• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan lks bergambar berbasis inkuiri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan lks bergambar berbasis inkuiri"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LKS BERGAMBAR BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN

UNTUK KELAS XI DI SMA N 1 SOLOK SELATAN

JURNAL

HESTI OKTAVIANI NIM. 11010145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL

Pengembangan LKS Bergambar Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Jaringan Tumbuhan untuk Kelas XI

di SMAN 1 Solok Selatan

Nama : Hesti Oktaviani

NIM : 11010145

Program Studi : Pendidikan Biologi

Institusi : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Padang, November 2015

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Siska Nerita, M. Pd. Lince Meriko, M. Si.

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Rina Widiana, M. Si.

(3)
(4)

PENGEMBANGAN LKS BERGAMBAR BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN

UNTUK KELAS XI DI SMAN 1 SOLOK SELATAN

Hesti Oktaviani, Siska Nerita, Lince Meriko

Program Studi Pendidikan Biologi

Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI SUMBAR Hestioktaviani23@gmail.com

ABSTRACT

In teaching and learning process, the students are demanded to understand the learning materials appropriate write the goals which is decided. Teaching materials that are used in the school is a textbooks which is published by KTSP, meanwhile curriculum that used is curriculum 2013. In order to solve that problem, the teacher should be able to provides teaching materials which is suitable with studens`s need, one of them is worksheet. Purpose of this research is to find out validity and practicality the illustratied worksheet based guided inquiry in plant tissue material.

This research is development with used 4D Models consist of 4 steps; define, design, develop, and disseminate. The result of worksheet validity which is done by validators showed that the worksheet has very high validity with percentage 81,6%, in aspect feasibility of content, language, presentation, and graph. The result of worksheet and by students showed that the worksheet has practicality with percentage 80,98% in aspect easy to use, advantages, and time learning efficient.

It can be concluded that the illustrated worksheet based guided inquiry in plant tissue material which had made is valid and practical.

Keyword: Worksheet, Guide Inquiry

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan belajar mengajar yang melibatkan pendidik dan peserta didik dengan tujuan agar peserta didik mampu meningkatkan potensinya. Dalam proses pembelajaran, peserta didik dituntut untuk memahami materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, guru sebagai tenaga pendidik harus mampu menggunakan model pembelajaran, media, serta sumber belajar untuk membantu siswa dalam memahami konsep.

Pada kondisi saat ini, ternyata masih banyak masalah yang sering muncul dalam proses pembelajaran, misalnya kondisi pembelajaran yang kurang diminati siswa, materi pelajaran yang sulit dipahami, serta sumber belajar yang kurang menarik sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar.

Untuk mengatasi masalah tersebut, upaya yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan menyediakan media pembelajaran dan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Menurut Depdiknas (2008:

7) bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/

instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi penulis di SMA N 1 Solok Selatan, didapatkan bahwa bahan ajar yang digunakan oleh peserta didik dalam pembelajaran Biologi berupa buku teks (buku paket) dan LKS. Buku paket yang digunakan di sekolah tersebut merupakan buku paket dengan kurikulum KTSP sehingga kurang sesuai dengan kurikulum yang dipakai di sekolah yaitu kurikulum 2013, sedangkan buku yang sesuai kurikulum 2013 hanya beberapa orang siswa yang memilikinya, karena belum tersedia di perpustakaan. Selain itu, bahasa yang digunakan pada buku paket tersebut masih sulit dipahami oleh peserta didik tingkat SMA sehingga mereka juga sulit menemukan konsep penting dari materi pelajaran. LKS yang digunakan terlalu ringkas, memiliki gambar sedikit dan tidak terlalu jelas, dan tidak memiliki langkah- langkah kegiatan seperti yang telah ditetapkan dalam struktur penulisan LKS

(5)

minimal. Selain itu, LKS yang digunakan tidak memperhatikan kebutuhan siswa sehingga tidak menuntun siswa untuk berpikir kritis dan analisis.

Hasil angket tentang respon siswa terhadap bahan ajar yang digunakan di sekolah dari 30 orang siswa, 83% siswa menyatakan bahwa gambarpada LKS tersebut tidak jelas dan sulit dipahami, 56% siswa menganggap LKS yang digunakan kurang bisa membimbing mereka untuk menemukan konsep. Selain itu, siswa mengalami kesulitan memahami materi Jaringan Tumbuhan yang dilihat dari nilai rata-rata Ulangan Harian (UH) siswa yang rendah yaitu 67, sedangkan KKM Biologi di sekolah tersebut adalah 75.

Beberapa peserta didik menganggap bahwa materi Jaringan Tumbuhan sulit dipahami karena tidak dapat melihat objek jaringan secara langsung, sedangkan LKS yang digunakan kurang menyediakan gambar yang dibutuhkan pada materi tersebut. Pada materi Jaringan Tumbuhan ini, peserta didik masih kurang melakukan aktivitas menemukan sendiri konsep-konsep penting pada buku yang digunakan. Selain itu, peserta didik masih menjadikan guru sebagai sumber informasi, sehingga peserta didik cenderung pasif mengeluarkan pendapat mereka terhadap apa yang mereka pelajari. Dalam kondisi ini, peserta didik perlu dibimbing dengan pendekatan ilmiah, salah satunya yaitu inkuiri terbimbing.

Pembelajaran inkuiri merupakan serangkaian kegiatan yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Suyadi, 2013: 116). Inkuiri terbimbing lebih cocok untuk diberikan kepada siswa yang masih belum memiliki pengalaman belajar dengan model inkuiri. Saat menemukan suatu konsep, siswa masih memerlukan bimbingan bahkan guru perlu memberikan bantuan tahap demi tahap (Zuriyani, 2012: 11). Menurut Komalasari (2012: 117) Lembar Kerja Siswa merupakan bentuk buku latihan atau pekerjaan rumah yang berisi soal-soal sesuai dengan materi pelajaran. LKS dapat dijadikan sebagai alat evaluasi sekaligus sumber belajar karena dalam LKS disajikan rangkuman- rangkuman materi. Sebagai alat evaluasi, LKS menjadi alat ukur untuk nilai siswa dalam pemahaman materi sehari-hari (Garton, 2005 dalam Komalasari, 2010:73).

Penyajian gambar yang menarik dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Gambar dapat memberikan makna pembelajaran lebih realistis dan dapat merangsang kemampuan berpikirnya.

Menurut Sadiman (2012: 31) media gambar mempunyai kelebihan sebagai berikut; (1) gambar bersifat konkret, (2) gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, (3) gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, (4) gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja.

LKS biologi yang akan dikembangkan terdapat pada Kompetensi Dasar 3.3 yaitu pada materi jaringan tumbuhan. Pada materi ini peserta didik kesulitan memahami materi pelajaran dikarenakan materi ini membahas mengenai struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang tidak bisa diamati secara langsung. Oleh karena itu, dengan pengembangan LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing ini dapat membantu siswa memahami materi tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan praktikalitas LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing pada materi jaringan tumbuhan untuk kelas XI SMA.

METODE PENELITIAN

Model pengembangan yang digunakan pada penelitian pengembangan adalah 4D.

Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Semmel dalam Trianto (2012: 189). Model pengembangan 4D terdiri dari 4 tahap yaitu, define (pendefenisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Tahap define (pendefenisian) bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah, yaitu analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan analisis tujuan pembelajaran. Tahap design (perancangan) bertujuan untuk menyiapkan materi pelajaran. Hal ini dimulai setelah tujuan-tujuan pembelajaran dibuat.

Tahap develop (pengembangan) bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran dalam bentuk LKS yang akan divalidasi oleh dosen dan guru dan untuk mengetahui kepraktisan LKS yang dikembangkan.

(6)

Uji coba LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing ini dilakukan oleh peserta didik kelas XI SMA N 1 Solok Selatan. Jenis data yang diambil dari pengembangan LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing ini adalah data primer. Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket uji validitas dan angket uji praktikalitas. Angket uji dan angket uji praktikalitas disusun menurut skala Likert dalam Riduwan (2012: 85) yang telah dimodifikasi dengan empat alternatif jawaban yaitu angka 5 artinya sangat baik, angka 4 artinya baik, angka 3 artinya sedang, angka 2 artinya buruk, dan angka 1 artinya buruk sekali.

Teknik analisis data dilakukan pada tahap validitas dengan cara menentukan skor tertinggi dan menjumlahkan skor dari masing-masing validator. Kemudian memberikan nilai validasi dengan cara:

= jumlah skor yang diperoleh x 100%

Skor tertinggi

Kemudian memberikan penilaian yaitu: 81- 100% dengan kriteria sangat valid, 61-80%

dengan kriteria valid, 41-60% dengan kriteria cukup valid, 21-40% dengan kriteria kurang valid, dan 0- 20% dengan kriteria tidak valid.

Teknik analisis data dilakukan pada tahap praktikalitas dengan cara menentukan skor tertinggi dan menjumlahkan skor dari masing-masing responden. Kemudian memberikan nilai validasi dengan cara:

= jumlah skor yang diperoleh x 100%

Skor tertinggi

Kemudian memberikan penilaian yaitu: 81- 100% dengan kriteria sangat praktis, 61-80%

dengan kriteria praktis, 41-60% dengan kriteria cukup praktis, 21-40% dengan kriteria kurang praktis, dan 0-20% dengan kriteria tidak praktis.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil

1. Tahap Pendefenisian (Define)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru didapatkan masalah dasar yang terjadi saat proses pembelajaran, yang pada umumnya peserta didik sulit menemukan konsep penting dari materi pelajaran, kurangnya aktivitas peserta didik dalam belajar. Hal ini dapat disebabkan oleh salah satu faktor dalam proses pembelajaran, yaitu bahan ajar yang digunakan siswa yaitu buku paket dan LKS. Buku paket tersebut hanya beberapa orang peserta didik saja memilikinya. Selain itu, buku paket yang digunakan sulit dipahami, karena penjabaran materi terlalu banyak. Buku yang digunakan oleh siswa juga kurang sesuai dengan kurikulum 2013 yang digunakan di sekolah tersebut. Selain buku paket, semua siswa memiliki LKS dalam pembelajaran biologi yang dilihat dari hasil angket respon siswa.

Setelah dilakukan analisis, LKS yang digunakan umumnya tidak berwarna, kurang menarik, dan kurang menuntun peserta didik untuk menemukan konsep penting dalam pembelajaran. LKS juga memiliki gambar yang sedikit, sedangkan pada materi jaringan tumbuhan membutuhkan banyak gambar untuk mengetahui struktur dari jaringan tumbuhan tersebut sehingga peserta didik sulit memahami materi biologi dan mengakibatkan rendahnya hasil belajar.

Hasil analisis siswa kelas XI SMAN 1 Solok Selatan dapat dilihat dari hasil angket karakteristik siswa yang berjumlah 30 orang rata-rata berusia 15-17 tahun. Berdasarkan hasil observasi yang didapat dari siswa kelas XI, dengan kisaran umur 15-17 tersebut menyukai bahan ajar dengan banyak gambar dan tampilan yang menarik (berwarna) yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam membaca, serta siswa menyukai kegiatan praktikum dalam pembelajaran biologi.

Namun siswa masih sulit memahami konsep pembelajaran. Jadi berdasarkan analisis siswa yang telah dilakukan, LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing, dibuat dengan tampilan yang berwarna dan menarik, memiliki banyak gambar yang kontekstual dengan keterangan yang jelas, serta memiliki kegiatan ilmiah di dalamnya sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.

Kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa pada materi jaringan tumbuhan adalah sebagai berikut.

KD 3.3: Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan.

KD 4.3: Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan untuk menunjukkan

(7)

pemahaman hubungan antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses yang berlangsung pada tumbuhan.

2. Tahap Perancangan (Design)

LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbimng pada materi jaringan tumbuhan ini terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, kompetensi yang akan dicapai,

petunjuk belajar, fakta Bio, dan lembaran kegiatan inkuiri terbimbing yang terdiri dari beberapa proses, yaitu: Kegiatan mengamati gambar, Tahap Ayo merumuskan masalah, Tahap Ayo berhipotesis, Tahap Ayo lakukan, Tahap Menguji Hipotesis, Tahap Ayo menyimpulkan. LKS juga diserta dengan tugas yang akan dikerjakan siswa, glosarium, serta evaluasi akhir, dan daftar pustaka.

3. Tahap Pengembangan (Develop) a. Validitas LKS oleh Dosen dan Guru

Tabel 1. Hasil Uji Validitas LKS oleh Dosen dan Guru No. Aspek Penilaian Validator

Jumlah Nilai Validitas Kriteria

1 2 3 4

1

. Kelayakan isi 52 44 48 47 191 79,6 % Valid

2

. Kebahasaan 23 20 20 19 82 82 % Sangat valid

3

. Penyajian 26 23 26 24 97 80,83 % Valid

4

. Kegrafikan 22 17 22 23 84 84 % Sangat valid

Total 454 326,43 %

Sangat valid

Rata-rata 81,6 %

b. Praktikalitas LKS oleh Guru dan Siswa Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas LKS oleh Guru

No Aspek Jumlah Nilai Praktikalitas Kriteria

1. Kemudahan dalam penggunaan 40 80 % Praktis

2. Manfaat 48 80 % Praktis

3. Efisiensi waktu pembelajaran 14 70 % Praktis

Total 100 230 %

Praktis 76,67%

Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas LKS oleh Siswa

No Aspek Jumlah Nilai Praktikalitas Kriteria

1. Kemudahan dalam penggunaan 777 86, 33 % Sangat Praktis

2. Manfaat 617 82,27 % Sangat Praktis

3. Efsiensi waktu pembelajaran 223 74,33 % Praktis

Total 1618 242, 93

Praktis

Rata-rata 80,98 %

b. Pembahasan

1. Validitas LKS Bergambar Berbasis Inkuiri Terbimbing

Hasil validitas LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing oleh guru dan dosen dari segi kelayakan isi telah valid dengan nilai 79,6%

dimana LKS ini sesuai dengan Kurikulum 2013 dan telah sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai yang dijabarkan menjadi indikator pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 28) bahwa dalam membuat suatu bahan ajar yang baik harus ada kompetensi yang harus dicapai

oleh siswa. LKS tersebut juga dapat mendukung pemahaman konsep dan informasi sesuai dengan kebutuhan dan karakteritik siswa yang sesuai dengan Diknas (2006: 8) bahwa untuk mengembangkan bahan ajar harus disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.

Dari segi kebahasaan, hasil validasi LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing termasuk dalam kategori sangat valid dengan nilai 82%. LKS ini sudah menggunakan kalimat yang sesuai dengan EYD, sederhana dan mudah dipahami. Selain itu, ilustrasi dan istilah yang

(8)

digunakan dalam LKS telah sesuai dan memperjelas konsep pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Steffen-Peter (dalam Diknas, 2008:18) bahwa menyusun bahan ajar yang baik adalah menggunakan bahasa yang mudah, yaitu mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan antar kalimat, dan kalimat yang tidak terlalu panjang.

Dari segi penyajian hasil validasi LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing termasuk dalam kategori sangat valid dengan nilai 80,83%.

Dalam hal ini, materi dalam LKS disusun secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan disajikan dengan jelas. Menurut validator, penyajian LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing dapat mengembangkan aktivitas siswa sebagai pusat pembelajaran.

Penyajian langkah inkuiri terbimbing dalam LKS ini dapat merangsang daya pikir dan analisis siswa dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyadi (2013: 116) bahwa pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan keterampilan berpikir atas dasar ingin tahu siswa agar mampu berpikir ilmiah. LKS juga menampilkan gambar yang sesuai dengan materi serta memiliki informasi yang jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadiman (2012) bahwa media gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/ data dan dapat dimengerti.

Dari segi kegrafikan hasil validasi LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing termasuk dalam kategori sangat valid dengan nilai 84%, ukuran huruf yang digunakan pada LKS yaitu dengan ukuran 11pt jelas dan mudah dibaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Steffen-Peter (dalam Diknas, 2008:18) bahwa dalam bahan ajar cetak syarat dengan kemudahan dibaca, maksudnya bahan ajar harus mudah dibaca yang menyangkut ukuran huruf yang tidak terlalu kecil dan mudah dibaca, serta urutan teks terstruktur. Selain itu, tampilan dan layout dari LKS menarik dan berwarna, sehingga menambah minat baca siswa terhadap materi tersebut. Menurut Prastowo (2011: 73) bahwa dalam penyusunan bahan ajar cetak perlu memperhatikan susunan tampilannya, jelas dan menarik.

Dengan demikian LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing mendapatkan nilai validitas rata-rata 81,6% dengan kriteria sangat valid dari segi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan.

2. Praktikalitas LKS Bergambar Berbasis Inkuiri Terbimbing oleh Guru dan Siswa a. Praktikalitas LKS Bergambar Berbasis

Inkuiri terbimbing oleh Guru

Uji praktikalitas menggunakan angket diberikan kepada 2 orang guru mata pelajaran Biologi SMA N 1 Solok Selatan. Hasil praktikalitas oleh guru yang didapatkan yaitu dengan kriteria praktis dengan rata-rata nilai 76,67% dari segi kemudahan dalam penggunaan, manfaat, dan efisensi waktu dalam pembelajaran.

Ditinjau dari segi kemudahan dalam penggunaan, hasil praktikalitas LKS yang didapat dari guru adalah dengan nilai 80%

dengan kriteria praktis. Hal ini menunjukkan bahwa LKS ini dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Materi pada LKS yang dikembangkan sudah disajikan dengan jelas, dan penggunaan ukuran huruf serta jenis tulisan sudah jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 216) menyatakan bahwa sebagai seorang pendidik guru berperan sebagai fasilitator, dan peserta didiklah yang diharapkan berperan secara aktif dalam mempelajari materi pada LKS.

Ditinjau dari segi manfaat, diperoleh hasil praktikalitas oleh guru yaitu 80% dengan kriteria praktis. Menurut guru, tampilan LKS yang menarik dapat memotivasi siswa dalam belajar, meningkatkan daya ingat dan merangsang daya pikir siswa melalui gambar dan serangkaian kegiatan pada LKS tersebut, sehingga membantu siswa dalam menemukan konsep pembelajaran. LKS juga dapat mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran melalui latihan atau tugas yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 30) bahwa dalam komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang mereka kuasai setelah mengikuti proses pembelajaran.

Bila ditinjau dari efisiensi waktu pembelajaran, hasil praktikalitas oleh guru adalah 70% dengan kategori praktis. Menurut guru, LKS dapat membuat pembelajaran menjadi lebih efisien dan soal latihan dapat dikerjakan dalam waktu yang tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011:24) bahwa dengan adanya bahan ajar dapat mempermudah proses pembelajaran, sehingga menghemat waktu pendidik dalam mengajar.

b. Praktikalitas LKS Bergambar Berbasis Inkuiri Terbimbing oleh Siswa

Uji praktikalitas diberikan kepada siswa yang telah belajar materi jaringan tumbuhan, yaitu siswa kelas XI MIA1 dengan jumlah 30 orang dengan menggunakan angket dimana rata- rata hasil praktikalitas oleh siswa didapatkan 80,98 % yang menunjukkan praktis.

(9)

Dari segi kemudahan dalam penggunaan, hasil praktikalitas yang didapat dari siswa adalah 86,33% dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukkan bahwa LKS dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Prastowo (2011:205) menyatakan bahwa LKS sebagai bahan ajar dapat mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan.

Dari segi manfaat, hasil praktikalitas oleh siswa yang didapat adalah 82,27%.

Tampilan LKS yang menarik dapat memotivasi siswa dalam belajar, meningkatkan daya ingat dan merangsang daya pikir siswa melalui gambar dan serangkaian kegiatan pada LKS tersebut, sehingga membantu siswa dalam menemukan konsep pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 38) yang menyatakan bahwa dalam pemilihan LKS sebagai bahan ajar hendaknya memiliki daya pikat, terutama dari segi penyajian tulisan, tugas-tugas, dan penilaian, sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

Bila ditinjau dari efisiensi waktu pembelajaran, hasil praktikalitas oleh siswa adalah 74,3%. Menurut siswa, LKS dapat membuat pembelajaran menjadi lebih efisien dan tidak membutuhkan penjelasan berulang-ulang oleh guru, sehingga membuat pembelajaran menjadi efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011) bahwa salah satu fungsi bahan ajar adalah membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

Setelah dilakukan uji praktikalitas dilakukan revisi II atas kritik dan saran dari guru dan siswa yaitu untuk memperbanyak lagi tugas yang akan dikerjakan oleh siswa, memperjelas keterangan gambar yang masih kurang jelas, serta menambahkan biografi penulis di dalam LKS tersebut.

Keseluruhan hasil uji validitas dan uji praktikalitas LKS bergambar berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan ini sudah sangat valid dan praktis digunakan sebagai bahan ajar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan LKS yang telah dilakukan, diperoleh simpulan bahwa LKS bergambar berbasis inkuri terbimbing pada materi jaringan tumbuhan untuk kelas XI SMA yang sudah sangat valid dan praktis.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut.

1. LKS yang dihasilkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran Biologi khususnya pada

materi jaringan tumbuhan untuk siswa kelas XI SMA.

2. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya dengan menguji efektifitas bahan ajar ajar dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual:

Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.

Sadiman, A. et al 2012. Media Pendidikan:

Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zuriyani, E. 2012. Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Mata Pelajaran IPA.

Palembang: Widyaswara BDK.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan menghasilkan modul bergambar disertai permainan jigsaw puzzle pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan serta mengetahui validitas, praktikalitas dan

” Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik LKPD Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Aktivitas Kelas dan Laboratorium pada Materi Termokimia Kelas XI SMA/MA".. Tesis Program Pascasarjana