• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 1 LUBUK ALUNG Oleh

Helvina Resmi Sari *), Mulia Suryani **), Dewi Yuliana Fitri **)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The background of this research is a student's adversity in construct the knowledge that having before it to find a new concept. To solve this problem, develop a modul based on constructivism valid in set materials. This study aims to develop the modul based on constructivism valid, pratical, and effective for the students of class VII SMPN 1 Lubuk Alung.

This study is research and development by using a Ploom model which consists of three fase:

namely the preliminary research, prototyping phase, and assessment phase. Assessment phase consist testing large groups of one class VII SMP. Results validity modul based on constructivism at a very valid criteria with a percentage of 84.9%. Test the practicalities of the teacher on the criteria very practical with a percentage of 90.2%, test the practicalities of evaluation of one-on- one criterion is very practical with a percentage of 85.8%, and test the practicalities of a small group on a very practical criteria with a percentage of 83.1%. The results of the effectiveness criteria completeness effective with students over 75%. In conclution that the modul based on constructivism on set materials very valid, very practical and effective in SMP Negeri 1 Lubuk Alung.

keywords: Modul, konstruktivisme, Development

PENDAHULUAN

Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Mengingat peranan matematika yang begitu penting, diharapkan siswa dapat memahami pembelajaran matematika sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang hendak dicapai. Materi pembelajaran matematika dapat disajikan dalam bentuk bahan ajar,

karena bahan ajar dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Lubuk Alung pada tanggal 19 sampai 23 Januari 2016, diperoleh informasi bahwa saat proses pembelajaran berlangsung siswa hanya menggunakan satu bahan ajar berupa buku teks. Buku teks secara umum berisikan materi pelajaran, contoh soal dan latihan. Penyajian

1

(2)

yang demikian menyebabkan siswa belum mampu mengkonstruksi pemahamannya sendiri untuk menemukan suatu konsep.

Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan upaya untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam memahami materi pembelajaran dengan baik.

Upaya yang dapat dilakukan guru sebagai fasilitator dan mediator salah satunya yaitu pengembangan bahan ajar yang inovatif dan kreatif. Bahan ajar yang dikembangkan dapat mengaktifkan siswa untuk membentuk pengetahuan secara mandiri. Bahan ajar yang dikembangkan oleh guru salah satunya adalah modul berbasis konstruktivisme yang mampu memotivasi siswa untuk belajar mandiri, membentuk pengetahuan siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami konsep dan prinsip dari materi yang dipelajari. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan judul

”Pengembangan Modul Berbasis Konstruktivisme pada Materi Himpunan untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Alung”. Tujuan pengembangan ini adalah untuk mengembangkan modul berbasis konstruktivisme yang valid, praktis dan efektif pada materi himpunan untuk siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Alung.

Prastowo (2011: 104) modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh siswa dengan bantuan yang minimal dari guru atau dosen pembimbing. Suyano dan Hariyanto (2012 105), Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan

dan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup.

Suparno (1997: 68-69)

mengemukakan unsur-unsur konstruktivisme sebagai berikut:

1. Orientasi,Murid diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik.

2. Elicitasi,Murid dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain.

3. Restrukturisasi ide. Dalam hal ini ada tiga hal, diantaranya :

a. Klasifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau teman lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide.

b. Membangun ide yang baru.

c. Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen.

4. Penggunaan ide dalam banyak situasi 5. Review, bagaimana ide itu berubah.

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Dini Fajria Trisna (2014) dengan judul “Pengembangan Modul berbasis Konstruktivisme Untuk Materi Bilangan bulat pada pembelajaran matematika kelas VII SMPN 2 Rao Utara kecamatan Rao Utara“. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini pelaksaannya sampai pada tahap validitas, praktikalitas dan efektifitas sedangkan penelitian sebelumnya hanya sampai tahap validitas dan praktikalitas.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development) dengan model Ploom terdiri

(3)

dari 3 fase yaitu preliminary research, prototyping phase, dan assessment phase.

Tahap preliminary research terdiri dari wawancara kepada siswa dan guru, analisis silabus, analisis buku teks, analisis karakteristik dan analisis literatur. Tahap prototyping phase yaitu merancang sistematika dan struktur modul, pengembangan prototipe, tinjauan ahli, evaluasi satu-satu dan evaluasi kelompok kecil. Tahap assessment phase yaitu uji kelompok besar terhadap satu kelas untuk melihat efektivitas modul

Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi, angket, pedoman wawancara dan tes akhir. Lembar validasi digunakan untuk memvalidasi produk yang dilakukan oleh validator. Validator dalam penelitian ini adalah satu orang dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat, satu orang guru matematika SMPN 1 Lubuk Alung dan satu orang guru bahasa SMPN 1 Lubuk Alung. Angket dan pedoman wawancara digunakan untuk melakukan praktikalitas produk. Praktikalitas produk dilakukan dengan tujuan untuk melihat keterpakaian produk yang telah disusun, dengan dialakukan uji coba produk secara terbatas tiga orang siswa pada tahap evaluasi satu-satu, enam orang siswa pada tahap kelompok kecil dan guru matematika SMPN 1 Lubuk Alung. Tes akhir digunakan untuk melihat hasil belajar siswa guna mengetahui efektivitas modul.

Hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai, disajikan dalam

bentuk tabel. Selanjutnya dihitung nilai validitas dengan menggunakan rumus:

NV = × 100 Keterangan :

NV = Nilai akhir validasi dari masing-masing validator

S = Jumlah Semua Skor SM = Skor Maksimum

Kemudian Nilai Validitas yang didapatkan dianalisis dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria validitas modul Persentase (%) Kategori

0≤ NV ≤ 20 Sangat Tidak

Valid 20< NV≤ 40 Tidak Valid 40< NV≤ 60 Cukup Valid 60< NV≤ 80 Valid 80<NV≤ 100 Sangat Valid

Analisis data praktikalitas dilakukan dengan memberikan angket dan wawancara kepada 3 dan 6 orang siswa dan saru orang guru matematika. Data angket diperoleh dengan cara menghitung skor siswa yang menjawab masing-masing item.

Tabel 2. Kriteria Praktikalitas Modul Persentase (%) Kriteria 0

TK

20 Sangat Tidak Praktis 20<TK 40 Tidak Praktis 40<TK 60 Cukup Praktis

60 TK 80 Praktis

80 <TK 100 Sangat Praktis

Hasil wawancara dengan siswa dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Menurut miles dan Huberman dalam rohidi (1992: 16) analisis kualitatif menggunakan kata-katayang disusun kedalam bentuk teks yang diperluas atau berupa kesimpulan. Analisis kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

(4)

bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi.

Tes hasil belajar dianalisis dengan menggunakan perhitungan persentase siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM matematika di SMP Negeri 1 Lubuk Alung adalah 80. untuk pengembangan modul ini dikatakan efektif jika minimal 75% dari jumlah siswa mendapat nilai≥ 80, Harjanto (2010:285).

HASIL PENGEMBANGAN DAN

PEMBAHASAN

Pembuatan modul berbasis konstruktivisme telah melalui tiga fase yaitu preliminary research, prototyping phase dan assessment phase. Data pada preliminary research diperoleh melalui wawancara guru dan siswa, analisis silabus, analisis buku teks, analisis karakteristik dan analisis literatur.

Data prototyping phase diperoleh melalui sistematika dan struktur modul, desaian awal prototipe, evaluasi diri, tinjauan ahli, uji satu- satu dan kelompok kecil. Pada tahap evaluasi diri terdapat kekurangan salah satunya pada bentuk cover. Penyajian cover dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.sebelum dan sesudah revisi Validitas modul berbasis konstruktivisme. Nilai data dari lembar validasi modul matematika basis konstruktivisme didasarkan atas 4 indikator

yaitu materi, penyajian, bahasa dan kegrafikaan. Hasil validasi dari empat aspek yang dinilai diperoleh rerata 84,9% dengan kategori sangat valid. Adapun salah satu saran dari validator adalah judul pada modul harus diperbaiki. Penyajian judul dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.sebelum dan sesudah revisi Hasil validitas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Validitas Modul Aspek

Validasi

Nilai Validitas

Kategori

Kelayakan Isi 83,3% Sangat valid Penyajian

Materi

81,7% Sangat valid

Bahasa 84,5% Sangat valid

Kegrafikan 90% Sangat valid Persentase

keseluruhan

84,9% Sangat valid Praktikalitas modul berbasis konstruktivisme bertujuan untuk melihat keterpakaian modul. Hasil analisis secara keseluruhan menunjukan bahwa nilai akhir modul matematika berbasis konstruktivisme dari guru dikategorikan sangan praktis dengan persentase 90,2%, sedangkan dari 3 orang siswa dikategorikan sangat praktis 85,8% dan 6 orang siswa dikategorikan sangat praktis 83,1%. Hasil praktikalitas dengan guru dan siswa dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

(5)

Tabel 4. Hasil Praktikalitas dengan Guru No Indikator Nilai

praktika litas

Kategori

1 Kemudahan penggunaan modul

96% Sangat

praktis 2 Waktu yang

diperlukan

88% Sangat

Praktis

3 Mudah

diinterpresta sikan

90% Sangat

praktis 4 memiliki

ekivalensi yang sama

86,7% Sangat Praktis

Rata-rata 90,2% Sangat

praktis Tabel 5. Hasil Praktikalitas dengan Siswa

N o

Indikator Nilai praktika litas

Kategori

1 Kemudahan penggunaan modul

88% Sangat

praktis 2 Waktu yang

diperlukan

84% Sangat

Praktis

3 Mudah

diinterpresta sikan

86,8% Sangat praktis 4 Memiliki

ekivalensi yang sama

84,4% Sangat Praktis

Rata-rata 85,8% Sangat

praktis Berdasarkan hasil dari perhitungan ketuntasan belajar siswa (individual) dengan mengerjakan tes formatif yang ada pada modul, terdapat 22 orang siswa yang tuntas ulangan harian dan 4 orang siswa yang tidak tuntas ulangan harian. Ketuntasan belajar dalam kelas tersebut ≥ 80. Untuk pengembangan modul dikatakan efektif jika minimal 75% dari jumlah siswa mendapat nilai ≥ 80. Hasil yang diperoleh persentase siswa yang tuntas berjumlah 84,6%. Hal ini menunjukan penggunaan modul berbasis konstruktivisme efektif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengembangan modul berbasis konstruktivisme dapat disimpulkan bahwa hasil validasi modul dari validator menunjukkan modul yang dikembangkan sangat valid dengan nilai 84,9%. Modul berbasis konstruktivisme berkriteria sangat praktis pada evaluasi satu-satu dari penilaian guru dengan nilai 90,2% dan sangat praktis dari penilaian siswa dengan nilai 85,8%, dan sangat praktis dari penilaian siswa pada uji coba kelompok kecil dengan nilai 83,1%.

Efektifitas untuk melihat hasil belajar siswa diperoleh persentase 84,6%. Hal ini menunjukkan bahwa modul berbasis konstruktivisme efektif bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lubuk Alung.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Harjanto, (2010). Perencanaan pengajaran.

Jakarta: Rineka Cipta

Prastowo, Andi.(2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: DIVA Press.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian.

Bandung: CV.Alfabeta

Suparno, DR. Paul. (2001). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius

Trisna,Dini Fajria. (2014). Pengembangan

Modul Berbasis

Konstruktivisme untuk materi

Bilangan Bulat pada

Pembelajaran Matematika Kelas VII SMPN 2 Rao Utara kecamatan Rao Utara. Skripsi

tidak diterbitkan.

Padang.STKIP PGRI

SUMBAR.

Referensi

Dokumen terkait

2016 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1 mendeskripsikan dan mengembangkan model Pembelajaran Berbasis Masalah-Literasi Informasi Internet PBM-LII yang valid, praktis, dan