• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Modul Mata Pelajaran Konstruksi Jalan dan Jembatan Kelas XI Program Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan di SMK Negeri 5 Medan - Digital Repository Universitas Negeri Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengembangan Modul Mata Pelajaran Konstruksi Jalan dan Jembatan Kelas XI Program Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan di SMK Negeri 5 Medan - Digital Repository Universitas Negeri Medan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

95 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan modul pembelajaran Konstruksi Jalan dan Jembatan Kelas XI di SMK Negeri 5 Medan, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Pengembangan modul pada mata pelajaran Konstruksi Jalan dan Jembatan sebagai bahan ajar untuk siswa kelas XI DPIB di SMK Negeri 5 Medan dilakukan dengan menggunakan tahap pengembangan metode ADDIE.

Tahap ini meliputi: (1) Analysis, terdiri dari analisis kebutuhan, analisis karateristik peserta didik, dan analisis materi, (2) Design, yaitu tahap perancangan modul, terdiri dari penentuan dan penyusunan cakupan materi pada modul, mendesain format yang digunakan pada modul, serta rancangan awal modul, (3) Development, terdiri dari pengembangan/pembuatan modul, validasi kelayakan modul, dan revisi modul, (4) Implementation, tahap uji coba modul yang dilakukan kepada 15 orang siswa SMK Negeri 5 Medan Kelas XI, (5) Evaluation, yaitu tahap analisis data hasil validasi kelayakan oleh validator ahli dan pengguna.

b. Tingkat kelayakan produk modul pembelajaran KJJ untuk siswa kelas XI, berdasarkan hasil nilai rata-rata validasi kelayakan, yaitu: (1) Hasil validasi kelayakan oleh ahli media yaitu dengan kategori interpretasi

(2)

96

“Sangat Layak” dengan perolehan skor rata-rata “4,29”, (2) Hasil validasi kelayakan oleh ahli materi yaitu dengan kategori interpretasi “Sangat Layak” dengan perolehan skor rata-rata “4,26”, (3) Hasil validasi kelayakan oleh ahli bahasa yaitu dengan kategori interpretasi “Sangat Layak” dengan perolehan skor rata-rata “4,7”.

5.2 Implikasi

Adapun implikasi dari pelaksanaan penelitian ini ialah sebagai berikut:

a. Meningkatkan minat dan ketertarikan siswa dalam belajar mandiri pada mata pelajaran KJJ dengan menggunakan modul yang telah dikembangkan.

b. Pada saat guru berhalangan hadir masuk ke kelas, modul yang dikembangkan dapat digunakan oleh siswa untuk belajar mandiri tanpa difasilitasi oleh guru.

c. Proses pembelajaran dikelas tidak lagi terpaut pada guru, dan guru tidak perlu kembali mengulang materi pelajaran yang telah diajarkan kepada siswa, karena siswa dapat melihatnya kembali pada modul sehingga pembelajaran dapat lebih efektif dan lancar.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran diantaranya ialah sebagai berikut:

a. Dengan adanya penelitian pengembangan modul ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti lain, terutama terkait kefeektifitasan modul terhadap hasil belajar siswa di sekolah.

(3)

97

b. Diharapkan modul KJJ yang telah dikembangkan ini dapat digunakan oleh siswa di SMK dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran mandiri.

Referensi

Dokumen terkait

Model pengembangan modul biologi menggunakan model ADDIE ( Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation ). Pengembangan modul meliputi validator yang terdiri

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peserta didik

Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: Define (pendefinisian) terdiri dari analisis kebutuhan yaitu analisis kebutuhan, analisis konsep, referensi

Thiagarajan yaitu tahap pengembangan model 4-D yang terdiri dari 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (Define), perancangan (Design), pengembangan (Develop), dan

Penelitian pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis HOTS ini menggunakan prosedur pengembangan 4D yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), perancangan (design),

Tahap pengembangan Development mencakup beberapa tahapan yakni mengembangkan materi instruksional, menyusun materi secara sistematis dan runtut; mengembangkan media interaktif;

Berdasarkan validasi produk diperoleh kelayakan media dari ahli materi dengan persentasi sebesar 85,15%, ahli media diperoleh persentasi sebesar 96%, ahli bahasa diperoleh presentasi

Pengembangan aplikasi ini menggunakan model pengembangan perangkat lunak waterfall yang terdiri dari tahap analisis kebutuhan meliputi analisis kebutuhan pengguna dan persiapan alat