PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS ETNOMATEMATIKA ANYAMAN ROTAN PADA MATERI
LINGKARAN
Oleh
Uswatun Hasanah NIM 180103082
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2022
ii
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS ETNOMATEMATIKA ANYAMAN ROTAN PADA MATERI
LINGKARAN
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana pendidikan
Oleh
Uswatun Hasanah NIM 180103082
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2022
iii
iv
v
vii
viii MOTTO
“ Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras, Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan “
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibuku Maskanah dan Ayahku Irawadi, yang selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi, bimbingan, do’a dan kasih sayang yang tak terhingga. Kalian selalu menjadi motivasiku untuk selalu semangat dan tersenyum.
Untuk keluargaku, guruku, dosenku, dan teman-temanku, dan almamaterku UIN Mataram.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam tak lupa pula dihaturkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang. Dengan kata lain minazzulumati ilannur.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.
1. Kamirsah Wahyu, M.Pd. sebagai dosen pembimbing I dan Indira Puteri Kinasih, M.Si. sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi menditail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan dapat diselesaikan;
2. Dr. Al Kusaeri, M.Pd. selaku ketua jurusan Tadris Matematika;
3. Dr. Jumarim, M.H.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan;
4. Prof. H. Masnun Tahir, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberikan bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;
5. Bapak dan ibu dosen Tadris Matematika, atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan tanpa mengenal lelah;
xi
xii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN LOGO ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ... v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii
HALAMAN MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
ABSTRAK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Masalah ... 5
C. Perumusan Masalah ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIK ... 7
A. Konsep Pengembangan Media ... 7
B. Kerangka Teoritik ... 10
C. Rancangan Model ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 18
A. Tujuan Penelitian ... 18
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18
C. Karakteristik LKS yang Dikembangkan ... 18
D. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 19
E. Langkah-Langkah Pengembangan Model ... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Hasil Pengembangan ... 31
1. Tahap Analisis (Analysis) ... 31
xiii
2. Tahap Desain (Design) ... 33
3. Tahap Pengembangan (Development) ... 34
4. Tahap Implementasi (Implementation) ... 41
5. Tahap Evaluasi (Evaluation) ... 44
B. Pembahasan ... 49
BAB V PENUTUP ... 55
A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Titik Pusat Lingkaran, 15
Gambar 1.2 Hubungan Sudut pusat, Panjang Busur, Luas Juring, 16 Gambar 1.3 Rancangan Model, 17
Gambar 4.1 Tampilan Lembar Sampul, 27 Gambar 4.2 Tampilan Lembar Identitas, 28 Gambar 4.3 Tampilan Lembar Kegiatan LKS, 29 Gambar 4.4 Tampilan Lembar Tes, 30
Gambar 4.5 Kegiatan Uji Keterbacaan LKS, 35 Gambar 4.6 Siswa Membaca dan Memahami LKS, 37
xv
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Skor Penilaian Validai Ahli, 23 Tabel 3.2 Skor penilaian validasi, 24 Tabel 3.3 Skor Penilaian Angket, 26 Tabel 3.4 Kriteria Kepraktisan, 26
Tabel 3.5 Skor Pengamatan Aktivitas Siswa, 27 Tabel 3.6 Kriteria Keefektifan, 27
Tabel 4.1 Draft LKS, 34 Tabel 4.2 Daftar validator, 40 Tabel 4.3 Masukan Ahli Materi, 40 Tabel 4.4 Masukan Ahli Media, 40 Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli, 45
Tabel 4.6 Hasil Angket Respon Siswa, 45 Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa, 47 Tabel 4.8 Hasil Analisi Hasil Belajar, 48
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Kerja Siswa
Lampiran 2 Surat Permohonan Rekomendasi Penelitian dari FTK Lampiran 3 Surat Rekomendasi Penelitian dari Bangkesbangpol LOTENG
Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian dari MTS Nurul Islah NW Beleka
Lampiran 5 Pengantar Validasi Lampiran 6 Lembar Validasi Ahli
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Lampiran 8 Sampel Hasil Angket Respon Siswa Lampiran 9 Kartu Konsultasi
Lampiran 10 Dokumentasi
xvii
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASI ETNOMATEMATIKA ANYAMAN ROTAN PADA MATERI
LINGKARAN Oleh:
Uswatun Hasanah 180103082
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lembar kerja siswa berbasis etnomatematika anyaman rotan pada materi lingkaran yang valid, praktis dan efektif. Pengembangan ini merujuk pada pengembangan model ADDIE. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama yaitu hasil validasi 2 (dua) ahli, yaitu ahli materi dan ahli media dengan rata-rata yang diperoleh 3,82 yang berarti LKS “sangat valid”. Kedua yaitu hasil angket respon siswa pada 17 (tujuh belas) siswa kelas VIII A dan diperoleh rata-rata nilai respon angket yaitu 3,90 yang dikategorikan “praktis”. Ketiga yaitu hasil uji efektivitas LKS melalui pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan oleh 1 (satu) guru matematika yang kemudian diperoleh rata-rata nilai 2,75 dengan kriteria “efektif” digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa serta hasil belajar siswa yang merupakan rata-rata gabungan nilai latihan dan tes hasil belajar menunjukan persentase 82% siswa masuk dalam kategori tuntas dengan kriteria “sangat efektif” digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan lembar kerja siswa berbasis etnomatematika anyaman rotan yang dilaksanakan di MTs Nurul Islah Beleka valid, praktis, dan efektif digunakan sebagai produk pembelajaran.
Kata Kunci: penelitian pengembangan, lembar kerja siswa, etnomatematika, Lingkaran.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Geometri adalah salah satu materi matematika yang harus dikuasai oleh siswa SMP. Salah satu materi geometri dalam pembelajaran matematika SMP kelas VIII adalah lingkaran. Materi lingkaran baik unsur, bagian lingkaran sangat banyak kaitannya pada kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah ring basket, ban sepeda, dan bola. Namun, pada kenyataannya siswa belum dapat memanfaatkan konsep materi lingkaran tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sepdoni yang menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran siswa sering terjebak dalam penggunaan konsep lingkaran dan garis singgung lingkaran karena kebanyakan siswa hanya menerima dan menghafal konsep dan rumus tersebut tanpa mengetahui makna dari rumus tersebut, sehingga siswa tidak memahami dan mampu menggunakan konsep lingkaran dan garis singgung lingkaran dalam pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan materi.1
Siswa akan memahami materi dengan baik apabila siswa tersebut belajar secara mandiri.2 Salah satu alternatif bahan ajar yang dapat dikembangkan untuk mengarahkan pola pikir siswa dan membangun kemandirian siswa adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS berisi tugas dan langkah-langkah yang menuntun siswa mengelola pola pikir secara terarah. Peran guru sebagai fasilitator pun dapat dimaksimalkan. Dengan LKS diharapkan siswa dapat belajar secara mandiri, memahami dan menjalankan suatu secara tertulis.3
1 Sepdhani, “ Pengembangan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Malinau Barat pada Materi Garis Singgung Lingkaran” Jurnal Pendidikan 2, No. 1 (Maret 2015):18.
2 Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
3 Azhari P Siregar, R.Risnawati, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Model Generative Learning Untuk Memfasilitasi Kemampuan Komunikasi Matematis
2
Menurut Prastowo lembar kerja siswa (LKS ) merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran kertas berisi materi, ringkasan dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai untuk meningkatkan keaktifan dan kemandirian dalam pemecahan masalah.4 Menurut Majid, lembar kerjas siswa adalah untuk memicu dan membantu siswa melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai suatu pemahaman keterampilan dan sikap.5
Menurut Rachmawati, budaya adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari, karena kebudayaan merupakan kesatuan yang utuh dan menyeluruh yang berlaku dal am suatu
komunitas.6 Ini memungkinkan adanya konsep-konsep matematika yang tertanam dalam praktek-praktek budaya dan meyakini bahwa semua orang mengembangkan cara khusus dalam melakukan aktivitas matematika yang biasa disebut etnomatematika. Dengan mengaitkan budaya dalam pembelajaran matematika siswa dapat memahami pembelajaran matematika dengan mudah dan asyik. Siswa dapat mengetahui lebih banyak tentang budayanya sendiri dan siswa dapat mengintegrasikan budaya dalam materi lingkaran.
Penelitian relevan yang dilakukan oleh Hermina Disnawati mengungkapkan bahwa hasil pengembangan Lembar kerja siswa berbasis etnomatematika pada tenun Timor telah praktis, efektif, dan valid sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa pada Siswa Sekolah SMP Kampar”, journal For Research in Mathematics Learning 1, No.2 (2018).
4 Muhammad Mustofa, Retno Sri Iswari, “ Pengembangan Lembar Kerja siswa Berbasis Observasi pada Taman Sekolah Sebagai Sumber Belajar Sains” Unnes Journal of Biology Education 2, No.1 (2013).
5 Rizky Desricha Fannie, “ Pengembangan Lembar Kerja (LKS) Berbasis Poe (Predict, Observe,Explain) pada Materi Program Linier Kelas XII SMA”, Sainmatika:
Jurnal Sains dan Matematika Universitas Jambi 8, No. 1 (2014).
6 Widyaning Rachmawati, Djum Djum Noor Benty, Raden Bambang Sumarsono, “Budaya Sekolah Berbasis Ketarunaan Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik”, Jurnal Administrasi dan Pendidikan 1, No.4 (Desember 2019): 410 – 418.
3
materi pola bilangan dan mendapatkan tanggapan positif dari siswa.7
Penelitian relevan yang dilakukan oleh Anggraini Oktarina mengungkapkan bahwa hasil pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Etnomatematika Berbasis Penemuan Terbimbing pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar mampu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa, dan dapat meningkatkan ketertarikan siswa dan menjadikan pembelajaran matematika yang menyenangkan .8
Penelitian relevan yang dilakukan oleh Sri Indriati Hasanah mengungkapkan bahwa Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Etnomatematika Dalam Membangun Pemahaman Konsep Siswa, bahan ajar yang dikembangkan berupa LKS yang valid, praktis dan efektif sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi yang diajarkan.9
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan hasil wawancara di sekolah tersebut, maka perlu pengembangan LKS pada materi lingkaran berbasis budaya yaitu menganyam Rotan atau Ketak Masyarakat Lombok Tengah. Penelitian ini penting karena, dapat menambah pengetahuan dan wawasan terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan perangkat pembelajaran serta sebagai usaha pembuktian terhadap teori-teori yang berhubungan dengan bahan ajar siswa berupa etnomatematika. Hal ini dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik di MTs Nurul Islah NW Beleka.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka fokus permasalahan pada penelitian ini adalah:
7 Hermina Disnawati, Selestina Nahak, “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Etnomatematika Tenun Timor pada Materi Pola Bilangan “ Jurnal Elemen 5, No.1 (Januari 2019): 64-79.
8 Anggeraini Oktarina, Maria Luthfiana, “pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Etnomatematika Berbasis Penemuan Terbimbing pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar” Jurnal Pendidikan Matematika 2, No.2 (Juli-Desember 2019).
9 Sri Indriati Hasanah, Ainur Rofiq Hafsi, dkk, “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Etnomatematika Dalam Membangun Pemahaman Konsep Siswa” Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA 10, No. 2 (2019): 183-191.
4
1. Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi lingkaran.
2. Belum tersedianya sumber belajar berupa lembar kerja siswa berbasis etnomatika di sekolah.
C. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pengembangan lembar kerja siswa berbasis anyaman rotan pada materi lingkaran yang memenuhi kriteria valid dan efektif ?
2. Bagaimana hasil pengembangan lembar kerja siswa berbasis anyaman rotan pada materi lingkaran yang memenuhi kriteria valid dan efektif ?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian dan pengembangan LKS berbasis etnomatematika ini dianggap penting dan diharapkan dapat:
1. Bagi siswa
Dapat mempermudah siswa dalam memahami materi lingkaran dan mengetahui penerapannya dalam perpektif budaya lokal atau etnomatematika melalui LKS berbasis etnomatematika.
2. Bagi guru
Dapat menambah wawasan dan refrensi serta untuk menjadi acuan guru dalam menciptakan bahan ajar pembelajaran matematika mengenai materi lingkaran maupun materi lainnya.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk pihak sekolah dalam menentukan dan mengambil kebijakan atau langkah-langkah yang dianggap efektif dibidang pendidikan terutama yang berhubungan dengan bahan ajar siswa berupa etnomatematika.
4. Bagi peneliti
Peneliti ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan perangkat pembelajaran serta sebagai usaha pembuktian terhadap teori-teori yang telah didapatkan
5
dibangku perkuliahan agar peneliti tidak hanya paham teori, tetapi juga paham praktinya dilapangan.
6 BAB II
KAJIAN TEORITIK A. Konsep Pengembangan Media Pembelajaran
Penelitian merupakan salah satu bagian yang penting dalam perkembangan peradaban manusia, termasuk pada perkembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan mutu pendidikan. Penelitian selalu berusaha menghasilkan pengetahuan yang memiliki kebenaran ilmiah yang lebih baik dari pengetahuan terdahulu, sehingga kesalahannya lebih kecil dibandingkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan tujuan, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian pengembangan.10 Salah satu metode penelitian yang relevan dengan penelitian pendidikan adalah penelitian pengembangan (research and development).
Menurut Sugiyono, Penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.11 Menurut Sujadi, penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah–
langkah guna mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk, yang dapat dipertanggungjawabkan.12
Borg and Gall menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk–produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.13 Borg and Gall mengemukakan bahwa “Sebenarnya, penelitian dan pengembangan masih sedikit dimainkan pada lingkungan pendidikan”. Maksud
10 Siska Komalasari, “ Pengembangan Media Pembelajaran (Modul ) Berbantuan Geogebra pokok Bahasan Turunan”, Jurnal Pendidikan Matematika 7, No.2 (2016).
11 Ibid., hlm. 409
12 Desi Listiani, Erlina Prihatnani, “ Pengembangan Media Pembelajaran Dart Board Math Bagi Siswa Kelas VII SMP” Jurnal Pendidikan Matematika 4, No. 1 (Januari-April 2018): 21-33.
13 Ibid., hlm. 416
7
pernyataan ahli tersebut adalah bahwa penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk di bidang pendidikan masih minim. Oleh karenanya perlu dikembangkan berbagai produk di bidang pendidikan seperti produk pembelajaran berupa bahan ajar dan LKS melalui metode penelitian dan pengembangan.
Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut, maka peneliti bermaksud menggunakan metode penelitian pengembangan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian R&D terdapat beberapa model pengembangan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan suatu produk diantaranya:
a. Borg and Gall
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall terdiri dari sepuluh langkah penelitian yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, produksi massal.14
b. Model ADDIE
Model pengembangan pembelajaran yang memperlihatkan tahapan tahapan desain pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah ADDIE. Model ini sesuai dengan namanya, terdiri dari lima langkah atau fase pengembangan meliputi: (Analisis, (Desain, (Development, (Implementasi, dan Evaluation).15
c. Model ASSURE
Langkah pengembangan model pembelajaran ASSURE perlu diikuti dengan proses pembelajaran yang sistematik, penilaian hasil belajar, dan pemberian umpan balik tentang pencapaian hasil belajar secara kontinyu. Model desain ini dikembangkan
14 Ibid., hlm. 409
15 Mentari, Diah Ayu, “ Model Desain Sistem Pembelajaran Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation (ADDIE) Sebagai upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Stenografi” Jurnal Pendidikan dan Administrasi 2, No.1 (Juni 2013).
8
oleh Sharon E. Sadino, James D. Russel, Robert Heinich, dan Michael Molenda.16
Pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE. Sesuai dengan namanya, ADDIE merupakan singkatan dari Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Development (pengembangan), Implementation (Implementasi) and Evaluations (Evaluasi). Sesuai langkah-langkah pengembangan produk, model penelitian dan pengembangan ADDIE lebih lengkap dan lebih rasional daripada model 4D.
Inti kegiatan pada setiap tahap pengembangan hampir sama dengan 4D, namun 4D tidak memiliki tahap evaluasi. Oleh karena itu, model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media maupun bahan ajar.17
B. Kerangka Teoritik a. Lembar Kerja Siswa
Salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru dalam RPP adalah bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Sumber belajar merupakan komponen minimal yang terdapat dalam RPP sehingga LKS merupakan satu diantara komponen minimal yang mesti dikembangkan guru dalam RPP. LKS hendaknya dapat dikembangkan guru sesuai dengan tuntutan kurikulum, karakteristik siswa dan tuntutan pemecahan masalah pembelajaran.
Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Dalam LKS biasanya terdapat petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Bentuk-bentuk LKS terdiri dari LKS eksperimen dan LKS non eksperimen. LKS eksperimen yaitu berupa
16 Ibid., hlm. 110
17 A.B. Susilo, “ Pengembangan Model Pembelajaran Ipa Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMPN” Journal Of Primary Education 1, No.1 (Juni 2012).
9
lembar kerja yang memuat petunjuk praktikum yang menggunakan alat dan bahan. LKS non eksperimen yaitu berupa lembar kegiatan memuat teks yang menuntut siswa untuk melaksanakan kegiatan diskusi pada suatu materi pembelajaran.18
Menurut Prastowo, LKS adalah bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang memuat materi, ringkasan dan petunjuk atau arahan dalam pengerjaan tugas supaya siswa mampu memahami materi yang diberikan guru dengan harapan siswa dapat belajar mandiri.19 LKS bersifat praktis dan teoritis serta mengacu pada kompetensi dasar pada RPP yang mesti dicapai oleh siswa.
Menurut Prastowo, bahwa terdapat 4 poin penting yang menjadi fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu:20
1. Memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.
2. Meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan.
3. Melatih kemandirian siswa.
4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
Menurut Trianto, bahwa lembar kerja siswa dibagi dalam dua karakteristik, yaitu :
1. Lembar kerja siswa yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan peserta didik dalam menemukan konsep dalam suatu tema, dan lembar kerja siswa ini tidak terstruktur.
18 Astuti, Nurul Hidayah Sari, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas X SMA” Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika 1, No.2 (2017).
19 Irna’s Dewi Rahayu Wahyuning, “ Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk meningkatkan Kemandirian Belajar’, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 5, No. 2 (2019).
20 Fimmatur Rizka Ardina, Cholis Sa’dijah, “ Analisis Lembar Kerja Siswa Dalam Meningkatkan Komunikasi Matematis Tulis Siswa”, Jurnal Pendidikan 1, No.2 (Februari 2016).
10
2. Lembar kerja siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses pembelajaran tanpa bimbingan guru dan lembar kerjanya terstruktur.
LKS mempunyai kelebihan sebagaimana yang dijelaskan oleh setiono sebagai berikut 21:
1. Panduan yang ada dalam LKS dibuat sedemikian rupa sehingga dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajarnya, misalnya melalui kegiatan praktikum yang ada dan usaha untuk mencari sumber belajar yang lain.
2. Produk hasil pengembangan dapat digunakan sebagai pedoman belajar bagi siswa secara mandiri atau berkelompok, baik dengan menerapkan metode eksperimen, demonstrasi ataupun metode lainnya.
3. Produk LKS dapat digunakan guru sebagai alat evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep materi siswa termasuk pada aspek kognitif.
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, LKS memiliki manfaat yang besar bagi pembelajaran di Sekolah. Dalam penelitian ini, LKS yang dihasilkan peneliti bertujuan untuk membantu siswa memahami materi lingkaran yang terintegrasi dengan lingkungan budaya siswa. LKS yang dibuat ditujukan kepada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Lembar kerja siswa yang dikembangkan ini mempunyai unsur yang lebih kompleks dari buku dan lebih sederhana dari modul. Unsur yang terdapat pada LKS ini sebagai bahan ajar diantaranya judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas serta penilaian.22
b. Etnomatematika
Etnomatematika pertama kali diperkenalkan oleh D’Ambrosio seseorang matematikawan Brasil pada tahun
21 Setiono, Budi, “Pengembangan Alat Perekam Gerakan Sebagai Media Pembelajaran Konsep Getaran”, (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2011):10
22 Rahmat Arofah Hari Cahyadi, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model” Islamic Education Journal 3, No.1 (Juni 2019).
11
1997. Menurut D’Ambrosio etnomatematika merupakan matematika yang dipraktikan oleh kelompok budaya yang didefinisikan dalam kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu, masyarakat adat, dan lain sebagainya.23
Menurut Gerdes, etnomatematika adalah matematika yang diterapkan oleh kelompok budaya tertentu, kelompok buruh/petani, anak-anak dari masyarakat kelas tertentu, kelas- kelas profesional, dan lain sebagainya. 24 Menurut Shirley etnomatematika adalah suatu ilmu yang dapat digunakan untuk memahami bagaimana sebuah budaya di adaptasi dalam matematika. Pembelajaran yang memuat etnomatematika memungkinkan suatu materi yang dipelajari dari budaya dapat membangkitkan pemahaman suatu materi yang dipelajari serta motivasi belajar oleh peserta didik karena materi tersebut terkait langsung dengan budaya peserta didik yang merupakan bagian dari aktivitas mereka sehari-hari.25
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, etnomatematika meliputi ide-ide matematika, pemikiran dan praktek yang dikembangkan oleh setiap budaya. Etnomatematika berfungsi untuk mengekspresikan hubungan tiap budaya dengan matematika.26
Etnomatematika pada penelitian ini terdapat pada proses pembuatan anyaman rotan dan pola motif anyaman yang memuat konsep lingkaran.
c. Materi Lingkaran
23 Moh. Zayyadi, “Eksplorasi Etnomatematika pada Batik Madura” Jurnal Ilmu pendidikan Matematika 2, No.2 (2017).
24 Alfonsa M Abi, “Integrasi Etnomatematika Dalam Kurikulum Matematika Sekolah” Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, Institute for Managing and Publishing Scientific Journals 1, No. 1 (2016): 1–6.
25 I Wayan Eka Mahendra, “Project Based Learning Bermuatan Etnomatematika Dalam Pembelajaran Matematika” Jurnal Pendidikan Matematika 6, No.1 (April 2017).
26 Yohanes Florianus Dama, Wilibaldus Bhoke, “ Pengembangan Bahan Ajar Dengan Pendekatan Problem Based Learning Berbasis Etnomatematika pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar SMP Kelas VIII” Jurnal Citra Pendidikan 1, No 4, (2021).
12
Lingkaran merupakan salah satu materi dari mata pelajaran matematika yang wajib dipelajari oleh peserta didik kelas VIII pada semester 2. Berdasarkan keputusan kementrian pendidikan dan kebudayaan tahun 2013, standar kompetensi yang sesuai dengan LKS materi Lingkaran ini adalah sesuai KD 3 dan 4 :
1) Menjelaskan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring.
2) masalah yang berkaitan dengan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring.
Sedangkan tujuan pembelajaran pada materi lingkaran LKS ini adalah :
1) Siswa mampu mengamati hubungan perbandingan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring.
2) Siswa mampu menentukan hubungan sudut pusat dengan sudut lingkaran terhadap panjang busur dan keliling lingkaran dan terhadap luas juring dengan luas lingkaran.
a) Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah suatu kurva yang terdiri dari titik- titik yang berjarak sama dan berpusat terhadap suatu titik tetap yang disebut titik pusat lingkaran.
Gambar 1.1 Titik Pusat Lingkaran
1. Hubungan Sudut pusat, Panjang Busur, Luas Juring Perbandingan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring:
13
Gambar 1.3 Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur, Luas Juring
atau
C. Rancangan Model
Alur rancangan model penelitian pengembangan lembar kerja siswa terhadap hasil belajar dapat dilihat pada bagan berikut:
14
Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP
Analysis
(Kurikulum,Siswa, Materi )
Design
(draft LKS, kebutuhan LKS)
Ahli Media
Ahli Materi Development
Validasi
Valid Tidak Valid
Revisi Implementation
Evaluation Uji Keterbacaan
Revisi Terbaca
Uji Lapangan Tidak Terbaca
Praktis &
Efektif
Produk Akhir Gambar 1.3 Rancangan Model
15 BAB III
METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui proses pengembangan dan menghasilkan lembar kerja siswa berbasis etnomatematika anyaman rotan pada materi lingkaran yang memenuhi kriteria valid, praktis.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dipilih dalam penelitian ini adalah MTs Nurul Islah Beleka, yang berlokasi di kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Dipilihnya tempat tersebut atas dasar pertimbangan sekolah yang telah dilakukan observasi oleh peneliti selama masa praktek pengalaman lapangan (PPL) pada mata pelajaran matematika. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan maret, pada pertengahan semester genap tahun ajaran 2021/2022.
C. Karakteristik LKS yang Dikembangkan
Karakteristik lembar kerja siswa memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar mengajar, sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik. Bahan ajar LKS yang dikembangkan terdiri dari enam unsur yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, serta tugas atau langkah-langkah.27 Adapun karakteristik lembar kerja siswa (LKS) yaitu:
a. Terdapat soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan- kegiatan seperti percobaan atau eksperimen ke lapangan yang harus dikerjakan.
27 Aan Putra, Hendra Syarifuddin, “ Analisis Kebutuhan Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Penemuan Terbimbing Kelas VIII SMP” Jurnal Edukasi Matematika dan Sains 6, No.2 (2018).
16
b. Memiliki komponen-komponen seperti kata kata pengantar, pendahuluan atau informasi pendukung, dan lembar penuntun aktivitas siswa.
c. Lembar Kerja Siswa merupakan bahan ajar cetak.
D. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D) dengan menggunakan model pengembangan ADDIE yaitu terdiri dari lima fase yaitu analysis (analisis), design (perancangan ), development or production (pengembangan), implementation or Delivery (implementasi) , dan evaluation (evaluasi) .
Dalam perkembangannya, penelitian dan perkembangan dengan model ADDIE sering digunakan dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar seperti modul, LKS, buku ajar. Adapun tahapan yang harus dilakukan pada penelitian pengembangan ini adalah:
a. Analysis yaitu analisis kebutuhan LKS berupa analisis kurikulum, analisis kebutuhan siswa, dan analisis materi untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat bagi siswa.
b. Design yaitu menyusun draf LKS, peta kebutuhan LKS, tampilan atau layout LKS, serta menyusun rancangan pembelajaran LKS.
c. Development yaitu mengembangkan LKS yang telah disusun kerangkanya sesuai dengan model perancangan pembelajaran yang dipilih dan melakukan proses validasi untuk LKS yang dikembangkan.
d. Implementation yaitu melakukan uji coba LKS, uji pengamatan aktivitas siswa, melaksanakan tes, serta membagi angket respon siswa.
e. Evaluation adalah melakukan peninjauan ulang serta perbaikan jika terjadi kesalahan selama proses dan meninjau hasil dari pengembangan LKS.
E. Langkah – Langkah Pengembangan Model 1. Penelitian Pendahuluan
Pada penelitian pengembangan ini, penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui masalah yang melatarbelakangi
17
perlu dan pentingnya suatu produk dikembangkan. Penelitian melaksanakan penelitian pendahuluan di MTs Nurul Islah . Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, MTs Nurul Islah adalah salah satu sekolah yang belum pernah menggunakan LKS berbasis etnomatematika dalam proses pembelajaran matematika di kelas. Meski terkadang guru di sekolah menggunakan buku cetak dan bahan ajar lainnya. 28 2. Perencanaan Pengembangan Model
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan dan perancangan produk atau model yang dikembangkan sesuai dengan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan sebelumnya. Perencanaan pengembangan dilakukan dengan menentukan aspek-aspek yang diperlukan dalam lembar kerja siswa. Penelitian kemudian mengumpulkan informasi dan referensi yang digunakan dalam mengembangkan materi dalam lembar kerja siswa.
Peneliti kemudian merealisasikan hal yang telah dianalisis. Peneliti akan membuat rancangan yang dibutuhkan dalam pengembangan dengan rancangan produk awal LKS yang terdiri dari:
1) Halaman identitas LKS (judul LKS, kolom identitas siswa dan sekolah, identitas mata pelajaran)
2) Tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator.
3) Halam aktivitas siswa menyajikan materi dan soal dengan masalah kontekstual yang berfungsi sebagai penuntun belajar siswa.
Peneliti kemudian membuat instrumen yang akan digunakan untuk menilai lembar kerja siswa yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan berupa lembar validasi LKS, angket respon siswa, dan lembar tes. Lembar validasi LKS merupakan lembar yang berisi beberapa aspek penilaian yang akan dinilai oleh beberapa validator termasuk pendidik. Sedangkan angket respon siswa dan tes yang telah
28 Muhammad Suhardi, Wawancara, Beleka , 15 Juli 2022
18
disusun berdasarkan kebutuhan penilaian akan diuji validasinya untuk mendapatkan instrumen penilaian yang valid.
3. Validasi, Evaluasi, dan Revisi LKS 1) Validasi Ahli
Validasi ahli dilakukan dengan menghadirkan ahli media dan ahli materi untuk memberikan tanggapan terhadap LKS yang dikembangkan. Penilaian oleh ahli materi dilakukan oleh seorang dosen di prodi Tadris Matematika FTK UIN Mataram. Ahli materi untuk mengevaluasi materi lingkaran untuk SMP atau mengkaji komponen materi berupa keselarasan materi dengan isi kurikulum, kebenaran, kelayakan dan ketepatan serta kesesuaian materi. Ahli media dilakukan oleh seorang Prodi Tadris Matematika FTK Uin Mataram dalam mengevaluasi desain media LKS.
Seorang ahli media mengkaji kaidah pemilihan kata sesuai dengan aspek kebahasan secara menyeluruh, dari segi karakteristik sasaran, bentuk, tata letak, gambar serta pilihan warna komponen penyusunannya.
Penilaian uji validasi dari ahli materi dan ahli media masing-masing diperoleh menggunakan lembar validasi dengan rumus:29
∑ Keterangan :
Nilai rata-rata akhir
: Jumlah skor butir angket validasi : Banyak butir angket validasi
Skor penilaian validasi dapat dilihat pada tabel 3.1
29 Saifudin Azwar, “ Penyusunan skala Psikologi edisi 2” (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012): 145.
19
Tabel 3.1 Skor Penilaian Validasi Ahli
Skor Penilaian jawaban validasi
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Untuk melihat tingkat pencapaian pengembangan lembar kerja siswa berdasarkan perhitungan kriteria validasi dapat dilihat menggunakan skala likert pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Validasi
Rata-rata skor Klarifikasi Kesimpulan 3,26 < ≤ 4,00 Sangat Baik Valid ( tidak Revisi) 2,51 < ≤ 3,26 Baik Revisi sebagian 1,76 < ≤ 2,51 Kurang Baik Revisi sebagian dan
pengkajian ulang materi 1,00 < ≤ 1,76 Tidak Baik Revisi keseluruhannya Tujuan dari validasi ahli ini yaitu untuk melihat tingkat kelayakan LKS ditinjau dari syarat bahasa, teknik dan penyusunan. Selain itu, hal ini dilakukan guna menerima penilaian mengenai tampilan dan isi materi yang disajikan.
Hasil penilaian oleh ahli digunakan sebagai acuan revisi untuk menghasilkan media yang layak, baik dari segi tampilan maupun uji materi.
2) Uji Keterbacaan
Uji coba keterbacaan dilakukan di kelas yang akan dikembangkan lembar kerja siswanya. LKS yang telah
20
dilakukan uji coba untuk mengetahui apakah LKS yang dikembangkan telah memenuhi tujuan sebelum tahap uji lapangan. Uji keterbacaan dilakukan dengan uji coba pada 3 siswa kelas VIII A MTs Nurul Islah NW Beleka yang masing-masing berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Kemudian uji keterbacaan pada LKS dilakukan dengan teknik wawancara pada 3 siswa yang berbeda kemampuan dengan tujuan agar mengetahui keterbacaan atau pemahaman siswa terhadap media LKS yang dikembangkan. Hasil pelaksanaan uji keterbacaan digunakan untuk merevisi kembali lembar kerja siswa, jika terdapat unsur yang perlu direvisi lagi karena LKS belum dipahami siswa.
Tabel 3.3 Skor Penilaian Angket Ketrebacaan Skor Penilaian jawaban validasi
4 Sangat Setuju
3 Setuju
2 Kurang Setuju
1 Tidak Setuju
Setelah menghitung rata –rata skor penilaian angket dari tiap siswa, kriteria keterbacaan LKS dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Kriteria Keterbacaan
Rata-rata skor Klarifikasi Kesimpulan 3,26 < ≤ 4,00 Sangat setuju Sangat
Praktis 2,51 < ≤ 3,26 Setuju Praktis 1,76 < ≤ 2,51 Kurang Setuju Kurang
21
Praktis 1,00 < ≤ 1,76 Tidak Setuju Tidak praktis
22 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MTs Nurul Islah Beleka, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan juli 2022. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pengambilan data.
Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi pengurusan surat ijin kepala sekolah, pembuatan instrumen penelitian, diskusi dengan guru mata pelajaran matematika Mts Nurul Islah Beleka dan dosen pembimbing. Tahap persiapan ini telah dilaksanakan sejak bulan juli sampai bulan agustus 2022. Sedangkan tahap pengambilan data meliputi pengambilan data tes tertulis kepada peserta didik kelas VIII A MTs Nurul Islah Beleka.
Detail waktu dalam pelaksanaan penelitian pada tahap pengambilan data dapat dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut:
3.1
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Tahap Pengambilan data
No Hari / Tanggal Kegiatan
1 Senin, 8 Agustus 2022 Pembagian LKS, Memahami Materi dan pemberian latihan soal
2 Selasa, 9 Agustus 2022
Pelaksanaan Tes tertulis
B. Hasil Pengembangan
Hasil pengembangan pada penelitian ini terdiri atas bagaimana cara mengembangkan LKS dengan model ADDIE, kevalidan LKS, keefektivan LKS, serta kepraktisan LKS. Adapun hasil pengembangan secara rinci yang telah dilakukan pada penelitian ini yaitu:
1. Tahap Analisis (Analysis)
23
Pada tahap ini peneliti menganalisis kebutuhan pengembangan dan menetapkan produk apa yang akan dikembangkan. Adapun kegiatan analisi yaitu:
a. Analisis Kebutuhan Siswa
Dalam hal ini peneliti melakukan analisis melalui wawancara terhadap guru dan wawancara terhadap siswa mengenai pembelajaran yang diinginkan. Diperoleh hasil bahwa salah satu kendala yang dihadapi siswa disekolah yaitu masih sedikitnya sumber belajar yang disediakan sekolah maupun guru matematika. Bahan ajar yang digunakan masih berupa buku paket yang disediakan oleh pemerintah (buku siswa sesuai kurikulum 2013), namun buku tersebut tidak diperbolehkan untuk dibawa pulang ke rumah. Oleh karenanya bahan ajar yang mejadi refrensi siswa masih terbatas karena hanya dapat digunakan saat jam pelajaran saja. Belum tersedianya bahan ajar lain seperti LKS yang sesuai dengan kondisi siswa dan siap pakai menjadi salah satu perhatian peneliti dan guru sehingga menjadi fokus untuk mengembangkan bahan ajar dalam penelitian ini.
b. Analisis Materi
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis tentang persoalan materi yang diangkat dalam pengembangan.
Peneliti memperoleh hasil bahwa hasil belajar siswa pada materi lingkaran masih rendah pada kelas VIII A.
Beberapa penyebabnya adalah ketidaktepatan bahan ajar yang digunakan karena materi lingkaran pada buku cetak yang disediakan terlalu banyak dipelajari siswa dan kurangnya pemahaman konsep lingkaran serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari karena guru masih menggunakan metode ceramah.
Etnomatematika sebagai salah satu solusi pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep dan mengetahui pemanfaatan yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil
24
pengamatan awal penelitian terhadap anyaman rotan dalam kaitannya dengan matematika di sekolah.
c. Analisis Kurikulum
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan pelaksanaan pembelajaran matematika di Mts Nurul Islah Beleka dan diperolah bahwa kurikulum yang digunkan adalah kurikulum 2013 (K13). Dalam K13 pusat kegiatan pmbelajaran ditujukan pada siswa. Penyesuaian isi materi dalam produk yang dikembangkan disesuaikan dengan buku dan mengarahkan siswa aktif pada pembelajaran.
2. Tahap Desain (Design)
Pada tahap ini peneliti mendesain atau merancang produk LKS pengembangan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan siswa, analisis materi, dan analisis kurikulum yang telah ditentukan pada tahap analisis. Adapun tahapan perencanaan LKS antara lain:
a. Penyusunan Kebutuhan LKS
Dalam tahap penyusunan peta kebutuhan LKS, berdasarkan analisis sebelumnya maka dibutuhkan 1 jenis LKS yaitu LKS berbasis etnomatematika pada materi lingkaran.
Penyusun LKS tersebut mengacu pada kompetensi dasar dan indikator pencapaian yang telah dibuat melalui analisis kurikulum.
b. Perancangan Draf LKS
Draft lembar kerja siswa dibuat sesuai dengan unsur-unsur yang
terdapat pada LKS yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.
c. Perancangan tampilan/layout LKS
LKS yang telah tersusun sesuai draft masih belum dapat digunakan
Oleh siswa jika penyusunan tata letak, tampilan/layout dan gambar kurang baik. Kemudian untuk menarik perhatian siswa dan lebih bersemangat belajar Matematika, maka
25
dilakukan penyesuaian pada tampilan gambar dan tata letak.
3. Tahap Pengembangan (Development)
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan dan perancangan produk atau model yang dikembangkan sesuai dengan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan sebelumnya. Perencanaan pengembangan dilakukan dengan menentukan aspek-aspek yang diperlukan dalam lembar kerja siswa. Penelitian kemudian mengumpulkan informasi dan referensi yang digunakan dalam mengembangkan materi dalam lembar kerja siswa.
Peneliti kemudian merealisasikan hal yang telah dianalisis. Peneliti akan membuat rancangan yang dibutuhkan dalam pengembangan dengan rancangan produk awal LKS yang terdiri dari:
4) Halaman identitas LKS (judul LKS, kolom identitas siswa dan sekolah, identitas mata pelajaran)
5) Tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator.
6) Halam aktivitas siswa menyajikan materi dan soal dengan masalah kontekstual yang berfungsi sebagai penuntun belajar siswa.
Peneliti kemudian membuat instrumen yang akan digunakan untuk menilai lembar kerja siswa yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan berupa lembar validasi LKS, angket respon siswa, dan lembar tes. Lembar validasi LKS merupakan lembar yang berisi beberapa aspek penilaian yang akan dinilai oleh beberapa validator termasuk pendidik. Sedangkan angket respon siswa dan tes yang telah disusun berdasarkan kebutuhan penilaian akan diuji validasinya untuk mendapatkan instrumen penilaian yang valid.
Dalam pembuatan atau pengembangan LKS berbasis etnomatematika dilakukan beberapa tahapan yang akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Pembuatan produk awal LKS
Pada tahap ini peneliti melakukan validasi ahli dan uji coba produk dengan hasil sebagai berikut:
26
1) LKS berbentuk media cetak
Setelah tahapan-tahapan penyusunan dipenuhi, maka berhasil disusun LKS dengan judul Lembar kerja siswa materi Lingkaran pendekatan Etnomatematika Anyaman Rotan. Pembuatan LKS menggunakan shapes pada Microsoft office word 2010. LKS ini merupakan desain sementara yang kemudian dikonsultasikan ke validator dan dosen pembimbing.
Hasil konsultasi digunakan untuk revisi produk, yang kemudian dilakukan validasi oleh ahli.
2) Komponen –komponen pada LKS a) Lembar Sampul
Lembar sampul merupakan lembar yang berisi keterangan judul LKS, penulis, instansi dan tahun terbit yang dikombinasikan dengan budaya Anyaman rotan. Tampilan lembar sampul dapat dilihat pada Gambar 4.1.
27
Gambar 4.1. Tampilan Lembar Sampul b) Lembar identitas
Lembar identitas terdiri dari identitas siswa, petunjuk penggunaan, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi. Tampilan lembar ini dilihat pada Gambar 4.2.
28
Gambar 4.2 Tampilan Lembar Identitas c) Lembar kegiatan berbasis etnomatematika
Lembar kegiatan terdiri dari informasi pendukung, kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, dan menyimpulkan. Tampilan lembar ini terdapat pada gambar 4.3.
29
Gambar 4.3. Tampilan Lembar Kegiatan b. Validasi Ahli
Validasi ahli dilakukan dengan menghadirkan ahli media dan ahli materi untuk memberikan tanggapan terhadap LKS
30
yang dikembangkan. Penilaian oleh ahli materi dilakukan oleh seorang dosen di prodi Tadris Matematika FTK UIN Mataram. Ahli materi untuk mengevaluasi materi lingkaran untuk SMP atau mengkaji komponen materi berupa keselarasan materi dengan isi kurikulum, kebenaran, kelayakan dan ketepatan serta kesesuaian materi. Ahli media dilakukan oleh seorang Prodi Tadris Matematika FTK Uin Mataram dalam mengevaluasi desain media LKS.
Seorang ahli media mengkaji kaidah pemilihan kata sesuai dengan aspek kebahasan secara menyeluruh, dari segi karakteristik sasaran, bentuk, tata letak, gambar serta pilihan warna komponen penyusunannya.
Penilaian uji validasi dari ahli materi dan ahli media masing-masing diperoleh menggunakan lembar validasi dengan rumus:30
∑ Keterangan :
Nilai rata-rata akhir
: Jumlah skor butir angket validasi : Banyak butir angket validasi
Skor penilaian validasi dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Skor Penilaian Validasi Ahli
Skor Penilaian jawaban validasi
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
30 Saifudin Azwar, “ Penyusunan skala Psikologi edisi 2” (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012): 145.
31
Tahapan validasi ahli menggunakan lembar penelitian atau instrumen penelitian yang sebelumnya sudah divalidasi instrumennya dan mendapat persetujuan dari dosen pembimbing. Lembar penelitian terdiri dari empat belas indikator dan dua belas indikator untuk ahli materi.
Tahap validasi bertujuan untuk mendapatkan masukan dan penilaian dari para validator yaitu dosen yang ahli dibidangnya, selanjutnya masukan yang diberikan akan dijadikan bahan evaluasi. Berikut daftar validator LKS pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Daftar Validator
No Nama Validator Keterangan 1. Samsul Irpan M.Pd Media Dosen Tadris Matematika 2. Lalu Sucipto Materi Dosen Tadris
Matematika Validasi dilakukan oleh dosen Tadris Matematika, kemudian masukan dari dua validator digunakan untuk revisi produk. Masukan yang diberikan oleh validator pada Tabel 4.3. dan 4.4.
Tabel 4.3. Masukan Ahli Materi No Bagian Perbaikan Masukan 1. Lembar kegiatan bagian
materi
Lengkapi materi 2. Akhir lembar kegiatan Tambahkan
contoh soal beserta proses jawaban dan latihan
Tabel 4.4 Masukan Ahli Media No Bagian Perbaikan Masukan
1 Bagian Sampul Bentuk LKS lebih menarik minimal sampulnya
2 Lembar kegiatan Tambahkan nama
32
gambar di bagian
bawah gambar
anyaman c. Revisi produk LKS
1) Revisi aspek Materi
Berdasarkan masukan dari ahli materi, ahli memberikan masukan pada LKS agar informasi pendukung atau rangkuman materi lingkaran ditambah.
2) Revisi aspek Media
Berdasarkan pendapat dari ahli media, ahli memberikan masukan agar tambahan keterangan nama gambar di bagian bawah setiap gambar pada LKS.
4. Tahap Implementasi (Implementation)
Lembar kerja siswa berbasis etnomatematika kemudian diimplementasikan pada pembelajaran Matematika kelas VIII A di Mts Nurul Islah NW Beleka setelah mendapat persetujuan validator dan dosen pembimbing. Implementasi dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Agustus 2022.
Persiapan yang dilaksanakan sebelum implementasi pada pembelajaran yaitu sebagai berikut.
a. Memberitahukan pihak sekolah dan guru matematika kelas VIII A Mts Nurul Islah Nw Beleka tentang rencana pembelajaran dalam kelas.
b. Memperbanyak lembar kerja siswa sebanyak 15 eksemplar
c. Memperbanyak lembar tes dan lembar jawaban sebanyak 25 lembar.
d. Memperbanyak angket respon siswa untuk mengetahui pendapat siswa mengenai LKS berbasis etnomatematika ini.
e. Menyediakan lembar pengamatan aktivitas siswa sebanyak 1 lembar.
Uji coba keterbacaan dilakukan di kelas yang akan dikembangkan lembar kerja siswanya. LKS yang telah dilakukan uji coba untuk mengetahui apakah LKS yang
33
dikembangkan telah memenuhi tujuan sebelum tahap uji lapangan. Uji keterbacaan dilakukan dengan uji coba pada 3 siswa kelas VIII A Mts Nurul Islah NW Beleka yang masing- masing berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian uji keterbacaan pada LKS dilakukan dengan teknik wawancara pada 3 siswa yang berbeda kemampuan dengan tujuan agar mengetahui keterbacaan atau pemahaman siswa terhadap media LKS yang dikembangkan. Hasil pelaksanaan uji keterbacaan digunakan untuk merevisi kembali lembar kerja siswa, jika terdapat unsur yang perlu direvisi lagi karena LKS belum dipahami siswa.
Selama tahap implementasi LKS berlangsung, pembelajaran akan diamati oleh guru Matematika kelas VIII A dengan mengisi angket atau lembar pengamatan aktivitas siswa.
Implementasi dengan persepsi dan penyampaian rencana kegiatan pembelajaran kepada siswa. Pertama peneliti memanggil 3 orang siswa dengan kemampuan rendah, sedang dan tinggi yang sebelumnya telah diberitahu oleh guru matematika. Tiga orang tersebut diminta untuk melakukan uji keterbacaan LKS sebelum diimplementasikan ke seluruh siswa.
Kegiatan uji keterbacaan terlihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Kegiatan uji keterbacaan LKS
Setelah LKS dinyatakan terbaca, guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan apa saja yang
34
akan dilakukan. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok, masing- masing kelompok terdiri dari 3 atau 4 orang, kemudian guru membagikan LKS tersebut untuk memulai pembelajaran.
Selanjutnya setiap siswa membaca dan memahami alur kegiatan pada LKS secara bergantian dengan arahan dan tuntunan guru, hal ini ditujukan agar siswa lebih menghargai temannya yang sedang membaca. Kegiatan membaca dan memahami LKS terlihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Siswa membaca dan memahami LKS 5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Tahap terakhir pengembangan LKS berbasis etnomatematika ini adalaha evaluasi penggunaan LKS yang telah dihasilkan dan diujicobakan. Hasil evaluasi LKS adalah sebagai berikut.
a. Analisis data kevalidan
Analisis data kevalidan LKS diperoleh berdasarkan penilaian validator pada lembar validasi LKS. Analisis data kevalidan LKS meliputi aspek materi oleh ahli materi dan aspek media oleh ahli media. Lembar penilaian aspek materi meliputi empat belas deskripsi aspek penilaian dan lembar penilaian aspek media meliputi dua belas deskripsi aspek penilaian yang harus dipenuhi. Hasil kevalidan dari aspek materi dan media dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil Validasi Ahli
No Ahli Validasi Rata-rata Kategori 1. Ahli Media 3,82 Sangat baik 2. Ahli Materi 3,80 Sangat baik
35
Rata-rata keseluruhan 3,81 Sangat baik Berdasarkan penilaian ahli materi dan ahli media diperoleh rata-rata 3,81 atau dengan persentase 95,2 , maka penilaian pada Tabel 4.5 menunjukkan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasis etnomatematika Valid dan tidak perlu direvisi lagi.
b. Analisis data keterbacaan
Analisis data keterbacaan LKS dilakukan berdasarkan hasil angket keterbacaan siswa yang terdiri dari 7 butir pernyataan angket. Angket keterbacaan siswa diberikan kepada 25 siswa yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan LKS berbasis etnomatematika sampai akhir. Hasil dari data respon siswa dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Respon keterbacaan Siswa
No Pernyataan Rata-
rata
Kategori
1. Lembar kerja siswa (LKS)
menggunakan bahasa yang mudah dipahami
3,88 Sangat setuju
2. LKS menggunakan kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda
3,76 Sangat setuju 3. Petunjuk kegiatan dalam LKS
jelas, sehingga mempermudah saya melakukan semua kegiatan
3,88 Sangat setuju
4. Pemilihan jenis huruf, ukuran serta spasi yang digunakan
mempermudah saya dalam membaca LKS
3,95 Sangat setuju
5. Gaya penyajian LKS ini menyenangkan
3,82 Sangat setuju 6. Pada setiap halaman tidak terdapat
kata atau kalimat yang tidak saya
3,88 Sangat setuju
36 pahami
7. Saya dapat menghubungkan isi LKS ini dengan hal-hal yang telah saya lihat, saya lakukan, atau saya pikirkan dalam kehidupan sehari- hari yaitu budaya saya
4,00 Sangat setuju
Rata-rata keseluruhan 3,88 Sangat setuju
Berdasarkan hasil analisis data angket respon siswa diatas menunjukkan rata-rata keseluruhan 3,88 yang masuk dalam kategori sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa LKS berbasis etnomatematika sangat praktis digunakan untuk siswa.
C. Pembahasan
Penelitian ini diawali dengan menganalisis permasalahan- permasalahan serta kebutuhan selama proses pembelajaran matematika dengan melakukan wawancara kepada guru dan observasi metode dan media yang cocok digunakan untuk pengembangan pada pembelajaran matematika. Sehingga ditemukan arah penelitian ini yaitu dengan mengembangkan bahan ajar berupa LKS berbasis etnomatematika tenun Bima. Proses pembuatan dilakukan sesuai dengan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahapan yaitu tahap analysis (analisis), design (perencanaan), development (pengembangan), implementation (implementasi) dan evaluation (evaluasi).
Pengembangan LKS berbasis etnomatematika diangkat pada permasalahan bahwa materi lingkaran pada bahan ajar yang dimiliki siswa belum mampu dipahami dengan baik. Selain itu proses mengajar masih menggunakan metode ceramah atau konvensional sehingga terpacu pada guru sebagai fasilitator dan berakibat siswa kurang mampu mengekspor kedalam dunia luar.
Hal ini sejalan dengan pendapat Intan yang menyatakan bahwa Matematika tidak hanya tentang suatu pelajaran yang mesti
37
dipelajari oleh siswa di lingkungan kelas, tetapi matematika berperan di dalam kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan masyarakat termasuk dalam budaya.31 Pemilihan LKS sebagai bahan pembelajaran karena sekolah hanya menggunakan buku cetak yang tidak praktis dan tidak dapat dibawa pulang oleh siswa, sehingga LKS ini dirancang agar praktis dan di lengkapi dengan unsur budaya. Hal ini sejalan dengan pendapat Wati yang mengatakan bahwa penggunaan LKS dipilih karena lebih praktis, muatannya fleksibel karena dapat didesain sesuai tujuan dan kondisi siswa setempat serta dapat dibuat sendiri baik oleh guru maupun peneliti.32
LKS yang baik adalah LKS yang dapat digunakan sebagai pendamping bahan ajar yang digunakan guru, ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dengan gambar, isi LKS juga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.. Hal ini sejalan dengan pendapat Andi Prastowo mengenai karakteristik LKS dan penilaian kelayakan LKS yaitu materi pembelajaran dari LKS matematika berbasis etnomatematika yang sudah diaplikasikan pada lembar validasi LKS yang baik harus memenuhi syarat didaktis, syarat kontruk dan syarat teknis. Pada tahap validasi terjadi revisi yang dilakukan berdasarkan saran dari 2 dosen ahli yaitu ahli materi dan ahli media. Revisi pada LKS meliputi revisi materi dan revisi media. Revisi ini dilakukan setelah produk awal LKS pembelajaran matematika berbasis etnomatematika divalidasi dan terdapat masukan dari ahli.
Hasil validasi menyatakan bahwa LKS valid atau layak diuji cobakan di lapangan dengan revisi atau tanpa revisi. Hasil
31 Intan Kurniasari, “Pengembangan E - Module Berbasis Exe-Learning Bercirikan Etnomatematika pada Materi Bangun Ruang Peserta Didik Kelas VIII”
(Skripsi,Uin Raden Intan Lampung, Lampung, 2018): 24
32 Wati, R., Suyatna, A., & Wahyudi, I, “Pengembangan LKS Berbasis Etnomatematika
Tenun Timor untuk Pembelajaran Fluida Statis di SMAN 1 Kotaagung”. Jurnal Pembelajaran Fisika 3, No 2,(Juni 2015): 99
38
analisis dan perhitungan validasi LKS oleh dosen ahli secara lebih lengkap dapat dilihat pada bagian hasil pengembangan dan lampiran. Hasil analisis validasi pada oleh ahli materi meliputi lima aspek, yakni relevansi, keakuratan, kelengkapan sajian, konsep dasar materi, dan kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran yang terpusat pada siswa. Sementara ahli media menilai LKS berdasarkan tiga aspek yaitu tampilan umum, tampilan khusus dan penyajian media. Berdasarkan analisis data validasi oleh dua dosen ahli, hasil validasi LKS matemaika berbasis etnomatematika anyaman rotan memperoleh kategori sangat baik tanpa revisi yang banyak.
Produk awal pengembangan yang telah diujicobakan keterbacaannya dilakukan revisi tahap kedua apabila terdapat hal yang perlu dikurangi atau ditambahkan dalam produk pengembangan ini. Setelah itu, dilakukan revisi apabila ada masukan dari siswa, saran yang diperoleh saat uji keterbacaan terhadap produk awal akan menghasilkan produk akhir dari LKS matematika berbasis etnomatematika. Siswa memahami isi LKS sehingga tidak ada yang perlu direvisi lagi. Produk akhir tersebut akan digunakan pada tahap uji coba lapangan.
Keterlakasanan penggunaan LKS dilaksanakan 2 kali pertemuan. Banyak siswa yang mengikuti 2 pertemuan tersebut adalah sebanyak 17 siswa di kelas VIII A. Pertemuan pertama pada tanggal 8 Agustus 2022. penggunaan LKS dengan berkelompok dalam pembelajaran ini terlihat cukup banyak siswa yang aktif mengikuti pembelajaran namun sedikit ramai. Pada pertemuan ini siswa cukup aktif berdiskusi dalam memahami dan mengerjakan LKS maupun siswa dapat menghargai teman- temannya ketika salah satu siswa menanyakan kegiatan pada LKS.
Hal ini sejalan dengan pendapat Setiono yang menyatakan bahwa Panduan yang ada dalam LKS dibuat sedemikian rupa sehingga dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajarnya.
Diakhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada tanggal 9 Agustus 2022 sebagai pertemuan kedua terlihat siswa aktif untuk mengikuti pembelajaran namun siswa lebih tenang untuk
39
mengikuti pembelajaran. Di akhir pembelajaran siswa dan guru menyimpulkan hasil kegiatan pada LKS kemudian guru memberi siswa tes untuk mengetahui sejauh mana materi yang dipahami siswa melalui penggunaan LKS. Kemudian siswa diminta mengisi angket respon terhadap LKS tersebut selama pembelajaran berlangsung sampai materi tersebut selesai.
Hasil angket diisi oleh 17 siswa kelas VIII A untuk mengetahui tingkat kepraktisan dari LKS yang digunakan. Angket yang diisi oleh siswa terdiri dari 7 butir pernyataan dan rata-rata skor penilaian siswa memperoleh nilai diatas standar sehingga LKS berada pada kategori praktis.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini maka dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis etnomatematika anyaman rotan layak digunakan dari segi validasi ahli, angket respon siswa, pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dikategorikan baik. Jadi LKS dapat dikatakan berada pada kategori valid dan praktis.