PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA MATERI BILANGAN PECAHAN UNTUK
SISWA KELAS VII SMPN 27 PADANG
Lisa Gustia Dewi*), Anna Cesaria**), Melisa**)
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research is motivated by the teaching materials are yet to build students' knowledge in finding a concept, so students just memorize concepts presented.
therefore was developed teaching materials that engage students actively.
Teaching materials developed are module based Realistic Mathematics Education.
This study aims to determine how the validity and practicalities of module based Realistic Mathematics Education. This type of research is the development by using 4-D model in this study uses only 3 stages, namely stages Define, Design and Develop. Data were analyzed by using percentage and processed descriptively. The validity results of Module based Realistic Mathematics Education are very valid criteria with a percentage of 83.3%. Test the practicalities of the teacher are very practical criteria with a percentage of 91.5%
and test the practicalities of the students are very practical criteria with a percentage of 90.7%. Can be concluded that Module based Realistic Mathematics Education on the material Numbers Fractions have very valid and very practical.
Keywords: Development, Modules, Realistic Mathematics Education, Numbers Fractions
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang membentuk pola pikir logis, kritis, dan sistematis yang dipelajari sekolah dasar dan menengah. Tujuan pembelajaran matematika adalah mewujudkan manusia yang mampu berkompetensi di masyarakat luas dan diharapkan dapat menumbuh kembangkan
kemampuan siswa dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
Namun, pada umumnya yang terjadi banyak siswa yang menginginkan proses pencapaian tujuan secara cepat dan mengabaikan kerja keras, sehingga membuat siswa menghafal dan tidak memperhatikan bagaimana proses untuk mendapatkan hasilnya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 1 mei 2015 di SMPN 27 Padang, siswa sudah menggunakan buku teks pada saat pembelajaran. Buku teks tersebut berisikan uraian materi, contoh soal dan latihan. Buku teks yang digunakan belum memfasilitasi siswa untuk menemukan konsep dari materi yang diajarkan secara mandiri, sehingga siswa terbiasa menghafal konsep tetapi belum bisa memahami konsep.
Melihat permasalahan yang ada, maka di perlukan suatu bahan ajar yang mampu memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri dan memudahkan siswa dalam menemukan konsep matematika.
Modul merupakan bahan ajar mandiri yang disusun secara sistematis dan menarik. Menurut Nasution (2010 : 2005) “modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang telah di rumuskan secara khusus dan jelas”.
Menurut Daryanto (2013:9) modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat lima tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing masing.
Pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan agar menghasilkan modul yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Menurut Daryanto (2013 : 9) karakteristik modul tersusun sebagai berikut :
1) Self Intruction 2) Self contained
3) Berdiri Sendiri (Stand Alone) 4) Adiptif
5) Bersahabat atau Akrab ( User Frendly )
Pendidikan matematika realistik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika belanda.
Kata realistik sering disalahartikan sebagai “real-world”, yaitu dunia nyata. Banyak pihak yang menganggap bahwa pendidikan matematika realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang harus menggunakan kehidupan sehari-hari.
suatu masalah realistik tidak harus selalu berupa masalah yang ada di dunia nyata (real-world problem) dan bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Suatu masalah disebut “realistik” jika masalah tersebut dapat dibayangkan (imagineable) atau nyata (real) dalam pikiran siswa.
Menurut Treffers dalam Wijaya (2011: 21) lima karakteristik pendidikan matematika realistik yaitu:
1. Penggunaan konteks 2. Penggunaan model
3. Pemanfaatan hasil kontruksi siswa 4. Interaktivitas
5. Keterkaitan
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul berbasis
pendidikan matematika realistik pada materi bilangan pecahan untuk siswa kelas VII SMPN 27 Padang yang valid dan praktis.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Nur Azizah, Rahmi, Yulyanti Harisman, (2014) dengan judul “Pengembangan Modul Berbasis Realistik Untuk Materi Pecahan Pada Pembelajaran Matematika Kelas V MIN Korong Gadang Kecamatan Kuranji”
Penelitian pengembangan ini menghasilkan bahan ajar yang valid dan praktis pada materi pecahan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 24 Padang pada tanggal 2-4 Oktober 2015 sampai 9 September 2015.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan adalah modul berbasis realistik untuk materi bilangan pecahan. Menurut Borg dalam Sugiyono (1988: 9)
”Penelitian dan pengembangan (research and development) merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Instumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, angket dan pedoman wawancara. Lembar validasi digunakan untuk mengetahui apakah modul dan istrumen yang telah dirancang valid atau tidak.
Angket bertujuan untuk mengetahui praktikalitas penggunaan modul yang telah dirancang. Pedoman wawancara bertujuan untuk mengetahui praktikalitas penggunaan modul di kelas
Pada penelitian ini yang menjadi subjek uji coba adalah siswa SMP yang berusia 13-15 tahun, dan berada pada tahap operasi formal.
Hasil validasi modul di analisis dengan analisis deskriptif. Analisis berdasarkan lembar validasi dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini.
a. Memberikan skor jawaban dengan kriteria yang berdasarkan skala
Likert dalam Arikunto (2010:
180).
SS = sangat setuju (Bobot 4) S = setuju (Bobot 3) TS = tidak setuju (Bobot 2) STS = sangat tidak setuju
(Bobot 1)
b. Menentukan skor tertinggi
Skor tertinggi = jumlah validator x jumlah indikator x skor maksimum.
c. Menentukan jumlah skor dari masing-masing validator dengan menjumlahkan semua skor yang diperoleh dari masing-masing indikator.
d. Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masing-masing validator.
e. Penentuan nilai validitas dengan cara:
Nilai validitas (V) =
x 100%
Memberikan penilaian validitas dengan kriteria yang dimodifikasi dari Riduwan (2012: 89) pada tabel berikut ini
.
Tabel Kriteria validitas Persentarse
( % )
Kriteria
75% 100% Sangat valid 50% 75% Valid 25% 50% Tidak valid
25% Sangat tidak valid
Analisis data praktikalitas dilakukan dengan pemberian angket dan wawancara. Data uji praktikalitas modul dianalisis dengan persentase (%) menggunakan rumus:
Nilai praktikalitas (P) = X 100 %
Tabel Kriteria Interpretasi Angket Persentase (%) Kriteria
25 Sangat tidak praktis 25 50 Tidak praktis 50 75 Praktis
75 100 Sangat praktis Sumber: Riduwan (2012: 89)
Hasil wawancara dengan siswa dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif (Miles dan Huberman/1992: 16) yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pada tahap pendefenisian dilakukan analisis silabus dan diperoleh bahwa pada proses pembelajaran kompetensi dasar yang ke tiga tidak diuraikan dalam materi pada bahan ajar yang digunakan guru dan siswa. Siswa mengalami kesulitan dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Hasil Wawancara guru dan siswa diperoleh kesimpulan bahwa bahan ajar yang dimiliki masih sedikit dan belum mampu membantu dalam menemukan konsep serta belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep matematika siswa.
Pada tahap perancangan ini, dirancanglah suatu modul berbasis pendidikan matematika realistik pada materi bilangan pecahan untuk siswa kelas VII SMPN 27 Padangdengan 4 kegiatan belajar.
Tabel Hasil Validasi
Aspek Validasi
Persen- Tase
Krite- ria Aspek materi
dalam modul
90,6 Sangat Valid Aspek penyajian
pada modul
63,2 Valid Aspek bahasa
dan keterbacaan pada modul
83,3 Sangat Valid Persentase 79 Sangat
Valid Tabel di atas menunjukkan bahwa Modul berbasis pendidikan matematika realistik pada materi bilangan pecahan untuk siswa kelas VII SMPN 27 Padang dikategorikan sangat valid.
Tabel Hasil Praktikalitas Aspek
praktikalitas
Persen- Tase
Krite- ria Kemudahan
penggunaan modul
98,9 Sangat praktis Waktu yang
diperlukan
87,5 Sangat praktis Mudah di
interprestasikan
91,6 Sangat praktis Memiliki
ekivalensi yang sama
87,5 Sangat praktis Persentase 91,3 Sangat praktis Tabel di atas menunjukkan bahwa Modul berbasis pendidikan matematika realistik pada materi
bilangan pecahan untuk siswa kelas VII SMPN 27 Padang dikategorikan sangat praktis.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Modul berbasis Pendidikan Matematika Realistik yang dikembangkan sudah valid dan praktis. Modul memiliki kriteria sangat valid dengan persentase 83,3%. uji praktikalitas oleh guru pada kriteria sangat praktis dengan persentase 91,5% dan uji praktikalitas oleh siswa pada kriteria sangat praktis dengan persentase 90,7%.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, (2013), menyusun modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam mengajar.
Yogyakarta : gava media Nasution.S. 2010. Berbagai
Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Penulis Pemula. Bandung: Alfabeta
Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik, Yogyakarta: Ghana Ilmu