• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan media video pembelajaran

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan media video pembelajaran"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana reaksi siswa terhadap manfaat pembelajaran media video dengan pendekatan induktif pada materi Kelas X MA.Putra Al-Ishlahuddiny Panas dalam proses pembelajaran.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Untuk menghasilkan validitas pengembangan media video pembelajaran dengan pendekatan induktif pada materi kalor kelas X MA.

Spesifikasi Produk

Penggunaan media video pembelajaran memudahkan siswa untuk menerima dan mengingat materi yang disampaikan. Materi sesuai dengan media video yang digunakan 10 Apakah media video dapat menarik perhatian peserta didik.

Argensi dan Pembahasan

Asumsi dan Keterbatasan

Penelitian ini menggunakan angket respon siswa berupa angket respon siswa terhadap media video. Penelitian pengembangan media video pembelajaran dengan pendekatan induktif pada materi pemanasan kelas X sebagai penunjang pembelajaran fisika di MA.

Definisi operasional

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka

Media pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar di era sekarang ini. Namun dalam media pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan pendidik atau guru dalam menyajikan media dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang dikemas dengan sangat baik akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa atau siswa.

11 Putu Jerry Radita Ponza, dkk.” Pengembangan Media Video Animasi Dalam Pembelajaran Siswa Kelas IV”, Jurnal EDUTECH, Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. Salah satu kunci keberhasilan dalam proses penyediaan media pembelajaran adalah memperoleh hasil belajar yang meningkat dari hasil sebelumnya, sehingga guru dituntut untuk membuat media pembelajaran dalam menyampaikan materi yang sesuai dengan kondisi siswa. Namun pada kenyataannya hampir setiap SMA belum menerapkan media pembelajaran, sehingga materi yang seharusnya disampaikan dengan contoh nyata tidak tersampaikan dengan baik, melainkan hanya penjelasan berbasis ceramah.

Bahwa penggunaan media video dalam proses pengajaran menimbulkan rasa ingin tahu dan minat baru bagi siswa serta menimbulkan motivasi dan promosi kegiatan belajar mengajar bahkan memberikan efek psikologis bagi siswa. 12 Februari, “Pengaruh Model Pembelajaran PBL Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V SD Kelompok Diponegoro Kecamatan Mendoyo”, Jurnal Forum PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD, Vol.

Pembelajaran Fisika

Pengertian Pendekatan

Pendekatan konsep adalah pendekatan pengajaran yang menyajikan konsep secara langsung tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami bagaimana konsep itu diperoleh. Pendekatan lain yang dapat diambil adalah memasukkan objek ke dalam grup tertentu dan memberikan beberapa instance dari grup tersebut yang diberikan sebagai tipe grup. Cara kedua inilah yang memungkinkan seseorang untuk mengenali suatu objek atau peristiwa sebagai anggota suatu kelompok.

Pendekatan proses adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam proses menemukan atau mengkonstruksi suatu konsep sebagai keterampilan proses. Pendekatan ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran konsep yang sejalan dengan teori naturalistik-romantis dan teori kognitif gestural.

Pendekatan Induktif

Setelah memberikan informasi umum, kelas atau siswa dibawa keluar kelas atau lab untuk mengamati fakta, gejala, dan kejadian yang berkaitan dengan konsep bahan ajar. Siswa diminta untuk menuliskan apa yang dilihat guru. hal-hal apa yang harus diamati dan dicatat oleh siswa yang mengamati. Pada fase ini, setiap mahasiswa mengemukakan pendapatnya berdasarkan apa yang telah diamati dan dicatat selama kunjungan di luar kelas atau laboratorium dan hasil perkuliahannya.

Dalam hal ini, guru memperkaya hasil observasi dengan merumuskan konsep dan prinsip berdasarkan bahan ajar yang dihubungkan dengan hasil observasi guru. Rumusan konsep dalam konsep didasarkan pada pokok bahasan atau materi pokok yang telah dipelajari siswa di lapangan dan didiskusikan oleh siswa di dalam kelas. Evaluasi proses dilakukan dengan cara siswa mengamati fakta, kejadian, atau gejala di lapangan dan laboratorium, saat siswa mendiskusikan hasil pengamatan lapangan atau laboratorium dengan menggunakan pedoman observasi.

Setelah dilakukan evaluasi, pendidik dan peserta didik sama-sama menyimpulkan hasil belajar dan peserta didik kemudian mencatatnya. Model pembelajaran dan pembelajaran induktif dirancang untuk melatih siswa membuat konsep sekaligus mempelajari konsep dan cara mengaplikasikannya 18.

Konsep Kalor

Kalor jenis suatu zat dapat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat terbesar sebesar 1 kg. Panas kondensasi adalah panas yang dilepaskan oleh uap air yang berubah menjadi air. Jumlah panas yang dibutuhkan pada saat penguapan dan panas yang dilepaskan pada saat kondensasi adalah sama.

Jumlah panas yang dibutuhkan selama peleburan dan jumlah panas yang dilepaskan selama proses pembekuan adalah sama. Jadi, ada sejumlah kalor yang dilepaskan atau diserap ketika suatu zat berubah wujud, tetapi tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan suhu. Jadi kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mengubah keadaannya per satuan massa.

Panas yang diserap tidak meningkatkan kecepatannya, tetapi digunakan untuk menangkal gaya pengikatan antar molekul zat. Jika pertukaran kalor hanya terjadi antara air panas dan air dingin (tidak ada kehilangan kalor ke udara sekitar dan ke cawan), maka menurut prinsip kekekalan energi kalor yang dilepaskan oleh air panas (Qrelease) sama dengan kalor yang diterima oleh air dingin (Qditerima ) maka tidak Jika terjadi kehilangan kalor maka digunakan kalorimeter seperti pada gambar 2.2 Alat ini digunakan untuk mengukur kalor.

METODE PENGEMBANGAN

  • Karakeristik Sasaran Penelitian
  • Metode Penelitian
  • Langkah-Langkah Pengembangan Produk
  • Jenis Data

Setelah itu peneliti menerima hasil analisis dari validator yaitu review terhadap media video yang dikembangkan. Setelah dilakukan tahap perbaikan oleh validator, selanjutnya melakukan tes dengan siswa dan menerima respon pada media video yang telah dikembangkan. Kuesioner yang digunakan peneliti adalah untuk mendapatkan data guna mengevaluasi perkembangan media video.

Angket validasi merupakan alat yang digunakan untuk menilai atau memberikan masukan dari validator terhadap media video yang telah peneliti kembangkan. Untuk mengetahui reaksi siswa terhadap hasil pengembangan media video yang menjadi tujuan dari angket ini. Indikator yang dicapai adalah mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi dengan menggunakan media video.

86,67% ahli media berpendapat bahwa media video yang dikembangkan peneliti mudah digunakan, sehingga media video termasuk dalam kategori “Sangat Sesuai”. Tampilan pertama dari media video pembelajaran ini adalah pengertian kalor dan langkah-langkah materi kalor yang akan dijelaskan. Media video yang dibuat memuaskan dan cocok untuk pembelajaran di kelas, serta bermanfaat bagi siswa.

Pengembangan media video layak digunakan dalam pembelajaran dengan hasil validasi ahli materi sebesar 88,89% dan dikategorikan “sangat layak”.

Tabel 4.4   Hasil Validasi RPP  Aspek
Tabel 4.4 Hasil Validasi RPP Aspek

HASIL PENGEMBANGAN

Pembahasan

Pandangan ketiga mengenai kapasitas kalor yaitu pembahasan suatu benda, faktor massa dan kalor jenis dapat dilihat sebagai satu kesatuan sehingga muncul kapasitas kalor yang dilambangkan dengan huruf besar C yaitu C = c.m, panas spesifik dikalikan dengan massa. , maka kapasitas kalor suatu zat. Pemaparan Kalor Penguapan dan Pengembunan Kelima Pembahasan Kalor Penguapan dan Pengembunan Kelima membahas kalor penguapan adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk berubah wujud dari cair menjadi gas, sebaliknya kondensasi adalah kalor yang dikeluarkan suatu zat ketika itu berubah wujud dari gas menjadi cair. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut Q = m.L, Q sama dengan kalor yang dilepaskan atau diserap, m adalah massa seng L adalah kalor laten.

View enam kalor peleburan dan pembekuan view enam tentang kalor peleburan dan pembekuan yang membahas kalor peleburan adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk melebur dari wujud padat menjadi cair sebaliknya kalor beku adalah kalor yang dilepaskan dari suatu zat. ketika membeku dari cair ke cair. dikompresi. Jumlah kalor yang diserap saat melebur sama dengan kalor yang dilepaskan saat membekukan jenis zat yang sama. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai Q = m.L, Q sama dengan kalor yang dilepaskan atau diserap, m adalah massa zat dan L adalah kalor laten atau beku.

Demonstrasi Panas Laten Ketujuh dan Perubahan Bentuk Fenomena ketujuh panas laten dan perubahan wujud, yaitu tentang zat yang berubah bentuk, suhunya tidak naik atau turun, tetapi masih ada perpindahan kalor, kalor yang diperlukan untuk mengubah bentuk disebut panas laten. Proses ini tidak mengubah suhu zat karena kalor yang diserap digunakan untuk melawan gaya ikat antar molekul zat, ketika ikatan antar molekul dilonggarkan maka padatan menjadi cair dan cairan menjadi gas.

Revisi Produk

Aisah, Ani, “Pendekatan Induktif Untuk Meningkatkan Ketrampilan Generasi dan Percaya Diri Siswa SMK”, Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika, Vol.2, No. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Mobile Learning Berbasis Android”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika, Vol. Gusmida, Rifqi “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Teknologi Augmented Reality Pada Materi Teori Kinetik Gas Kelas XI SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.2 No.2, 2012.

Henry Praherdhiono, Eka Pramono, Amilia Sholikh Hidayati, “Pengembangan media video pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman materi ala kelas IV,” Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran, Vol.6 No. Haianto, Heri, “Model Pembelajaran Tema Konsep Media Gambar Dalam Pembelajaran Fisika di SMA”, Jurnal Fisika, Vol.2, No.2, 2013. I Komang Sudama, I Nyoman Jampel, Putu Jerry Radita Ponza, “Pengembangan Media Video Animasi Pembelajaran Siswa Kelas IV”, Jurnal EDUTECH Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.

Jeffry Handhika, Heru Satria, “Pengajaran fisika menggunakan modul berbasis pendekatan saintifik bermuatan pendidikan karakter pada materi termodinamika”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.6, No. Yunita Sari, Mukarramah Mustari, “Pengembangan media gambar berupa buku saku fisika SMA topik suhu dan kalor”, Jurnal Pendidikan Jasmani Al-Biruni, Vol.

PENUTUP

Saran

Bagi guru sebaiknya setiap proses belajar mengajar juga menggunakan media video bagi siswa untuk meningkatkan daya tanggap siswa dan siswa tidak ketinggalan zaman dalam menggunakan media pembelajaran. Eksperimen, Pra, “Peran Model Pembelajaran Berpikir Induktif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII A SMP Aksara Bajeng,” Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. Febriyanto, “Pengaruh Model Pembelajaran PBL Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Mendoyo”, Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD, Vol.

Latifah, Sri, “Implementasi Pembelajaran SETS Vision di Sekolah”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, Vol. Lutwaidah, Uki “Pengaruh Metode dan Pendekatan Mengajar Terhadap Penguasaan Konsep Matematika”, Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika, Vol. Mahendra Adhi Nugroho, Ditto Rahmawan, “Pengembangan Game Edukasi Berbasis Android Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol.

Rusmawati, “Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Discovery Learning Kelas X MIA 2 SMA Negeri 1 Baru, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.

Gambar

Tabel 4.4   Hasil Validasi RPP  Aspek

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mengkaji efektivitas video sebagai media pembelajaran dari segia aspek materi, aspek kesesuaian video dengan materi, aspek ketercobaan materi sebagai