• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Medode Efektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengembangan Medode Efektif"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Deskripsi

SISTEM DAN PROSES MEMBRAN TERINTEGRASI UNTUK PENGOLAHAN CAMPURAN AIR PAYAU DAN AIR EFLUEN STP MENJADI AIR MINUM

Bidang Teknik Invensi

Invensi ini berkaitan dengan suatu sistem dan proses untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum. Lebih khusus, invensi ini berkaitan dengan proses dan sistem untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum melalui suatu tahapan proses pengolahan yang sekurang- kurangnya terdiri dari satu tahap pengaliran air payau dari sumur dan air efluen STP kedalam satu bak penampung air baku, satu tahap filtrasi dengan sistem saringan pasir terhadap air baku dari bak penampung air baku, satu tahap filtrasi dengan sistem ultrafiltrasi terdahap air filtrat saringan pasir, satu tahap filtrasi dengan sistem reverse osmosis terhadap air permeat dari sistem ultrafiltrasi, dan satu tahap proses disinfeksi terhadap air permeat dari sistem reverse osmosis.

Latar Belakang Invensi

Hotel dan mal merupakan sektor bisnis yang operasionalnya sangat bergantung pada suplai air yang cukup dan menghasilkan banyak air limbah. Oleh karena itu, infrastruktur dan manajemen air dalam sektor ini perlu direncanakan dan dipersiapkan dengan baik sehingga tersedia suplai air cukup dengan kualitas sesuai dengan Permenkes No. 492 Tahun 2010, tanpa menimbulkan degradasi fungsi lingkungan yang drastis. Dilain pihak, suplai air PDAM tidak mencukupi seiring dengan terus bertambahnya sektor bisnis ini. Ditambah lagi harga air lebih dari Rp. 16.000,- per meter kubik, sangat jelas bahwa pengolahan air payau atau air efluen STP atau campuran air payau dan air efluen STP untuk memenuhi kebutuhan mall dan hotel dapat memberikan keuntungan finansial.

5

10

15

20

25

30

35

(2)

Berbagai proses dan sistem untuk pengolahan air payau telah dikembangkan dan dipatenkan. Donaldson et al dalam US Patent No.

7,037,430B2 Mei 2006, berjudul “System and method for desalination of brackish water from an underground water supply”

mengusulkan satu sistem dan metode pengolahan air payau dari sumur dalam yang menggunakan tahap distilisi atau non- distilasi,dengan memanfaatkan panas buangan dari unit pembangkit listrik. Al-Jlil dalam US Patent No. 8,147,697B2 April 2012, berjudul “Apparatus and process for desalination of brackish water”, menyediakan peralatan dan proses untuk desalinasi air payau melalui kombinasi sistem aerasi, sistem filtrasi, kristaliser dan membran hidrofobik, serta mengunakan energi matahari. Dalam paten lain, Al-Jlil dalam US Patent No.

8,187,464B2 Mei 2012, berjudul “Apparatus and process for desalination of brackish water using pressure retarded osmosis”, menyediakan peralatan dan proses untuk desalinasi air payau dimana peralatan dan proses yang telah dipatenkan sebelumnya juga dilengkapi dengan proses pressure retarded osmosis.Semua paten tersebut tidak menunjukkan penggunaan reverse osmosis dan air bakunya hanya air payau.

Dalam US Patent No. 8,980,100B2 Maret 2015, berjudul “Low energy reverse osmosis process”, Chidambaran menyediakan sebuah sistem dan metode pengolahan air laut atau air payau dengan reverse osmosis. Sistem dan metode yang disediakan terdiri dari proses ultrafiltrasi dan proses penyisihan biofoulant sebagai pretreatment sebelum proses reverse osmosis. Sistem yang serupa dipatenkan oleh Agnihotri dalam WIPO Patent Application WO/2014/127313 A1, berjudul “Integrated ultrafiltration and reverse osmosis desalination systems”. Katsube et al dalam Japanese Patent JP2000042544 Pebruari 2000, berjudul

“Pretreatment for desalination by reverse osmosis membrane methode” menyediakan metode pengendalian biofouling pada sistem reverse osmosis dengan injeksi klorin secara intermitten.

Sewage Treatment Plant (STP) merupakan sistem biologis aerobik yang banyak digunakan untuk pengolahan air limbah mall atau hotel. Sejumlah sistem STP telah dipatenkan, antara lain US 40

45

50

55

60

65

70

(3)

Patent No. 8,685,235 B2 April 2014, berjudul Integrated sewage treatment plant”; US Patent No. 7,077,958 B2 Juli 2006, berjudul

“Sewage treatment plant”; WIPO Patent Application WO/2010/081471 Juli 2010, berjudul “Sewage treatment plant”; European Patent Application EP2387550 A2, Nopember 2011, berjudul “Sewage treatment plant”. Semua paten tersebut menyediakan sistem dan metode untuk mengolah air limbah sampai kualitas memenuhi standar baku mutu buangan, bukan untuk menghasilkan air minum.

Peningkatan jumlah kebutuhan air dan semakin berkurangnya ketersediaan air baku, pemanfaatan air efluen dari pengolahan air limbah termasuk air efluen STP sebagai air baku, disebut

“water reuse”, sangat potensial. Sistem dan proses untuk daur ulang air limbah telah banyak disediakan, antara lain : Japanese Patent JP2009195808 September 2009, berjudul “Circulating water reuse apparatus and reuse method in cooling system for open circulating system”; WIPO Patent Application WO/2014/098874 Juni 2014, berjudul “Vinasse treatment for water reuse, fertilizer, dan biogas production”. Udhayamarthandan dalam WIPO Patent Application WO/2007/013099 Pebruari 2007 , berjudul “A novel system of desalination of industrial effluent or saline water to industrial grade reuse or for potable quality” mengajukan sistem untuk pengolahan air efluen sampai kualitas air minum, yang terdiri dari blower, heat exchanger, atomizer, heat reaction chamber, gas expansion, arresting damper, silica gel bed, cooling tower/condenser, dan bak penampung air produk.

Substansi dari invensi ini adalah sistem dan proses membran terintegrasi untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum. Aplikasi sistem dan proses sesuai invensi ini tidak hanya menjamin ketersediaan air layak konsumsi, tetapi juga memberikan penghematan biaya untuk bayar air dan mengurangi jumlah air limbah yang dibuang ke lingkungan, dan memanfaatkan air asin. Sistem dan proses sesuai invensi ini dapat menjadi solusi yang ekonomis untuk penyediaan air bagi hotel atau mall atau kawasan perumahan yang berlokasi di daerah pesisir (pinggir pantai).

75

80

85

90

95

100

105

(4)

Ringkasan Invensi

Invensi ini bertujuan untuk menyediakan suatu sistem dan proses membran terintegrasi untuk produksi air dengan kualitas sesuai Permenkes Nomor 492 tahun 2010 dari air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP. Proses dan sistem membran terintegrasi sesuai invensi ini lebih diutamakan untuk diterapkan di mal atau di hotel atau di gedung perkantoran atau di kawasan bisnis yang mengalami kekurangan pasokan air dari PDAM.

Suatu tahapan proses pengolahan dan sistem sesuai dengan invensi ini, air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum melalui suatu tahapan proses pengolahan yang sekurang-kurangnya terdiri dari :

 satu tahap pengaliran air efluen STP ke bak air baku,

 satu tahap pengaliran air payau dari sumur ke bak air baku,

 satu tahap filtrasi dengan sistem saringan pasir terhadap air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP,

 satu tahap filtrasi dengan ultrafiltrasi terhadap air filtrat dari saringan pasir,

 satu tahap filtrasi dengan sistem reverse osmosis terhadap air permeat dari ultrafiltrasi,

 dan satu tahap proses disinfeksi terhadap air permeat dari sistem reverse osmosis.

Suatu proses dan sistem membran terintegrasi sesuai dengan invensi ini, dimana sistem saringan pasir berfungsi untuk memisahkan partikel dengan ukuran lebih besar dari 10 mikron dan untuk memisahkan flok lumpur aktif.

Suatu proses dan sistem membran terintegrasi sesuai dengan invensi ini, dimana sistem ultrafiltrasi menggunakan mode operasi ‘outside-in’ berfungsi untuk menyaring kontaminan partikulat, lumpur aktif, dan makromolekul.

Suatu proses dan sistem membran terintegrasi sesuai dengan invensi ini, dimana sistem reverse osmosis berfungsi untuk 110

115

120

125

130

135

140

(5)

memisahkan padatan terlarut dan mikroorganisme yang terdapat dalam air filtrat ultrafiltrasi.

Suatu proses dan sistem membran terintegrasi sesuai dengan invensi ini, dimana sistem disinfeksi berfungsi untuk menjamin air filtrat reverse osmosis tetap bebas dari mikroorganisme selama tertampung dalam bak dan selama distribusi melalui jaringan pipa.

Uraian Singkat Gambar

Untuk memberikan ilustrasi dari invensi ini, terlihat pada gambar suatu tahapan proses dan sistem pengolahan yang sederhana sehingga lebih mudah dipahami. Perlu ditekankan bahwa invensi ini tidak terbatas pada rangkaian sistem, perpipaan dan instrumentasi seperti pada gambar terlampir.

Gambar 1, adalah ilustrasi skematik diagram alir sistem dan proses membran terintegrasi sesuai dengan invensi ini.

Gambar 2, adalah ilustrasi skematik diagram alir proses untuk sistem saringan pasir sesuai dengan invensi ini.

Gambar 3, adalah ilustrasi skematik diagram alir proses untuk sistem ultrafiltrasi sesuai dengan invensi ini.

Gambar 4, adalah ilustrasi skematik diagram alir proses untuk sistem reverse osmosis sesuai dengan invensi ini.

Gambar 5, adalah ilustrasi skematik diagram alir proses untuk sistem disinfeksi sesuai dengan invensi ini.

Uraian Lengkap Invensi

Invensi ini bertujuan untuk menyediakan suatu sistem dan proses untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum. Lebih khusus, invensi ini berkaitan dengan proses dan sistem untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum melalui suatu tahapan proses pengolahan yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu tahap pengaliran air payau dari sumur dan air efluen STP kedalam satu bak penampung air 145

150

155

160

165

170

175

(6)

baku, satu tahap filtrasi dengan sistem saringan pasir terhadap air baku dari bak penampung air baku, satu tahap filtrasi dengan sistem ultrafiltrasi terdahap air filtrat saringan pasir, satu tahap filtrasi dengan sistem reverse osmosis terhadap air permeat dari sistem ultrafiltrasi, dan satu tahap proses disinfeksi terhadap air permeat dari sistem reverse osmosis.

Merujuk pada gambar 1, suatu sistem dan proses untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum sesuai dengan invensi ini, dimana air payau yang berasal dari sumur (1) dialirkan menuju bak air baku (10) dengan pompa submersible (2) melalui saluran (3), dan air efluen STP yang berasal dari unit clarifier (4) dialirkan menuju bak air baku (10) secara gravitasi natural melalui saluran (5). Bak air baku (10) lebih disukai jika dilengkapi dengan difuser udara (11) dan blower udara (12) untuk homogenisasi dan aerasi air baku. Lebih lanjut, air baku dalam bak air baku (10) dipompa ke sistem saringan pasir (20) dengan pompa SF (21) melalui saluran (22). Berbagai partikulat yang berukuran lebih besar dari 10 mikron dan flok-flok lumpur aktif diharapkan akan tersaring. Air filtrat hasil saringan pasir (20) dialirkan melalui saluran (29) ke sistem ultrafiltrasi (30), tepatnya kedalam tangki umpan UF. Sistem ultrafiltrasi (30) akan memisahkan berbagai kontaminan partikulat, mikroorganisme, dan makromolekul.

Merujuk pada gambar 1, air yang disebut permeat UF dialirkan melalui saluran (35) ke sistem reverse osmosis (50).

Sistem reverse osmosis (50) akan menyaring berbagai padatan terlarut dan mikroorganisme. Air hasil penyaringan sistem reverse osmosis (50) yang disebut permeat RO dialirkan melalui saluran (58) menuju sistem disinfeksi (70). Dari sistem disinfeksi (7), produk akhir yang dihasilkan dengan sistem dan proses membran terintegrasi sesuai invensi ini dapat memenuhi standar Permenkes No. 492, tahun 2010, dan ditansferkan dengan pompa transfer (81) melalui saluran (82).

Merujuk pada gambar 2, suatu sistem dan proses untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air 180

185

190

195

200

205

210

215

(7)

efluen STP menjadi air minum sesuai dengan invensi ini, dimana sistem saringan pasir (20) adalah tipe “rapid sand filter”. Air baku dari pompa SF (21) masuk kolom saringan pasir (23) melalui saluran inlet (22). Proses penyaringan oleh kolom saringan pasir (23) secara down-flow dengan kecepatan penyaringan 1 – 5 gpm/ft2. Media dalam kolom saringan pasir(23) adalah dual media, yaitu silica sand mesh 18–30 (24a) yang disangga dengan gravel (24b).

Kolom saringan pasir (23) perlu dibackwash 1-2 kali sehari untuk mengeluarkan partikel-partikel yang tersaring, dimana air backwash dikeluarkan melalui saluran (25), lebih diutamakan untuk dialirkan ke STP. Proses backwash disempurnakan dengan bantuan air scouring (26). Proses backwash dilanjutkan dengan proses pembilasan sebelum proses filtrasi normal dioperasikan, dimana air bilasan dikeluarkan melalui saluran (27), lebih diutamakan untuk dialirkan ke STP. Untuk mengakomodasi proses filtrasi normal, backwash, dan pembilasan, sistem saringan pasir (20) ini dilengkapi dengan sekurang-kurangnya 5 katup (28a, 28b, 28c, 28d, 28e), yang lebih diutamakan menggunakan katup automatis tipe motorize atau pneumatik. Air filtrat SF keluar dari sistem saringan pasir (20) melalui saluran outlet (29).

Merujuk pada gambar 3, suatu sistem dan proses untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum sesuai dengan invensi ini, dimana air filtrat SF dialirkan ke sistem ultrafiltrasi (30), tepatnya kedalam tangki umpan UF (31). Air dalam tangki UF (31) dialirkan dengan pompa UF (32) melalui saluran (33) menuju membran UF (34). Dengan ukuran pori berkisar 40 sampai 120 kD (setara dengan 0,01 sampai 0,03 mikron), membran UF (34) dapat menyaring berbagai kontaminan partikulat, makromolekul, dan mikroorganisme seperti bakteri, virus, protozoa, dan lain-lain. Air yang sudah disaring dengan membran UF (34), yang disebut permeat UF, dialirkan melalui saluran permeat UF (35). Pada kondisi operasi, katup (36a) dan katup (36b) dalam posisi terbuka, sedangkan katup (36c), katup (36d), katup (36e), dan katup (36f) dalam posisi tertutup. Permeat UF mengalir lebih lanjut melalui saluran (37) ke sistem reverse osmosis (50) dan sebagian 220

225

230

235

240

245

250

(8)

dialirkan ke tangki backwash (38). Katup 36a, 36b, 36c, 36d, 36e, dan 36f lebih diutamakan menggunakan katup automatis tipe motorize atau pneumatik.

Merujuk pada gambar 3, suatu sistem dan proses untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum sesuai dengan invensi ini, dimana berbagai kontaminan partikulat, makromolekul berat molekul tinggi, dan kontaminan mikroorganisme mungkin terakumulasi di permukaan membran UF (34) selama proses filtrasi, yang disebut foulan. Untuk menghilangkan foulan dari membran UF (34), sistem ultrafiltrasi (30) dilengkapi dengan fasilitas backwash yang terdiri dari tangki backwash (38), pompa backwash (39), cartridge backwash (41) dan saluran udara scouring (42). Udara untuk proses scouring dapat berasal dari kompresor udara lansung atau dari jaringan udara tekan atau dari tangki udara. Proses filtrasi dan backwash berlangsung secara bergantian dimana durasi filtrasi selama 30–120 menit dan durasi backwash selama 90–120 detik.

Merujuk pada gambar 3, suatu sistem dan proses untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum sesuai dengan invensi ini, dimana proses backwash dimulai dengan tahap udara scouring selama 30 – 60 detik. Pada tahap ini, katup (36a), katup (36b), katup (36d) dan katup (36e) tertutup, sedangkan katup (36c) dan katup (36f) terbuka. Tahap selanjutnya adalah backwash dan udara scouring bersamaan selama 20–30 detik. Pada tahap ini, katup (36a), katup (36b) dan katup (36d) tertutup, sedangkan katup (36c), katup (36e) dan katup (36f) terbuka. Permeat UF dialirkan dengan pompa backwash (39) melalui cartridge backwash (41) dan saluran (28).

Tahap ketiga adalah bottom backwash selama 20–30 detik, dimana permeat UF dialirkan dengan pompa backwash (39), tetapi udara scouring berhenti. Pada tahap ketiga ini, katup (36a), katup (36b), katup (36c) dan katup (36f) tertutup, sedangkan katup (36d) dan katup (36e) terbuka. Tahap keempat adalah foward flushing selama 10–20 detik, dimana katup (36b), katup (36d), katup (36e) dan katup (36f) tertutup, sedangkan katup (36a) dan 255

260

265

270

275

280

285

(9)

katup (36c) terbuka. Pada tahap keempat ini, pompa UF (32) beroperasi.

Merujuk pada gambar 3, suatu sistem dan proses untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum sesuai dengan invensi ini, dimana sistem ultrafiltrasi (30) dilengkapi dengan Tangki CIP (44).

Jika proses backwash tidak lagi bisa mengembalikan kinerja membran UF (34), diperlukan proses cleaning (CIP) secara kimia.

Proses CIP ini dilakukan dengan mensirkulasikan larutan kimia yang ada dalam Tangki CIP (44) melalui saluran (45) dan (48).

Pastikan bahwa block valve (46) dan (48) dalam posisi terbuka penuh. Lama sirkulasi larutan CIP adalah 1 – 2 jam untuk maintenance CIP dan 4 – 15 jam untuk recovery CIP.

Merujuk pada gambar 4, suatu sistem dan proses untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum sesuai dengan invensi ini, dimana air permeat UF dialirkan ke sistem reverse osmosis (50), tepatnya kedalam tangki umpan RO (51). Air dalam tangki umpan RO (51) dialirkan dengan pompa umpan RO (52) melalui saluran (53) menuju cartridge filter (54) sebelum dinaikkan tekanannya oleh pompa high pressure (55). Air bertekanan dari pompa high pressure (55) dialirkan melalui saluran (56) menuju membran RO stage pertama (57). Air konsentrat dari membran RO stage pertama (57) dialirkan lebih lanjut melalui saluran (58) ke membran RO stage kedua (59). Membran RO (57) dan (59) akan menyaring berbagai padatan terlarut baik organik maupun anorganik dan mikroorganisme seperti bakteri, virus, protozoa, dan lain-lain.

Air hasil penyaringan membran RO (57) yang disebut permeat RO dialirkan melalui saluran (62) menuju sistem disinfeksi.

Merujuk pada gambar 4, dimana sebagai air konsentrat yang keluar dari membran RO stage kedua (59) diresirkulasi melalui saluran (63) dan sebagian lagi dibuang sebagai reject RO melalui saluran (64). Laju air resirkulasi yang diindikasikan oleh Flowmeter (75) dan reject RO oleh Flowmeter (74) diatur dengan regulator valve RV 1 dan RV 2. Perlu dipastikan bahwa pada saat operasi normal, block valve (68a), (68c), dan (68e) terbuka 290

295

300

305

310

315

320

(10)

penuh, sedangkan block valve (68b), (68d), dan (68f) tertutup penuh. Block valve (68f) dapat dibuka jika ingin mengalirkan permeat RO kedalam Tangki CIP (65).

Merujuk pada gambar 4, dimana sistem RO (50) dilengkapi dengan sekurang kurangnya satu unit injeksi larutan antiscalant (69), satu unit injeksi larutan sodium bisulfit/metabisulfit (72), satu tangki larutan CIP (65), satu pompa CIP (66), dan satu cartridge filter CIP (67). Injeksi larutan antiscalant berfungsi untuk menghambat scaling pada membran RO (57) dan (59). Injeksi larutan sodium bisulfit atau metabilsulfit untuk mereduksi klorin bebas. Posisi injeksi larutan antiscalant dan larutan bisulfit/metabilsulfit adalah sebelum cartridge filter (54) supaya tidak ada partikel masuk ke membran RO(57).

Merujuk pada gambar 4, dimana Proses pencucian membran RO (57) dan (59) dilakukan jika kinerja membran sudah turun 10 – 15%. Perlu dipastikan bahwa pada saat sirkulasi larutan pencuci, block valve (68a), (68c), dan (68e) tertutup penuh, sedangkan block valve (68b), (68d), dan (68f) terbuka penuh. Lama sirkulasi larutan CIP adalah 30 – 60 menit untuk maintenance CIP dan 4 – 15 jam untuk recovery CIP.

Merujuk pada gambar 5, suatu sistem dan proses untuk pengolahan air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air minum sesuai dengan invensi ini, dimana sistem disinfektan (80) sekurang-kurangnya terdiri dari satu unit injeksi larutan sodium hipoklorit (81), satu unit injeksi larutan kaustik (82), satu static mixer (83), satu bak disinfeksi (84), pompa transfer (85), dan saluran transfer (86).

Bak disinfeksi (84) dibuat dengan ukuran tertentu agar memberi waktu kontak antara air permeat RO dengan sodium hipoklorit sekurang kurangnya selama 10 menit.

325

330

335

340

345

350

355

(11)

Klaim

1. Sistem dan proses membran terintegrasi untuk produksi air dengan kualitas sesuai Permenkes Nomor 492 tahun 2010 dari air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP melalui suatu tahapan proses yang terdiri dari

a. mengalirkan air efluen STP ke bak air baku (10);

b. mengalirkan air payau dari sumur ke bak air baku (10);

c. memfiltrasi dengan sistem saringan pasir (20) terhadap air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP dari bak air baku (10);

d. memfiltrasi dengan sistem ultrafiltrasi (30) terhadap air filtrat dari sistem saringan pasir (20);

e. memfiltrasi dengan sistem reverse osmosis (50) terhadap air permeat dari sistem ultrafiltrasi (30);

f. mendisinfeksi dengan sistem disinfeksi (80) terhadap air permeat dari sistem reverse osmosis (50).

2. Sistem dan proses menurut klaim 1, yang dimaksud dengan sistem saringan pasir adalah tipe “rapid sand filter” secara down-flow dengan kecepatan penyaringan 1 – 5 gpm/ft2.

3. Sistem saringan pasir menurut klaim 2, dimana media saringan menggunakan silica sand mesh 18–30 (24a) yang disangga dengan gravel (24b).

4. Sistem dan proses menurut klaim 1, yang dimaksud dengan sistem ultrafiltrasi sekurang-kurangnya terdiri dari

a. satu tangki umpan UF;

b. satu pompa UF;

c. satu membran UF;

d. satu tangki backwash;

e. satu pompa backwash;

f. satu cartridge backwash;

g. enam valve automatik;

h. satu set kontrol panel;

i. perpipaan.

5. Sistem ultrafiltrasi menurut klaim 4, yang dimaksud dengan membran UF memiliki ukuran pori berkisar antara 40–120 kDa.

360

365

370

375

380

385

390

395

(12)

6. Sistem dan proses menurut klaim 1, yang dimaksud dengan sistem reverse osmosis sekurang-kurangnya terdiri dari

a. satu tangki umpan RO;

b. satu pompa umpan RO;

c. satu CF umpan RO;

d. satu pompa HPP RO;

e. satu membran RO;

f. satu unit dosing antiscalant;

g. satu unit dosing SMBS/bisulfit;

h. satu tangki CIO;

i. satu pompa CIP;

j. satu CF CIP;

k. dua regulator valve manual;

l. enam block valve manual;

m. satu set kontrol panel;

n. perpipaan

7. Sistem reverse osmosis menurut klaim 6, yang dimaksud dengan membran RO adalah tipe BWRO.

8. Sistem dan proses menurut klaim 1, yang dimaksud dengan sistem disinfeksi sekurang-kurangnya terdiri dari

a. satu unit dosing hipoklorit;

b. satu unit dosing kaustik;

c. satu satic mixer;

d. satu tangki disinfeksi;

e. satu pompa transfer;

f. satu set kontrol panel;

g. perpipaan.

9. Sistem disinfeksi menurut klaim 8, yang dimaksud dengan tangki disinfeksi dapat menyediakan waktu kontak antara 10–20 menit.

400

405

410

415

420

425

430

(13)

Abstrak

SISTEM DAN PROSES MEMBRAN TERINTEGRASI UNTUK PENGOLAHAN CAMPURAN AIR PAYAU DAN AIR EFLUEN STP MENJADI AIR MINUM

Invensi ini berkaitan dengan suatu proses dan sistem untuk pengolahan campuran air payau dan air efluen STP menjadi air yang memenuhi standar Permenkes No. 492, tahun 2010. Proses dan sistem sesuai invensi ini sekurang-kurangnya terdiri dari satu tahap pengaliran air efluen STP ke bak air baku, satu tahap pengaliran air payau dari sumur ke bak air baku, satu tahap filtrasi dengan sistem saringan pasir terhadap air baku yang merupakan campuran air payau dan air efluen STP, satu tahap filtrasi dengan ultrafiltrasi terhadap air filtrat dari saringan pasir, satu tahap filtrasi dengan sistem reverse osmosis terhadap air filtrat dari ultrafiltrasi, dan satu tahap proses disinfeksi terhadap air filtrat dari sistem reverse osmosis.

Aplikasi sistem dan proses sesuai invensi ini tidak hanya menjamin ketersediaan air layak konsumsi, tetapi juga memberikan penghematan biaya untuk bayar air dan mengurangi jumlah air limbah yang dibuang ke lingkungan, dan memanfaatkan air asin.

Sistem dan proses sesuai invensi ini dapat menjadi solusi yang ekonomis untuk penyediaan air bagi hotel atau mall atau kawasan perumahan yang berlokasi di daerah pesisir (pinggir pantai).

435

440

445

450

455

460

(14)

Gb. 1

(15)
(16)
(17)
(18)

Gb 5

Referensi

Dokumen terkait

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -7 - Keterangan: Kelas satu merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, danlatau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ketersediaan air baku untuk air minum di Sungai Lematang, mengetahui jumlah air bersih penduduk di Kecamatan Sungai Rotan dan merencanakan