HAKEKAT BAHASA
Hakekat Bahasa
Indra pendengaran dan penglihatan pertama kali digunakan untuk mempelajari bahasa dari orang-orang di sekitar anak. Bahasa mempunyai fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan manusia, misalnya sebagai instrumen aktualisasi diri.
Pengertian Bahasa
Menurut Kentijono, dkk dalam Tata Bahasa Dasar Bahasa Indonesia (2015:3), bahasa itu sistematis, yaitu mempunyai kaidah atau pola. Menurut Widjono dalam Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Perguruan Tinggi Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan masyarakat untuk berkomunikasi.
Karakteristik Bahasa
Hubungan antara lambang dengan apa yang dilambangkannya tidak bersifat wajib, dapat berubah, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang mempunyai makna tertentu. Walaupun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa tersebut digunakan oleh penutur heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda-beda, maka bahasa tersebut menjadi beragam, baik pada tataran fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikal.
Fungsi Bahasa
Bahasa merupakan alat kontrol sosial yang memberikan kontrol komunikatif agar masyarakat memahami saat komunikasi terjadi. Ketika komunikasi terjadi, setiap orang mengamati ucapan, perilaku, dan simbol-simbol lain yang menunjukkan arah komunikasi.
Pengertian Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa pertama dimulai ketika seorang anak dilahirkan dengan kemampuan berbahasa, yaitu diawali dengan penguasaan bunyi-bunyian (prabahasa). Tahap selanjutnya adalah munculnya kemampuan anak dalam menghasilkan satu atau dua kata, kemudian meningkat kemampuannya dalam menghasilkan kata. tiga kata, yang berkembang dari menyusun kalimat sederhana ke kalimat yang lebih kompleks. Pada tahap ketiga pemerolehan bahasa, anak mempunyai keterampilan khusus dengan menggunakan kekuatan otaknya untuk mengolah kata-kata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Teori-Teori Pemerolehan Bahasa
Menurut Chomsky, alat ini merupakan alat yang memiliki kemampuan alamiah anak dalam mempelajari bahasa, khususnya tata bahasa, yang terjadi secara alami. Ketika anak dibekali LAD di otaknya, ia dapat mempelajari bahasa apa pun sendiri, karena anak hanya perlu menyesuaikan aturan-aturan yang ada di kepalanya dengan bahasa yang digunakan lingkungannya berkat kemampuan gramatika yang bersifat universal.
Proses Pengajaran Produksi Ujaran
Perencanaan kalimat, yaitu penutur memutuskan tindak tutur mana yang akan digunakan, mana yang diberikan, dan mana yang baru. Artikulasi, yaitu pembicara mengaktifkan otot-otot artikulasi sehingga menghasilkan program artikulasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Usia 0-3 Tahun
Usia 4-5 Tahun
Pada peringkat ini, perkembangan bahasa kanak-kanak yang paling ketara ialah perkembangan pemahaman/penggunaan bahasa secara pasif. Pada peringkat ini, kanak-kanak mula aktif, bermakna ia tidak pasif seperti ketika berada di peringkat pertama.
Perkembangan Bahasa Usia 5-6
Perkembangan Bahasa Anak Masa
- Bahasa Anak Sekolah Usia 6-7 T
- Bahasa Anak Sekolah Usia 8-10
- Bahasa Anak Sekolah Usia 10-12
- Perkembangan Kognitif Anak
Ciri-ciri utama bahasa dan perkembangan bahasa anak pada akhir sekolah dasar (kelas 5 dan kelas 6) mempunyai implikasi sebagai berikut. Guru dan orang tua diharapkan cermat dan bijaksana dalam memilih buku sastra yang selaras dengan kebutuhan dan perkembangan bahasa anak.
Hakikat Menyimak atau Mendengarkan. 34
- Standar kompetensi
- Jenis-Jenis Mendengarkan
Menurut Burhan (dalam Ariani 2009:6) dalam buku Ariani Farida, “mendengarkan adalah proses menangkap, memahami dan mengingat sebaik-baiknya apa yang kita dengar atau apa yang dikatakan orang lain kepadanya.” Keterampilan mendengarkan dan memahami informasi yang diterimanya merupakan jaminan bagi komunikasi dan pembelajaran bahasa, baik membaca maupun menulis.
Tahap-tahap Menyimak
Role-playing merupakan teknik yang banyak digunakan oleh guru bahasa Indonesia di sekolah untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berbicara siswanya. Penerapan pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan berbicara bahasa Indonesia memerlukan penerapan strategi Modeling The Way (membuat contoh-contoh praktis). 7 Saleh Abbas, Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006 (, hal. 104.
Pengertian ejaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah-kaidah untuk menguraikan bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam tulisan (huruf) serta penggunaan tanda baca. Tujuan mempelajari ejaan bahasa Indonesia adalah (1) bahasa Indonesia yang baik dan (2) bahasa Indonesia yang benar (Sriyanto, 2015). Tanda baca tersebut ditetapkan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Tim Pengembang Bahasa Indonesia, 2016) di bawah ini.
Penulisan unsur serapan bahasa asing disesuaikan dengan penulisan huruf dan penggunaannya dalam bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa dalam hal mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Komponen kurikulum bahasa Indonesia di sekolah dasar dan prinsip bahasa Indonesia di sekolah dasar serta prinsip pengembangan kurikulum dasar.
Pendekatan dan Metode Membaca
- Pendekataan Membaca Kelas I
- Pendekataan Membaca Kelas II
- Pendekataan Membaca Kelas III
Pengertian Menulis
Tujuan Menulis
Hal ini sangat penting agar tulisan tidak melampaui batas karangan, tujuan penulisan adalah untuk menjaga keutuhan tulisan.
Tahapan Kemampuan Menulis untuk
- Pengenalan Huruf
- Latihan
Guru hendaknya menulis secara perlahan, dan anak diminta memperhatikan gerakan tangan, serta contoh pengucapan bentuk tulisan yang sedang ditulis guru. Ada beberapa cara menghapus yang bisa dilakukan anak, misalnya menggunakan karbon, menggunakan kertas tipis, menebalkan tulisan yang sudah ada. Sebelum melakukan blatting, guru hendaknya memberikan contoh penulisan yang benar di papan tulis, kemudian anak menirukan gerakan tersebut dengan jari telunjuk di udara.
Latihan melihat bentuk tulisan dimaksudkan untuk melatih koordinasi antara mata, daya ingat dan jari-jari anak pada saat menulis, sehingga anak dapat mengingat bentuk kata/huruf yang ada di benaknya dan memindahkannya ke jari-jarinya. Termasuk menyalin tulisan apa adanya menurut sumber yang ada, menyalin tulisan dengan cara yang berbeda-beda, misalnya dari surat cetak ke surat berjalan. Latihadikte bertujuan untuk melatih siswa dalam koordinasi bicara, pendengaran, ingatan dan jari tangan (saat menulis), sehingga perkataan seseorang dapat didengar, diingat dan disampaikan dalam rangkaian huruf dan kata dalam kalimat.
Siswa diberi tugas untuk menulis karangan sederhana berdasarkan penafsirannya terhadap gambar atau cerita guru dengan kata-katanya sendiri.
Prinsip-prinsip Pengajaran Menulis
Memberikan dampak banyak menghasilkan karya siswa selain melaksanakan tugas dari guru khususnya guru bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mempunyai ejaan yang berbeda dengan ejaan negara lain, termasuk perbedaan ejaan negara tetangga, misalnya ejaan Malaysia dan Brunei, salah satu rumpun bahasa Melayu, mempunyai ejaan yang berbeda. Ruang lingkup yang dipelajari dalam ejaan bahasa Indonesia meliputi sistem bunyi, bentuk kata, struktur kalimat, dan sistem penulisan.
Pembahasan berikut adalah mengenai penjelasan komponen ejaan bahasa Indonesia, yang memuat cara penggunaannya, yang disajikan secara ringkas dan bukan secara terperinci. Tanda sempang digunakan untuk memisahkan bahagian perkataan yang diganggu oleh pemisah baris. Singkatan ditulis, terdiri daripada huruf pertama setiap perkataan yang bukan nama peribadi
Sumber: (Kelompok Pembinaan Bahasa Indonesia, 2016) E. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa yang benar-benar asli Indonesia, namun bahasa Indonesia terbentuk dari unsur-unsur bahasa daerah dan bahasa asing seperti Arab, Eropa, dan Inggris. Secara khusus Sukatman (2012) menjelaskan banyak kaidah dasar tuturan bahasa Indonesia yang harus dipatuhi agar tuturan komunikatif tampak santun. Bahasa Indonesia hendaknya mendapat perhatian khusus setiap hari, apalagi dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru harus bisa menempatkan pembelajaran bahasa Indonesia agar bahasa Indonesia tidak terpinggirkan oleh bahasa asing.
Komponen-komponen Kurikulum
- Prinsip Pengembangan Kurikulum
Sukmadinata dalam Dimiyati mengemukakan empat komponen utama kurikulum, yaitu tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan penilaian. Zais dalam Dimiyati kembali menyatakan bahwa ia menguraikan tujuan menjadi tiga, yaitu maksud, tujuan, dan sasaran yang ketiganya merupakan suatu hirarki vertikal. Guru merupakan mesin penggerak penyampaian pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan yang tertuang dalam kurikulum sesuai dengan tingkatan kelas pada satuan pendidikan.Dekdikbud di Dimiyati.
Dari berbagai prinsip pengembangan kurikulum, berikut ini hanya dijelaskan tiga prinsip, yaitu prinsip relevansi, prinsip kontinuitas, dan prinsip fleksibilitas. Prinsip relevansi, pengembangan kurikulum memuat penjelasan materi yang diajarkan, harus relevan (sesuai dengan perkembangan saat ini). Berkelanjutan secara vertikal (bertahap/bertahap) dalam artian antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kurikulum dikembangkan secara terus menerus tanpa ada jarak antara keduanya, mulai dari tujuan pembelajaran hingga tujuan pendidikan nasional juga bersifat berkelanjutan.
Keberlanjutan vertikal memerlukan kolaborasi antara pengembangan kurikulum di tingkat dasar, menengah, dan tinggi.
Model-Model pengembangan
- Model Administratif (line-staff)
- Model Grass-roatas
- Model Beuchamp
- Model Arah Terbalik Taba
- Model Rogers (Relasi
Kurikulum ini digunakan dalam kurikulum desentralisasi yang memerlukan pengembangan beberapa komponen kurikulum secara keseluruhan, bisa juga menjadi bagian dari keseluruhan komponen kurikulum atau seluruh komponen kurikulum. Model Beuchamp, merupakan model pengembangan kurikulum dimana karakter adalah pengembangan kurikulum dimana karakter adalah Zais dengan menggunakan lima langkah pengembangan yaitu. Model hubungan interpersonal Roger terdiri dari empat langkah dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) pemilihan sasaran sistem pendidikan.
Komponen Pengembangan Kurikulum
- Standart Kompetensi
- Kompetensi Inti
- Kompetensi Dasar
Keempat kelompok ini menjadi acuan dalam pengembangan kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap acara pembelajaran secara terpadu. Dalam menyusun RPP yang dibuat oleh seorang guru, guru harus memahami apa itu kompetensi dasar dan menerjemahkannya ke dalam bentuk kata kerja. Kurikulum 2013 memperjelas bahwa kompetensi inti harus diterjemahkan menjadi kompetensi inti pada setiap satuan pembelajaran.
Dalam memilih kompetensi inti setiap mata pelajaran pada suatu kelas, peserta didik hendaknya mengacu pada SKl dan kompetensi inti. Kompetensi inti tersebut dapat dilihat pada kurikulum dan dipetakan ke dalam silabus yang dibuat oleh sekelompok guru di sekolah tersebut setelah melakukan tinjauan kurikulum. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (IIP) merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap kompetensi inti.
RPP memuat segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Prinsip –Prinsip Perencanaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tanggal 23 November 2007 tentang standar proses satuan pendidikan dasar dan menengah, pengembangan RPP dalam Silabus dituangkan untuk memandu kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Jika prinsip-prinsip tersebut diperhatikan maka perencanaan pembelajaran secara teoritis akan memberikan kepastian tercapainya tujuan sesuai skenario yang telah disusun. Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran harus jelas, semakin konkrit kompetensi tersebut, semakin mudah diamati, dan semakin tepat kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
Perencanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa 3. Perencanaan yang baik apabila guru yang membuat rencana tersebut memahami dan mempunyai keterampilan yang mendalam dalam membuat rencana. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, keterampilan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai. dan/atau lingkungan tempat peserta dididik.
Proses pembelajaran dirancang berpusat pada siswa dan mengedepankan motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian dan semangat belajar.
PENGERTIAN PENILAIAN DALAM
Tujuan dari Penilaian
Prinsip-prinsip dari Penilaian
Penilian Bahasa di Sekolah Dasar
- Penilian Berbicara
- Penilaian Kemampuan Membaca
- Penilaian Kemampuan Menulis
Teknik penilaian dalam Pembelajaran
- Penilaian Sikap
- Penilaian Pengetahuan
- Penilaian Keterampilan
Langkah-langkah Kegiatan Evaluasi