya memiliki perbedaan pada struktur maupun fungsinya. Sel tumbuhan umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dan berperan

(51)

sebagai produsen yaitu dapat membuat makanannya sendiri, sedangkan hewan berperan sebagai konsumen atau pemakan. Perbedaan peran tersebut terjadi karena sel tumbuhan memiliki organel sel yang tidak dimiliki oleh sel hewan begitupun sebaliknya.

1) Sel Tumbuhan : Mitokondria, lisosom, reticulum endoplasma, nucleolus, nucleus, vakuola, dinding sel. Membran sel, badan golgi, koloroplas.

2) Sel hewan : membran sel, mitkondria, lisosom, reticulum endoplasma, sentriol, badan golgi.

f. Transpor Zat melalui Membran

Transport zat melalui membran ada dua yaitu transport pasif dan transport aktif.

1) Transport pasif : perpindahan molekul zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Perpindahan molekul mengikuti gradient konsentrasi tidak membutuhkan energi. Transport pasif meliputi difusi dan osmosis.

2) Transport aktif : transport molekul atau ion melawan gradient konsntrasi. Pergerakan molekul melawan gradient konsentrasi memerlukan sejumlah energi. Peristiwa yang termasuk ke dalam transport aktif yaitu eksositosis, endositosis, dan pompa natrium- kalium (Purnomo, 2009: 11-12).

(52)

g. Sintesis Protein

Protein merupakan makromolekul yang menyumbangkan antara bahan genetic dan sifat fisik yang dapat teramati. Sintesis protein merupakan suatu proses penting dalam kehidupan sel berupa penerjemahan gen menjadi asam amino hingga terbentuk protein.

Sintesis protein melewati dua tahap yaitu transkripsi yang berlangsung dalam nucleus dan translasi yang berlangsung dalam ribosom (Yunita, 2019: 107).

h. Reproduksi Sel

Reproduksi sel berlangsung melalui proses pembelahan.

Reproduksi sel melibatkan proses distribusi materi genetik yang identik (DNA) kepada sel anak. Pembelahan sel diklasifikasikan menjadi mitosis dan meiosis (Yunita, 2019: 135-139).

(53)

38

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) yaitu pengembangan bahan ajar booklet pada materi struktur dan fungsi sel. Bahan ajar yang dirancang merupakan bahan ajar yang memenuhi kriteria kevalidan. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan 4-D yang terdiri dari 4 tahap yakni Define (pendefinisian), Design (perancangan), Development (pengembangan), Dissemination (penyebaran). Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoritis suatu pembelajaran.

Model ini tersusun secara terpogram dengan urut-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar yang dalam hal ini adalah peserta didik MAN 3 Jember. Salah satu kelebihan dari model pengembangan 4-D yaitu lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran (Arywiantari, 2015: 3).

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur dalam melaksanakan pengembangan bahan ajar menggunakan model pengembangan 4-D dengan menggunakan 4 tahapan diantaranya:

(54)

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahapan pendefinisian ini mencakup sejumlah analisis yang meliputi:

a. Analisis awal akhir

Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA di MAN 3 Jember terkait metode pembelajaran, hambatan dalam pembelajaran, inovasi belajar, bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran biologi khususnya pada materi struktur dan fungsi sel.

b. Analisis peserta didik

Pada tahap ini dilakukan analisis peserta didik dengan menyebarkan angket kepada siswa kelas XI IPA 3 MAN 3 Jember terkait bahan ajar yang sering digunakan dalam pembelajaran biologi.

c. Analisis tugas

Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan isi materi yang akan disampaikan dalam bahan ajar serta menentukan jenis evaluasi yang tepat untuk diberikan kepada siswa.

d. Analisis konsep

Analisis konsep dilakukan dengan menganalisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada materi struktur dan fungsi sel sesuai dengan standar kompetensi kurikulum 2013 revisi 2017.

Adapun bagian yang dipelajari meliputi: kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) dari materi struktur dan fungsi sel.

(55)

Tabel 3.1

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) 1. Menghayati dan mengamalkan

ajaran agama yang dianutnya.

2. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual procedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

3. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur, fungsi, dan proses yang berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan.

4.1 Menganalisis berbagai bioproses dalam sel yang meliputi mekanisme transport membrane, reproduksi dan sintesis protein.

e. Perumusan tujuan pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran ini berdasarkan pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum 2013 revisi 2017. Tahap ini bertujuan agar materi rekontruksi yang merupakan hasil dari analisis konsep dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan KI dan KD.

(56)

Tabel 3.2 Tujuan Pembelajaran

Kompetensi Dasar (KD) Tujuan Pembelajaran

3.1 Menjelaskan

komponen kimiawi

penyusun sel, struktur, fungsi, dan proses yang berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan.

a. Mampu menjelaskan sejarah penemuan sel.

b. Mampu menjelaskan struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.

c. Mampu membedakan sel prokariotik dan sel eukariotik.

d. Mampu mengemukakan

perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan.

e. Mampu menjelaskan fungsi organel-organel sel.

4.1 Menganalisis berbagai bioproses dalam sel yang meliputi mekanisme transport membran, reproduksi dan sintesis protein.

a. Mampu menjelaskan mekanisme transport aktif dan pasif.

b. Mampu menjelaskan tahap-tahap pembelahan mitosis dan meiosis.

2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap perancangan bertujuan dalam menyiapkan rancangan awal bahan ajar atau desain produk. Dalam tahap ini terdiri dari 4 langkah yaitu:

a. Pemilihan perangkat lunak yang akan digunakan dalam merancang bahan ajar booklet.

b. Penyusunan materi yang disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada materi struktur sesuai dengan standar kompetensi kurikulum 2013 revisi 2017.

c. Perancangan bahan ajar booklet.

(57)

Tabel 3.3

Blue-print Bahan Ajar Booklet

Tampilan Tampilan Keterangan

Cover 1. Judul Booklet

2. Gambar/Ilustrasi menggambarkan materi yang disajikan dalam booklet

3. Nama Penyusun 4. Kata pengantar 5. Isi kata pengantar 6. Atas nama penyusun 7. Daftar Isi

8. Uraian daftar isi 1

2

3

4

5

6

7

8

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No  Nama dan
Tabel 3.2  Tujuan Pembelajaran
Gambar 4.1  Tampilan cover depan
Gambar 4.2  Tampilan cover belakang  2)  Halaman Sampul
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil rata-rata yang diperoleh yaitu 76% untuk uji coba kelompok kecil, 88% untuk uji coba lapangan di SMA N 3 Kotabumi untuk 85% di SMA N 1 Kotabumi dan 83% di SMA

Tahap ketiga pada tahap pengembangan adalah tahap uji coba skala kecil terhadap 20 mahasiswa. Komentar pada uji coba pengguna yaitu mahasiswa menyatakan bahwa bahan ajar

Dari data dan analisis hasil validasi ahli desain pembelajaran, ahli isi/materi, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan siswa, dan review guru terhadap

a) Hasil Angket respon Uji Coba Skala Kecil Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil menghasilkan jawaban dari responden diantaranya, setuju sekali 19,8, jawaban setuju

Setelah dilakukan uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar untuk mengetahui kemenarikan bahan ajar (modul) desain didaktis, produk dikatakan

Data hasil uji coba kelompok kecil dilakukan pada siswa yang sudah menempuh materi pencemaran lingkungan tahun sebelumnya, yaitu kelas XI IPA 2 SMAN Grujugan

Dari hasil validasi yang dilakukan dengan 4 validator ahli dan hasil uji coba kelompok kecil yang dilakukan dengan 9 peserta didik, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis

Pada tahap uji coba terbatas peneliti memberikan diberikan angket respon terhadap bahan ajar berupa LKPD berbantuan scratch kepada 10 orang siswa yang telah mempelajari materi segiempat