• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BERBASIS ENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BERBASIS ENT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEWIRAUSAHAAN

meningkatkan minat kewirausahaan siswa. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu studi pendahuluan, tahap perencanaan (penyusunan draft awal), tahap pengembangan (validasi, uji coba terbatas, uji coba luas dan revisi), produk akhir. Bahan ajar yang dihasilkan memiliki berapa karakter yaitu membangun persepsi positif siswa terhadap dirinya sendiri dan terhadap kegiatan wira usaha, membangkitkan motivasi berwira usaha, menanamkan nilai-nilai kewirausahaan, menambah wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaan dan memberi bekal keterampilan wira usaha kepada siswa. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Pati. Data yang dianalisis meliputi hasil belajar siswa, minat kewirausahaan siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar klasikal mencapai 93,3%, minat kewirausahaan siswa meningkat dari skor rata-rata 69 menjadi 79 dengan peningkatan berkategori sedang dan respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis entrepreneurship adalah positif. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa bahan ajar bebasis entrepreneurship efektif digunakan dalam pembelajaran dan mampu meningkatkan minat kewirausahaan siswa.

Kata kunci : bahan ajar, entrepreneurship, minat kewirausahaan

Abstract

This study was conducted to obtain teaching materials science-based entrepreneurship. Entrepreneurship-based teaching materials required as part of efforts to increase student interest in entrepreneurship. Development of teaching materials is done through several stages of preliminary studies, the planning phase (preparation of the preliminary draft), stage of development (validation, limited testing, extensive testing and revision), the final product. Teaching materials produced has how many characters that build positive perceptions of students towards themselves and towards entrepreneurial activity, motivational berwira, instilling the values of entrepreneurship, add insight and knowledge about entrepreneurship and gives stock entrepreneurial skills to students. Subjects were students of class VIIA SMP Negeri 1 Pati. The data analyzed include the results of student learning, entrepreneurial interests of students and students' responses to learning. Based on the results of the study showed that classical learning completeness reached 93.3%, increasing student interest in entrepreneurship from an average score of 69 to 79 with an increase in moderate category and the students' responses to learning using teaching materials based entrepreneurship is positive. Based on the results of the study concluded

(2)

that entrepreneurship-based teaching material is effectively used in learning and improve student interest in entrepreneurship.

Keywords : teaching materials, entrepreneurship, entrepreneurial interest

PENDAHULUAN

Saat ini masalah pengembangan jiwa kewirausahaan melalui pendidikan formal menjadi aktual untuk dibahas. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan yang sangat rasional. Salah satu alasannya adalah masih banyaknya lulusan pendidikan dasar atau menengah yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya hingga ke perguruan tinggi. Sementara mereka tidak memiliki bekal yang cukup untuk memasuki dunia kerja. Alasan lainnya yaitu meningkatnya angkatan kerja terdidik lulusan perguruan tinggi yang jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kenaikan jumlah lulusan tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan kesempatan kerja sehingga akhirnya menimbulkan residu angkatan kerja berupa pengangguran.

Menurut Sanisah (2010), terdapat tiga faktor yang menyebabkan banyaknya lulusan yang menganggur. Faktor pertama adalah hambatan kultural yaitu menyangkut budaya yang berkembang di masyarakat, seperti kebanggaan orang tua apabila anaknya diterima menjadi pegawai baik pegawai negeri ataupun pegawai swasta.. Sedangkan faktor yang kedua adalah pendidikan formal yang dinilai belum mampu mencetak lulusan yang siap kerja. Sedangkan faktor penyebab yang ketiga terkait dengan ketidakmampuan para lulusan untuk memenuhi kualitas yang dikehendaki oleh pasar.

(3)

Pendekatan yang digunakan harus merangsang siswa untuk memiliki rasa ingin tahu dan kreativitas. Merangsang siswa dengan kemampuan kewirausahaan akan membuat mereka percaya diri akan kelebihan dan kelemahan mereka.

Pendidikan yang berbasis entrepreneurship dilakukan untuk meningkatkan minat siswa terhadap kegiatan kewirausahaan. Menurut Bird (1988), minat kewirausahaan dapat dinyatakan sebagai keadaan pikiran yang mengarahkan dan membimbing tindakan individu untuk mengembangkan dan mengimplementasikan usaha baru atau menciptakan nilai-nilai baru dari yang telah ada. Minat tersebut dibentuk oleh faktor-faktor yang berbeda dari setiap individu seperti kebutuhan, keinginan, nilai-nilai, kebiasaan dan keyakinanMelalui pendidikan berbasis kewirausahaan akan mempengaruhi pola pikir lulusan dari pencari kerja menjadi pencipta pekerjaan (Ekpoh: 2011). Menurut Turker (2008) minat kewirausahaan dapat dibentuk melalui pendidikan. Demikian pula menurut Lee (2005), menyimpulkan bahwa selain faktor pengalaman pribadi, lingkungan sosial dan budaya, pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membangun kewirausahaan.

.Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh para guru IPA adalah dengan mengembangkan bahan ajar yang berbasis entrepreneurship. Melalui bahan ajar berbasis entrepreneurship dan implementasinya dalam pembelajaran, guru membangun persepsi positif siswa tentang kewirausahaan, membangkitkan motivasi berwirausaha dan apabila memungkinkan memberi keterampilan berwirausaha dengan membuat produk-produk tertentu, sehingga dapat menjadi rangsangan kepada siswa untuk menekuni bidang kewirausahaan.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana mengembangkan bahan ajar IPA yang berbasis entrepreneurship, 2) Bagaimana kevalidan bahan ajar IPA yang berbasis entrepreneurship hasil pengembangan, 3) Bagaimana keefektifan bahan ajar IPA yang berbasis entrepreneurship hasil pengembangan, 4) Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar IPA yang berbasis entrepreneurship, 5) Bagaimana karakteristik bahan ajar IPA yang berbasis entrepreneurship dapat meningkatkan minat kewirausahaan siswaSMP.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mendapatkan bahan ajar IPA berbasis entrepreneurship, 2) Mengetahui kevalidan bahan ajar IPA berbasis entrepreneurship 3) Mengetahui keefektifan bahan ajar IPA berbasis entrepreneurship, 4) Mengetahui karakteristik bahan ajar IPA berbasis entrepreneurship untuk meningkatkan minat kewirausahaan siswa.

(4)

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dengan produk akhir berupa bahan ajar IPA berbasis entrepreneurship. Tahap-tahap yang dilakukan adalah 1) Studi Pendahuluan, meliputi proses identifikasi kebutuhan bahan ajar, analisis kurikulum dan identifikasi latar belakan, 2) Tahap Perencananaan/Disain Produk, berdasarkan hasil studi pendahuluan kemudian dikembangkan draft awal bahan ajar, 3) Tahap Pengembangan, meliputi proses validasi baik oleh ahli maupun oleh guru, proses uji coba terbatas dan proses uji coba luas, 4) Produk Akhir, produk akhir diperoleh setelah melalui beberapa revisi yang dilakukan selama tahap pengembangan produk.

Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pati yang terdiri dari 9 kelas. Sedangkan sampel penelitian adalah kelas VIIA berjumlah 30 siswa, diambil melalui cluster random sampling.

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu teknik non tes dengan instrumen berupa lembar validasi bahan ajar, angket respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar hasil pengembangan, angket minat kewirausahaan siswa, lembar observasi untuk memperoleh data nilai sikap dan keterampilan siswa. Sedangkan teknik tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar kognitif siswa.

Keberhasilan penelitian ditentukan apabila bahan ajar efektif ketika diimplementasikan dan mampu meningkatkan minat kewirausahaan siswa. Kefektifan bahan ajar dilihat dari hasil belajar siswa yang memenuhi ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dimana 85% siswa berhasil melampaui kriteria ketuntasan minimal individual. Sedangkan peningkatan minat kewirausahaan siswa dilihat dari peningkatan rata-rata skor hasil angket siswa antara sebelum pembelajaran dan ssudah pembelajaran menggunakan bahan ajar hasil pengembangan. Kriteria peningkatan diuji dengan uji gain ternormalisasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian pengembangan diawali dengan studi pendahuluan, salah satunya tentang kebutuhan bahan ajar. Hasil angket terhadap guru IPA ternyata mereka berpendapat bahwa pengembangan bahan ajar berbasis entrepreneurship diperlukan karena pentingnya penanaman semangat kewirausahaan sejak dini. Selain itu belum ditemukannya bahan ajar berbasis entrepreneurship yang beredar dipasaran. Setelah menganalisis kurikulum, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan draft bahan ajar.

(5)

kisah sukses wirausahawan, untuk merangsang motivasi belajar dan mengenalkan kegiatan kewirausahaan kepada siswa. Profil wirausahawan yang ditampilkan pada beberapa bagian juga diharapkan dapat merubah persepsi siswa terhadap kegiatan wira usaha. Kedua, Gambar dan ilustrasi pada bahan ajar langsung dikaitkan dengan kegiatan wira usaha. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas hubungan antara konsep yang dipelajari dengan kewirausahaan. Ketiga, bahan ajar memuat beberapa kegiatan praktikum untuk melatih sikap dan karakteristik positif siswa. Keempat, terdapat kegiatan yang langsung berkaitan dengan dunia wira usaha seperti pembuatan produk yang bernilai ekonomis dan survey lapangan. Kelima, bahan ajar juga menampilkan contoh-contoh penerapan konsep yang dapat dimanfaatkan untuk membuka usaha.

Draft bahan ajar kemudian divalidasi oleh ahli dan oleh praktisi pendidikan (guru). Dengan beberapa perbaikan kecil, validator menyatakan bahwa bahan ajar layak digunakan dalam pembelajaran. Setelah diperbaiki bahan ajar dinilai oleh siswa diluar kelas eksperimen. Penilaian oleh siswa menyatakan bahwa bahan ajar dapat digunakan dallam pembelajaran.

Tahap selanjutnya adalah uji coba bahan ajar dalam pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan selama 17 jam pelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun, terdiri dari, 14 jam tatap muka dan 3 jam kunjungan lapangan ke industri.

Pada tahap uji coba ini, diuji keefektifan bahan ajar dan kemampuan implementasi bahan ajar untuk meningkatkan minat kewirausahaan siswa serta respon para siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar hasil pengembangan. Efektifitas bahan ajar ditunjukkan oleh hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dinyatakan dalam tiga aspek peniliaian. Aspek kognitif, aspek keterampilan dan aspek sikap.

(6)

Gambar 1 Grafik Hasil Tes Kognitif

Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh bahwa hanya terdapat dua siswa yang memiliki nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,00. Sedangkan 28 siswa lainnya berhasil memperoleh ketuntasan belajar. Sehingga ketuntasan klasikalnya adalah 93,3%.

Penilaian pada aspek keterampilan dan aspek sikap diperoleh melalui observasi terhadap kinerja siswa yang dilakukan oleh observer. Hasil observasi penilaian pada aspek keterampilan dan aspek sikap dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

(7)

Gambar 3 Grafik Hasil Penilaian Sikap

Aspek penilaian keterampilan meliputi kemampuan menyiapkan alat dan bahan, kemampuan melakukan percobaan, kemampuan pengamatan, kemampuan menyimpulkan dan kemampuan mengkomunikasikan hasil.. Sedangkan aspek penilaian sikap meliputi kerja sama, tanggung jawab dan kejujuran. Hasil penilaian kedua aspek tersebut menunjukkan bahwa seluruh siswa berhasil memperoleh nilai keterampilan dan sikap di atas kriteria ketuntasan minimal. Dengan hasil ketiga aspek penilaian tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar efektif digunakan dalam proses pembelajaran.

Kemampuan implementasi bahan ajar untuk meningkatkan minat kewirausahaan siswa ditunjukkan oleh peningkatan skor rata-rata angket yang diperoleh siswa antara sebelum pembelajaran dengan sesudah pembelajaran. Minat kewirausahaan siswa ditunjukan oleh indikator-indikator, 1) Kemauan keras dan kemandirian untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidup, 2) Keyakinan atas kekautan sendiri, 3) Sikap jujur dan bertanggung jawab, 4) Ketahanan fisik dan mental, 5) Ketekunan dan keuletan dalam berusaha, 6) Pemikiran kretaif dan konstruktif, 7) Berorientasi ke depan dan 8) Berani mengambil resiko.

(8)

Gambar 4 Hasil Angket Minat Kewirausahaan

Rata-rata skor minat sebelum pembelajaran adalah sebesar 69 sedangkan rata-rata skor setelah pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis entrepreneurship adalah 79. Dengan demikian telah terjadi peningkatan skor minat dengan peningkatan berkategori sedang sesuai dengan uji gain, yaitu dengan nilai g = 0,32. Dengan hasil tersebut menujukkan bahwa implementasi bahan ajar berbasis entrepreneurship mampu meningkatkan minat kewirausahaan siswa.

Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar beerbasis entrepreneeurship adalah positif. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil angket respons yang diperoleh sebaagaimana Tabel 1.

Tabel 1 Rekapitulasi Perolehan Skor Angket Respon Siswa

No Indikator Rata-rata

Skor

Rata-rata Persentase

1 Pembelajaran menarik 3,20 80

(9)

3 Mempercepat pemahaman konsep 3,27 82

4 Menumbuhkan keingintahuan 3,17 79

5 Mendorong kreativitas 3,17 79

6 Meningkatkan kerja sama dengan orang lain 3,27 82

7 Menambah wawasan kewirausahaan 3,37 84

8 Memotivasi untuk memperdalam kewirausahaan

3,33 83

9 Mendorong semangat untuk berwira usaha 3,40 85

10 Menginginkan pembelajaran konsep lain menggunakan bahan ajar berbasis kewirausahaan

3,43 86

Persentase perolehan skor untuk masing-masing indikator berkisar antara 79 hingga 86. Untuk indikator kewirausahaan (indikator nomor 7, 8 dan 9), persentase skor yang diperoleh adalah antara 83 hingga 85.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian disimpulkan bahwa 1) bahan ajar berbasis entrepreneurship yang dikembangkan layak digunakan sebagai bahan pembelajaran, setelah melewati tahap studi pendahuluan, perencanaan, pengembangan dan produk akhir, 2) bahan ajar hasil pengembangan efektif digunakan sebagai bahan pembelajaran dibuktikan dengan tercapainya kriteria ketuntasan minimal yang dipersyaratkan, 3) penerapan bahan ajar dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat kewirausahaan siswa, 4) respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar hasil pengembangan adalah positif.

TERIMA KASIH

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Bird, B. 1988. “Implementing Entrepreneurial Ideas: The Case of Intention”. Academy of Management Review. Volume 13 No. 3 hal 442-453.

Edmond, A., Oluniyi, A., Isaiah, D., & Barfa, G. 2014. “Strategies for Revitalizing The Implementation of Entrepreneurship Education in Technical, Vocational Education and Training (Tvet) to Enhance Self-Employment in Nigeria”. British Journal of Educcation. Vol. 2 No. 4 hal. 50 – 62.

Ekpoh, U, I., & Edet, A, O. 2011. “Entrepreneurship Education and Career Intentions of Tertiary Education Students in Akwa Ibom and Cross River States, Nigeria”. International Education Studies Journal, Volume 4 No. 1 hal. 172 – 178.

Lee, S, M., Chang, D., & Lim, S. 2005. “Impact of Entrepreneurship Education: A Comparative Study of the U.S. and Korea”. International Entrepreneurship and Management Journal 1, Volume 1 Issue 1 Hal. 27–43.

Sanisah, S. 2010. “Perguruan Tinggi dan Pengangguran Terbuka Sebuah Dilema”. Jurnal Lentera Pendidikan, Volume 13 No. 2 Hal. 147 – 159.

Turker, D., & Selcuk, S. S. 2008. “Which factors affect entrepreneurial intention of university students?”. Journal of European Industrial Training. Vol. 33 No. 2 hal 142 – 159.

Gambar

Gambar dan ilustrasi pada bahan ajar langsung dikaitkan dengan kegiatan wira usaha. Hal
Gambar 1 Grafik Hasil Tes Kognitif
Gambar 4.
Tabel 1 Rekapitulasi Perolehan Skor Angket Respon Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pelaksanaan PKM diSMK Diponegoro Kecamatan karang Anyar Kabupaten Pekalongan terkait peningkatan pemahaman pengelasan SMAW , maka kegiatan pengabdian

Mata kuliah ini akan mempersiapkan mahasiswa untuk dapat menempuh perkuliahan di Program Studi Agroteknologi melalui pengenalan metode-metode pembelajaran dalam Kurikulum

Pada dasarnya, CSR dan ISR memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosial perusahaan terhadap makhluk hidup yang berasa di

Bagi warga jemaat yang ingin memberikan persembahan Minggu, Bulanan, dan/atau untuk Penggalangan Dana Covid-19 dapat ditransfer melalui rekening gereja atau

Bercak dengan Rf 0,76 dan 0,90 dikerok dan dilarutkan dalam metanol yang kemudian diperiksa kemurniannya dengan menggunakan KLT multi eluen dengan fase diam selulosa dan fase

Rancangan ini digunakan untuk menginputkan data transaksi simpanan wajib (SW) berdasar perubahan status keanggotaan yang dilakukan anggota sesuai dengan ketentuan yang

Dengan menggunakan persamaan tersebut akan direkontruksi data runoff bulanan di DAS Paninggahan pada periode tahun 1991 hingga 2015, yaitu dengan cara memasukan data curah hujan

PATM adalah teknologi pompa terbaru dengan menggunakan pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk