• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

| 91 PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Ma’ruf Darmawan1, Sugeng Sutiarso2, Nurhanurawati3*

1,2,3*

Universitas Lampung, Lampung, Indonesia

*Corresponding author.

E-mail: darmawanmaruf@gmail.com1) [email protected] 2) [email protected]3*)

Received 12 June 2023; Received in revised form 21 December 2023; Accepted 06 February 2024

Abstrak

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa dan merupakan faktor penting dalam pembelajaran matematika. Tujuan penilitian ini adalah untuk menghasilkan LKPD berbasis penemuan terbimbing yang valid, praktis dan melihat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan LKPD berbasis penemuan terbimbing serta mengenalisis efektivitasnya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi persamaan garis lurus . Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2022/2023. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and DevelopmentI menggunakan model Borg and Gall. Dari hasil penelitian dan pengembangan dapat disimpulkan bahwa LKPD yang dikembangkan untuk materi persamaan garis lurus memiliki kategori valid dan praktis. Hasil uji efektivitas menunjukkan bahwa LKPD berbasis penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan rata-rata N-gain sebesar 0,50. Hal ini menunjukan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan LKPD berbasis penemuan terbimbing termasuk dalam peningkatan dengan kriteria cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Kata kunci: Kemampuan pemecahan masalah matematis, LKPD, penemuan terbimbing

Abstract

Problem solving ability is one of the abilities that students must have and is an important factor in learning mathematics. The aim of this research is to produce valid, practical, guided discovery-based LKPD and see an increase in the mathematical problem solving abilities of students who use guided discovery-based LKPD and identify its effectiveness in improving mathematical problem solving abilities in straight line equations. The subjects of this research were class VIII students of SMP Negeri 1 Bandar Lampung for the 2022/2023 academic year. The type of research carried out is Research and Development using the Borg and Gall model. From the results of research and development it can be concluded that the LKPD developed for straight line equation material has a valid and practical category. The effectiveness test results show that guided discovery-based LKPD can improve mathematical problem solving abilities with an average N-gain of 0.50. This shows an increase in the mathematical problem solving abilities of students who take part in learning using guided discovery- based LKPD, including improvements with criteria that are quite effective in improving students' mathematical problem solving abilities.

Keywords:Guided discovery, LKPD, mathematical problem solving ability

This is an open access article under the Creative Commons Attribution 4.0 International License

(6)

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print) Volume 13, No. 1, 2024, 91-104 ISSN 2442-5419 (Online) DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v13i1.8045

92|

PENDAHULUAN

Perubahan paradigma proses pembelajaran abad 21 dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik harus membuat proses pembelajaran lebih banyak dilakukan oleh para peserta didik dibandingkan guru (Rahadian, 2016). Pembelajaran abad 21 menerapkan kreativitas berpikir kritis, kerjasama, pemecahan masalah, keterampilan komunikasi, kemasyara- katan dan keterampilan karakter (Mardhiyah et al., 2021; Rahmawati et al., 2022). Sejalan dengan pembelajaran abad 21, salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan pemecahan masalah (Sri Hartati, Ilham Abdullah, 2017; Suhaeni et al., 2016).

Kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam pembelajaran matematika, dengan kemampuan peme- cahan masalah yang baik diharapkan peserta didik dapat memahami sebuah permasalahan nyata dengan baik, melakukan transfer dasar pengetahuan matematika dengan mudah, serta mema- hami konsep-konsep dalam penyele- saian permasalahan matematika sehari- hari (Sumartini, 2016). Oleh karena itu, kemampuan pemecahan masalah sangat diperlukan karena merupakan tujuan dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika diperoleh infor- masi bahwa, kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik di SMP Negeri 1 Bandar Lampung masih rendah. Berdasarkan hasil observasi, terlihat bahwa guru sudah berupaya memberikan rangsangan agar peserta didik mau bertanya dan aktif dalam pembelajaran, namun hanya beberapa peserta didik yang aktif untuk

menjawab pertanyaan, sedangkan sebagian besar peserta didik lainnya masih terlihat pasif. Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku matematika SMP kelas VIII Semester 1 kurikulum 2013. Hasil wawancara menunjukkan bahwa buku matematika tersebut sulit dipahami oleh peserta didik karena masalah matema- tika yang disajikan terlalu rumit dan bahasa yang kurang komunikatif sehingga peserta didik sulit memecah- kan soal matematika yang tersedia.

Rendahnya kemampuan pemeca- han masalah matematis peserta didik juga terlihat dari penelitian terdahulu yang menunjukan bahwa peserta didik masih kesulitan dalam menyelesaikan dan memahami soal cerita yang bersubstansi kontekstual, salah dalam menentukan langkah-langkah penyele- saian yang digunakan sebagai strategi untuk menyelesaikan permasalahan (Arifina et al., 2019). Sejalan dengan hal di atas faktor penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik karena peserta didik kurang terbiasa melakukan proses pemecahan masalah dengan benar (Dwianjani et al., 2018).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yaitu dengan menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, salah satunya LKPD karena mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis (Septiani et al., 2022). Perlu adanya upaya untuk dapat menumbuh- kembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dengan penggunaan LKPD. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu lembar kerja yang berfungsi sebagai panduan belajar dan memudahkan peserta didik dalam

(7)

| 93 pembelajaran. LKPD biasanya berupa

petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya salah satunya dengan menggunakan pendekatan berbasis penemuan terbimbing sehingga kedepannya diharapkan dapat mewujud- kan harapan guru dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa pendekatan penemuan terbimbing mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah (Wungo et al., 2021), serta berpengaruh positif terhadap pembe- lajaran matematika (Anggoro, 2016;

Hartono & Noto, 2017; Jumhariyani, 2016; Muzaki et al., 2015; Revita, 2017;

Sriwidiarti, 2016). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan LKPD berbasis pene- muan terbimbing yang valid dan praktis serta menganalisis peningkatan kemam- puan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan LKPD berbasis penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika. Adapun keterbaruan pada penelitian ini yaitu LKPD yang dikembangkan akan berbasis penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan Barg and Gall dengan 6 tahapan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Adapun tahapan yang dilakukan yaitu tahap penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan desain produk awal, uji coba lapangan awal revisi hasil uji coba

lapangan awal, dan uji pelaksanaan lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung kelas VIII tahun pelajaran 2022/2023.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung. Subjek uji coba pada tahap ini yaitu peserta didik kelas VIII.6 yang berjumlah 29 orang dan kelas VIII.7 yang berjumlah 29 orang.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016).

Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi, tes dan angket. Instrumen yang digunakan dalam pengembangan LKPD ini adalah instrumen untuk mengukur kevalidan LKPD yang terdiri dari lembar validasi dan kepraktisan LKPD yang berupa dari angket respon peserta didik dan angket respon guru. Teknik analisis data terdiri dari analisis data pendahuluan, data validasi LKPD dan data kepraktisan LKPD. Rumus yang digunakan untuk menghitung hasil angket adalah rumus (1) berikut.

…… (1) Keterangan:

: Nilai yang dicari

∑ : Jumlah nilai jawaban responden

∑ : Jumlah nilai ideal atau jawaban tertinggi

Adapun setelah diperoleh hasil perhitungan dari angket validasi maupun angket uji kepraktisan, hasil tersebut dikategorikan sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam Tabel 1 dan 2.

(8)

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print) Volume 13, No. 1, 2024, 91-104 ISSN 2442-5419 (Online) DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v13i1.8045

94|

Tabel 1. Kriteria hasil validasi

Persentase (%) Kriteria Validasi Valid

Cukup Valid Kurang Valid Tidak Valid Tabel 2. Kriteria kepraktisan

Persentase (%) Kriteria Kepraktisan Sangat Praktis

Praktis Cukup Praktis Kurang Praktis

Tidak Praktis Lebih lanjut, besarnya peningkatan hasil tes kemampuan pemecahan masalah dianalisis dengan menggunakan rumus gain ternormali- sasi (normalized gain) yaitu:

(2) Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan mengguna- kan klasifikasi menurut Hake (1999) yang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Indeks Gain

Interval Interpretasi 0,70 – 1,00 Tinggi 0,30 – 0,69 Sedang 0,00 – 0,29 Rendah

Pengolahan dan analisis data kemampuan pemecahan matematis dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan software SPSS. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z, uji homogenitas menggunakan Uji Levene dan uji hipotesis menggunakan uji kesamaan dua rata-rata atau Uji t.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis penemuan terbimbing berdasarkan model pengembangan Barg and Gall dijelaskan sebagai berikut.

a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan diawali dengan melihat proses pembelajaran guru bidang studi matematika di kelas yang sedang berlangsung, kegiatan ini bertujuan untuk melihat bagaimana interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran antara guru dengan murid maupun sesama murid, selain itu studi pendahuluan ini bertujuan untuk melihat permasalahan yang dihadapi pada saat proses pembelajaran matematika di dalam kelas.

Hasil observasi dan wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika menunjukan pada proses pembelajaran media yang digunakan adalah papan tulis sebagai sarana guru dalam menjelaskan materi kepada peserta didik serta buku cetak yang dimiliki oleh guru maupun murid itu sendiri, selama proses observasi berlangsung tidak terlihat ada media maupun bahan ajar tambahan seperti LKPD maupun modul pembelajaran yang digunakan oleh guru. Terlihat bahwa guru sudah berupaya memberikan rangsangan agar peserta didik mau bertanya dan aktif dalam pembelajaran, namun hanya beberapa peserta didik yang aktif untuk menjawab pertanyaan, sedangkan sebagian besar peserta didik lainnya masih terlihat pasif.

Para peserta didik terlihat kesusahan dalam menyatakan masalah dengan simbol matematika atau ekspresi matematika. Pada saat berlatih soal, peserta didik diberi permasalahan yang berbeda dengan contoh soal yang ada, peserta didik terlihat bingung dalam

(9)

| 95 memahami dan menyelesaikan tugas

yang diberikan, hal ini dapat terjadi karena peserta didik terbiasa dengan mengerjakan soal rutin yang sudah biasa dibahas oleh guru, yang mengakibatkan apabila peserta didik diberi masalah matematis yang berbeda dengan contoh soal, peserta didik tidak dapat merepresentasikan masalah ke dalam bentuk matematis. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah peserta didik saat ini masih tergolong rendah.

b. Hasil Penyusunan Pengembangan LKPD

Berdasarkan masalah yang ditemui pada tahap studi pendahuluan, dikembangkan LKPD berbasis penemuan terbimbing untuk meningkat- kan kemampuan pemecahan masalah.

LKPD ini memuat sekumpulan materi dan kegiatan yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar.

Adapun hasil dari desain LKPD dapat dilihat pada Gambar 1, 2, dan 3.

Gambar 1. Cover LKPD

Gambar 2. Sintaks pada LKPD

Gambar 3. Contoh Kegiatan pada LKPD

c. Hasil Validasi ahli

Validasi ahli dilaksanakan oleh dua orang ahli, yaitu ahli pengemba- ngan pembelajran, ahli materi dan ahli media. Validasi ahli dilakukan oleh pihak yang berkompeten dalam bidang- nya yaitu dosen pendidikan matematika.

Perangkat yang telah disusun diserah- kan kepada ahli dengan menyertakan kisi-kisi dan lembar penilaian. Ahli materi yaitu dosen jurusan pendidikan matematika FKIP Universitas Islam

(10)

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print) Volume 13, No. 1, 2024, 91-104 ISSN 2442-5419 (Online) DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v13i1.8045

96|

Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) yaitu Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd., dan Riyama Ambarwati M.Si.

Hasil penilaian validasi materi pada LKPD dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Penilaian validasi ahli materi pada LKPD

No Ahli Skor Skor Ideal % Kriteria

1. Validator 1 81 96 84,3 Valid

2. Validator 2 77 96 83,6 Valid

Berdasarkan Tabel 4, hasil validasi dari kedua validator menunjukkan kriteria valid.

Selanjutnya, hasil penilaian dari

validator tersebut dilakukan uji keseragaman validitas yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Q-chohran Validasi Materi pada LKPD

N Q-chohran Df Asymp. Sig, Q tabel Kesimpulan

24 2,000 1 0,000 1,000 Ho diterima

Dari Tabel 5, terlihat bahwa hasil pengujian validitas dengan statistic Q- chohran diperoleh Asymp.Sig sebesar 0,317 lebih besar dari α = 0,05. Nilai statistic Q = 1. Nilai ini kurang dari nilai pada tabel Chi-Square untuk α = 0,05 dengan df = 1 sehingga terima H0, hal ini menunjukkan bahwa para ahli telah memberikan penilaian yang

seragam atau sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa para ahli memberikan perhitungan yang sama mengenai validitas materi LKPD yang dikembangkan, sehingga LKPD dapat digunakan di lapangan. Selanjutkan hasil penilaian media dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penilaian Validasi Ahli Media pada LKPD

No Ahli Skor Skor Ideal % Kriteria

1. Validator 1 62 72 86,1 Valid

2. Validator 2 63 72 87,5 Valid

Berdasarkan Tabel 6, hasil validasi dari kedua validator menunjuk- kan kriteria valid. Selanjutnya, hasil

penilaian dari validator tersebut dilakukan uji keseragaman validitas yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji Q-chohran Validasi Media pada LKPD

N Q-chohran Df Asymp. Sig, Q tabel Kesimpulan

18 0,000a 1 1,000 3,841 Terima H0

Dari Tabel 7, terlihat bahwa hasil pengujian validitas dengan statistic Q- chohran diperoleh Asymp.Sig sebesar 1,000lebih besar dari α = 0,05. Nilai statistic Q = 1. Nilai ini kurang dari nilai pada tabel Chi-Square untuk α =

0,05 dengan df = 1 diperoleh 3,841 sehingga terima H0, hal ini menunjukkan bahwa para ahli memberikan perhitungan yang sama mengenai validitas media LKPD yang dikembangkan. Sehingga, LKPD dapat

(11)

| 97 digunakan. Setelah LKPD dinilai oleh

ahli materi dan media, selanjutnya penilaian kepraktisan yang dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan kepraktisan LKPD, yaitu oleh seorang guru matematika dan peserta didik yang sedang mempelajari materi bilangan diluar kelas penelitian. Kategori penilaian tanggapan guru terhadap LKPD mendapatkan skor sebesar 88%, kategori penilaian siswa terhadap LKPD mendapatkan skor sebesar 84% yang berarti LKPD yang dikembangkan termasuk kategori praktis.

d. Hasil Revisi Uji Ahli

Berdasarkan perolehan skor kedua penilaian ahli materi dan ahli media, LKPD dapat digunakan di lapangan dengan beberapa revisi. Berdasarkan saran dari ahli materi dan ahli media yaitu penambahan cover LKPD yang disajikan pada Gambar 4 dan 5.

Gambar 4. Soal pada LKPD sebelum Revisi

Gambar 5. Soal pada LKPD sesudah Revisi

e. Hasil Uji Coba Lapangan Awal Uji coba lapangan awal dilakukan penulis dengan menguji cobakan LKPD berbasis penemuan terbimbing pada kelas VIII diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji coba LKPD dilaksanakan pada 6 orang peserta didik kelas VIII 3 yang belum mendapatkan materi persamaan garis lurus. Enam peserta didik tersebut terdiri dari dua orang peserta didik berkemampuan tinggi, dua orang peserta didik berkemampuan sedang dan dua orang peserta didik berkemampuan rendah.

Uji coba ini bertujuan mengetahui tingkat keterbacaan, pemahaman, dan ketertarikan siswa.

Instrumen yang digunakan berupa skala respon. Komponen yang dinilai dalam tahap ini adalah kriteria tampilan LKPD, penyajian materi, dan manfaat menggunakan LKPD bagi siswa. Hasil tanggapan siswa terhadap LKPD disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Penilaian Tanggapan Siswa Terhadap LKPD

No Aspek Jumlah Skor Skor Ideal Kriteria 1. Tampilan LKPD

344 408 Sangat Praktis

2. Penyajian Materi 3 Manfaat LKPD f. Hasil Revisi Uji Coba

Revisi tahap 2 dilakukan berdasarkan hasil uji coba serta saran dari enam orang siswa terpilih dan

seorang guru mata pelajaran matematika. Pengecekan ulang pada LKPD pembelajaran yang dikembang- kan dilakukan kembali untuk

(12)

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print) Volume 13, No. 1, 2024, 91-104 ISSN 2442-5419 (Online) DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v13i1.8045

98|

mengetahui apakah masih ada terjadi kesalahan dalam pengetikan atau kesalahan pencetakan sehingga LKPD yang dikembangkan sudah efektif dan praktis digunakan.

g. Hasil Uji Coba Lapangan

Pada tahap ini peneliti menguji keefektivitasan LKPD dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Uji coba lapangan ini dilakukan pada kelas VIII 6 sebagai kelas eksperimen dan VIII 7 sebagai kelas kontrol dengan jumlah peserta didik masing-masing

adalah sama 29 orang peserta didik di SMP Negeri 1 Bandar lampung. Pada kelas eksperimen menggunakan LKPD berbasis penemuan terbimbing dan kelas kontrol tidak menggunakan LKPD berbasis penemuan terbimbing.

Pada awal pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa. Kemudian di akhir pembelajaran diberikan posttest untuk menguji peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Hal tersebut dijelaskan pada Tabel 9.

Tabel 9. Data Kemampuan Awal Kemampuan Pemecahan Masalah Kelompok

Penelitian

Banyak

siswa Rata-rata Simpangan Baku

Skor Terendah

Skor Tertinggi

Eksperimen 29 13,60 4,73 4 22

Kontrol 29 11,5 3,53 4 22

Berdasarkan Tabel 9, rata-rata skor awal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata- rata skor awal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas

kontrol. Selanjutnya, dilakukan uji kesamaan dua rata-rata atau uji t untuk menguji apakah kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Uji-t Skor Awal Kemampuan Pemecahan masalah

Kelompok Penelitian Banyak siswa Rata-rata Thitung Sig.2(tailed)

Eksperimen 29 35,93

1,999 0,50

Kontrol 29 30,14

Berdasarkan Tabel 10, terlihat bahwa nilai probabilitas (Sig.) lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis nol diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal pemecahan masalah yang mengikuti pembelajaran dengan LKPD

dengan kemampuan awal pemecahan masalah yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional biasa.

Adapun hasil kemampuan akhir pemecahan masalah siswa dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Data Skor Akhir Kemampuan Pemecahan Masalah Kelompok

Penelitian

Banyak

siswa Rata-rata Simpangan Baku

Skor Terendah

Skor Tertinggi

Eksperimen 29 26,06 4,12 16 32

Kontrol 29 18,90 4,76 10 28

(13)

| 99 Berdasarkan Tabel 11, rata-rata

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas kontrol. Selanjutnya, untuk menguji apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis kedua kelas sampel di atas

juga berlaku pada populasi maka dilakukan analisis data. Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui bahwa data skor akhir kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada salah satu sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Uji t Skor Akhir Kemampuan Pemecahan Masalah

Kelompok Penelitian Banyak siswa Rata-rata Thitung Sig.2(tailed)

Eksperimen 25 77

7,183 .000

Kontrol 25 52

Berdasarkan Tabel 12, terlihat bahwa nilai probabilitas (Sig.) 0,000 yaitu kurang dari 0,05. Ini berarti bahwa hipotesis nol ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah yang mengikuti pembelajaran menggunakan LKPD dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional biasa. Pada Tabel 12, terlihat bahwa rata-rata skor posttest kelas yang mengikuti pembelajaran menggunakan LKPD berbasis penemuan terbimbing lebih tinggi daripada kelas yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional biasa. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

kemampuan pemecahan LKPD berbasis penemuan terbimbing lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional biasa atau dengan kata lain LKPD berbasis penemuan terbimbing efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Selanjutnya dilakukan analisis indeks gain kemampuan pemecahan masalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pada kedua kelas. Setelah dilakukan perhitungan indeks gain dari data pretest dan posttest diperoleh data yang disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Indeks Gain Pretest dan Posttest

No Kelas Nilai N Xmin Xmax ̅ Rerata N-gain

1 Eksperimen Pretest 29 4 22 13,66 0,5097

Posttest 16 36 26,06

2 Kontrol Pretest 29 4 22 11,52 0,248

Posttest 14 32 18,90

Skor Maksimal Ideal = 38 Tabel 13. memperlihatkan bahwa

kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan LKPD

berbasis penemuan terbimbing lebih tinggi daripada rata-rata indeks gain kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik yang mengikuti

(14)

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print) Volume 13, No. 1, 2024, 91-104 ISSN 2442-5419 (Online) DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v13i1.8045

100|

pembelajaran dengan tidak menggu- nakan LKPD berbasis penemuan terbimbing. Berdasarkan Tabel 13 rata- rata indeks gain kelas eksperimen adalah 0,50. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan LKPD berbasis penemuan terbimbing termasuk dalam peningkatan dengan kriteria sedang. Sedangkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan tidak menggu- nakan LKPD berbasis penemuan terbimbing termasuk dalam peningkatan dengan kriteria kurang efektif.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa LKPD bebasis penemuan terbimbing terbukti cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mate- matis peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya rerata skor N-gain kelas eksperimen. Kelas Eksperimen dan kelas kontrol sama-sama mengalami peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis, namun peningkatan yang lebih besar terjadi pada kelas yang menggunakan LKPD berbasis penemuan terbimbing. Dengan melihat hasil yang baik pada pengem- bangan LKPD berbasis penemuan terbimbing, maka LKPD yang dikembangkan disebarkan kepada guru mata pelajaran matematika di SMPN 1 Bandar Lampung untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika.

Kriteria valid dan praktis terkait kemampuan pemecahan masalah matematis pada LKPD diperoleh dari beberapa faktor. Faktor pertama adalah dirumuskannya LKPD berbasis penemuan terbimbing pada materi persamaan garis lurus yang sesuai dengan langkah pembelajaran dan indikator kemampuan pemecahan

masalah matematis selain itu LKPD yang disusun disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter peserta didik pada saat pembelajaran, LKPD berbasis penemuan terbimbing dapat memfasili- tasi peserta didik mengkonstruksi konsep-konsep matematisnya, menyele- saikan masalah dari sudut pandang yang berbeda dan melakukan pemecahan masalah secara mandiri, sehingga kemampuan pemecahan masalah mate- matis peserta didik dapat terbangun. Hal ini diperkuat oleh penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa penemuan adalah proses suatu cara dalam mendekati permasalahan, bukan suatu hasil atau item pengetahuan tertentu.

Belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang peserta didik dihadapkan pada masalah yang tampaknya ganjil sehingga peserta didik dapat mencari jalan pemecahannya (Khasinah, 2021).

Faktor kedua, pemberian masalah terkait kemampuan pemecahan masalah matematis yang menarik dalam penyusunan LKPD. Permasalahan pemecahan masalah matematis pada LKPD dapat menjadikan pembelajaran bermakna, menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan konsep pada materi yang dipelajari dan dapat menyelesaikan soal dari sudut pandang yang berbeda. Dalam hal ini peserta didik belajar matematika dengan cara mengamati, mencerna, menjelaskan dan membuat kesimpulan sehingga peserta didik secara langsung dapat menemukan pengetahuan baru melalui kegiatan- kegiatan yang memaksimalkan potensi dimilikinya. Adapun tahapan model penemuan terbimbing yang digunakan dalam LKPD meliputi stimulus (pemberian perangsang/stimuli), problem statement (mengidentifikasi masalah), data collection (pengumpulan

(15)

| 101 data), data processing (pengolahan

data), verification (pembuktian), dan generalitation (menarik kesimpulan).

Tahap pertama dalam pembe- lajaran model penemuan terbimbing adalah stimulus (pemberian perangsang/

stimuli) dimana guru merumuskan masalah yang akan dihadapkan kepada peserta didik dengan data secukupnya sehingga kegiatan ini menumbuhkan rasa ingin tau peserta didik terhadap materi yang sedang dipelajari. Secara tidak langsung tahap ini memberikan motivasi kepada peserta didik agar meningkatkan minatnya untuk mempe- lajari materi yang diberikan. Apabila motivasi meningkat maka pada akhirnya secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajar. Pada tahap ini diperoleh hasil bahwa peserta didik menjadi sangat tertarik dalam mempelajari materi bangun persamaan garis lurus setelah diberikan rangsangan yang tertuang dalam langkah pada LKPD (Zebua, 2021).

Tahap kedua adalah mengidenti- fikasi masalah (problem statement) dalam langkah ini peserta didik mulai menyusun, memproses, mengorgani- sasikan, mengidentifikasi dan menganalisis informasi dari tahap sebelumnya. Pada langkah ini bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan peserta didik untuk melangkah ke arah yang tepat.

Misalnya melalui pertanyaan- pertanyaan sehingga para peserta didik terpusat perhatianya terhadap materi persamaan garis lurus yang sedang dipelajari. Memusatkan perhatian kepada pengetahuan baru yang akan dihadapi dan memahami pengetahuan tersebut secara bertahap akan meningkatkan daya tangkap serta pemahaman peserta didik menjadi lebih terarah dan peserta didik menjadi lebih

fokus dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pemusatan perhatian merupakan hal yang tidak bisa diabaikan dalam kegiatan pembelajaran, tanpa adanya pemusatan perhatian didalam kegiatan pembelajaran maka kegiatan pembelajaran tidak dapat berjalan dengan optimal.

Tahap ketiga dan tahap keempat adalah pengumpulan data (data collection), dan pengolahan data (data processing), pada tahap ini peserta didik diarahkan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber belajar yang ada serta mengolahnya sehingga memunculkan pengetahuan baru melengkapi penge- tahuan yang lama yang dimiliki oleh peserta didik. Pada tahap ini juga peserta didik akan membandingkan pengetahuan yang baru saja diperoleh dengan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Melalui tahap ini diperoleh hasil bahwa peserta didik lebih mudah memahami materi persamaan garis lurus berkat adanya pengetahuan dasar yang telah diperoleh pada pembelajaran sebelumnya, sehingga peserta didik lebih mudah untuk membangun pengetahuan tentang persamaan garis lurus yang sedang dipelajari. Pada tahap ini peserta didik akan mendapatkan suatu pengetahuan yang akan digunakan pada tahap selanjutnya, sesuai dengan teori konstrutivisme dimana bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, dan hasilnya adalah konteks yang terbatas dan bukan hadir dengan tiba-tiba. Manusia harus membangun pengetahuan itu dan memberinya makna melalui pengalaman nyata.

Tahapan kelima dan keenam adalah pembuktian (verifikasi), dan menarik kesimpulan (generalisasi), pada tahapan ini peserta didik melakukan menyusun konjektur (prakiraan) dari

(16)

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print) Volume 13, No. 1, 2024, 91-104 ISSN 2442-5419 (Online) DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v13i1.8045

102|

hasil analisis yang dilakukannya kemudian jika telah diperoleh kepastian kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur diserahkan kepada peserta didik untuk menyusunnya pada tahapan ini peserta didik diharapka mampu menemukan pengetahuan baru berdasarkan apa yang telah dipelajari- nya, hubungan baru antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru melalui proses integrasi, pengorganisasian, rekonseptualisasi serta elaborasi. Pada tahapan ini diperoleh hasil bahwa peserta didik mampu menggabungkan kedua pengetahuan terkait materi persamaan garis lurus menjadi suatu kesatuan dan mampu mengkomunikasi- kannya kedalam bentuk tulisan (kalimat matematika, simbol, gambar, diagram, dll) maupun bentuk lisan. Tahap ini sesuai dengan dengan konsep kognitif yang dikemukakan oleh Piaget, yaitu Asimilasi dan Akomodasi.

Dengan menggunakan LKPD peserta didik dapat memperoleh penge- tahuan secara mandiri dan didorong untuk terlibat aktif dalam belajar sesuai konsep pembelajaran maka dapat memberikan hasil yang baik (Utriadi &

Suastika, 2021). Berdasarkan pemapa- ran di atas dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis penemuan terbimbing memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Hal ini karena proses pembelajaran menggunakan LKPD dapat memfasilitasi peserta didik belajar mandiri pada saat pembelajaran, tahapan-tahapan yang ada pada LKPD mampu mendorong peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, melatih kreativitasnya dalam menyusun ide-ide yang mereka miliki serta mengaplikasi-kan konsep yang dipelajari kedalam permasalahan dan di kehidupan sehari-hari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berupa LKPD berbasis penemuan terbimbing memenuhi kriteria valid dan praktis dan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika terutama pada materi persamaan garis lurus. LKPD ini juga cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu dapat membuat bahan ajar dengan mengguna- kan pendekatan penemuan terbimbing, baik berupa LKPD ataupun Modul pada materi persamaan garis lurus.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, B. S. (2016). Meningkatkan Kemampuan Generalisasi Matematis Melalui Discovery Learning dan Model Pembelajaran Peer Led Guided Inquiry. Al- Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(1), 11–20.

https://doi.org/10.24042/ajpm.v7i 1.23

Arifina, S., Kartono, & Hidayah, I.

(2019). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah pada Model Problem Based Learning Disertai Remedial Teaching. Eduma : Mathematics Education Learning And Teaching, 8(1), 85–97.

Dwianjani, N. K. V., Candiasa, I. M., &

Sariyasa. (2018). Identifikasi

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.

NUMERICAL: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(2), 153–166.

Hartono, W., & Noto, M. S. (2017).

Pengembangan Modul Berbasis Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan

(17)

| 103 Matematis pada Perkuliahan

Kalkulus Integral. Jurnal JNPM ( Jurnal Nasional Pendidikan Matematika ), 1(2), 320–333.

Jumhariyani. (2016). Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Dan Kemampuan Berpikir Kritis

Terhadap Kemampuan

Matematika Siswa Kelas IV SD Sekecamatan SetiaBudi Jakarta Selatan. Jurnal Pendidikan Dasar, 7(1), 62–73.

Khasinah, S. (2021). Discovery Learning : Definisi, Sintaksis, Keunggulan, dan Kelemahan.

Jurnal Mudarrisuna : Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 11(3), 402–413.

Mardhiyah, R. H., Aldriani, S. N. F., Chitta, F., & Zulfikar, M. R.

(2021). Pentingnya keterampilan belajar di abad 21 sebagai tuntutan dalam pengembangan sumber daya manusia. Lectura:

Jurnal Pendidikan, 12(1), 29–40.

Muzaki, L., Slamin, & Dafik. (2015).

Pengembangan Perangkat Pembelajaran berbasis Metode Guided Discovery Learning Berbantuan E-Learning dengan Aplikasi Atutor pada Pokok Bahasan Lingkaran. Pancaran, 3(2), 25–34.

Rahadian, D. (2016). Pergeseran Paradigma Pembelajaran Pada Pendidikan Tinggi. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 2(1), 1–7.

https://doi.org/10.31980/jpetik.v2i 1.60

Rahmawati, N. D., Rodliyah, I., &

Saraswati, S. (2022). Inovasi Pembelajaran Abad ke-21 Melalui Pelatihan Pengembangan Soal HOTS Matematika Tingkat Sekolah Dasar. GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,

6(3), 595–603.

http://114.4.104.248/index.php/ge rvasi/article/view/3617%0Ahttp://

114.4.104.248/index.php/gervasi/

article/download/3617/1988 Revita, R. (2017). Validitas Perangkat

Pembelajaran Matematika Berbasis Penemuan Terbimbing.

Suska Journal of Mathematics Education, 3(1), 15–26.

Septiani, A., Yuhana, Y., & Sukirwan, S. (2022). Pengembangan LKPD untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika : Systematic Literature Review.

Jurnal Basicedu, 6(6), 10110–

10121.

https://doi.org/10.31004/basicedu.

v6i6.3782

Sri Hartati, Ilham Abdullah, S. H.

(2017). Pengaruh Kemampuan Pemahaman Konsep, Kemampuan Komunikasi Dan Koneksi

Terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah. JPM : Jurnal Pendidikan Matematika, 11(2).

Sriwidiarti, D. (2016). Keefektifan Metode Penemuan Terbimbing dan Metode Pemberian Tugas pada Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 4(1), 63–

74.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Alfabeta.

Suhaeni, Tandiayuk, M. B., & Rizal, M.

(2016). Analisis Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Dalam Menyelesaikan Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dikelas VII SMP Negeri 12 Palu.

Aksioma, 5(1).

Sumartini, T. S. (2016). Peningkatan

(18)

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print) Volume 13, No. 1, 2024, 91-104 ISSN 2442-5419 (Online) DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v13i1.8045

104|

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Garut, 5(2), 148–158.

Utriadi, G., & Suastika. (2021).

Pengembangan LKPD Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa Pada Tema 9 Subtema 1 Muatan Pelajaran IPA Kelas V. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan Indonesia, 11(2), 1–

10.

Wungo, D. P., Susilo, D. A., &

Pranyata, Y. I. P. (2021).

Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Jurnal Terapan Sains Dan Teknologi, 3(2), 1–12.

Zebua, T. G. (2021). Teori Motivasi Abraham H. Maslow Dan

Implikasinya Dalam

KegiatanBelajar Matematika.

Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 68–76.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran induktif matematis siswa setelah diterapkan pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis

Penerapan model penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis, pemecahan masalah matematis serta hubungannya terhadap disposisi siswa

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran pada materi bangun segitiga dan segi empat dengan penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan

Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik dari siswa

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal komunikasi matematis siswa yang mengikuti pem- belajaran menggunakan LKPD berbasis PBL

kriteria valid, reliable dan praktis, sangat efektif diterapkan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari respon peserta didik terhadap

LKPD berbasis inkuiri terbimbing merupakan media yang efektif untuk digunakan dan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa, hal tersebut terlihat dari peningkatan

Penerapan model pada rancangan LKPD berbasis pemecahan masalah dengan pendekatan 4C dapat memberikan motivasi dan menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi pembelajaran