• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan manajemen sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengembangan manajemen sekolah"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

Pendidikan inklusif diartikan sebagai konsep yang diperuntukkan bagi semua anak berkebutuhan khusus atau anak yang mengalami kesulitan membaca dan menulis. Oleh karena itu, tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah terletak pada guru. Fasilitas sekolah meliputi segala barang dan perlengkapan yang digunakan selama proses pendidikan di sekolah.

Langsung artinya berkaitan langsung dengan pengelolaan dan pengadaan sarana dan prasarana di sekolah. Klien internal lembaga pendidikan adalah guru dan pegawai sekolah dan berhubungan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Secara eksternal, pelanggan lembaga pendidikan adalah peserta didik, orang tua peserta didik, instansi lain yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Tak heran jika konsep pendidikan inklusif dikatakan sebagai konsep ideal dalam mereformasi sistem pendidikan yang cenderung diskriminatif terhadap anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif merupakan pendekatan pendidikan yang inovatif dan strategis untuk memperluas akses pendidikan bagi seluruh anak berkebutuhan khusus, termasuk anak penyandang disabilitas. Di Indonesia sendiri, pendidikan inklusif secara resmi diartikan sebagai suatu sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus yang belajar bersama dengan anak seusianya di sekolah reguler yang paling dekat dengan tempat tinggalnya.

Penyelenggaraan pendidikan inklusif mengharuskan sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, serta sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa (Direktorat PSLB, 2004). Pada sekolah yang menyelenggarakan program pendidikan inklusif, kolaborasi antar guru sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan program tersebut. Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus (SEN) hendaknya menjalin kerjasama lebih intensif dengan guru di sekolah.

Nilai penting pendidikan inklusif adalah menciptakan pembelajaran yang ramah bagi seluruh siswa, baik siswa reguler maupun anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif mempunyai konsekuensi diperlukannya perubahan di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. Tanggung jawab pendidikan anak berkebutuhan khusus di sekolah berada di tangan pendidik yaitu guru ABK.

Peningkatan efisiensi internal sekolah inklusif memerlukan dukungan politik dan budaya untuk mencapai pendidikan berkualitas di sekolah inklusif. Banyak sekolah inklusif di negara berkembang kekurangan fasilitas pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah inklusif. Meskipun pengembangan profesional di sekolah yang efektif dan inklusif mempunyai banyak bentuk, kegiatan-kegiatan ini secara umum dapat dikategorikan sebagai berpusat pada siswa (Desimone, 2011).

Kepala sekolah di sekolah yang efektif dan inklusif percaya bahwa menawarkan berbagai peluang pengembangan profesional yang berpusat pada siswa dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing guru adalah salah satunya.

MANAJEMEN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH

Manajemen Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan

Pengawasan kepala sekolah terhadap guru dan tenaga kependidikan untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus memastikan seluruh guru dan tenaga kependidikan mendapat layanan supervisi. Setiap guru dan tenaga kependidikan hendaknya memperoleh pelayanan yang sama tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan masyarakat berkebutuhan khusus.

Memenuhi beban kerja 6-10 jam kerja per minggu. Jumlah ini setara dengan 4-6 jam kontak tatap muka per minggu. memantau hasil evaluasi dan melaporkan kepada guru dan tenaga kependidikan atas pelaksanaan tugas pengawasan. Supervisi merupakan kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan tujuan membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk meningkatkan mutu dan efisiensi pendidikan. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kepada guru dan pendidik dalam mengefektifkan dan mensukseskan penyelenggaraan pengelolaan kelembagaan dan pengembangan mutu lembaga pendidikan.

Jenis-jenis tenaga kependidikan yang disebutkan dalam bahan ajar ini antara lain: tenaga administrasi sekolah/TAS (manajer TAS, petugas kasus, staf khusus), tenaga perpustakaan (manajer perpustakaan, tenaga perpustakaan) dan tenaga laboratorium (manajer laboratorium, teknisi laboratorium, asisten laboratorium) . Pengawasan tenaga kependidikan adalah pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pengelolaan pendidikan dan pelatihan, sehingga menunjang proses pendidikan di sekolah. Pengawasan tenaga kependidikan oleh pengawas (kepala sekolah) hendaknya dilaksanakan secara profesional dan sesuai dengan kaidah ilmiah.

Penyelenggaraan supervisi tenaga kependidikan dapat efektif apabila didukung oleh pemahaman dan penguasaan prinsip-prinsip supervisi tenaga kependidikan. Sebaiknya pelaksanaan supervisi pendidikan dilakukan secara demokratis, yaitu kewenangan yang luas diberikan kepada tenaga pengajar dan pelaksanaan supervisi tidak didominasi. Berdasarkan hasil analisis umpan balik maka ditentukan rencana selanjutnya. e) Mengutamakan inisiatif dan tanggung jawab staf pengajar, baik dalam tahap perencanaan, evaluasi bahkan pengambilan keputusan dan tindak lanjut untuk mengembangkan diri.

Ruang lingkup pengawasan tenaga kependidikan adalah pengawasan terhadap tenaga kependidikan yang dimiliki sekolah, meliputi :. Pengembangan perangkat supervisi tenaga kependidikan pada dasarnya dapat dikembangkan oleh kepala sekolah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing tenaga kependidikan (Kepala TAS, Kepala Laboratorium, Kepala Program Studi, dan Kepala Perpustakaan). Dalam mengembangkan perangkat supervisi tenaga kependidikan mengacu pada pedoman kerja tenaga administrasi sekolah, tenaga perpustakaan sekolah, dan tenaga laboratorium sekolah yang terdapat dalam bahan bacaan.

Manajemen Kewirausahaan

Kepala sekolah harus mempunyai strategi yang tepat dalam memberdayakan pendidik melalui kolaborasi yang kooperatif, memberikan kesempatan kepada pendidik untuk berkembang secara profesional, dan mendorong keterlibatan seluruh pendidik dalam berbagai kegiatan yang mendukung program sekolah. Selain keterampilan tersebut, kepala sekolah harus mampu menggerakkan seluruh warga sekolah untuk merencanakan program sekolah berdasarkan hasil analisis. Seperti halnya langkah perencanaan tersebut, kepala sekolah pada umumnya dituntut untuk mampu menganalisis situasi sekolah mengenai pelaksanaan program sesuai delapan standar nasional pendidikan dari berbagai sudut pandang, termasuk kegiatan kewirausahaan yang dilakukan.

Klien kemudian menentukan tujuan yang ingin dicapai, menentukan tujuan, menentukan waktu dan tempat pelaksanaan, penanggung jawab dan pelaksana kegiatan, jumlah yang dibutuhkan, sumber sumber daya, dan menentukan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan. aktivitas. aktivitas secara rinci. Potensi sekolah adalah kemampuan sekolah untuk dikembangkan lebih baik dengan menerapkan jiwa kewirausahaan, antara lain: bekerja keras, inovatif, kreatif, pantang menyerah dan mampu melihat peluang. Salah satu cara untuk mengidentifikasi potensi sekolah adalah kepala sekolah harus mampu mengenali budaya sekolah.

Cakupan potensi sekolah yang dapat dikembangkan adalah: pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat, sarana dan prasarana, serta pendanaan. Oleh karena itu, pimpinan sekolah hendaknya dapat mengidentifikasi potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap individu pendidik dan tenaga kependidikan dari setiap unsur aspek kompetensi, sehingga pimpinan sekolah dapat mengembangkan potensi-potensi pendidik dan tenaga kependidikan yang merupakan bagian dari kompetensi sekolah. Peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) merupakan tugas kepala sekolah untuk memotivasi dan memfasilitasi pendidikan pasca sekolah menengah paling sedikit sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan pemerintah. Peningkatan kualifikasi PTK dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: a) meliputi pelatihan, b) mengadakan workshop, c) melakukan studi banding dan d) melakukan supervisi.

Siswa merupakan salah satu unsur potensi sekolah yang harus dikelola dengan baik dan benar.Kepala sekolah berkewajiban mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan kreativitas, guna mengembangkan kepribadian siswa. .diperkuat dalam terwujudnya sekolah. ketangguhan. Siswa dapat mengembangkan jiwa kewirausahaannya melalui pembinaan dan pembiasaan pada kegiatan kurikuler, kokurikuler, intrakurikuler, dan ekstra kurikuler. Sarana dan prasarana sangat diperlukan dan dibutuhkan, ketersediaan sarana dan prasarana mempunyai potensi yang sangat kuat untuk mengembangkan mutu sekolah yang lebih baik, untuk itu pemenuhan sarana dan prasarana harus terstandar.

Sarana dan prasarana sekolah merupakan komponen pendukung dalam pengembangan kewirausahaan sekolah, semakin lengkap sarana dan prasarana sekolah maka semakin besar pula potensi sekolah yang dapat dikembangkan. Keuangan di sekolah/madrasah merupakan bagian yang sangat penting karena setiap kegiatan pada umumnya memerlukan uang, sehingga perlu dilakukan pengelolaan keuangan sekolah, yang merupakan rangkaian kegiatan pengelolaan keuangan sekolah yang dimulai. Mengenai pendidikan inklusif bagi peserta didik penyandang disabilitas dan potensi kecerdasan dan/atau bakat khusus.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di madrasah, dianggap penting dengan alasan: Pertama, dapat mendorong kreativitas kepala sekolah untuk mengelolah Madrasah menjadi lebih

Untuk memantapkan peran Pendidikan Sains dalam pembentukan karakter bangsa perlu dikembangkan model pembelajaran yang aktif-partisipatif, kreatif-inovatif dengan proses

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) tipe kepeminpinan kepala sekolah kreatif SD Muhtadin, yaitu kepemimpinan demokratis (aspiratif akomodatif, assertif dan

Mufarrikah, Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) pada Mata Pelajaran PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar, Keaktifan

Bahwa pembelajaran harus membuat guru dan siswa aktif dan kreatif agar pembelajaran menyenangkan, yang merupakan jiwa PAKEM, telah tercermin dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19

dengan membangun pola pikir bertumbuh, sehingga mampu mengembangkan perilaku-perilaku adaptif di tempat kerja seperti berpikir kreatif dan mengatasi berbagai krisis atau masalah,

kreatif. Karakter disiplin terdapat dalam materi Kurikulum 2013 pada kelas II dengan tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dan karakter kreatif terdapat dalam materi

memahami materi kompetensi pedagogik yang terdiri atas berbagai metode, teknik, dan strategi pembelajaran yang mendidik secara kreatif serta menerapkan kegiatan pembelajaran