• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan modul pembelajaran berbasis

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan modul pembelajaran berbasis"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PADA MATERI STATISTIKA KELAS VII MTsN KURANJI PADANG

Oleh

Debi Ayu Lestari*), Rina Febriana**), Dewi Yuliana Fitri**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Teaching material that used by students during math learning do not give opportunity to students in contruction self concept. Besides, it doesn’t guide students to find the way to give material in the text book in math learning less variation. In hadling the problem , it can be done with developing teaching material such as module base on contextual teaching and learning validly and practically for statistic material at VII grade students. The research used developing research , it is done by using IDI (Intructional Develop Institute). It define step, it is done by analizing sylabus and teaching material that used by the teacher. Module had been validated by one indonesia lecture and ane math teacher. That, it is done practice theartment at islamic junior hight school kuranji padang VII grade students. It is done to see practicality in using module. The result showed that module in math learning base on contextual teaching and learning have been devolped was valid. Base on questioner have been given to student in seeing practicallity was including to practice category. It meens that, module which is used have been practice, interest, and bonefit for teacher and student in learning process. It concludes that module base on contextual teaching and learning in math learning is valid and practice.

Key Words : Module, Contextual Teaching and Learning, Development

PENDAHULUAN

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses merupakan pedoman bagi guru dalam pengembangan bahan ajar. Guru hendaknya mengembangkan bahan ajar berdasarkan karakteristik dan

lingkungan sisiwa. Dalam Depdiknas ( 2008: 9) dinyatakan bahwa manfaat penyusunan bahan ajar adalah : (1) untuk memperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan kebutuhan belajar peserta didik, (2) mengatasi ketergantungan pada buku

(2)

teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, (3) menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar (4) menambah angka kredit bagi guru apabila disusun menjadi buku dan diterbitkan.

Mengacu pada manfaat pengembangan bahan ajar tersebut,

guru hendaknya dapat

mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Penggunaan bahan ajar yang dirancang dengan baik oleh guru dapat memicu pembelajaran lebih menarik, siswa mandiri dalam belajar, serta membangun komunikasi yang efektif antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu rancangan kurikulum pendidikan yang bersifat dinamis dan tetap mengacu kepada peraturan pemerintah serta undang-undang pendidikan yang berlaku. Oleh karena itu, keberadaan dan pengembangan bahan ajar menjadi suatu hal yang sangat penting sebagai pemecahan masalah dalam pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas VII MTsN Kuranji, diperoleh bahwa siswa kesulitan dalam belajar matematika terutama dalam materi Statistika. Hal ini disebabkan karena materi Statistika merupakan salah satu materi yang berhubungan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menjelaskan, meringkas, dan menyajikan data yang digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Selain itu, kebanyakan siswa belum bisa menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, sehingga apabila diberikan soal yang meminta siswa mengaitkan dengan materi sebelumnya siswa kesulitan dalam menyelesaikan karena tidak mampu menerjemahkan ke dalam bentuk informasi penting yang saling berkaitan. Penyebab lainnya adalah buku matematika yang digunakan masih sulit dipahami siswa, materi yang dijabarkan masih luas dan belum mencapai indikator materi sesuai dengan silabus.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan di atas adalah pengembangan bahan ajar

(3)

yang sesuai dengan kurikulum dan karakteristik siswa. Dengan adanya bahan ajar diharapkan siswa dapat mempelajari materi terlebih dahulu di rumah dan menyiapkan diri sebelum proses pembelajaran di sekolah, sehingga siswa terlibat aktif dan termotivasi dalam pembelajaran.

Bahan ajar yang dikembangkan hendaknya menggunakan pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan mandiri dalam belajar. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dianggap tepat adalah pembelajaran kontekstual. Menurut Trianto (2010:

107) pendekatan kontekstual atau yang dikenal dengan Contekstual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata siswa.

Salah satu bahan ajar yang dikembangkan dengan pendekatan kontekstual adalah bahan ajar berupa modul. Modul yang dikembangkan berdasarkan dunia nyata siswa lebih menarik bagi mereka karena memberikan kesempatan untuk meningkatkan pemahamannya tentang materi yang dipelajari.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengembangkan

“Modul Berbasis Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) Pada Materi Statistika Kelas VII MTsN Kuranji Padang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan validitas dan praktikalitas dari modul yang dikembangkan.

Menurut Daryanto (2013: 9) modul adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik untuk menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing

Menurut Nurhadi (2002) dalam Rusman pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL)

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi

(4)

dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.”

Menurut Rusman (2013: 193) Pendekatan Contekstual Teaching and Learning memiliki tujuh komponen utama, yaitu (1) kontrukstivisme (constructivism), (2) menemukan (inquiry), (3) bertanya (questioning), (4) masyarakat belajar (learning community), (5) pemodelan (modelling). (6) refleksi (reflection), dan (7) penilaian autentik (authentic assesment). Suatu kelas dikatakan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya.

METODE PENGEMBANGAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembagan (Research and Development/R&D).

Model prosedural pada penelitian ini

menggunakan model IDI

(Instruktional Development Institute) yang memperlihatkan tahapan-

tahapan dasar desain pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari.

Model pengembangan intruksional adalah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan startegi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

(Twelker dalam Mudhoffir, 1990 : 33).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, angket praktikalitas dan pedoman wawancara. Validator modul adalah dosen pendidikan matematikan, dosen bahasa Indonesia, dan guru matematika. Angket praktikalitas diberikan kepada guru matematika dan dosen bahasa Indonesia. Selanjutnya data yang diperoleh melalui berbagai instrumen dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Modul Berbasis Contextual Teaching and Learning pada materi statistika telah melalui tiga tahap. Tahapannya adalah penentuan (define),

(5)

pengembangan (develop), dan penilaaan (evaluate). Komponen- komponen dalam tahap define adalah analisis silabus, analisis buku teks, , analisis karakteristik siswa dan wawancara dengan siswa dan guru.

Pada tahap develop, dirancanglah modul berbasis Contextual Teaching and Learning untuk materi statistika. Modul yang dirancang terdiri dari 5 kegiatan belajar yaitu Kegiatan belajar 1 mengenai pengertian dasar dalam statistika, Kegiatan Belajar 2 mengenai cara mengolah data dengan menggunakan rataan, Kegiatan Belajar 3 mengenai cara mengolah data mengggunakan median dan modus, Kegiatan Belajar 4 mengenai cara menyajikan data dalam bentuk tabel, dan Kegiatan Belajar 5 mengenai cara menyajikan data dalam bentuk diagram.

Pada tahap evaluate, dilakukan validasi dan uji praktikalitas. Hasil validasi secara keseluruhan adalah 85,14% dengan kategori sangat valid. Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh hasil praktikalitas oleh guru dan siswa secara keseluruhan adalah 89,58%

dan 85,58% dengan kategori sangat praktis.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Modul matematika berbasis CTL yang dikembangkan valid menurut praktisi pembelajaran matematika. Artinya modul matematika berbasis CTL layak digunakan.

2. Modul matematika berbasis CTL yang dikembangkan praktis digunakan menurut guru dan siswa setelah diuji cobakan dalam pembelajaran matematika di sekolah.

KEPUSTAKAAN

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru). Bandung:

Rosda.

Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar.

Malang: Gava Media.

Mudhoffir. 1990. Teknologi Intructional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(6)

Rusman. 2008. Model-model Pembelajaran. Bandung:

Rajawali Press.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga perbankan syariah bisa lebih baik lagi dan lebih siap bersaing dengan perbankan konvensional apabila penerapan GCG ini benar-benar Menurut Bank Indonesia dalam Peraturan Bank

In our speci- fications, we disaggregate total crime by violent and prop- erty crime and also consider murder as a separate category to investigate whether lengthy trials are more