• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013

N/A
N/A
Didit Ariyanto arifin

Academic year: 2023

Membagikan "Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013

Disusun oleh :

• Umti Fitriyani NIM : 181765013

• Andi Setyawan NIM : 181765002

• Anwar Muttaqin NIM : 181765016

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN

• Pendidikan nasional telah gagal dalam membentuk nilai-nilai karakter bangsa terhadap peserta didik.

• Perlu dilakukan penataan terhadap sistem

pendidikan secara utuh dan menyeluruh

terutama berkaitan dengan kualitas

pendidikan, serta relevansi dengan kebutuhan

masyarakat dan dunia kerja.

(3)

5 Permasalahan utama yang diprioritaskan dalam peningkatan mutu pendidikan

5 Permasalahan utama yang diprioritaskan dalam peningkatan mutu pendidikan

1.Peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar kompetensi pendidikan.

2.Peningkatan Efisiensi pengelolaan pendidikan mengarah pada penataan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter.

3. Peningkatan relevansi pendidikan, berbasis

masyarakatdengan pendekatan partisipatif.

(4)

• 4. Pemerataan layanan pendidikan mengarah pada pendiidkan yang berkeadilan.

• 5.Pendidikan berkarakter akan menumbuh-

kembangkan nilai-nilai filosofis dan

mengembangkan seluruh karakter bangsa

dalam berbagai jenis dan jenjang pendidikan

secara menyeluruh dalam konteks NKRI

(5)

Bab 2, Dibalik Kurikulum 2013

Apa yang salah dengan

pendidikan kita??

Tayangan Tv secara bebas mempertotonkan perilaku sadisme, mutilasi, kekerasan, premanisme, pelecehan seksual, tawuran, narkoba dll

Menunjukkan kualitas

pendidikan dan kulaitas SDM betapa rendah dan rapuh fondasi

moral dan spiritual

Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 mengamantakan agar pemerintah menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasioanl untuk mencerdasakan kehidupan bangsa serta meningkatkan kesejahteraan umum dan dapat diperoleh pekerjaan dan kehudupan yang layak bagi kemanusiaan.

(6)

Visi dan Misi Pendidikan

Nasional

Visi Makro : Terwujudnya masyarakat madani sebagai bangsa dan masyrakat indonesia baru dengan tatanan kehidupan yang sesuai dengan amanat proklamasi NKRI melalui proses pendidikan

Visi Mikro : Terwujudnya individu manusia baru yang memiliki sikap dan wawasan keimanan dan akhlak tinggi, kemerdekaan dan demokrasi, toleransi dan menjunjung hak asasi manusia, saling pengertian dan berwawasan global

Misi terbagi menjadi : 1. Jangka pendek 2. Menegah

3. Panjang

(7)

Visi dan Misi kementerian

pendidikan dan

kebudayaan

Visi kemendiknas 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan

indonesia cerdas,

komprehensip.

Layanan Prima pendidikan nasional adalah layanan pendidikan yang :

1. Merata di seluruh pelosok tanah air 2. Terjangkau

3. Berkualitas

4. Setara bagi warga negara indonesia

5. Menjamin kepastian bagi warga negara indonesia mengenyam pendidikan dan menyesuaiak andiri dengan tuntutan masyarakat dunia usaha dan dunia industri.

(8)

Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

• Fungsi: Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

• Tujuan:

• 1. Secara makro, membentuk organisasi yang otonom

sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidiakn

untuk menuju suatu lembaga yang beretika, bernalar,

berkemampuan komunikasi sosial yang positif dan

memiliki SDM yang sehat dan tangguh.

(9)

• 2. Secara Mikro, membentuk manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,

beretika (beradab dan berwawasan budaya

bangsa indonesia ), memiliki nalar ( maju,

cakap, cerdas, kreatif, inovatif, dan bertanggung

jawab), Berkemampuan komunikasi sosial

( Tertib, dan sadar hukum, kooperatif dan

kompetitif, demokratis) dan berbadan sehat

sehingga menjadi manusia mandiri.

(10)

Bab 3, Kunci Sukses Kurikulum 2013

• Kunci sukses yang menentukan keberhasilan implemetasi kurikulum 2013 adalah:

• 1. Kepemimpinan kepala sekolah

• 2. Kreativitas guru

• 3. Aktivitas peserta didik

• 4. Sosialisasi kurikulum 2013

• 5. Fasilitas dan sumber belajar

• 5. Lingkungan yang kondusif akademik

• 6. Partisipasi warga sekolah

(11)

BAB 4. PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

A. Perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013

Dalam suatu pendidikan perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 karena kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dan hasil survei menunjukkan bahwa peserta didik Indonesia berada di tingkat rendah.

(12)

B. Landasan pengembangan kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi oleh 3 landasan yaitu:

Landasan filosofis, Landasan Yuridis, Landasan Konseptual.

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013

Melalui pengembangan kurikulum 2013 maka akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.

(13)

D. Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan ( pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan sekolah.

E. Tingkat Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum pada umumnya terdiri dari beberapa tingkat, yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasional, pengembangan kurikulum tingkat wilayah, pengembanagn kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengembangan silabus dan pengembangan program pembelajaran.

(14)

F. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Mengacu pada standar nasional pendidikan. Dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Mata pelajaran untuk mewujudkan pencapaian kompetensi. Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan. Standar proses dijabarkan dari standar isi. Standar penilaian dijabarkan dari SKL, standar isi, dan standar proses. SKL dijabarkan ke dalam kompetensi Inti. Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, dan menyenangkan. Penilaian Hasil Belajar berbasis proses dan produk. Proses belajar dengan pendekatan ilmiah.

G. Pengembangan Struktur Kurikulum

Pengembangan struktur kurikulum 2013 sedikitnya mencakup 3 langkah kegiatan, yaitu mengidentifikasi kompetensi, mengembangkan struktur kurikulum, dan mendeskripsikan mata pelajaran.

(15)

BAB 5. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

A. Merancang Pembelajaran Efektif dan Bermakna.

Pembelajaran menyenangkan, efektif, dan bermakna dapat dirancang oleh setiap guru, dengan prosedur sebagai berikut:

Pemanasan dan Apersepsi

Eksplorasi

Konsolidasi Pembelajaran

Pembentukan sikap, kompetensi, dan karakter

Penilaian Formatif

(16)

B. Mengorganisasikan Pembelajaran

Pengorganisasian Pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar serta pengembangan kebijakan sekolah.

C. Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran

Implementasi Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan.

Pendekatan tersebut antara lain pendekatan pembelajaran kontekstual, bermain peran, pembelajaran partisipatif, belajar tuntas dan pembelajaran konstruksivisme.

(17)

D. Melaksanakan Pembelajaran, Pembentukan kompetensi, dan Karakter.

Pada umumnya kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau penutup.

E. Menetapkan Kriteri Keberhasilan

Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter dapat dilihat dalam beberapa kriteria yaitu: kriteria jangka pendek, kriteria jangka menengah, dan kriteria jangka penjang.

(18)

BAB 6. PENATAAN PENILAIAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

A. Penataan Penilaian.

Penataan Penilaian tetap bermuara dan fokus pada pembelajaran, karena pembelajaran merupakan inti dari implementasi kurikulum. Pembelajaran sebagai inti dari implementasi kurikulum dalam garis besarnya menyangkut 3 fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

(19)

B. Penilaian Kurikulum

Penilaian Kurikulum harus mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap secara utuh dan proporsional, sesuai dengan kompetensi inti yang telah ditentukan. Untuk mendapatkan data yang lengkap, utuh dan menyeluruh tentang penilaian kurikulum dapat dilakukan dengan menilai rancangan kurikulum dan menilai pengembangan kurikulum di kelas.

C. Penilaian Proses Pembelajaran

Dalam Implementasi Kurikulum 2013, penilaian proses baik yang dilakukan melalui pengamatan maupun refleksi harus ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran dan peningkatan kualitas layanan kepada peserta didik. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mendorong terjadinya peningkatan kualitas secara berkesinambungan, sehingga dapat menumbuhkan budaya belajar sekaligus budaya kerja.

(20)

D. Penilaian Unjuk Rasa

Dalam implementasi kurikulum 2013 guru lebih mengutamakan penilaian unjuk kerja. Peserta didik diamati dan dinilai bagaimana mereka bersosialisasi di masyarakat, dan bagaimana mereka menerapkan pembelajaran di kelas dalam kehidupan sehari-hari.

E. Penilaian Karakter

Penilaian karakter dimaksudkan untuk mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui pembelajaran yang telah diikutinya. Jenis karakter peserta didik seperti bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, bersikap santun, kompetitif, dan jujur.

(21)

F. Penilaian Portofolio

Penilaian Portofolio adalah penilaian terhadap seluruh tugas yang dikerjakan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Penilaian portofilio dapat dilakukan bersama-sama oleh guru dan peserta didik, melalui suatu diskusi untuk membahas hasil kerja peserta didik,kemudian menentukan hasil penilaian atau skor. Penilaian portofolio dalam kurikulum 2013 harus dilakukan secara utuh dan berkesinambungan, serta mencakup seluruh kompetensi inti yang dikembangkan.

G. Penilaian Ketuntasan Belajar

Penilaian ketuntasan belajar ditetapkan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan mempertimbangkan 3 komponen yang terkait dengan penyelenggaraan pembelajaran.

Ketiga komponen tersebut adalah: kompleksitas materi dan kompetensi yang harus dikuasai, daya dukung dan intake siswa atau kemampuan awal peserta didik.

(22)

H. UN dalam Implementasi Kurikulum 2013

Ujian Nasional (UN) merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan untuk menentukan standar mutu pendidikan.

Alasan pemerintah untuk tetap menggelar UN antara lain berkaitan dengan masalah mutu; UN berfungsi sebagai “quality control” terhadap sistem pendidikan, karena kontrol terhadap proses, dan input pendidikan sudah sedemikian kecil, bahkan pada saat sentralisasi pun sebenarnya kontrol pusat di bidang pendidikan tidak dapat dilakukan sepenuhnya, karena rapuhnya mental jaringan birokrasi akibat berbagai faktor diluar masalah pendidikan.

(23)

BAB 7

Inovasi Kurikulum 2013

A. Keunggulan Kurikulum 2013

Pertama : Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (konstektual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing.

Kedua : Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.

Ketiga : ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengen keterampilan.

(24)

B. Asumsi Kurikulum 2013

Pertama, banyak sekolah yang memiliki sedikit guru professional, dan tidak mampu melakukan proses pembelajaran secara optimal.

Kedua, banyak sekolah yang hanya mengoleksi sejumlah mata pelajaran dan pengalaman.

Ketiga, peserta didik bukanlah tabung kosong atau kertas putih bersih yang dapat diisi atau ditulis sekehendak guru, melainkan individu yang memiliki sejumlah potensi yang perlu dikembangkan.

Keempat, peserta didik memiliki potensi yang berbeda dan bervariasi, dalam hal tertentu memiliki potensi tinggi, tetapi dalam hal lain mungkin biasa-biasa saja, bahkan rendah. Sehingga guru harus dapat membantu menghubungkan pengalaman yang sudah dimiliki dengan situasi baru.

Kelima, pendidikan berfungsi mengkondisikan lingkungan untuk membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal.

Keenam, kurikulum sebagai rencana pembelajaran harus berisi kompetensi-kompetensi potensial yang tersusun secara sistematis.

Ketujuh, kurikulum sebagai proses pembelajaran harus menyediakan berbagai kemungkinan kepada seluruh peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensinya secara optimal.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, dalam implementasi Kurikulum 2013 dilakukan penambahan beban belajar pada semua jenjang pendidikan, sebagai berikut.

Beban belajar di SD/MI

(25)

Kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing- masing 36 jam setiap minggu, dengan lama belajar untuk setiap jam belajarnya yaitu 35 menit.

Beban belajar di SMP/MTs

Dari semula 32 menjadi 38 jam untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX, dengan lama belajar untuk setiap jam belajarnya yaitu 40 menit.

Beban belajar di SMA/MA

Kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, dan untuk kelas XI dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar, dengan lama belajar untuk setiap jam belajarnya yaitu 45 menit.

Kebijakan penambahan jam ini dimaksudkan agar guru memiliki waktu yang lebih leluasa untuk mengelola dan mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik atau mengembangkan pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan.

(26)

C. Perbandingan Kurikulum 2013 dengan KTSP 2016

Elemen Ukuran Tata Kelola KTSP 2006 Kurikulum 2013

Guru

Kewenangan Hampir mutlak Terbatas

Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi, bagi yang rendah

masih terbantu dengan adanya buku

Bebasan Berat Ringan

Efektivitas waktu untuk kegiatan

pembelajaran Rendah (banyak waktu untuk

persiapan) Tinggi

Buku Peran penerbit Besar Kecil

Variasi materi dan proses Tinggi Rendah

Variasi harga/bebas siswa Tinggi Rendah

Siswa Hasil pembelajaran Tergantung sepenuhnya pada guru Tidak sepenuhnya tergantung guru, tetapi juga buku yang disediakan pemerintah

Pemantauan Titik penyimpangan Banyak Sedikit

Besar penyimpangan Tinggi Rendah

Pengawasan Sulit, hampir tidak mungkin Mudah

Penyusunan Silabus Guru Hampir mutlak (dibatasi hanya oleh

SK-KD) Pengembangan dari yang sudah

disiapkan

Pemerintah Hanya sampai SK-KD Mutlak

Pemerintah daerah Supervisi penyusunan Supervisi pelaksanaan

Penyediaan Buku

Penerbit Kuat Lemah

Guru Hampir mutlak Kecil, untuk buku pengayaan

Pemerintah Kecil, untuk kelayakan penggunaan

di sekolah Mutlak untuk buku teks, kecil untuk buku pengayaan

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Guru Hampir mutlak Kecil, untuk pengembangan dari

yang ada pada buku teks Pemerintah daerah Supervisi penyusunan dan

pemantauan Supervisi pelaksanaan dan

pemantauan Pelaksanaan Pembelajaran

Guru Mutlak Hampir mutlak

Pemerintah daerah Pemantauan kesesuaian dengan

rencana (variatif) Pemantauan kesesuaian dengan buku teks (terkendali)

Penjaminan Mutu Pemerintah Sulit, karena variasi terlalu besar Mudah, karena mengarah pada pedoman yang sama

Perbandingan tata kelola pelaksanaan kurikulum :

(27)

D. Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006

KTSP 2006 Kurikulum 2013 Status

Mata pelajaran tertentu

mendukung kompetensi tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi

(sikap, ketampilan, pengetahuan) Benarnya

Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri

Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain da memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas

Benarnya

Bahasa Indonesia sebagai

pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai penghela maple lain (sikap dan

keterampilan berbahasa) Idelanya

Tiap mata pelajaran diajarkan

dengan pendekatan yang berbeda Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan

saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar Idealnya Tiap jenis konten pembelajaran

diajarkan terpisah (separated curriculum)

Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain (cross

curriculum atau intergrated curriculum)

Baiknya

Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya

Tematik untuk kelas III (belum

integratif) Tematik Integratif untuk kelas I-VI Baiknya

(28)

KTSP 2006 Kurikulum 2013 Status Mata pelajaran tertentu

mendukung kompetensi tertentu

Tiap mata pelajaran mendukung semua

kompetensi (sikap, ketampilan, pengetahuan) Benarnya Mata pelajaran dirancang

berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri

Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain da memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas

Benarnya

Bahasa Indonesia sebagai

pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi

dan carier of knowledge Idelanya

Tiap mata pelajaran diajarkan dengan

pendekatan yang berbeda

Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar

Idealnya TIK adalah mata pelajaran

sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain.

Baiknya

KTSP 2006 Kurikulum 2013 Status

Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu

Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, ketampilan,

pengetahuan) dengan penekanaan yang berbeda

Benarny a

Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan

memiliki kompetensi dasar sendiri

Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain da memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas

Benarny a

Bahasa Indonesia sebagai

pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi

dan carier of knowledge Idelanya

Tiap mata pelajaran diajarkan dengan

pendekatan yang berbeda

Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan saintifik melalui mengamati,

menanya, mencoba, menalar Idealnya SMA ada penjurusan

sejak kelas XI

Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat,

dan pendalaman minat. Idealnya

SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi

SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar,

pengetahuan, keterampilan, dan sikap Idealnya Penjurusan di SMK

sangat detail (sampai keahlian)

Penjurusan di SMK tidak terlalu detail, di dalamnya terdapat pengelompokan

peminatan dan pendalaman Baiknya

Perbedaan Esensial Kurikulum SMA/K

(29)

E. Kompetensi Int

Kompetensi inti bukan untuk diajarkan tetapi untuk dibentuk melalui berbagai tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang relevan. Kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi- kompetensi yang harus dihasilkan melalui pembelajaran dalam setiap mata pelajaran sehingga berperan sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Kompetensi inti merupakan operasionalisasi standar kompetensi lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) kompetensi dasar.

Keempat kelompok itu menjadi Acuan dari kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.

(30)

F. Silabus dan Rencana Pembelajaran

• Dalam Kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh pemerintah, baik untuk kurikulum nasional maupun untuk kurikulum wilayah, sehingga rencana pembelajaran dalam Kurikulum 2013, guru tidak usah repot- repot lagi mengembangkan perencanaan tertulis yang berbelit-belit karena sudah ada

pedoman dan pendampingan.

(31)

BAB 8

Optmalisasi Implementasi Kurikulum 2013

A. Mendongkrak Prestasi

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.

Ciri-ciri perubahan perilaku hasil belajar adalah perubahan perilaku hasil prinsip bersifat intensional, perubahan perilaku hasil belajar bersifat positif, perubahan perilaku hasil belajar bersifat efektif. Belajar dilakukan karena adanya kebutuhan yang menimbulkan ketegangan dan mesti dipenuhi sehingga mendorong individu untuk mempergunakan pikiran dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk mendongkrak prestasi belajar kita harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya karena prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.

(32)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(a) bahan atau materi yang dipelajari

(b) lingkungan

(c) faktor instrumental

(d) kondisi peserta didik. Faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik.

Untuk memahami dan mendongkrak arau meningkatkan prestasi belajar, perlu didalami faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal.

a. Faktor Internal

Prestasi belajar seseorang akan ditentukan oleh faktor diri (internal), baik secara fisiologis maupun secara psikologis, beserta usaha yang dilakukannya. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Minat (interest), yaitu kecenderungan terlebih kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sikap adalah kegiatan internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk bereaksi atau merespon (respon tendency) Faktor-faktor di atas prestasi belajar juga dipengaruhi oleh waktu (time) dan kesempatan (engagement)

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non sosial. Faktor eksternal dalam lingkungan keluarga baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik. Efektivitas pengelolaan faktor bahan, lingkungan, dan instrument sebagai faktor- faktor utama yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar, hamper seluruhnya bergantung pada guru. Proses pembelajaran, khususnya yang berlangsung di kelas sebagian besar ditentukan oleh peranan guru. Peran guru yang paling dominan adalah sebagai designer, implementator, fasilitator, pengelola kelas, demonstrator, mediator, dan evaluator.

(33)

Usaha Mendongkrak Prestasi Belajar

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendongkrak prestasi belajar, antara lain

1. Keadaan jasmani, untuk mencapai hasil belajar yang baik, diperlukan jasmani yang sehat.

2. Keadaan sosial emosional, sangat mempengaruhi konsentrasi pikiran, kemauan dan perasaan.

3. Keadaan lingkungan, tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang- perangsang dari luar.

4. Memulai pelajaran, memulai pelajaran harus tepat pada waktunya

5. Membagi pekerjaan, sewaktu belajar seluruh perhatian dan tenaga dicurahkan pada suatu tugas yang khas.

6. Adakan kontrol, selidiki pada akhir pelajaran, hingga manakah bahan itu telah dikuasai.

7. Pupuk sikap yang optimis, adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi meningkat.

8. Menggunakan waktu, menghasilkan sesuatu hanya mungkin, jika gunakan waktu dengan efisien.

9. Cara mempelajari buku, sebelum kita membaca buku lebih dahulu kita mencoba memperoleh gambaran tentang buku dalam garis besarnya.

10. Mempertinggi kecepatan membaca seorang pelajar harus menghadapi isi yang sebanyak- banyaknya dari bacaan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

(34)

Penghargaan dan Hadiah

Penghargaan adalah suatu hadiah dalam bentuk ucapan terimakasih Yang dirasakan sebagai pujian oleh orang yang menerimanya. Sedangkan radio adalah suatu penghargaan yang dibandingkan dengan nilai oleh orang yang menerimanya.

Penggunaan penghargaan dan hadiah harus disesuaikan dengan tingkatan karier dan kebutuhan para pegawai dapat dibedakan tiga tingkatan karier yakni :

Kondisi awal adalah kebutuhan akan keselamatan, keamanan, dan pendapatan.

Karier pertambangan adalah kebutuhan akan perluasan pekerjaan, persahabatan, peningkatan pendapatan, dan pengembangan disiplin.

Karier matang adalah kebutuhan aktualisasi diri, prestasi, kebebasan, penggunaan kemampuan, kekuasaan dan prestise, kebebasan, penggunaan kemampuan, kekuasaan dan prestise, serta penghargaan.

(35)

BAB 9 Penutup

Kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam batas-batas tertentu dapat dipolitisir untuk kepentingan kekuasaan sekolah sebagai pelaksanaan pendidikan, baik kepala sekolah, guru maupun peserta didik sangat berkepentingan dan akan terkena dampaknya secara langsung dari setiap perubahan kurikulum di samping itu, orang tua, para pemakai kelulusan, dan para birokrat, baik di pusat maupun di daerah akan terkena dampak dari perubahan kurikulum tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung termasuk perubahan Kurikulum 2013.

Dalam rangka menyukseskan implementasi Kurikulum 2013, proses perbaikan berkesinambungan dapat dilakukan berdasarkan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action). Siklus ini merupakan perbaikan yang tidak pernah berakhir dan berlaku pada semua fase organisasi, misalnya registrasi, penerimaan peserta didik, pengembangan program akademik, dan pemeliharaan sumber belajar. Upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan dalam implementasi Kurikulum 2013 harus menggunakan pendekatan sistem terbuka atas fungsi pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukan, harus siap dievaluasi dan dikritik setiap saat oleh masyarakat dan pemakai lulusan.

Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan sekaligus berbasis kompetensi nampak ingin memajukan pesan- pesan dalam kurikulum berbasis kompetensi 2004, dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006).

Upaya perpaduan tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan baru terhadap sistem pendidikan yang sedang berjalan selama ini. Kebaruan ini harus diwaspadai dengan mengkaji berbagai sumber dan mendesiminasikannya kepada berbagai pihak terutama para pelaksaa dan calon pelaksana di lapangan, agar tidak salah tafsir dan salah kaprah dalam implementasinya.

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Kurikulum 2013 (K-13) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah

Nghiên cứu ngày sẽ giới thiệu phương pháp ước lượng bất định GLUE để đánh giá cho bộ thông số mô hình dòng chảy SURR và dữ liệu mưa đầu vào trong mô phỏng lưu vực khu giữa sông Lô.. Mục