• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI SPLDV SISWA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI SPLDV SISWA "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI SPLDV SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

OLEH:

RISKA PATIAH NIM. 12050109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2017

(2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Oleh

Riska Patiah *), Melisa **), Lita Lovia **)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated by the teaching materials in SMPN 1 Lubuk Alung that have not been able to help the students to understand the material so that students have difficulty in resolving the problems that is exist in the teaching materials. This research is aimed to develop a problem-based LKS that are valid, practical, and effective on the system of linear equations of two variables material for grade VIII SMP Negeri 1 Lubuk Alung. This type of research is the development of research by using 4-D model that consists of define, design, develop, and disseminate. This research uses three phases, that are define, design, and develop. Define phase is consisted of interviews of teachers and students, syllabus analysis, analysis of textbooks, student characteristics analysis and literature analysis. Design phase is the design of LKS. Develop phase is to develop LKS and to do validity, practicalities and effectiveness test.Validation instrument is validity sheet instrument, practicalities instrument is practicalities sheet instrument, questionaire, while the instrument used for the effectiveness is task. Data was analyzed by using percentage and qualitative and kuantitatif processed. The validation results of problem based LKS on very valid criteria with a percentage of 86.2%. Test of the practicalities of the teacher on the criteria very practical with a percentage of 85.8% and test of the practicalities of the students on the criteria very practical with a percentage of 89.3%. The results of the effectiveness criteria with students completeness at least 75%. It can be concluded that problems based on LKS with system of linear equations of two variables material is very valid, very practical and effective in SMP Negeri 1 Lubuk Alung.

Keywords:Student Activity Sheet (LKS), Problem-Based, System of Linier Equations of two Variables

PENDAHULUAN

Bahan ajar merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran karena berfungsi sebagai sumber belajar, baik bagi

guru maupun siswa. Menurut National Centre for Competency Based Training dalam Andi Prastowo (2007:16) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

(3)

membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis. Pandangan mengenai pengertian bahan ajar, dapat kita pahami bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan pembelajaran.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMPN 1 Lubuk Alung pada tanggal 19 sampai 23 Januari 2016, diperoleh informasi bahwa guru menggunakan bahan ajar berupa buku teks dan LKS. Buku teks dan LKS yang digunakan siswa belum mampu dipahami siswa dengan baik, karena dalam LKS tersebut masih banyak rumus-rumus atau teori-teori yang disajikan secara langsung. Salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa adalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV).

Melihat dari permasalahan di atas maka perlu dilakukan upaya

untuk membantu siswa dalam memahami materi SPLDV. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan bahan ajar berupa Lembar Kegiatan siswa (LKS).

Prastowo (2011:203) Lembar Kegiatan Siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas dan tugas tersebut harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang dirancang agar siswa mendapat pengetahuan penting, yang membuat siswa mahir dalam menyelesaikan masalah dan memiliki model pembelajaran sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.

Suprihatiningrum (2013:222) menjelaskan ada lima langkah dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:

1. Orientasi siswa pada masalah 2. Mengorganisasikan siswa untuk

belajar

3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya

(4)

5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Tujuan pengembangan ini adalah untuk mengembangkan LKS berbasis masalah yang valid, praktis dan efektif pada materi SPLDV untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuk Alung.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Bety Herlinda (2014) dengan judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Pecahan Terhadap Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMPN 32 Padang“.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari model pengembangannya, pada penelitian ini menggunakan model pengembangan Instructional Development Institude (IDI) yang terdiri dari tahap define, develop dan evaluate. LKS pada penelitian ini hanya dikembangkan pada tahap validitas dan praktikalitas.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development) dengan

model 4-D terdiri dari 4 tahap yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).

Namun pada penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan (develop) karena keterbatasan waktu dan biaya. Tahap define terdiri dari wawancara kepada siswa dan guru, analisis silabus, analisis buku teks, analisis karakteristik dan analisis literatur. Tahap design yaitu merancang sistematika dan struktur Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

Tahap develop yaitu melakukan kajian empirik tentang pengembangan produk awal, validasi, melakukan uji coba, praktikalitas dan efektifitas.

Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi, angket, pedoman wawancara dan tes akhir.

Hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai, disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya dihitung nilai validitas dengan menggunakan rumus:

NV = × 100

Keterangan :

NV = Nilai akhir validasi dari masing- masing validator

(5)

S = Jumlah Semua Skor SM = Skor Maksimum

Kemudian Nilai Validitas yang didapatkan dianalisis dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria validitas LKS Persentase (%) Kategori 0 ≤ NV ≤ 20 Sangat Tidak

Valid 20< NV ≤ 40 Tidak Valid 40< NV ≤ 60 Cukup Valid 60< NV ≤ 80 Valid

80<NV≤ 100 Sangat Valid Analisis data praktikalitas dilakukan dengan memberikan angket dan wawancara kepada 6 orang siswa dan saru orang guru matematika. Data angket diperoleh dengan cara menghitung skor siswa yang menjawab masing-masing item.

Tabel 2. Kriteria Praktikalitas LKS

Persentase(%) Kriteria 0 TK 20 Sangat Tidak

Praktis

20<TK 40 Tidak Praktis 40<TK 60 Cukup Praktis 60 TK 80 Praktis

80 <TK 100 Sangat Praktis Hasil wawancara dengan siswa dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Menurut miles dan Huberman dalam rohidi (1992: 16) analisis kualitatif menggunakan kata- kata yang disusun kedalam bentuk teks yang diperluas atau berupa

kesimpulan. Analisis kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi.

Tes hasil belajar dianalisis dengan menggunakan perhitungan persentase siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM matematika di SMP Negeri 1 Lubuk Alung adalah 80. untuk pengembangan LKS ini dikatakan efektif jika minimal 75% dari jumlah siswa mendapat nilai ≥ 80, Harjanto (2010:285).

HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

Pembuatan LKS berbasis masalah telah melalui tiga tahap yaitu define, design dan develop. LKS yang valid diimplementasikan untuk dapat memperoleh data praktikalitas.

Kemudian LKS diujicobakan pada kelas sesungguhnya untuk mengetahui keefektifan LKS tersebut.

Berikut tampilan unsur-unsur LKS yang telah dinyatakan valid oleh validator.

(6)

1. Cover LKS

Gambar 1. Cover LKS 2. Petunjuk Belajar

Gambar 2. Petunjuk Belajar 3. Kompetensi dasar atau materi

pokok

Gambar 3. Kompetensi Dasar

4. Info pendukung

Gambar 4. Pendahuluan 5. Tugas atau langkah kerja

Gambar 5. Latihan 6. Penilaian

Gambar 6. Penilaian

(7)

Validitas LKS berbasis masalah didasarkan atas 4 indikator yaitu materi, penyajian, bahasa dan kegrafikaan. Hasil validasi dari empat aspek yang dinilai diperoleh rerata 86,2% dengan kategori sangat valid.

Praktikalitas LKS berbasis masalah bertujuan untuk melihat keterpakaian LKS. Hasil analisis secara keseluruhan menunjukan bahwa nilai akhir LKS matematika berbasis masalah dari guru dikategorikan sangan praktis dengan persentase 85,8%, sedangkan dari 6 orang siswa dikategorikan sangat praktis 89,3%.

Hasil tes yang dianalisis diperoleh persentase siswa yang tuntas berjumlah 76,67%. Hal ini menunjukan penggunaan LKS berbasis masalah efektif.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengembangan LKS berbasis masalah dapat disimpulkan bahwa hasil validasi LKS dari validator menunjukkan LKS yang dikembangkan sangat valid dengan nilai 86,2%. LKS berbasis masalah berkriteria sangat praktis pada tahap praktikalitas dari penilaian guru

dengan nilai 85,8% dan sangat praktis dari penilaian siswa dengan nilai 89,3%. Efektifitas untuk melihat hasil belajar siswa diperoleh persentase 76,67%. Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasis masalah efektif bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman.

DAFTAR PUSTAKA

Harjanto, (2010). Perencanaan pengajaran. Jakarta:

Rineka Cipta

Prastowo, Andi.(2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

DIVA Press.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian. Bandung:

CV.Alfabeta Suprihatiningrum, jamil. 2013.

Strategi Pembelajaran teori dan aplikasi.

Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.

Herlinda, Bety.(2014).Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Pecahan Terhadap Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMPN 32

Padang.STKIP PGRI SUMBAR.

Referensi

Dokumen terkait

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1 LKS berbasis kearifan lokal yang telah dikembangkan dinyatakan valid/tidak direvisi dan dapat diimplementasikan dalam