• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

60 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan pada PT Satra Kinang Ristu mengenai turnover intention dilihat dari stres kerja dan kepuasan kerja. Untuk lebih jelasnya mengenai penelitian dapat dilihat pada sub-sub bab berikut ini:

5.1.1 Karakteristik Responden

Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap karyawan PT Satra Kinang Ristu yang berjumlah 70 orang responden. Data mengenai karakteristik dari responden disajikan sebagai berikut:

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Pria 49 70,0%

2 Wanita 21 30,0%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Olahan Kuesioner

Berdasarkan jenis kelamin seperti disajikan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin pria, yaitu dengan persentase sebanyak 70,0%. Sedangkan sisanya yaitu wanita dengan presentase sebanyak 30,0%.

(2)

61

2. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SMA 11 15,7%

2 D3 17 24,3%

3 S1 34 48,5%

4 S2 8 11,5%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Olahan Kuesioner

Berdasarkan pendidikan terakhir seperti disajikan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki pendidikan terakhir S1, yaitu dengan persentase sebanyak 48,5%. Sedangkan sisanya yaitu D3 dengan persentase sebanyak 24,3%, S2 dengan persentase sebanyak 11,5%, dan SMA dengan persentase sebanyak 15,7%.

3. Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja No Lama Bekerja Frekuensi Persentase

1 ≤ 3 tahun 45 64,3%

2 > 3 tahun 25 35,7%

Total 70 100%

Sumber: Hasil Olahan Kuesioner

(3)

62

Berdasarkan lama bekerja seperti disajikan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini telah bekerja selama kurang dari atau setara 3 tahun, yaitu dengan persentase sebanyak 64,3%. Sedangkan sisanya yaitu telah bekerja selama lebih dari 3 tahun, yaitu dengan persentase sebanyak 35,7%.

5.1.2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil penelitian berikut ini akan diuraikan hasil pengujian validitas dan reliabilitas pada kuesioner penelitian.

5.1.2.1 Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana sebuah kuesioner dapat digunakan untuk mengukur suatu variabel. Asumsi yang digunakan dalam uji validitas adalah dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Dalam hal ini diperoleh r tabel untuk jumlah 70 sampel = 0,235. Jika r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid. Hasil uji validitas untuk pengukuran masing-masing variabel ditunjukan sebagai berikut:

Tabel 5.4

Hasil Uji Validitas Stres Kerja Item rhitung rtabel Keputusan

P1 0.591 0.235 Valid

P2 0.467 0.235 Valid

P3 0.345 0.235 Valid

P4 0.708 0.235 Valid

P5 0.857 0.235 Valid

P6 0.888 0.235 Valid

Sumber: Hasil Output SPSS

Hasil pengujian validitas item kuesioner menunjukan bahwa seluruh item pernyataan dalam setiap variabel stres kerja memiliki nilai r hitung di atas 0.235

(4)

63

sebagai nilai batas suatu item kuesioner penelitian. Sehingga dapat dikatakan bahwa item kuesioner variabel stres kerja valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.

Tabel 5.5

Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja Item rhitung rtabel Keputusan

P1 0.671 0.235 Valid

P2 0.736 0.235 Valid

P3 0.561 0.235 Valid

P4 0.520 0.235 Valid

P5 0.412 0.235 Valid

P6 0.805 0.235 Valid

P7 0.563 0.235 Valid

P8 0.336 0.235 Valid

P9 0.582 0.235 Valid

P10 0.668 0.235 Valid

Sumber: Hasil Output SPSS

Hasil pengujian validitas item kuesioner menunjukan bahwa seluruh item pernyataan dalam setiap variabel kepuasan kerja memiliki nilai r hitung di atas 0.235 sebagai nilai batas suatu item kuesioner penelitian. Sehingga dapat dikatakan bahwa item kuesioner variabel kepuasan kerja valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.

Tabel 5.6

Hasil Uji Validitas Turnover Intention Item rhitung rtabel Keputusan

P1 0.732 0.235 Valid

P2 0.748 0.235 Valid

P3 0.450 0.235 Valid

P4 0.848 0.235 Valid

P5 0.739 0.235 Valid

P6 0.813 0.235 Valid

Sumber: Hasil Output SPSS

(5)

64

Hasil pengujian validitas item kuesioner menunjukan bahwa seluruh item pernyataan dalam setiap variabel turnover intention memiliki nilai r hitung di atas 0.235 sebagai nilai batas suatu item kuesioner penelitian. Sehingga dapat dikatakan bahwa item kuesioner variabel turnover intention valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.

5.1.2.2 Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat sejauh mana konsistensi suatu instrumen, yang jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Kriteria uji realibilitas adalah dengan uji statistik Cronbach’s Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka dinyatakan reliabel. Adapun hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 5.7 Hasil Uji Realibilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Jumlah Item Keputusan

Stres Kerja 0.767 6 Reliabel

Kepuasan Kerja 0.680 10 Reliabel

Turnover Intention 0.742 6 Reliabel

Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data yang dikumpulkan melalui instrumen tersebut dinyatakan reliabel karena nilai cronbach’s alpha dari masing-masing variabel lebih besar dari 0.60. Sehingga alat ukur tersebut memiliki reliabilitas atau dapat dipercaya.

5.1.3 Hasil Penelitian Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana tanggapan responden mengenai stres kerja, kepuasan kerja, dan turnover intention pada PT

(6)

65

Satra Kinang Ristu. Adapun tanggapan tersebut akan dideskripsikan pada analisis sebagai berikut:

5.1.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Stres Kerja

Variabel stres kerja memiliki 3 dimensi, yaitu gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku. Berdasarkan data yang diperoleh dari sebaran jawaban kuesioner kepada 70 responden mengenai stres kerja, maka diperoleh informasi sebagai berikut:

Tabel 5.8

Tanggapan Responden Mengenai Stres Kerja Secara Keseluruhan

No. Pernyataan Skor Rata-

rata Ketegori Ambiguitas Peran

1 Saya tidak mengetahui dengan jelas tanggung

jawab maupun peran saya di perusahaan ini. 264 3,77 Tinggi 2 Saya tidak memahami tujuan dari pekerjaan

yang saya lakukan. 259 3,70 Tinggi

Pengembangan Karir

3 Perusahaan memberikan kesempatan berkarir

yang adil bagi setiap karyawan. 215 3,07 Kurang

4 Saya memiliki peluang yang terbuka untuk

meningkatkan karir. 217 3,10 Kurang

Hubungan Kerja

5 Atasan tidak memberikan arahan atas setiap

pekerjaan yang dilakukan. 241 3,44 Tinggi

6 Adanya kepedulian yang rendah antar sesama

karyawan. 240 3,43 Tinggi

Rata-rata Keseluruhan 3,42 Tinggi

Sumber: Olahan Kuesioner

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui tingkat jawaban responden pada setiap item pertanyaan dengan interval sebagai berikut:

(7)

66 Tabel 5.9 Interval Stres Kerja Interval Interpretasi 1,00 – 1,79 Sangat Rendah

1,80 – 2,59 Rendah

2,60 – 3,39 Kurang

3,40 – 4,19 Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat Tinggi Sumber: Sugiyono (2017:94)

Tabel 5.8 menjelaskan bahwa tanggapan responden mengenai stres kerja pada PT Satra Kinang Ristu secara keseluruhan berada dalam kategori tinggi dengan rata-rata 3,42, karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Kondisi ini memberikan kesan bahwa ketegangan yang dirasakan oleh karyawan yang berakibat pada ketidakmampuan karyawan untuk berinteraksi secara positif di lingkungan pekerjaannya dapat dikatakan tinggi. Hal ini perlu diperhatikan oleh pihak manajamen perusahaan, sebab menurut Hasibuan (2018:170), sres kerja terjadi karena adanya ketidakseimbangan psikologis yang dialami oleh karyawan, jika tidak diatasi dapat berpengaruh terhadap emosi serta jalan pikiran karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.

Pernyataan dengan skor tertinggi terdapat pada pernyataan no. 1 dengan skor 3,77 yang menyatakan “saya tidak mengetahui dengan jelas tanggung jawab maupun peran saya di perusahaan ini”. Artinya karyawa tidak mengetahui wewenang yang mereka miliki dalam bekerja. Akan tetapi terdapat pernyataan dengan skor terendah pada pernyataan no. 3 yang menyatakan “perusahaan memberikan kesempatan berkarir yang adil bagi setiap karyawan” dengan skor 3,07. Artinya meskipun peluang untuk meningkatkan karir terbuka, akan tetapi belum diterapkan secara adil berdasarkan kinerja dan produktivitas.

3,42

(8)

67

5.1.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Kerja

Variabel kepuasan kerja memiliki 5 dimensi, yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji/upah, promosi, pengawasan, dan rekan kerja. Berdasarkan data yang diperoleh dari sebaran jawaban kuesioner kepada 70 responden mengenai kepuasan kerja, maka diperoleh informasi sebagai berikut:

Tabel 5.10

Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Kerja Secara Keseluruhan

No. Pernyataan Skor Rata-

rata Ketegori Pekerjaan itu Sendiri

1 Saya mencintai peran saya di perusahaan ini. 205 2,93 Kurang 2 Suasana kondusif di kantor membuat saya

senang dalam bekerja. 221 3,16 Kurang

Gaji/upah

3 Saya merasa cukup dengan imbalan balas jasa

yang diberikan perusahaan. 267 3,81 Tinggi

4 Imbalan yang saya terima sesuai dengan hasil

kerja yang saya capai. 248 3,54 Tinggi

Promosi

5 Saya diberikan peluang untuk

mengembangkan karir di perusahaan ini. 223 3,19 Kurang 6 Promosi jabatan diberikan atas dasar kinerja,

bukan senioritas. 219 3,13 Kurang

Pengawasan

7 Saya diberikan bimbingan maupun

pengarahan dalam bekerja. 214 3,06 Kurang

8 Atasan memiliki kepedulian yang tinggi

perilaku saya dalam bekerja. 244 3,49 Tinggi

Rekan Kerja

9 Saya memiliki rekan-rekan kerja yang

kooperatif dalam bekerja. 227 3,24 Kurang

10 Saya memiliki tim kerja yang mendukung

efektivitas kerja. 234 3,34 Kurang

Rata-rata Keseluruhan 3,29 Kurang

Sumber: Olahan Kuesioner

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui tingkat jawaban responden pada setiap item pertanyaan dengan interval sebagai berikut:

(9)

68 Tabel 5.11

Interval Kepuasan Kerja Interval Interpretasi 1,00 – 1,79 Sangat Rendah

1,80 – 2,59 Rendah

2,60 – 3,39 Kurang

3,40 – 4,19 Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat Tinggi Sumber: Sugiyono (2017:94)

Tabel 5.10 menjelaskan bahwa tanggapan responden mengenai kepuasan kerja pada PT Satra Kinang Ristu secara keseluruhan berada dalam kategori kurang dengan rata-rata 3,29, karena berada pada interval 2,60 – 3,39. Kondisi ini memberikan kesan bahwa keadaan emosional mengenai apakah karyawan memandang pekerjaan mereka menyenangkan belum dapat dikatakan tiinggi. Pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan hal ini, sebab menurut Sutrisno (2019:75), ketidakpuasan karyawan disebebkan oleh adanya imbalan yang tidak setimpal dari bermacam-macam aspek situasi di tempat mereka bekerja, karyawan yang puas adalah karyawan yang mendapatkan hasil dari pencapaian tujuan kerja, penempatan, perlakuan, dan suasana lingkungan kerja yang baik.

Pernyataan dengan skor tertinggi terdapat pada pernyataan no. 3 dengan skor 3,81 yang menyatakan “saya merasa cukup dengan imbalan balas jasa yang diberikan perusahaan”. Artinya besaran gaji bukanlah faktor utama yang menjadi penentu ketidakpuasan karyawan dalam bekerja, sebagaimana pemberian balas jasa yang dirasa cukup bagi karyawan. Adapun pernyataan dengan skor terendah terdapat pada pernyataan no. 1 yang menyatakan “saya mencintai peran saya di perusahaan ini” dengan skor 2,92. Artinya karyawan cenderung tidak menyukai apa yang mereka kerjakan di perusahaan sehingga kepuasan kerjanya rendah,

3,29

(10)

69

penyebabnya dikarenakan adanya tuntutan kerja yang tinggi serta adanya beban pekerjaan yang di luar jobdesk.

5.1.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Turnover Intention

Variabel turnover intention memiliki 3 dimensi, yaitu niat untuk keluar, niat untuk mencari pekerjaan lain, dan pikiran untuk berhenti. Berdasarkan data yang diperoleh dari sebaran jawaban kuesioner kepada 70 responden mengenai turnover intention, maka diperoleh informasi sebagai berikut:

Tabel 5.12

Tanggapan Responden Mengenai Turnover Intention Secara Keseluruhan

No. Pernyataan Skor Rata-

rata Ketegori Niat untuk Keluar

1 Timbul niat saya untuk keluar dari perusahaan

ini. 245 3,50 Tinggi

2 Timbul pemikiran saya untuk tidak

melanjutkan pekerjaan saat ini. 251 3,59 Tinggi Niat untuk Mencari Pekerjaan Lain

3 Saya memiliki keinginan untuk mendapatkan

pekerjaan yang lebih baik. 282 4,03 Tinggi

4 Saya membandingkan pekerjaan saat ini

dengan peluang jika bekerja di tempat lain. 250 3,57 Tinggi Pikiran untuk Berhanti

5 Timbul pemikiran saya untuk pindah kerja

dalam waktu dekat. 233 3,33 Kurang

6 Timbul pemikiran saya untuk mengundurkan

diri dari perusahaan dengan segera. 218 3,11 Kurang

Rata-rata Keseluruhan 3,52 Tinggi

Sumber: Olahan Kuesioner

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui tingkat jawaban responden pada setiap item pertanyaan dengan interval sebagai berikut:

(11)

70 Tabel 5.13

Interval Turnover Intention Interval Interpretasi 1,00 – 1,79 Sangat Rendah

1,80 – 2,59 Rendah

2,60 – 3,39 Kurang

3,40 – 4,19 Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat Tinggi Sumber: Sugiyono (2017:94)

Tabel 5.12 menjelaskan bahwa tanggapan responden mengenai turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu secara keseluruhan berada dalam kategori

tinggi dengan rata-rata 3,52, karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Kondisi ini memberikan kesan bahwa keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan dan keinginan untuk pindah kerja namun belum diwujudkan dengan tindakan nyata karyawan keluar dari perusahaan dapat dikatakan tinggi. Pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan hal ini, sebab menurut Handoko (2016:193), turnover intention muncul ketika karyawan berkeinginan untuk mendapatkan

pekerjaan yang lebih baik. Bobot pekerjaan yang tinggi, pembayaran yang rendah, kurangnya kesempatan promosi, atasan yang acuh, serta ketidaksesuaian antara apa yang diperoleh oleh individu dengan apa yang disediakan oleh organisasi menjadi faktor yang menyebabkan turnover intention.

Pernyataan dengan skor tertinggi terdapat pada pernyataan no. 3 dengan skor 4,03 yang menyatakan “saya memiliki keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.”. Artinya jika karyawan mendapatkan kesempatan bekerja yang lebih baik, mereka tidak akan memiliki keraguan lagi untuk meninggalkan perusahaan. Adapun pernyataan dengan skor terendah terdapat pada pernyataan no. 6 yang menyatakan “timbul pemikiran saya untuk mengundurkan

3,52

(12)

71

diri dari perusahaan dengan segera” dengan skor 3,11. Artinya satu-satunya alasan mengapa karyawan memilih untuk bertahan di perusahaan saat ini adalah belum adanya kesempatan bekerja di tempat lain, oleh karena itu karyawan cenderung mengurungkan niat mereka untuk mengundurkan diri dengan segera.

5.1.4 Hasil Penelitian Verifikatif

Hipotesis yang diajukan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh antara stres kerja dan kepuasan kerja terhadap turnover intention baik secara parsial maupun simultan. Adapun hasil penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut:

5.1.4.1 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan terbebas dari adanya gejala normalitas dan multikolinieritas.

Untuk itu sebelum melakukan pengujian hipotesis dan analisis regresi linear, harus dilakukan uji klasik terlebih dahulu. Berikut adalah hasil pengujian terhadap asumsi-asumsi tersebut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen atau dependen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka model regresi dapat digunakan. Jika signifikan lebih besar dari alpha 5% maka menunjukkan distribusi data normal. Berikut adalah hasil pengolahan uji normalitas.

(13)

72 Tabel 5.14 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 70

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .4275561

Most Extreme Differences Absolute .071

Positive .080

Negative -.071

Test Statistic .069

Asymp. Sig. (2-tailed) .300c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel di atas diperoleh tingkat signifikansi pada variabel penelitian adalah terdistribusi normal, dikarenakan besarnya tingkat signifikansi pada variabel berada diatas α = 0,05 (0.300 > 0.05). Hal ini menunjukkan pada sampel penelitian terdistribusi normal pada taraf tingkat kesalahan 5%.

2. Uji Mulikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen.

Model regresi yang baik yaitu tidak terdapatnya multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Adapun uji multikoloniearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF. Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilaiVIF lebih kecil dari 10, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak terdapat

(14)

73

multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.15

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

SK .714 1.156

KK .714 1.156

a. Dependent Variable: TO

Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel d iatas, didapat nilai tolerance berada di atas 0,1 dan nilai VIF berada di bawah 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas di antara variabel bebas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Dinyatakan terbebas dari heteroskedasitisitas bila nilai signifikan lebih besar dibandingkan alpha 0,05.

(15)

74 Tabel 5.16

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .170 .052 1.718

SK .337 .276 .283 4.382 .057 .714 1.156

KK .208 .109 .188 3.174 .061 .714 1.156

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa semua variabel independen memiliki signifikansi di atas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi dengan menggunakan Uji Glejser tidak mempunyai permasalahan heteroskedastisitas.

5.1.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja terhadap turnover intention. Berikut hasil pengujian regresi linier berganda:

Tabel 5.17

Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

B Std. Error Beta Sig.

1 (Constant) .123 .252 1.718 .001

SK .544 .245 .527 4.340 .015

KK -.236 .183 -.310 -2.986 .007

a. Dependent Variable: TO

Sumber: Hasil Output SPSS

(16)

75

Berdasarkan hasil pada tabel diatas maka dapat diformulasikan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0,123 + 0,544X1 - 0,236X2

Dimana:

Y = Turnover Intention

a = Konstanta

X1 = Stres Kerja X2 = Kepuasan Kerja

Dari persamaan yang diperoleh dapat dijelaskan makna dan arti dari koefisien regresi dari masing-masing variabel yaitu:

a = 0,123 artinya jika stres kerja dan kepuasan kerja sama dengan nol (0), maka turnover intention akan bernilai sebesar 0,123.

b1 = 0,544 bertanda positif artinya jika stres kerja meningkat dengan asumsi variabel lainnya konstan, maka turnover intention akan ikut meningkat sebesar 0,544.

b2 = 0,236 bertanda negatif artinya jika kepuasan kerja meningkat dengan asumsi variabel lainnya konstan, maka turnover intention akan menurun sebesar 0,236.

5.1.4.3 Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengukur seberapa kuat hubungan antara variabel stres kerja, kepuasan kerja, dan turnover intention.

Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan, secara rinci ditunjukan oleh tabel berikut:

(17)

76 Tabel 5.18

Analisis Koefisien Korelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .757a .573 .580 .476121

a. Predictors: (Constant), KK, SK b. Dependent Variable: TO

Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,757. Kemudian disajikan pedoman interpretasi koefisien korelasinya yaitu sebagai berikut:

Tabel 5.19

Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2018:184)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa keeratan hubungan antara variabel stres kerja, kepuasan kerja, dan turnover intention termasuk kriteria kuat yang berada pada interval 0,60 – 0,799.

5.1.4.4 Analisis Koefisien Determinasi

Besaran kontribusi pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja terhadap turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu ditunjukkan melalui koefisien determinasi. Berikut adalah hasil perhitungan koefisien determinasi:

0,757

(18)

77 Tabel 5.20

Analisis Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .757a .573 .580 .476121

a. Predictors: (Constant), KK, SK b. Dependent Variable: TO

Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa koefisien determinasi (R square) adalah sebesar 0,573 atau 57,3%. Artinya stres kerja dan kepuasan kerja memiliki kontribusi pengaruh terhadap turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu sebesar 57,3% dan sisanya sebesar 42,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.1.5 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai pengujian hipotesis secara parsial (Uji t), dan pengujian hipotesis secara simultan (Uji F), yaitu sebagai berikut:

5.1.5.1 Pengujian Hipotesis secara Parsial

Pengujian hipotesis parsial (uji t) dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat dengan menggunakan tingkat keyakinan alpha (α) sebesar 5%. Kemudian dibandingkan antara thitung dengan ttabel. Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis parsial (uji t) adalah sebagai berikut:

(19)

78

1. Menentukan penerimaan dan penolakan dugaan atas hipotesis yang diajukan, dengan kriteria pengujian:

- Apabila nilai thitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima - Apabila nilai thitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak 2. Penentuan hipotesis:

H1 : Terdapat pengaruh antara stres kerja terhadap turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara stres kerja terhadap turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu

H2 : Terdapat pengaruh antara kepuasan kerja terhadap turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu

Ho : Tidak erdapat pengaruh antara kepuasan kerja terhadap turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu

3. Menentukan t tabel:

Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% dan degree of freedom (df) untuk menguji pengaruh df = n –2, maka dapat dilihat nilai t tabel untuk menguji 2 (dua) arah dengan 70 responden adalah 1,995.

4. Pengujian:

Berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut ini adalah hasil yang didapat berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan:

(20)

79 Tabel 5.21

Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

B Std. Error Beta Sig.

1 (Constant) .123 .252 1.718 .001

SK .544 .245 .527 4.340 .015

KK -.236 .183 -.310 -2.986 .007

a. Dependent Variable: TO

Sumber: Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil pengujian untuk variabel stres kerja (X1) diperoleh nilai t hitung sebesar 4,340 dan ttable sebesar 1,995.

Dikarenakan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (4,340 > 1,995) dengan nilai signifikansi 0,015 < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya stres kerja berpengaruh signifikan terhadap turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pula hasil pengujian untuk variabel kepuasan kerja (X2) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,986 dan ttable sebesar 1,995. Dikarenakan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,986 > 1,995) dengan nilai signifikansi 0,007 < 0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima. Artinya kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu.

5.1.5.2 Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis simultan (uji F) dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara simultan/bersama-sama terhadap variabel terikat. Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Menentukan penerimaan dan penolakan dugaan atas hipotesis yang diajukan, dengan kriteria pengujian:

(21)

80

- Apabila nilai Fhitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima - Apabila nilai Fhitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak 2. Penentuan hipotesis:

H3 : Terdapat pengaruh antara stres kerja dan kepuasan kerja terhadap turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara stres kerja dan kepuasan kerja terhadap turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu

3. Menentukan F tabel:

Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%, maka dapat dilihat nilai F tabel untuk menguji 2 (dua) arah dengan 70 responden adalah 3,13.

4. Pengujian:

Berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut ini adalah hasil yang didapat berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan:

Tabel 5.22

Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.427 2 3.815 27.204 .000b

Residual 4.190 67 .173

Total 10.617 69

a. Dependent Variable: TO b. Predictors: (Constant), KK, SK

Sumber: Hasil Output SPSS

Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai Fhitung adalah 27,204 dimana hasil tersebut lebih besar dari Ftabel (27,204 > 3,13) maka H3 diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan tabel di atas didapat pula nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Maka dapat disimpulkan

(22)

81

bahwa secara bersama-sama stres kerja dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap turnover intention pada PT Satra Kinang Ristu.

Referensi

Dokumen terkait

Ramalina fastigiata berwarna hijau, jenis lichenes ini berbentuk fruticose, morfologi thallusnya yang flattened (pipih) dan memiliki warna yang sama pada

dalam proses penyusunan tulisan ini pula, banyak pihak yang memberikan dukungan sosial terhadap penulis dalam menghadapi hambatan yang ditemui dalam penyusunan karya

were used in the extractions. Olubuyide, and J.L. Proceedings of the ECS Symposium on SiGe: Materials, Processing and Devices, October 2004, PV 2004 7, pp. With permission.).. of the

Lalu diberikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar dengan dosis yang sama untuk semua petak tanam yaitu ± 40 ton/ha... 12

Untuk dapat mengurangi dampak keterlambatan dan pembengkakan biaya proyek dapat diusulkan program crashing yang dilakukan pada pekerjaan yang ada di jalur kritis

Demikian juga halnya dengan prevalensi hipertensi, lebih tinggi pada perokok aktif (22.1% pada laki- laki dan 38.3% pada perempuan) dibandingkan pada populasi yang tidak merokok

Verifier 3.5.1. Ketersedian prosedur pengelolaan flora yang dilindungi mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Sedang Prosedur Pengelolaan flora dilindungi yang

Limbah cair kelapa sawit memilik kandungan yang sangat tinggi bahan organik degradable, karena pada saat proses pengolahan ekstraksi minyak kelapa sawit tidak