• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan media pembelajaran berbasis audio

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan media pembelajaran berbasis audio"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO VISUAL BERBANTUAN APLIKASI KINEMASTER DI KELAS VII

MTs-SA MADRASATUL QUR’ANIYAH BATULAYAR LOMBOK BARAT TAHUN AJARAN 2019/2020

Oleh:

JUMARDI SANNE NIM 1501081142

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM 2019

(2)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO VISUAL BERBANTUAN APLIKASI KINEMASTER DI KELAS VII

MTs-SA MADRASATUL QUR’ANIYAH BATULAYAR LOMBOK BARAT TAHUN AJARAN 2019/2020

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk melengkapi Persyaratan Mencapai gelar Sarjana Fisika

Oleh:

JUMARDI SANNE NIM 1501081142

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM 2019

(3)
(4)
(5)
(6)

“MOTTO”

أ رب ْلا دْ ع انغلْبي امإ ۚ ًن سْحإ نْيدلاوْل ب ايإ اَإ ا دبْعت اَأ كُب ٰىضق ۞ َ ٍ فأ م ل ْل ت َف مهَك ْ أ مهدح

ًميرك ًَ ْوق م ل ْلق مه ْر ْ ت اًريغص ين ياب مك م ْمحْ ا ْلق ةمْحارلا نم ُ لا ح ج م ل ْضفْخا ۞

“(23)Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (24)Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil"(Qs.Al-Isra[17]:23-24)

Ada Tangan Halus Ibu Yang Pasti Sedia Menghapus Air Mata Kegagalanmu, Mengusap Mata Lelahmu, Mengusap Kelopak Mata Yang Makin Kuyuh Itu. Menarikmu Bangkit Sembari Meyakinkan. Agar Kamu Tahu, Sepayah Apapun Harimu, Ibumu Akan Selalu

Ada Disitu, Disampingmu”

(Jumardi Sanne)

(7)

“PERSEMBAHAN”

▪ Skripsi ini aku persembahkan untuk kedua orang tua yang kucintai Sanne dan Ratna yang setiap saat selalu menyayangiku, membelaiku, dan mengayomiku dari aku kecil hingga aku dewasa ini.

▪ Kakak ku Annisa Handayani yang selalu mengajari, mendidik, membantu dan memberi semangat setiap waktu.

▪ Keluargaku yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang kepada ku selama dirantauan.

▪ Teman-teman ku yang selalu mendampingi ku di pulau seribu masjid ini, yang selalu berbagi suka dan duka setiap harinya, hanya terima kasih yang dapat ku ucapkan kepada kalian semua. Untuk kalian Mulyadi, Lalu Hisnul Hasan, Aliq, Eza, Riandy Pratama, Arif Hidayat, Fauzi Aprian, Zaenul Hadi, Yudi, Andre, Agus, Muhammad Sholeh, Isro’i, Satrio, Hamsatur Rahman, Taufik Kurahman, Ajidin, Fitratul Aulia, Siti Hajar, Sri Yeni, Nurul Savira, Baiq Cahaya dan seluruh Teman-teman ku di Program Studi Tadris Fisika, Terimakasih Banyak. Bapak Dr. Bahtiar, M.Pd.Si sebagai Kaprodi Tadris Fisika yang selalu memberi motivasi dan nasehat kepada kami semua Mahasiswa Tadris Fisika.

(8)

▪ Untuk seluruh Dosen Program Studi Tadris Fisika yang telah membekaliku dengan ilmu yang cukup selama menempuh kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, semoga ilmu yang diberikan menjadi amal jariyah dan dibalas oleh Allah SWT.

▪ Untuk almaterQ tercinta Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, semoga ilmuQ dapat bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur tidak lupa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat petunjuk dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Audiovisual Berbantuan Aplikasi Kinemaster Di Kelas VII MTs-SA Madrasatul Qurniyah Batulayar Lombok Barat Tahun Ajaran 2019/2020”

dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa rahmat dan kedamaian untuk semesta alam. Begitu pula keluarga dan para sahabatnya dan semoga kita semua termasuk umat yang mendapat syafaatnya kelak dihari kiamat.

Skripsi ini disusun berkat bimbingan dan saran dari berbagai pihak, untuk itu penulis tak lupa menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:

1.

Bapak Alwan Mahsul, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Kurniawan Arizona, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis, memotivasi penulis selama membuat skripsi hingga skripsi ini bisa terselesaikan.

2. Bapak Dr. Bahtiar, M.Pd, Si, selaku Ketua Program Studi Tadris Fisika dan Bapak Ahmad Zohdi, M. Ag selaku Sekertaris Program Studi Tadris Fisika UIN Mataram.

3. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram serta para Dosen Program Studi Tadris Fisika.

(10)

4. Bapak Dr. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram.

5. Orang tua (Sanne dan Ratna) dan keluarga yang selalu memberikan doa serta motivasi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Semua Sahabat, adik-adik dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan disini kami ucapkan terima kasih dan semoga segala bantuan tersebut dijadikan amal jariyah dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang setimpal.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna dan tidak terlepas dari berbagai kesalahan serta kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan.

Akhirnya dengan memohon ridho Allah SWT Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi pembaca, serta bagi kalangan akademik tentunya.

Mataram,………2019

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Pengembangan ... 6

D. Spesifukasi Produk ... 6

E. Urgensi Pengembangan ... 7

F. Asumsi Dan Keterbatasan ... 7

G. Definisi Istilah ... 8

H. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Kajian Teori ... 11

B. Kajian Penelitianyang Relevan ... 25

C. Kerangka Berfikir... 25

BAB III METODE PENGEMBANGAN ... 27

A. Model Pengembangan ... 27

B. Prosedur Pengembangan ... 27

C. Sumber Data ... 30

D. Objek Penelitian ... 30

E. Teknik Penambilan Data ... 31

F. Validasi Data ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ... 35

A. Hasil pengembangan Produk... 35

B. Penyajian Data Uji Coba ... 38

C. Pembahasan ... 69

(12)

BAB V PENUTUP ... 72 A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 73 LAMPIRAN

(13)

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Tampilan Diawal Pada Saat Membuka Aplikasi Kine Master, 20.

Gambar 2.2 Pengaturan Informasi Kemampuan Perangkat, 20.

Gambar 2.3 Pilihan Aspek Rasi Project Asistant Dan Empaty Project, 21.

Gambar 2.4 Media Browser Sebagai Pilihan Tampilan Background, 21.

Gambar 2.5 Pilihan Fitur Tema, Teks, Dan Audio, 22.

Gambar 2.6 Kerangka Skema Berpikir, 26.

Gambar 3.1 Skema Model Pengembangan Bahan Ajar Menurut Borg And Gall Yang Disederhanakan, 29.

Gambar 3.2 Analisis Data Kulitatif Menurut Miles Dan Huberman, 34.

(14)

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Daftar Kelompok Media Intruksional, 14.

Tabel 4.1 Peta Materi Zat Dan Wujudnya, 35.

Tabel 4.2 Penyajian Datavalidasi Ahli Materi, 40.

Tabel 4.3 Penyajian Data Validasi Ahli Media, 46.

Tabel 4.4 Daftar Hasil Rata-Rata Kuisioner, 67.

(15)

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audovisual Berbantuan Aplikasi Kinemaster di Kelas VII MTs SA-Madrasatul Quraniyah Batulayar

Lombok Barat Tahun Ajaran 2019/2020 Oleh:

Jumardi Sanne NIM 1501081142

ABSTRAK

Media merupakan alat bantu yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam penggunaannya, media dibutuhkan untuk menyerdehakan kerumitan pelajaran yang akan disampaikan misalnya materi zat dan wujudnya yang memudahkan guru menyampaikan proses perubahan-perubahan Zat.

Jenis Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau dikenal dengan istilah R&D (Research and Development), yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu yaitu media pembelajaran berbasis audiovisual pada matapelajaran IPA Terpadu materi “zat dan wujudnya”

kelas VII di MTs-SA Madrasatul Quraniyah di Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat yang berorientasi pada produk. Pengembangan media pembelajaran yang dikembangkan ini dapat mempermudah pembelajaran IPA Terpadu VII di MTs-SA Madrasatul Quraniyah di Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.

Berdasarkan pada data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media berbasis audiovisual yang telah dibuat sangat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pada MTs SA-Madrasatul Quraniyah Batulayar.

Penyajian validasi ahli materi dan ahli media pada masing-masing mendapat skor rata-rata 4 dengan predikat baik. Sedangkan hasil wawancara dan hasil rata-rata kuesioner respon siswa mencapai angka 81,2% yang artinya sangat layak sebagai media pembelajaran.

Apabila dicermati secara mendalam penggunaan media dalam pembelajaran harus dilakukan sebagai tuntutan zaman untuk menyesuaikan perkembangan pendidikan dan perkembangan teknologi apalagi dengan adanya perubahan-perubahan kurikulum.

Kata Kunci: Media pembelajaran, Audiovisual, Aplikasi kinemaster

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan teknologi. Perkembangannya mempengaruhi berbagai sisi kehidupan manusia, salah satunya dalam bidang pendidikan. Dunia pendidikan saat ini terus melakukan pembaharuan untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan atas kebutuhan perkembangan zaman. Untuk meningkatkan itu semua maka harus melakukan trobosan-trobosan dalam pembelajaran mulai dari pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, serta pemenuhan sarana dan prasarana.1

Ketercapaiaan tujuan pembelajaran dapat di pengaruhi oleh kegiatan proses sistem pembelajaran di antaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan. Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran menggunakan semua sumber dan media belajar dalam upaya membelajarkan siswa.2

Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran adalah adanya keterbatasan keterampilan guru untuk menggunakan media, keterbatasan sarana prasarana yang tersedia di sekolah, dan juga keterbatasan ketersediaan

1Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2017 ), hlm. 2.

2Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer ( Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 2.

(17)

media pembelajaran itu sendiri. Semua proses ini dilakukan untuk penyampaian informasi dari guru kepada siswa, oleh karena itu media pembelajaran merupakan satu kompenen penting sebagai salah satu sistem penyampaiaan pembelajaran, termasuk pembelajaran sains.

Konsep dalam sains (IPA) adalah suatu ide yang mempersatukan fakta- fakta. Konsep merupakan penggabungan antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu sama lain contohnya semua zat tersusun atas partikel- partikel.3 Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu mata pelajaran yang membahas tentang dinamika konsep yang dimana di dalamnya juga membahas tentang fisika. Fisika yaitu pengetahuan yang mempelajari wujud benda dan sifat perubahan-perubahannya yang temporer.4 Pembahasan- pembahasan seperti ini dalam mempelajari wujud zat dan sifat perubahan- perubahannya sangat memerlukan dukungan media yang dapat mengungkap aspek-aspek tersebut. Pembelajaran yang didukung media yang menarik ini dapat meningkatkan ketertarikan siswa dan juga dapat memperlancar ketercapaian tujuan pembelajaran IPA di SMP/MTS. Sayangnya, guru-guru IPA SMP/MTS masih banyak yang tidak menggunakan variasi media saat mengajar, yang penting menyampaikan materi. Media yang paling sering dipakai oleh guru adalah LKS. Padahal pembahasan materi IPA itu banyak konsep-konsepnya dan bersifat abstrak membutuhkan visualisasi untuk dapat mempermudah siswa memahami materi yang disampaikan guru. Guru yang sesuai dengan kondisi globalisasi ialah guru yang mampu menguasai serta

3Bahtiar, Strategi Belajar Mengajar Sains (IPA), (Mataram: IAIN Mataram, 2015), hlm. 10.

4Herabudin, Ilmu Alamiah Dasar, ( Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 139.

(18)

mengendalikan perubahan-perubahan dengan wawasan IPTEK. Dapat mengakomodasi berbagai perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dijadikan bahan pemikiran bagi peserta didik dalam rangka pendidikan dan pelatihan. 5 Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian materi adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.

Dalam proses belajar mengajar pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran diharapkan mampu mencapai tujuan pendidikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.6 Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga membantu siswa meningkatkan pemahaman.7

Leshin, Pollock dan Reigeluth mengklasifikasikan media menjadi 5 kelompok, yaitu: (1). Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main- peran, kegiatan kelompok); (2) media berbasis cetak (buku, penuntun, buku

5Hamni Fadlilah Nasution, “Urgensi Profesionalisme Guru di Pendidikan Sekolah Dasar”, Vol. 1, No 01, 2017, hlm. 4.

6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ( Jakarta: Rajawali Pers, 2017 ), hlm. 19.

7 Ibid, hlm. 20.

(19)

latihan, alat bantu kerja dan lembaran lepas); (3) media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi dan slide); (4) media berbasis audio visual (video, film, program slide-tape, televisi); dan (5) media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktive video, hypertext). 8 Dengan demikian, meteri dapat di visualisasikan menggunakan suatu media.

Berdasarkan wawancara dan observasi di MTs-SA Madrasatul Quraniyah yang peneliti lakukan berdasarkan studi pendahuluan, ternyata pembelajaran yang di lakukan di dalam kelas oleh guru masih beroreantasi pada guru (Teacher Central Learning) dengan metode ceramah. Sedangkan untuk penggunaan media guru keterbatasan keterampilan untuk menggunakan media serta keterbatasan sarana prasarana yang tersedia di sekolah dalam menjelaskan materi pelajaran IPA. Pada saat peneliti praktek PPL di MTs-SA Madrasatul Qur’aniyah peneliti mencoba menggunakan media tapi masih menggunakan media gambar untuk menjelaskan materi yang di sampaikan.

Selama dua bulan praktek di sekolah tersebut peneliti belum menggunakan media audiovisual hanya sering menggunakan media gambar, dan hasilnya materi-materi yang di sampaikan mudah di respon dalam pembelajaran di kelas. Hal ini membuat peneliti merasa tertantang untuk mengembangkan media khususnya media audiovisual dalam pembelajaran.

KineMaster adalah satu-satunya editor video profesional berfitur lengkap untuk Android, yang mendukung banyak lapisan video, gambar, dan

8Sendi randani, “pengembangan media pembelajaran konsep luas bidang datar berbasis perangkat lunak geogebra”, Vol. 3, No 2, September 2017, hlm. 96.

(20)

teks, serta pemotongan dan pemangkasan yang tepat, audio multi track, kontrol amplop volume yang tepat, filter LUT warna, transisi 3D, dan banyak lagi.9 Desain media pembelajaran dapat di buat menggunakan aplikasi kinemaster ini, media pembelajaran ini diharapkan mampu menjadikan pembelajaran IPA di kelas lebih bervariasi dan mendapat respon positif dari siswa serta memfasilitasi siswa agar dapat memahami materi IPA yang di sampaikan oleh Guru di dalam kelas dengan baik.

Hal ini membuat peneliti tertatik untuk melakukan penilitian tentang pengembangan media pembelajaran di MTs-SA Madrasatul Qur’aniyah yang tertuang dalam judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual Berbantuan Aplikasi Kinemaster Di Kelas VII Mts-SA Madrasatul Qur’aniyah Batulayar Lombok Barat Tahun Ajaran 2019/2020”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang di teliti berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan-rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis Audio Visual menggunakan aplikasi kinemaster?

2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran IPA berbasis Audio Visual menggunakan aplikasi kinemaster?

3. Bagaimana kelayakan produk media pembelajaran IPA berbasis Audio Visual menggunakan aplikasi kinemaster?

9Ampul Kosong, “Kine Master Pro Video Editor”, dalam http://ampulkosong.blogspot.com, diakses tanggal 14 maret 2019, pukul 12.57.

(21)

C. Tujuan pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan dapat di rumuskan tujuan penilitian sebagai berikut.

1. Mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis Audio Visual menggunakan aplikasi kinemaster.

2. Respon siswa terhadap pembelajaran IPA berbasis Audio Visual menggunakan aplikasi kinemaster

3. Kelayakan media pembelajaran IPA berbasis Audio Visual menggunakan aplikasi kinemaster.

D. Spesifikasi Produk

Produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1. Produk pengembangan audio visual ini di buat menggunakan aplikasi kinemaster di android atau di smartphone.

2. Produk media pembelajaran Audio Visual ini berisi materi fisika yang dapat memudahkan siswa memahami konsep zat dan wujudnya.

3. Video berisi teks, gambar diam, gambar bergerak, dan audio yang bisa di putar melalui handphone ataupun komputer.

4. Produk pengembangan ini memiliki komponen-komponen yang memukinkan peserta didik untuk lebih mudah dalam belajar karena memuat tentang pendahuluan, peta konsep, penjelasan konsep, dan contoh- contoh dalam kehidupan sehari-hari.

5. Vidio dapat di upload ke internet seperti youtube sehingga mudah untuk

(22)

diakses.

Adapun spesifikasi dari aplikasi kinemaster sebagai berikut.

1. Kinemaster dapat digunakan pada kebanykan perangkat yang menjalankan android 4.1.2 ( Jelly Bean MR2) dan yang lebih tinggi.

2. Kinerja pengeditan terbaik dengan perangkat yang berjalan di chipset lebih dari qualcomm snapdragon 800 (MSM8974)

3. Format video: MP4 (H.264 Baseline / Main / High Profile + AAC LC/

PCM)3GP (H.264 Baseline / Main / High Profile + AAC LC / PCM)MOV (H.264 Baseline / Main / High Profile + AAC LC / PCM). Format audio:

.MP3, M4A, AAC, WAV. Format gambar: JPEG, PNG, WebP, BMP, GIF (hanya gambar saja). Format Video Ekspor: MP4 (Baseline H.264 + AAC LC) Rekaman video dan audio real-time.

E. Urgensi Pengembangan

Dalam penelitian ini, penggunaan media audio visual sebagai salah satu sumber belajar dan sebagai sumber informasi namun bukan berarti menggantikan media buku. Dan subjek penelitian ini adalah guru dimana guru sebagai penyaji atau penyampai materi yang akan menggunakan media audio visul sedangkan sasaaran penelitian ini adalah siswa.

F. Asumsi dan Keterbatasan

Asumsi yang digunakan peneliti pada pengembangan media pembelajaaran berbasis audiovisual pada mata pelajaran IPA pada umumnya dan Fisika pada khususnya di kelas VII MTs-SA Madrasatul Quraniyah adalah:

(23)

1. Materi atas pengembagan membantu guru dalam menyampaikan materi fisika.

2. Media pembelajaran audiovisual membantu siswa dalam memahami konsep fisika.

3. Butir-butir dalam angket validasi menggambarkan keadaan yang komprehensif.

4. Validasi yang di lakukan menggambarkan keadaan yang sebenar-benarnya dan tanpa rekayasa, atau pengaruh dari siapapun.

Pada pengembangan media pembelajaran berbasis audio visual pada mata pelajaran IPA pada umumnya dan Fisika pada khususnya di kelas VII MTs-SA Madrasatul Quraniyah, peneliti hanya membatasi pada:

1. Materi penilitian hanya membahsas tentang zat dan wujudnya.

2. Sumber data yang di gunakan dalam penilitian ini adalah pernyataan- pernyataan responden.

3. Produk yang di kembangkan ini bukan untuk menggantikan media buku atau lembar kerja siswa, namun sebagai media tambahan dalam belajar supaya menambah minat siswa dalam belajar.

G. Definisi Istilah

Penilitian ini terdiri dari beberapa istilah yang erat keterkaitannya dengan masalah dalam penelitian, karena itu istilah-istilah itu perlu untuk di definisikan sebagai sandaran dan kerancauan di pembahasan lebih lanjut.

(24)

1. Pengembangan adalah proses atau langkah yang mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk lama yang telah ada yang dapat dipertangung jawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2011:164).10 2. Media pembelajaran adalah alat bantu yang mengandung pesan dalam

proses belajar mengajar. Media juga merupakan segala sesuatu yang di pergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan serta keterampilan dalam proses pembelajaran.

3. Audio Visual adalah media perantara dalam penyampaiaan materi melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang membuat siswa menyerap pengetahuan, memperoleh keterampilan atau sikap.

4. Aplikasi adalah suatu program yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanankan tugas khusus pengguna.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan berisi tentang hal-hal yang akan dibahas dalam pengembangan ini, sehingga diharapkan dapat mempermudah dan memberikan gambaran secara umum kepada pembacanya. Sistematika penulisan skripsi terdiri dari 3 bagian yaitu bagian awal, bagian utama atau inti, dan bagian akhir. Adapun sistematika penulisan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal ini terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, kata pengantar, daftar isi.

10 Susilana Rudi, Cepi Riana, Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, Dan Penilaian), (Bandung: Wacana Prima, 2019), hlm. 164.

(25)

2. Bagian Utama (Inti)

BAB I: PENDAHULUAN, memuat latar belakang masalah penulisan skripsi, rumusan masalah, tujuan penelitian dan pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan, urgensi pengembangan, asumsi dan keterbatasan penelitian dan pengembangan, definisi istilah, dan sistematika penulisan skripsi pengembangan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA, dalam kajian pustaka ini dibahas mengenai hasil kajian pustaka yang mengungkapkan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, dan teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam pengembangan produk yang diharapkan. Kajian pustaka meliputi media pembelajaran, pengertian media audiovisual, aplikasi android kinemaster, kajian penelian yang relevan, kerangka berpikir.

BAB III: METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, yang memuat 3 hal pokok, yaitu model pengembangan, prosedur penelitian dan pengembangan, dan ujicoba produk.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir dalam skripsi pengembangan ini terdiri dari: instumen validasi, rencana proses pembelajaan (RPP), silabus, lembar kuisioner respon siswa.

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gearlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila di pahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung di artikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk mengungkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verba.11

Batasan lain di kemukakan juga oleh para ahli, menurut AECT (Associaton of Education and Communication Technology, 1977) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang di gunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.12 Sementara itu, Gagne dan Briggs (1975) mengatakan bahwa media sebagai jenis-jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

11 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beroriantasi Standar Proses Pendidikan ( jakarta:

Prenadamedia Group ), hlm. 163.

12 Nunuk Suryani, Achmad Setiawan, Aditin putria, Media pembelajaran novatif dan pengembangannya, (Bandung: Rosdakarya, 2018), hlm. 2.

(27)

Menurut Vernon S. Gerlach dan Donald P.Ely menjelaskan pengertian media menjadi dua macam, yaitu arti sempit dan arti luas. Arti sempit menjelaskan media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik, dan electronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyampaikkan informasi. Adapun dalam arti luas, media diartikan sebagai kegiatan yang dapat di menciptakan suatu kondisi sehingga memukinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru13.

Dari berbagai rumusan di atas, media memiliki jenis dan karakteristik. Dapat disimpulkan bahwa media adaalah segala sesuatu yang bisa dipergunakan untuk penyampaian informasi atau pesan yang dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, serta menarik perhatian. Hal ini dapat mendorong terjadinya proses bembelajaran pada diri siswa.

a. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran jenis media yang digunakan sangat bervariasi, namun secara umum terdapat 4 jenis media pembelajaran sebagai berikut:

1) Media visual meliputi: (grafik, diagram, chart, poster, bagan, karikatur)

2) Media audio meliputi (radio, tape recorder, lab bahasa, walkman) 3) Projected still media atau media proyeksi meliputi: (OHP, proyektor,

13Nunuk Suryani, Achmad Setiawan, Aditin putria, Media Pembelajaran Novatif Dan Pengembangannya, (Bandung: Rosdakarya, 2018), hlm. 3.

(28)

in foccus)

4) Projected motion media atau audio visual meliputi: (TV, komputer, film, VCD).

Pengelompokan jenis-jenis media juga dikemukakan oleh Leshin, Pollock dan Reigeluth yang mengklasifikasikan media kedalam 5 kelompok, yaitu: (1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok); (2) media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja dan lembaran lepas); (3) media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi dan slide); (4) media berbasis audio visual (video, film, program slide-tape, televisi); (5) media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktive video, hypertext).14

Pengelompokan berbagai jenis media telah dikemukakan pula oleh Kemp dan Dayton (1985) mengelompokan media ke dalam delapan jenis, yaitu: (1) media cetakan, (2) media pajang, (3) overhead transparacies, (4) rekaman audiotape, (5) seri slide dan strips, (6) penyajian multi-image, (7) rekaman vidio dan film hidup, dan (8) komputer15. Sebagaimana yang telah diuraikan, Anderson melihat pemilihan media sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan instuksional. Untuk keperluan itu dia membatu ataau mengelompokan media menjadi sepuluh sebagai berikut:

14Sendi Randani, “Pengembangan Media Pembelajaran Konsep Luas Bidang Datar Berbasis Perangkat Lunak Geogebra”, Vol. 3, No 2, September 2017, Hal 96.

15 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hlm. 39.

(29)

Tabel 2.1

Daftar Kelompok Media Instruksional16 (Anderson 1976)

No Kelompok Media Contoh dalam Pembelajaran 1. Audio Kaset audio, siaran radio, CD,

telepon 2. Cetak

Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar

3 Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

4 Proyeksi visual Diam Overhead transparansi (OHT), Film bingkai

(slide)

5 Proyeksi Audio vis ual diam Film bingkai (slide) bersuara

6 Visual gerak Film bisu

7 Audio Visual gerak film gerak bersuara, video/VCD, televisi

8 Obyek fisik Benda nyata, model, specimen 9 Manusia dan lingkungan Guru, Pustakawan, Laboran

10 Komputer CAI (Computer Assisted

Instructional=Pembelajaran berbantuan

komputer)

Dari beberapa uraian penjelajasan di atas, pembagian penggunaan media yang paling umum dibagi menjadi 4 jenis media. Adapun jenis-jenis media pembelajaran yang umum digunakan sebagai berikut:

16Sadiman, Rahardjo, Haryono, Harjito, Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaaannya, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2014 ), hlm. 95.

(30)

a. Media Berbasis Manusia

Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan serta mengomonikasikan pesan atau informasi.

Salah satu contoh yang terkenal ialah gaya tutorial dari Socrates.

Media ini juga bermanfaat khususnya saat tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manuasia ini dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu dengan sesuatu yang terjadi pada lingkungan belajar.

b. Media Berbasis Cetakan

Media pembelajaran berbasis cetakan paling umum digunakan atau dikenal adalah buku teks, buku penuntun jurnal, majalah, serta lembaran lepas. Untuk menarik perhatian pada media berbasis cetakan ini biasanya adalah warna, huruf, dan gambar yang di buat atau di desain sedemikian mungkin untuk merespon kosentrasi siswa.

c. Media Berbasis Audio Visual

Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis atau elektronik, untuk menyampaikan pesan-pesan. Media berbasis audio visiul ini menggabungkan antara media pengengaran (audio) dengan media visual, media ini dapat menjelaskan pesan yang sangat gambalang, dan memaparkan suatu proses atau prosedur sehingga

(31)

mudah di pahami dengan menampilkan gambar gerak dan suara. Yang termasuk dalam kategori media ini adalah video, film, animasi, dan lain-lain.

d. Media Berbasis Komputer

Media berbasis komputer merupakan cara memproduksi serta menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis digital. Menurut Arsyad (2016) komputer memiliki dua peran penting dalam kegiatan pembelajaran, pertama adalah sebagai manajer dalam pembelajaran yang di kenal dengan Computer Managed Instuktion (CMI) dan yang kedua adalah sebagai pembantu tambahan dalam belajar yang pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pembelajaran, latihan atau keduanya yang disebut dengan Computer Assisted Intrution (CAI).

Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran menurut Sanaky (2013), diantaranya:

a. Mempermudah proses pembelajaran kelas b. Meningkatkan efesiensi proses pembelajaran

c. Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar d. Membantu kosentrasi siswa dalam proses pembelajaran.17

Berdasarkan pendapat di atas, tujuan dari penggunaan media pembelajaran adalah mempermudah proses belajar mengajar yang efesien agar tercapai tujuan pembelajaran dengan merangsang kosentrasi siswa

17Nunuk Suryani, Achmad Setiawan, Aditin putria, Media pembelajaran novatif dan pengembangannya, (Bandung: Rosdakarya, 2018), hlm. 8.

(32)

untuk belajar. Pembelajaran yang efesien tentunya diharapkan dapat mempermudah ketercapaiaan tujuan pembelajaran IPA yang dilaksanakan oleh guru di sekolah.

2. Pengertian Media Audio-Visual

Menurut Ashby (1972) telah terjadi revolusi dalam dunia pendidikan, dan media memiliki peran besar di dalamnya. Revolusi pertama telah terjadi beberapa abad lalu, yaitu ketika orang tua menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada guru. Revolusi kedua pada saat digunakan bahasa tulisan sebagai sarana utama pendidikan. Revolusi ketiga timbul seiring berhasilnya di temukan mesin dan teknik percetakan sehingga tersedianya media cetak. Revolusi ke empat, yaitu ketika media komonikasi elektronik digunakan secara luas, seiriring dengan peradaman manusia yang produknya menhasilkan alat-alat optis, mekanis, dan elektronik.18

Media audio visual adalah jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa di lihat, misalnya rekaman vidio, film, slide suara dan sebagainya. Kempampuan media auvio visual ini di anggap lebih baik dan lebih menarik sebab memiliki dua unsur yaitu unsur audio dan visual.

Media audio visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio visual adalah

18 Umar, Media Pendidikan: Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran”, Vol. 11, No, 1.

Juli 2014, hal. 131.

(33)

penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Yang didalamnya terdapat media audio dan visual seperti televisi, headphone, video player, radio cassette, dan alat perekam.

Pada awal pelajaran media harus mempertunjukan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan salinan logis keseluruhan program yang dapat membangun rasa berkelanjutan dan kemudian menuntut kepada kesimpulan atau rangkuman. Kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunaan cerita atau permasalahan yang memerlukan pemecahan.

a. Macam-macam Media Audio visual dan Pemanfaatannya

Berbagai macam media audio visual dibagi dalam bentuk media, antara lain:19

1) Audio visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video kaset.

2) Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

3. Pengertian Aplikasi Android Kinemaster

Media tidak dapat terlepas dari perkembangan dunia dan kebutuhan pembelajaran, saat ini cenderung di butuhkan media yang dapat di akses

19 Sapto Haryoko, “Efektifitas Pemanfatan Media Audiovisul Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran”, Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 3.

(34)

dimana pun dan kapan pun. Pengguna media mengalami kesulitan membawa PC atau leptop dalam beerapa situasi sehinga di butuhkan alat yang lebih mudah dibawa, seperti mobile phone dan gatget untuk mengakses informasi.

Aplikasi merupakan perangkat lunak yang di progamkan siap pakai pada beberapa android. Terdapat beberapa aplikasi android yang di buat untuk membantu penyampaian pesan informasi salah satunya adalah aplikasi kinemaster. Kinemaster merupakan aplikasi mobile yang secara khusus di rancang untuk mebantu serta mempermudah pengguna android dan iOS untuk memodifikasi vidio menjadi menarik.

Kinemaster adalah salah satu program penyuntingan video secara profesional yang dapat digunakan. Kinemaster merupakan aplikasi yang berfungsi sebagai editor video dan audio yang sangat membantu pengguna dalam mengedit ataupun mendesain video dan audio yang dirangkap menjadi satu kesatuan guna menghasilkan suatu desain video yang berkualitas tinggi, baik video durasi pendek maupun video durasi panjang.

Fajariyah menyampaikan langkah-langkah menggunakan Kinemaster untuk pembuatan cerita digital sebagai berikut: membuat proyek baru, memasukkan visuals/video dari media browser, memasukkan audio (recording atau file), memberikan efek dan menyunting timeline, menyimpan save video.20 Pengembang kinemaster memilih untuk fokus pada alat dan fitur yang powerfull, sehingga tampilan latarnya berupa

20Laily Amin Fajariyah, Pembelajaran Teks Report Dengan Proyek “Cerdig” Berbasis Kinemaster, Vol. 2, No 1, 2018, hal. 183-184.

(35)

gambar berukuran besar. Beberapa tools yang dapat ditemukan dalam aplikasi kinemaster ini antara lain dapat dilihat pada gambar dibawah ini : a. Gambar dibawah ini adalah tampilan awal pada saat membuka aplikasi

kinemaster.

Gambar 2.1 Tampilan diawal pada saat membuka aplikasi kine master Tombol bundar berwarna merah merupakan pintu masuk utama untuk menemukan inner beauty. Tombol ini akan menghantarkan project baru yang nantinya akan menampilkan seluruh alat editing vidio yang dibutuhkan. Tiga tombol lainnya terdiri dari tombol pengaturan, bantuan dan toko.

Gambar 2.2 Pengaturan informasi kemampuan perangkat

(36)

b. Gambar dibawah ini adalah project asistant dan empaty project.

Gambar 2.3 Pilihan aspek rasi project asistant dan empaty project Saat membuat vidio kinemaster akan menawarkan dua tipe project, yang pertama adalah project asistant dan yang kedua empaty project.

Keduanya menawarkan bantuan dengan rangkaian proses pembuatan vidio yang sistematis mulai pemilihan vidio, tema, filter, teks dan lain sebagainya hingga menjadi vidio akhir yang indah dan cantik.

c. Gambar dibawah ini adalah dukungan media.

Input kinemaster terbilang mudah, seluruh media akan di tampilkan di jendela yang sama yang mencakup background, faforid dan cloud strorage.

Gambar 2.4 Media Browser sebagai pilihan tampilan background

(37)

d. Gambar dibawah ini adalah fitur tema, teks, audio.

Fitur ini membantu pengguna baru, dimana ada empat pilihan tema, antaralain basic, on-stage, serene dan travel. Kinemaster juga menambahkan opsi untuk pilihan teks kedalam video. Teks dapat di atur lebih jauh dengan memilih warna dan juga jenis teks yang sesuai dengan selera pengguna.

Gambar 2.5 Pilihan fitur tema, teks, dan audio

Untuk membedakan diri dengan aplikasi lainnya, kinemaster memiliki rentngpilihan yang lebih luas, dimana pengguna bisa memilih sumber yang dirasa paling pas untuk pengeditan pengguna. Ada opsi music, kemudian SFX assets, album,dan tambahn menu folder.21

21 Bambang Winarso, “Review App”, dalam http://dailysocial.id/post/review-kinemaster-pro- vidio-editor/, diakses pada 01 April 2018, pukul 16.23.

(38)

Kinemaster dapat digunakan pada kebanyakan perangkat yang menjalankan android 4.1.2 (Jelly Been MR2) dan yang lebih tinggi.

Pengguna dapat mengalami kinerjan pengeditan yang terbaik dengan banyak format pendukung dan daftar konsep di kinemaster.

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kata IPA merupakan kata yang sering di dengar dari tingkat Sekolah Dasar hingga jenjang Universitas. Namun, pada masyarakat umum hanya mengetahui IPA dari akronimnya yakni Ilmu Pengetahuan Alam. Menurut pandangan orang awam, IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang di dalamnya mempelajari Biologi. Akan tetapi definisi IPS tersebut masih sangat kurang sehingga perlu dijelaskan.

Pengertian IPA banyak di kemukakan oleh para ahli. Secara bahasa, IPA berasal dari bahasa inggris yaitu natural sience. Kata natural berarti alamiyah serta berhubungan dengan alam, sedangkan sience berarti ilmu pengetahuan. Dengan begitu, Carin dan Sund termendefinisikan IPA amempelajari peristiwa yang terjadi di alam, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.22

Menurut Fowler pengertian lain tentang IPA yaitu ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Ini berarti dalam kegiatan pembelajaran IPA di sekolah, rencana pembelajaran harus juga mengutamakan kegiatan yang melibatkan peserta didik dalam

22Bahtiar, Strategi Belajar Mengajar Sains (IPA), (Mataram: IAIN Mataram, 2015), hlm. 6.

(39)

melakukan pengamatan langsung agar pemahaman konsep bisa dibangun dengan sendirinya.23

Adapun ciri-ciri ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah sebagai berikut:24

a. Objek penilitian berupa gejala Alam, jenis-jenis alam yang terdapat padaciptaan Allah, seperti, air, binatang, bintang, planet, tanah, kedokteran, dan kesehatan, biologi manusia, fisika, dan sebagainya b. Memerlukan uji laboratorium

c. Memerlukan uji eksperimental d. Bersifat objektif

e. Dapat dirassakan hasilnya f. Rasional

g. Matematis

h. Bersifat teknologis

Berdasarkan uraian diatas, dapat di simpulkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala alam dengan tujuan mencari kebenaran dari objek tertentu. Selain itu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juga bermanfaat dalam melahirkan teknologi yang dapat membantu sisi lain kehidupan manusia.

Mata pelajaran IPA di sekolah merupakan sebuah studi yang terkoordinasi secara sistematis yang kemudian dikembangkan atas dasar

23Windi Sukma Nugraha, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Ipa Siswa Sd Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning, Vol. 10, No 2, Juli 2018, hlm. 117.

24Herabudin, Ilmu Alamiah Dasar ( Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 104.

(40)

disiplin-disiplin ilmu yaitu astronomi, biologi, ekologi, fisika, geologi, kimia dan ilmu bumi.

B. Kajian Penilitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Sofyan, Mujiyono Wiryotinoyo, Sudaryono (2011) dengan judul “Pengembangan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi”25. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan media audiovisual baik untuk membantu proses menulis kreatif. Pesrsamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama mengembangkan media audiovisual akan tetapi perbedaannya terletak pada mata pelajarannya.

Penelitian Sofyan, Mujiyono Wiryotinoyo, Sudaryono pada pembelajaran menulis puisi sedangkan penelitian ini akan dilakukan pada pembelajaran IPA Terpadu di MTS/SMP.

C. Kerangka Berpikir

Kemajuan pendidikan yang diiringi oleh kecanggihan teknologi mendukung penggunaan media yang bervariasi dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran yang paling sering digunakan pada saat ini ialah media pembelajaran yang berbasis audio dan visual, yaitu jenis media yang mengandung unsur suara dan juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Misalnya seperti video, slide suara dan lain sebagainya.

Dalam proses merancang atau menesain media pembelajaran berbasis audiovisual, maka seorang pendesain membutuhkan sebuah perangkat lunak

25 Sofyan, Mujiyono Wiryotinoyo, Sudaryono, “Pengembangan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi”, Vol. 1, No 1, Maret 2011, hlm. 25.

(41)

(software/Aplikasi) yang berguna sebagai jembatan untuk pengguna.

Mendesain media yang ingin dibuat yang bersesuaian dengan materi yang ada pada mata pelajaran disekolah.

Pada penulisan ini, untuk mengetahui definisi-definisi dalam dunia teknologi seperti media pembelajaran, audiovisual, aplikasi diperlukan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli dalam hal ini yang berkompeten dibidangnya. Tujuannya agar teori yang dikemukakan dalam penulisan ini bersesuaian dengan penelitian yang akan dibahas sebagai acuan dasar peneliti menulis.

Hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah agar subjek terteliti dalam hal ini ialah guru mata pelajaran dapat menggunakan media pembelajaran berbasis audiovisual pada kegiatan pembelajaran dikelas. Selain itu hasil lain yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah agar dengan penggunaan media pembelajaran berbasis audiovisual ini siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas dan dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan baik untuk siswa sebagai penerima dan guru sebagai pemberi.

Gambar 2.6 Kerangka Skema Berpikir

Teori-Teori

1. Media Pembelajaran 2. Media audiovisual

3. Teori perangat Lunak (aplikasi kinemaster)

4. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) Media Pembelajaran

Berbasis Audio Visual

Aplikasi Kinemaster

Hasil Akhir

(42)

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

A. Model Pengembangan

Jenis Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau dikenal dengan istilah R&D (Research and Development), yang bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar IPA terpadu yang berorientasi pada produk. Bahan ajar yang akan dikembangkan diharapkan dapat mempermudah pembelajaran IPA terpadu.

Penelitian pengembangan ( Resesarch and Devolopment ) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan untuk menguji keefektifan produk tersebut. Adapun model penelitian pengembangan yang di pakai dalam penelitian ini adalah model pengembangan yang di kemukakan oleh Borg and Gall.26

B. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan dengan mengadopsi model Borg and Gall. Berikut penjelasan dari skema langkah- langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall.

1. Analisis kebutuhan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dan identifikasi masalah-masalah, selanjutnya dapat menganalisis kebutuhan terhadap

26 Mohammad Ali, Muhammad Asrori, Metodologi dan Aplikasih Riset Pendidikan (Jakarta:

Bumi Aksara, 2014), hlm. 105.

(43)

produk yang akan dikembangkan sehingga diperlukan pengembangan produk (bahan ajar).

2. Desain produk

Berdasarkan pada hasil analisis kebutuhan, langkah selanjutnya adalah membuat rancangan atau desain produk (bahan ajar) yang akan dibuat.

Hal-hal yang dirancang diantaranya menetapkan materi, menyesuaikan kompetensi dengan materi.

3. Pembuatan produk (bahan ajar)

Pada tahap ini mulai disusun atau dibuat bentuk awal bahan ajar yang akan dikembangkan. Setelah pembuatan produk, dilakukan penilaian atau validasi produk bahan ajar yang dibuat. Validasi produk dapat dilakukan dengan meminta ahli media dan guru mata pelajaran (ahli materi) untuk menilai produk yang dibuat. Hasil validasi ataupun masukan dari ahli dikaji dan dijadikan sebagai panduan untuk memperbaiki rancangan produk yang dibuat sebelum diujicobakan.

4. Revisi produk

Tahap selanjutnya adalah melakukan revisi atau perbaikan terhadap produk (bahan ajar) yang dikembangkan. Revisi atau perbaikan dilakukan berdasarkan hasil validasi dan saran-saran atau masukan, baik aspek isi atau materi, aspek pemrograman, maupun aspek tampilan dari tim ahli sebagai validator. Setelah dilakukan revisi, maka produk bisa diujicobakan.

(44)

5. Uji coba lapangan

Tahap selanjutnya setelah dilakukan revisi adalah melakukan uji coba lapangan terhadap produk bahan ajar yang dikembangkan. Pada tahap uji coba lapangan, bahan ajar digunakan dalam proses pembelajaran untuk mengetahui kelayakan produk dari aspek pembelajaran di kelas.

6. Revisi akhir produk

Pada tahap ini dilakukan tahap revisi akhir untuk menyempurnakan produk yang dibuat jika ada kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki.

Gambar 3.1 Skema Model Pengembangan Bahan Ajar Menurut Borg And Gall yang Disederhanakan27

27Muji, “pengembangan perngkat pembelajaran keterampilan membaca model pembelajaran kontekstual”, Vol. 3, No 2, November 2014, hlm. 3.

1. Analisis kebutuhan

3. Pembuatan dan validasi produk

4. Revisi produk 5. Uji coba lapangan

6. Revisi akhir produk

Pemanfaatan produk 2. Desain Merumuskan: bahan ajar,

tujuan dan kegiatan

(45)

C. Sumber Data

Data yang akan dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan-pernyataan responden yang diperoleh menggunakan pedoman wawancara, dan juga hasil observasi. Selain itu dilengkapi pula dengan data kualitatif yang berupa hasil kuisioner.

D. Objek Penelitian (lokasi penelitian)

Objek yang dipilih pada penelitian ini berada di kecamatan Batu Layar, Desa Sandik, tepatnya di MTs-SA Madrasatul Qur’aniyah. Alasan mengapa penelitian dilakukan di Sekolah ini adalah karena dalam studi pendahuluan yaitu kegiatan PPL yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melihat belum adanya guru yang mampu menggunakan media pembelajaran pada mata pelajaran IPA dan mengemas materi pelajaran dengan bantuan media pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran dikelas masih berorientasi pada metode ceramah dan mencatat materi pelajaran yang sudah dijelaskan. Oleh sebab itu peneliti memandang perlu untuk dilakukannya usaha pengembangan media pembelajaran disekolah ini, yang tujuannya adalah agar bagaimana guru mampu menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan dibawakan. Di samping itu tujuan yang lain adalah agar mempermudah penyampaian materi ajar IPA oleh guru kepada peserta didik dengan adanya media yang berbasis audio visual ini, sedangkan bagi peserta didik bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik dalam memahami materi

(46)

pelajaran dengan media yang telah dikemas sebagai bukti konkret dari implementasi materi pelajaran yang telah diajarkan dikelas.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, serta kuisioner atau angket yang berisi tentang pernyataan, tanggapan, serta penilaian dari ahli media ataupun ahli materi terkait produk yang peneliti kembangkan yaitu media pembelajaran berbasis audio visual. Adapun dari berbagai teknik diatas, dapat dijelaskan pengertiannya sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Sedangkan menurut Burhan Bungin observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.28 Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

28Hasyim Hasanah, “Teknik-Tenik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial)”, Vol. 8, No 1, Juli 2016, hlm. 26.

(47)

pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh) maupun tidak terstruktur (peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap sebagai pengumpul datanya) dan dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung yaitu melalui media seperti telepon.

3. Kuisioner (Angket)

Sugiyono mengemukakan bahwa kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Lebih lanjut Sugiyono mengatakan bahwa kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Selain itu, kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.

F. Validitas Data

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti mengenai tanggapan dan penilaian dari guru mata pelajaran, ahli materi, dan

(48)

ahli media terhadap media yang telah dibuat, disertai pula dengan respon siswa terhadap penggunaan media didalam kelas. Instrumen yang dibuat divalidasi oleh ahli yang biasa disebut dengan penilaian ahli sehingga diperoleh alat pengumpulan data yang valid dan reliabel.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep Kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) yang disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigma dari diri peneliti. Data kualitatif berupa kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli media dan ahli materi, dikumpul menjadi satu bagian untuk memperoleh produk bahan ajar IPA Terpadu yang baik dan bermutu. Sedangkan data kualitatif lainnya berupa kuisioner yang telah diisi oleh ahli media dan ahli materi terkait tanggapan dan penilaian terhadap produk yang ditampilkan atau tayangan materi pelajaran yang telah dijelaskan.

Teknik analisis data yang dipakai pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang meliputi 3 tahapan29:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.

Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak

29Fery Romadhoni, “Pola Komonikasi Di Kalangan Pecandu Game Let’s Rich Di Komonitas Xlite Tenggorang”, Vol. 5, No 1, 2017, hlm. 245.

(49)

perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan.

Bentuk penyajian data dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan).

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan.

Gambar 3.2 Analisis data kulitatif menurut Miles dan Huberman

Koleksi Data Penyajian data

Reduksi data

Kesimpulan/verifikasi

(50)

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

A. Hasil Pengembangan Produk

Produk yang dikembangkan dalam penilitian adalah pengembangan media berbasis audiovisual dengan tema materi “Zat dan Perubahannya” yang

merupakan materi dalam pembelajaran IPA. Pengumpulan informasi melalui studi lapangan diantaranya tentang penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, kondisi pembelajaran di kelas, keadaan sekolah.

Pada tahap ini juga dilakukan analisis kurikulum yaitu dengan mengidentifikasi kopetensi inti, kompetensi dasar, dan juga indikator materi IPA MTs pada kurikulum 2013. Hasil analisis kurikulum adalah pemetaan materi yang akan dikembangkan dalam media audiovisual, berikut hasil dari analisis kurikulum tersebut.

Tabel 4.1

Peta Materi Zat dan Wujudnya

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator 3. Memahami

pebgetahuan (faktual,

konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

3.3 Memahami

karakteristik zat, serta perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-hari

3.3.1 Menjelaskan pengertian Zat 3.3.2 Memberikan

cotoh-contoh benda padat, cair, dan gas 3.3.3 Membedakan

antara benda padat, cair dan gas.

(51)

dan kejadian tampak mata

3.3.3 Menjelaskan proses

perubahan zat 3.3.4 Menyebutkan

tiga (3) contoh perubahan zat dalam

kehidupan sehari-hari 3.3.5 Memahami

susunan dan gerak partikel

Untuk memudahkan proses pengembangan media audiovisual pada tahap pengembangan produk, maka pada tahap perencanaan ini dilakukan beberapa tahap diantaranya:

1. Pembuatan pemetaan materi yang akan dikembangkan

Pemetaan materi dilakukan untuk mengidentifikasi materi yang dapat dipadukan dalam materi “Zat dan Wujudnya”. Kegiatan ini dilakukan dengan mengidentifikasi kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA yang berkaitan dengan tema. Setelah melakukan identifikasi materi, kemudian membuat jejaring tema dengan tujuan memperoleh pilihan materi yang akan dikembangkan di dalam media. Selanjutnya menyusun materi yang sistematis dan siap dikemas dalam sebuah cerita.

(52)

2. Menyusun cerita

Langkah berikutnya adalah menyusun materi yang lengkap yang berisi materi utama didalam video. Penyusunan cerita didasarkan pada jejaring tema yang telah dilakukan pada langkah pertama.

3. Pemilihan gambar

Langkah berikutnya setelah menyusun cerita dalam video adalah memilih gambar yang sesuai dengan tema materi yang akan didesain menjadi video.

4. Desain animasi

Langkah selanjutnya setelah proses pemilihan gambar adalah mendesain animasi yang akan digunakan dalam desain video terkait materi yang dijelaskan. Animasi yang dimaksud disini adalah gerakan animasi manusia dan desain yang dimasukan kedalam video baik berupa animasi teks dalam video ataupun intro/opening movie dalam video tersebut.

5. Editing dan pengisian suara

Setelah desain animasi selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah proses pengeditan video dan pengisian suara dalam video yang akan dibuat tersebut. Kegiatan ini saya lakukan di kost selama beberapa hari dengan menggunakan hp android Redmi 6A sampai video dapat disajikan.

6. Validasi ahli materi dan ahli media

Kegiatan validasi materi dilakukan dosen program studi tadris fisika Universitas Islam Negeri Matram yaitu Muh. Wahyudi, M.Pd sedangkan untuk kegiatan validasi ahli media dilakukan oleh Ketua Program Studi

(53)

Pendidikan Fisika Universitas Muhamadiyah Mataram yaitu Islahudin, M,Pfis.

7. Revisi dan uji coba produk

Hasil revisi dari ahli materi dan ahli media digunakan untuk memperbaiki video yang telah dibuat. Sedangkan uji coba produk dilakukan di MTs-SA Madrasatul Quraniyah Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat.

B. Penyajian Data Uji Coba 1. Data Validasi Ahli Materi

Kegiatan validasi materi dilakukan dosen Program Studi Tadris Fisika Universitas Islam Negeri Matram yaitu Muh. Wahyudi, M.Pd penilaian produk dalam hal ini dinilai dari aspek pembelajaran dan aspek isi materi.

a. Aspek pembelajaran

Pada aspek pembelajaran ini yang menjadi indikatar dalam penilaian adalah sebagai berikut:

➢ Ketetapan memilih materi yang dimediakan

Pada indikator ketetapan memilih materi yang dimediakan ini, ahli materi memberikan penilaian dengan predikat baik, pada produk yang peneliti kembangkan (Desain produk).

➢ Tingkat interaksi siswa dengan media

Pada indikator tingkat interaksi siswa dengan media, ahli materi memberikan penilaian dengan predikat baik.

(54)

➢ Kejelasan petunjuk belajar

Pada indikator kejelasan petuntuk belajar, ahli materi memberikan penilaian dengan predikat baik pada produk yang peneliti kembangkan.

➢ Ketetapan memilih bahasa dalam uraian

Pada indkator ketetapan memilih bahasa dalam uraian, ahli materi memberikan penilaian dengan predikat baik pada lembaran penilaian validasi yang diberikan.

➢ Kesantunan penggunaan bahasa

Pada indkator kesantunan penggunaan bahasa, ahli materi memberikan penilaian dengan predikat baik pada lembaran penilaian validasi yang diberikan.

b. Aspek isi materi

Pada aspek isi materi ini yang menjadi indikator dalam penilaian ini adalah sebagai berikut:

➢ Kecukupan materi untuk mencapai tujuan

Pada indikator kecukupan materi ini, ahli materi memberikan penilaian dengan predikat cukup pada lembaran penilaian validasi yang diberikan.

➢ Sistematika penyajian materi

Pada indikator sistematika penyajian materi ini, ahli materi memberikan penilaian dengan predikat cukup pada lembaran penilaian validasi yang diberikan.

(55)

➢ Kejelasan materi

Pada indikator kejelasan materi ahli materi memberikan penilaian dengan predikat baik pada produk yang peneliti kembangkan.

➢ Urutan materi

Pada indikator urutan materi materi ahli materi memberikan penilaian dengan predikat baik pada produk yang peneliti kembangkan.

➢ Ketepatan gambar untuk menjelaskan materi

Pada indikator ketepatan gambar untuk menjelaskan materi ahli materi memberikan penilaian dengan predikat cukup pada lembaran penilaian validasi yang diberikan. Untuk lebih lengkapnya data validasi ahli materi pada penilaian aspek isi materi terlampir.

Tabel 4.2

Penyajian Data Validasi Ahli Materi

No Indikotor Skor Rata-Rata Keterangan Pernyataan 1 Aspek

Pembelajaran

4 Baik Layak

2 Aspek isi materi

3,4 Cukup Layak

2. Data Validasi Ahli Media

Kegiatan validasi ahli media dilakukan oleh Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhamadiyah Mataram Islahudin, M. Pfis.

Penilaian produk dalam hal ini dimulai dari penilaian kelayakan aspek

(56)

kebahasaan, penilaian kelayakan aspek penyajian, penilaian aspek efek media terhadap strategi pembelajaran, dan penilaian kelayakan tampilan menyeluruh.

a. Penilaian kelayakan aspek kebahasaan

Pada aspek penilaian ini yang menjadi indikator dalam penilaian adalah sebagai berikut:

➢ Kemudahan mengoperasikan video

Pada indikator kemudahan untuk memutar atau menggunakan video, ahli media memberikan penilaian dengan predikat baik pada produk yang peneliti kembangkan.

➢ Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa

Pada indikator bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat berpikir siswa, ahli media memberikan penilaian dengan predikat baik pada produk yang peneliti kembangkan.

➢ Kesesuaian bahasa dengan tingkat pengembangan sosial emosional siswa

Pada indikator bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat pengembangan sosial emosional siswa, ahli media memberikan penilaian dengan predikat baik pada produk yang peneliti kembangkan.

➢ Kemampuan mendorong rasa ingin tahu siswa

Pada indikator bahasa yang digunakan mendorong rasa ingin tahu siswa untuk mempelajari materi, ahli media memberikan penilaian

Gambar

Tabel 2.1  Daftar Kelompok Media Intruksional, 14.
gambar  berukuran  besar.  Beberapa  tools  yang  dapat  ditemukan  dalam  aplikasi kinemaster ini antara lain dapat dilihat pada gambar dibawah ini :  a
Gambar 2.4 Media Browser sebagai pilihan tampilan background
Gambar 2.3 Pilihan aspek rasi  project asistant dan  empaty project  Saat  membuat  vidio  kinemaster  akan  menawarkan  dua  tipe  project,  yang  pertama  adalah  project  asistant  dan    yang  kedua  empaty  project
+5

Referensi

Dokumen terkait

However, every effort to increase the frequency and scale of MPD must be accompanied by programs to increase access to clean water, sanitation, and hygiene WASH.4 The interruption and

In our speci- fications, we disaggregate total crime by violent and prop- erty crime and also consider murder as a separate category to investigate whether lengthy trials are more