• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan kurikulum

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan kurikulum"

Copied!
358
0
0

Teks penuh

Kurikulum pendidikan Islam yang ada pada masa-masa awal pendidikan Islam sebagaimana diuraikan di atas kemudian berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban Islam, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan peradaban Islam, apalagi ketika pendidikan Islam juga diberikan dalam bentuk formal, maka kurikulum lembaga pendidikan Islam juga mengalami penyesuaian dan perkembangan.

KONSEP KURIKULUM

Pengertian Kurikulum

  • Pengertian Etemologis Kurikulum
  • Pengertian Termenologis Kurikulum Menurut Pandangan Tradisional
  • Pengertian Kurikulum dalam Pandangan Modern Menurut pandangan modern kurikulum tidak hanya
  • Konsep Kurikulum dan Pembelajaran

Masih banyak lembaga pendidikan dan dalam kondisi tertentu masih menggunakan konsep kurikulum dalam pengertian sempit tersebut. Kurikulum dalam arti proses tidak hanya diartikan sebagai sekumpulan substansi atau mata pelajaran yang harus diberikan atau dikuasai siswa secara formal di sekolah atau sekolah.

Konsep Kurikulum

  • Kurikulum sebagai ide atau gagasan
  • Kurikulum sebagai rencana tertulis
  • Kurikulum sebagai kegiatan (proses)
  • Kurikulum sebagai hasil

Pada dasarnya kurikulum sebagai rencana tertulis menurut Hasan (1988:31) merupakan penjabaran kurikulum ke dalam dimensi ide atau gagasan. Oleh karena itu, kurikulum dalam bentuk tertulis merupakan dimensi lain dari kurikulum yang sama.

MODEL-MODEL KURIKULUM

Model Kurikulum Subyek Akademik

Oleh karena itu, nama-nama mata pelajaran yang menjadi isi kurikulum hampir sama dengan nama dan ruang lingkup disiplin ilmu yang berkembang pada masanya. Lebih lanjut, penekanan keilmuan yang diberikan dalam kurikulum mata pelajaran akademik ini sangat dipengaruhi oleh pandangan filosofis yang melatarbelakanginya.

Model Kurikulum Humanistik

Oleh karena itu, berbeda dengan kurikulum akademik yang memiliki kriteria prestasi, pada kurikulum humaniora tidak ada kriteria prestasi. Kegiatan pembelajaran yang baik adalah yang memberikan pengalaman yang membantu siswa memperluas kesadarannya terhadap diri sendiri dan orang lain.

Model Rekonstruksi Sosial

Selain pandangan di atas, kurikulum rekonstruksi sosial ini juga berlandaskan pada aliran pendidikan “interaksionis”, yang berpandangan bahwa pendidikan harus merupakan interaksi, kerjasama antara guru dengan siswa, c antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. sumber belajar lainnya. . Tujuan utama pendidikan atau pembelajaran adalah untuk memaparkan peserta didik pada berbagai masalah, tantangan, ancaman, hambatan, gangguan yang dihadapi manusia dalam kehidupan sosialnya di berbagai bidang (ekonomi, sosial, psikologi, estetika, etika, pengetahuan dan teknologi). Pola kegiatan dalam kurikulum rekonstruksi sosial lebih menekankan pada kerjasama antara guru dan siswa (interaksionis).

Siswa sesuai dengan minatnya berusaha memecahkan masalah-masalah sosial yang menarik atau dihadapinya. Dengan ini, diharapkan siswa mampu membuat model perkiraan situasi masa depan. Siswa dapat langsung berpartisipasi dalam penilaian berbagai hal yang berkaitan dengan kurikulum dan kegiatan yang dilakukan.

Model Teknologis

Penggunaan alat teknologi (tool technology) lebih menekankan pada penggunaan alat teknologi untuk mendukung efektifitas dan efisiensi pendidikan. Tujuan dalam kurikulum teknologi harus berupa perilaku yang dibedakan dalam bentuk tujuan umum dan khusus yang terperinci serta menggambarkan keterampilan yang jelas dan spesifik. Oleh karena itu, kurikulum ini lebih berpusat pada materi yang diprogramkan daripada kegiatan guru dan siswa.

Dari gambar di atas terlihat bahwa model kurikulum teknologi sangat menekankan peran teknologi baik berupa teknologi alat maupun berupa teknologi sistem (program) yang dirancang untuk mengatur kegiatan guru dan siswa dalam proses pendidikan/pengajaran. secara terprogram. Teknologi alat adalah kurikulum yang dibuat dengan dukungan teknologi perangkat keras (hardware) seperti program kurikulum yang didukung oleh teknologi komputer. Tujuan yang dirancang dalam bentuk tujuan pembelajaran khusus atau kompetensi khusus adalah contoh kurikulum teknologi.

ANATOMI KURIKULUM

Anatomi Kurikulum

  • Komponen Tujuan
  • Komponen Isi Kurikulum
  • Strategi Pelaksanaan Kurikulum
  • Evaluasi Kurikulum

Juga, ketika kami menyebutkan tujuan menguasai mata pelajaran, itu pada dasarnya adalah tujuan kurikuler untuk mata pelajaran individu. Tujuan ini merupakan tujuan pendidikan yang lebih operasional yang ingin kita capai dari setiap kegiatan pembelajaran mata pelajaran individu. Tergantung pada tingkatannya, isi kurikulum biasanya disusun dari kurikulum nasional, lokal, kelembagaan dan mata pelajaran.

Pengembangan kurikulum pada level instruksional dalam bentuk pengembangan desain kurikulum oleh karena itu merupakan bentuk implementasi kurikulum per mata pelajaran. Penilaian satuan hasil belajar untuk semua mata pelajaran pada kelompok IPTEK dilakukan melalui ujian sekolah/madrasah untuk menentukan lulus tidaknya peserta didik dari satuan pelajaran tersebut. Pada tingkat SD/MI/SLDB, atau bentuk lain yang sederajat, ujian nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan Sains (IPA).

Pada program Paket A, ujian nasional meliputi bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu sosial (IPS), dan pendidikan kewarganegaraan. Pada program paket C, ujian nasional meliputi mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika dan mata pelajaran khusus program pendidikan.

MODEL DESAIN KURIKULUM

Subject Centered Design

  • The Broad Fields Design

Oleh karena itu, rancangan kurikulum model ini didasarkan pada materi pelajaran yang terstruktur berupa sejumlah mata pelajaran lama. Pada dasarnya, model ini mencoba menggabungkan dua atau lebih materi atau subjek yang terfragmentasi menjadi satu kesatuan. Oleh karena itu, pengorganisasian materi dalam model ini juga hanya dilakukan dalam atau terbatas pada satu bidang studi saja.

Meskipun pada dasarnya masih mengenal pembagian antar bidang studi atau mata pelajaran, namun dalam model ini telah dicoba untuk menjalin hubungan antara dua bidang studi atau mata pelajaran yang berbeda. Sesuai dengan namanya shared, artinya saling mengisi atau memberi, model ini dikelola dengan menggabungkan materi yang ada dalam dua mata pelajaran atau mata pelajaran. Model ini merupakan model interdisipliner yang mencakup banyak topik yang diperkuat dalam pengajaran tim.

The Problems Centered Design

Karena fokus model “problems centered design” pada masalah kehidupan, baik individu maupun sosial, maka masalah kehidupan yang menjadi wilayah kehidupan dari model ini sangat banyak dan terbuka (inklusif). Dengan kata lain, dalam model ini, siswa mengubah isi pelajaran menjadi pengetahuan dan menggali serta menginternalisasi makna. Seperti bentuk lain dari desain yang berpusat pada pembelajaran, model ini mengabaikan perencanaan awal dan struktur formal.

Filosofi yang mendasari model ini adalah kepentingan individu siswa yang biasanya direkomendasikan di kelas "dasar". Lebih lanjut, model ini dijelaskan sebagai berikut: (1) model ini lebih berfokus pada masalah daripada fokus pada subjek atau pembelajaran, (2) preplanned (tidak dipersiapkan/direncanakan sebelumnya), (3) terdiri dari integrasi, membutuhkan pendidikan umum (pendidikan umum), dan (4) umumnya berupa jam blok oleh guru yang juga menjalankan fungsi orientasi. Menurut Joseph Royce sebagai pencipta model ini, model ini dikembangkan untuk mengurangi (menghilangkan) berbagai efek enkapsulasi.

MODEL-MODEL ORGANISASI KURIKULUM

Pendahuluan

Dalam negara yang menganut kebijakan pendidikan terpusat, kebijakan dan pengaturan mengenai kurikulum sepenuhnya ditentukan oleh pusat, daerah dan lembaga pendidikan. Dalam hal ini, model organisasi kurikulum sesuai dengan bentuk atau model yang ditetapkan di tingkat pusat. Negara yang mengadopsi kebijakan pendidikan dalam bentuk desentralisasi terkadang mengadopsi pola desentralisasi penuh atau sebagian (ada pembagian kewenangan antara pusat, daerah dan lembaga pendidikan/sekolah).

Di negara-negara yang menganut kebijakan desentralisasi ini, sekolah atau guru memiliki beberapa kewenangan untuk menentukan bentuk atau model organisasi sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah. Bagi negara-negara yang kecil dan homogen dalam berbagai aspek, seperti ras, agama, bahasa, kondisi daerah dan lain sebagainya, tentu sistem sentralisasi akan lebih cocok karena relatif dalam pelaksanaannya tidak menghadapi keragaman yang cukup besar. Sementara itu, negara-negara yang telah memiliki lembaga pendidikan yang mapan dalam hal sumber daya manusia untuk mengembangkan dan menentukan sendiri model kurikulumnya tentu akan sangat cocok menggunakan model otonomi.

Model-model Organisasi Kurikulum

Mirip dengan kurikulum sekolah menengah pertama dan atas, kurikulum sekolah dasar menggunakan kerangka organisasi kurikulum yang menekankan pada penguasaan materi pelajaran. Model organisasi kurikulum ini merupakan upaya para pendidik untuk keluar dari sistem persekolahan berdasarkan sekolah bertingkat. Model Kurikulum Activity and Experience berupa “Subject Matter from Child’s World” merupakan model organisasi kurikulum yang dikembangkan oleh guru bekerja sama dengan orang tua. Model Organisasi Kurikulum. pelajaran) dikembangkan berdasarkan dunia anak-anak dan bukan dunia orang dewasa.

Model ini merupakan model organisasi kurikulum yang mengikuti prinsip pendidikan progresif, sebagai alternatif pengembangan sekolah berjenjang. Selain berbagai model organisasi kurikulum tersebut di atas, menurut Oliva, masih banyak model lain yang juga telah diterapkan di sekolah dasar. Model organisasi kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli di atas tidak semuanya menggunakan model organisasi tradisional sistem kelas.

Tabel 6.1.: Major Curriculum recommendations for the high school
Tabel 6.1.: Major Curriculum recommendations for the high school

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Konsep Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum ini adalah pengembangan kurikulum yang dilakukan untuk lembaga pendidikan baru, atau untuk mata pelajaran baru, atau bisa juga untuk kegiatan pembelajaran baru, dimana sebelumnya tidak ada kurikulum sama sekali. Dalam hal ini, untuk ruang lingkup kegiatannya, dapat dirujuk apa yang R.G. a) Pergantian, pergantian atau pertukaran, misalnya penggantian komponen kurikulum lama dengan yang baru. Pengembangan kurikulum, di sisi lain, dapat dilihat sebagai upaya untuk menyusun semua sumber daya kurikulum mulai dari dasar-dasar kurikulum, struktur dan pembagian mata pelajaran, garis besar program pendidikan, hingga pedoman pelaksanaan yang disebut pengembangan kurikulum. makrokurikulum).

Tugas dan tanggung jawab pengembang kurikulum menjadi lebih mudah jika mengikuti prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Sehubungan dengan beberapa keterbatasan di atas, mengacu pada empat dimensi kurikulum yang dikemukakan oleh Hasan (1988), dapat pula dikemukakan bahwa dari aspek-aspek yang menjadi ruang lingkup kajian dan pengembangan kurikulum dapat meliputi: pengembangan kurikulum pada tingkat gagasan atau konsep, pengembangan rencana tertulis, pengembangan rencana implementasi kurikulum, dan pengembangan evaluasi hasil implementasi (learning outcomes).

Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum

  • Landasan Dasar Filosofis

Pertanyaan mendasar terkait pembahasan landasan filosofis kurikulum ini adalah “Apa hubungan filsafat dengan kurikulum?”. Kategori tersebut meliputi: metafisika atau ontologi (sifat kosmos dan sifat realitas); epistemologi (sifat pengetahuan dan proses pengetahuan); logika (pengukuran sistematis dari hubungan ide); dan aksiologi (hakikat kebaikan dan kejahatan, dan prinsip penataan penciptaan dan apresiasi keindahan) Oleh karena itu, bidang studi filsafat dan hubungannya dengan kurikulum dapat dihubungkan. Nilai-nilai yang dipelajari secara umum dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu nilai etis dan nilai estetika.

Sedangkan menurut Darwin, bahwa pengetahuan yang dihasilkan dan diperoleh melalui penelitian ilmiah adalah (ilmiah). Tujuan dan isi pendidikan tidak mungkin mengabaikan nilai-nilai (kasih sayang) yang hidup dalam kehidupan orang tua dan masyarakat sebagai bagian dari apa yang diyakini sebagai sesuatu yang baik dan berharga. Nilai-nilai sebagai muatan kurikulum tidak hanya diwujudkan dalam kurikulum formal (intra kurikuler), tetapi juga dalam bentuk yang dihayati dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

Gambar

Tabel 6.1.: Major Curriculum recommendations for the high school

Referensi

Dokumen terkait

Secara terminologis, istilah kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan mengandung pengertian sebagai sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh

Maka dari itu dalam penelitian kali ini peneliti bertujuan untuk mengetahui pengembangan kurikulum, khususnya mata pelajaran pendidikan agama Islam di

Pengembangan kurikulum subyek akademik dilakukan dengan cara menetapkan lebih dulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik, yang

Pengembangan kurikulum subyek akademik dilakukan dengan cara menetapkan lebih dulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik, yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan perangkat penilaian proyek pada mata pelajaran fisika berbasis praktikum kurikulum 2013 mata pelajaran

Dengan demikian setiap lembaga pendidikan mengembangkan kurikulum dengan baik yang didasarkan pada prinsip dan asas-asas pengembangan kurikulum sebagaimana pada

ini dalam suatu tim. Hasilnya dituangkan dalam bentuk buku atau pedoman kurikulum, misalnya berisi sejumlah mata pelajaran yang harus diajarkan pada suatu jenjang

Pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode