DAFTAR ISI
HALAMAN IDENTITAS ... i
KATA PENGANTAR ... ii
SUSUNAN PANITIA ... iii
DAFTAR ISI ... iv
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN UNTUK MENGUKUR HIGH ORDER THINKING SKILS PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN ... 1
Tri Wahyuni1*, Muhardjito2, Erti Hamimi3 ... 1
MEDIA PEMBELAJARAN PROSEDUR PENGGUNAAN SENTRIFUS BERBASIS VIDEO UNTUK PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING ... 6
Deny Sutrisno*, Barmi Hartesi ... 6
LEARNING CYCLE 7E: APLIKASI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HOTS ... 11
Debby Puspitasari*, Vita Ria Mustikasari, Erti Hamimi ... 11
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND MATHEMATICS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS XI MIPA 3 SMAN 1 TALUN KAB. BLITAR ... 14
Niko Oktarian1*, Lusi Mentari1 ... 14
PENGARUH MODEL SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK ... 20
Suci Rekamala Puji Rahayu1*, I Wayan Sumberartha2, Novida Pratiwi1 ... 20
PENGARUH MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP TEKANAN ZAT SISWA SMPN 9 MALANG ... 25
Aulia Yuni Pratiwi1*, Sugiyanto1, Muhammad Fajar Marsuki1 ... 25
ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) ... 32
Puteri Lailatul Fitriyah*, Novida Pratiwi, Vita Ria Mustikasari ... 32
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII ... 36
Faridatus Sholikha*1, Muhardjito1, I Wayan Sumberartha2 ... 36
PEMBELAJARAN DENGAN PEMODELAN PADA MATERI MATA DAN PENGLIHATAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS VIII ... 39
Nurul Umi Marfuah1*, Sutopo2, Erni Yulianti1... 39
PENGARUH INTERACTIVE DEMONSTRATION TERHADAP PENGUASAAN KONSEP HUKUM NEWTON SISWA KELAS VIII SMPN 1 TUREN ... 44
Wanda Indriana Puspita1*, Muhardjito2 ... 44
PENGARUH PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP PADA KEGIATAN BELAJAR MENGANALISIS PENCEMARAN LINGKUNGAN ... 47
Ayu Kamala Prakasiwi1*, Lia Yuliati2, Novida Pratiwi1 ... 47
PENGARUH INTEGRASI STEM PADA MODEL PROJECT BASED LEARNING MELALUI PEMBUATAN MINIATUR PARKIRAN HIDROLIK TERHADAP LITERASI SAINS KOMPETENSI SISWA MATERI FLUIDA STATIS ... 52
Intan Pramesti Ndadari ... 52
PENGARUH INTEGRASI STEM DALAM MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP ... 61 Siti Aisyah Rohmatin1*, Parno2, Novida Pratiwi1 ... 61 PENGARUH MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII SMPN 2 BANTUR PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN .. 66 Tito Dwi Kurniawan1*, I Wayan Sumberartha2, Vita Ria Mustikasari1 ... 66 PEMANFAATAN LIMBAH MAKANAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK SEDERHANA DENGAN TEKNIK ELEMEN VOLTA ... 71 Yuli Estrian*, Moh. Toifur ... 71 IMPLEMENTASI METODE ANALOGI FAR (FOKUS-AKSI-REFLEKSI) PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN 4C SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 4 KEPANJEN TAHUN PELAJARAN 2018/2019 ... 75 Naili Mukhsinah ... 75 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS ANDROID PADA KEGIATAN MENGANALISIS SISTEM PERNAPASAN MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP/MTs . 89 Nurmaula Idba Safrina, Munzil*, dan Sugiyanto ... 89 PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI-STEM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP CAHAYA DAN OPTIK ... 94 Antiningrum Purwaningsih1*, Lia Yuliati2, Vita Ria Mustikasari1 ... 94 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SMPN 1 BATU PADA KEGIATAN MENGANALISIS TERJADINYA PENCEMARAN LINGKUNGAN ... 100 Arini Catur Lina*, Sugiyanto, Muhardjito ... 100 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SSCS TERHADAP HOTS IPA SISWA KELAS VIII SMPN 3 SINGOSARI ... 106 Puput Yuliyana1*, I Wayan Sumberartha2, Muhammad Fajar Marsuki1 ... 106 PENGAPLIKASIAN STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING AND MATH) DALAM PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM BERBASIS INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY ... 112 Odie Zainal Makhali1*, Davy Numairi Atthobari1, M. Ryski1, Denny Oktavina Radianto2 ... 112 DESKRIPSI PENERAPAN MODEL INKUIRI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMAN 9 MALANG pada elastisitas DAN HUKUM HOOKE ... 118 Magfira Cindy Dianningrum1*, Endang Purwaningsih1, Rusna Laksmisari2 ... 118 ANALISIS PENGUASAAN KONSEP DAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS STEM MATERI PEMANASAN GLOBAL ... 124 Safira Amalia Fardiana 1*, Sentot Kusairi 2, Erti Hamimi 1 ... 124 PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI TEKANAN ZAT ... 133 Septi Putri Ayu1*, Sutopo2, Vita Ria Mustikasari1... 133 ANALISIS PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA KETERLAKSANAAN KEGIATAN MENGANALISIS PENCEMARAN LINGKUNGAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E ... 139 Alifia Rahayu*, Sugiyanto, Novida Pratiwi ... 139 PENGARUH MODEL PBL DAN DL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SMP KELAS VIII ... 142 Devi Purnita *, Novida Pratiwi, Muhardjito ... 142
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS VII MTsN 2
MALANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE 5E ... 147
Abdul Fattah Noor*1, I Wayan Sumberartha2, Sugiyanto1 ... 147
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BERBASIS PjBL-STEM PADA MATERI TEKANAN ZAT DAN PENERAPANNYA SEBAGAI PELUANG MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK ... 151
Lutviyah Dwi Nurfadhilah1*, Parno2, Sugiyanto1 ... 151
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID PADA MATERI CAHAYA DAN ALAT OPTIK ... 158
Fithria Nur Rahmawati, Munzil*, Agung Mulyo Setiawan ... 158
PENGEMBANGAN GAME EDUKASI IPA KUARTET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI SISTEM EKSKRESI ... 162
Nadia Nurmalita, Munzil*, Novida Pratiwi ... 162
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DAN KESEHATAN MANUSIA UNTUK SISWA SMP KELAS VIII ... 168
Sekar Yuliana Saputri, Munzil*, Novida Pratiwi ... 168
JOYFUL-INQUIRY: PEMBELAJARAN IPA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA ... 171
Kholida Farhania1*, Hadi Suwono2, Vita Ria Mustikasari1 ... 171
ANALISIS KEBUTUHAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MEMFASILITASI SISWA SMP MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI TATA SURYA ... 175
Lena Lusiana*, Munzil, Erni Yulianti ... 175
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS DISCOVERY-INQUIRY UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP ... 180
Diana Rahma Ayunita1*, Ibrohim2, Erti Hamimi1 ... 180
KAJIAN LITERASI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL BERBASIS GAME ANDROID UNTUK SISWA SMP/MTS KELAS VIII PADA MATERI GETARAN ... 187
Aulia Varadila Slamet1*, Hadi Suwono2, Muhammad Fajar Marsuki1 ... 187
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP TEKANAN ZAT SISWA KELAS VIII SMPN 5 MALANG ... 192
Fita Nur Chasanah*, Sugiyanto, Erni Yulianti ... 192
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PENDEKATAN SCIENCES, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS 7 SMPN 2 MALANG ... 197
Dianita Fitri Ramadhani*, Muhardjito, I Wayan Sumberartha ... 197
PENGGUNAAN BAHAN AJAR IPA TERPADU BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK ... 205
Sesanti*, Vita Ria Mustikasari, Novida Pratiwi ... 205
PENGEMBANGAN POTENSI KELAPA MELALUI PENYULUHAN, PELATIHAN DAN PEMASARAN VCO (VIRGIN COCONUT OIL) DI DESA GAJAHREJO KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN MALANG... 210
Oktaviani Dina P1, Dita Feby I2, Hanna Merryta S3, Nuzulul Widya I4, Erti Hamimi1* ... 210
EAT BULAGA, BERMAIN DAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASIBELAJAR IPA SISWA KELAS VII E SMPN 2 PARE ... 215
Kristien Endah Riwayati ... 215
PENGARUH MODEL SCIENCE INTEGRATED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS PADA GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI SISWA SMP ... 219
Oktaviana Wahyuningtyas1*, Lia Yuliati2, Novida Pratiwi1 ... 219
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN INTERACTIVE DEMONSTRATION PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI ... 224
Resti Endang Kusuma Ningrum1*, Sutopo2, Vita Ria Mustikasari1 ... 224
ANALISIS PERENCANAAN BAHAN AJAR IPA BERBENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK KEGIATAN MENGANALISIS KONSEP ENERGI BAGI KELAS VII SMP ... 230
Savira Mahdia*, Sugiyanto, Agung Mulyo Setiawan ... 230
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS GAME EDUKASI MATERI SISTEM TATA SURYA KELAS VII SMP ... 233
Rohmatul Ifani, Munzil*, Agung Mulyo Setiawan ... 233
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN STEM PADA TOPIK PEMBUATAN SEL BATERAI BERBASIS BAHAN ALAM ... 239
Agung Mulyo Setiawan*, Munzil, Muhammad Fajar Marsuki, Dian Nugraheni, Fitroh Hanifiyah, Nida Husnayaini ... 239
ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS CALON GURU IPA MELALUI MODEL PROJECT- ORIENTED PROBLEM BASED LEARNING (POPBL) ... 243
Novida Pratiwi1*, Ibrohim2, I Wayan Sumberartha2, Febi Ardianti Dwi Lestari1, Yushella Annisa Aji1 ... 243
WORKSHOP PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BERBASIS ACTION RESEARCH UNTUK MGMP KOTA KEDIRI ... 248
Novida Pratiwi*, Munzil, Yessi Affriyenni, Erti Hamimi, Aan Setya Nugroho, Ramadhani Faizatul Ula, Muhammad Miftakhul Huda ... 248
PEMBELAJARAN BERBASIS STEM DALAM PEMBELAJARAN IPA ... 253
Dian Febriyati*, Vita Ria Mustikasari, Muhardjito ... 253
LEARNING CYCLE 7E: PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENGEMBANGKAN HOTS SISWA SMP ... 257
Riska Dwi Anggraini*, Vita Ria Mustikasari, Sugiyanto ... 257
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN ... 261
Isnanik Juni Fitriyah ... 261
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN INTERDISIPLINER MATA KULIAH TEKNIK MENGGUNAKAN MEDIA ONLINE PADA PRODI ME ANGKATAN 2019 ... 270
Muhammad Satriyo Budiman1*, Novan Daza Trinanda1, M. Fa’’iq Dzaki Mubarok1, Deny Oktavina Radianto2 .... 270
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PENGETAHUAN GURU IPA SMP DI BIDANG KIMIA ... 272
Muhammad Fajar Marsuki*, Munzil, Agung Mulyo Setiawan, Firdha Cahyaningwulan, Jihan Roidah Affifah ... 272
ANALISIS KETERAMPILAN GURU MGMP IPA SMP KAB. TULUNGAGUNG DALAM MENYUSUN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... 277
Muhammad Fajar Marsuki*, Munzil, Dian Nugraheni, Firdha Cahyaningwulan, Jihan Roidah Affifah... 277
PENGARUH PENGETAHUAN INTUITIF TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA... 280
Yuniar Alam*, Nira Nurwulandari, Ratika Sekar Ajeng A ... 280
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI IMPLEMENTASI INTEGRASI STEAM DALAM CPS ... 286
Dyne Rizki Puspitasari ... 286
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS AUTOPLAY MEDIA STUDIO 8 UNTUK MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN KLASIFIKASI MATERI DI SMP NEGERI 4 MALANG
KELAS VII ... 292
Muhammad Fajar Marsuki*, Rosita Dwika Miranti, Winarto... 292
STUDI PENDAHULUAN: MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE-5E BERBASIS STEM ... 304
Ana Fitria Azzmi1, Supriyono Koes Handayanto2*, Vita Ria Mustikasari1 ... 304
ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN STEM UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA ... 308
Elmi Rahma Arif Fadilah1, Sentot Kusairi2*, Erni Yulianti1 ... 308
PEMBELAJARAN DENGAN MODEL GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN ... 313
Eltrida Hardiyanti1, Sutopo2*, Novida Pratiwi1 ... 313
PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING TERINTEGRASI STEM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF ... 321
Dian Novita Harianti1, Supriyono Koes Handayanto2*, Erni Yulianti1 ... 321
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS DISCOVERY- INQUIRY UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP
Diana Rahma Ayunita1*, Ibrohim2, Erti Hamimi1
1 Program Studi Pendidikan IPA, FMIPA, Universitas Negeri Malang
2 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
*Email : [email protected] Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pembelajaran ekosistem berbasis discovery-inquiry untuk melatihkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP serta mengetahui tingkat validitas, kepraktisan, dan keefektifan produk perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, LKS, intrumen penilaian, dan handout. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan mengacu pada model 4-D dari Thiagarajan yaitu design, develop, dan disseminate tetapi dibatasi hanya sampai tahap develop.Validitas produk pengembangan diukur dengan menggunakan lembar validasi oleh validator perangkat pembelajaran dan ahli praktisi lapangan. Persentase hasil validasi perangkat pembelajaran adalah 91,6% dengan kriteria sangat valid. Hasil uji coba produk dihasilkan nilai sikap ilmiah 87,8% dengan kriteria tinggi, keterampilan proses sains 85,4% dengan kriteria tinggi, kemampuan berpikir kritis 72,1% dengan kriteria cukup, keterlaksanaan pembelajaran 86,3% dengan kriteria sangat praktis, kepraktisan pembelajaran 88,5% dengan kriteria sangat praktis, serta keefektifan pembelajaran 74% dengan kriteria baik sehingga perangkat pembelajaran yang dikembangkan layak untuk digunakan.
Kata kunci: perangkat pembelajaran, discovery-inquiry, keterampilan proses sains, kemampuan berpikir kritis
PENDAHULUAN
IPA merupakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dikarenakan objek belajarnya yakni lingkungan sekitar yang sering ditemui (Imamah, 2012). Pembahasan IPA selalu berkaitan dengan produk dan proses. Sebagai produk, IPA yakni pengetahuan konseptual, faktual, meta kognitif, dan prosedural.
Sedangkan sebagai proses, IPA adalah kinerja ilmiah. Objek kajian IPA saat ini meliputi konsep IPA, proses, nilai, sikap ilmiah, dan penerapan IPA dalam keseharian dan berkreasi (Wisudawati, 2014).
Hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan dengan pendidik IPA kelas VII SMP Negeri 1 Dau, guru telah menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran namun didominasi dengan ceramah.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran IPA di kelas VII SMPN 1 Dau, siswa kurang tertarik dan memahami materi pembelajaran saat menggunakan metode ceramah. Hal ini juga disampaikan oleh Mustaqim (2012), Puspitasari, dkk. (2012), dan Jannah (2013) bahwa pembelajaran dengan metode konvensional menyebabakan siswa bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan menunjukkan masih bersifat teacher centered dan belum memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Metode ini terlihat kurang diminati oleh siswa karena dianggap monoton kurang menarik. Penggunaan metode ini mengondisikan peserta didik lebih banyak menghafal materi dan text book.
Pembelajaran sebaiknya melibatkan lingkungan sekitar siswa sehingga pembelajaran berkonsentrasi pada siswa dan ditekankan pada proses menemukan (Mahanal & Sunarmi, 2016).
Inovasi pembelajaran merupakan jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pembelajaran IPA pada Kurikulum 2013 (K13) menuntut keterpaduan dari beberapa aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan karena merupakan mata pelajaran integrative science (Susilowati, 2014). K13 menekankan pendekatan ilmiah pada pembelajaran yang mencakup kegiatan observasi, bertanya, berlogika, bereksperimen, dan membentuk relasi. Tahapan pada pendekatan ini membiasakan setiap siswa mengambil peran dalam kegiatan pembelajaran dan bisa belajar dari lingkungan sekitarnya.
Model pembelajaran yang disarankan K13 saat ini beberapa diantaranya adalah pembelajaran berbasis penemuan/penyelidikan (discovery/inquiry), PBL, dan PjBL (Kemendikbud, 2014). Erlani (2012) menjelaskan bahwa metode pembelajaran yang cukup ilmiah dalam melakukan penyelidikan guna memperoleh penemuan merupakan langkah-langkah inquiry dan discovery. Metode ini bersifat student centered sehingga siswa lebih ditenkankan untuk berkontribusi aktif dalam proses pembelajaran. Metode ini juga memfasilitasi siswa untuk mengembangkan wawasan baru dengan proses mencari dan menemukan. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Sasanti, dkk. (2017) bahwa pembelajaran discovery-inquiry berfokus pada proses problem solving, sehingga untuk memperoleh konsep atau pengetahuan baru siswa perlu untuk
melakukan eksplorasi berbagai sumber informasi. Pada pembelajaran ini siswa mencermati pertanyaan yang merupakan petunjuk guru yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Ibrohim, dkk. (2014) menjelaskan bahwa inquiry ditekankan pada proses pencarian atau meneliti, sedangkan discovery ditekankan untuk menemukan konsep. Sehingga jika metode pencarian (inquiry) digunakan maka kemungkinan besar akan menemukan suatu penemuan (discovery). Tahap-tahap pembelajaran dengan model discovery-inquiry menurut Nugraha, dkk. (2014) yaitu, stimulasi, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, verifikasi, dan generalisasi. Dengan diterapkannya pembelajaran discovery-inquiry diharapkan bisa membuat peningkatan pada diri siswa seperti perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, wawasan, pemahaman, dan apresiasi. Pembelajaran dengan discovery-inquiry dapat membuat siswa lebih mampu untuk mengemukakan pendapat, menjumpai permasalahan yang dijumpai dalam aktivitas keseharian, sehingga peserta didik berkontribusi aktif dalam proses pembelajaran (Herlina, Nurhayati, & Mu’nisa, 2015).
Penelitian yang dilaksanakan oleh Muna (2017) memperlihatkan jika pembelajaran discovery- inquiry berpotensi mengembangkan sikap, keterampilan proses sains (KPS), dan pemahaman konsep siswa.
Hasil uji coba terbatas perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa nilai sikap siswa 84,6%. Nilai pemahaman konsep siswa adalah 88,5% dan nilai KPS siswa didapatkan 87,0%. Hasil penelitian yang dilakukan Kusmaryono (2015) dengan metode discovery-inquiry berbantuan CD interaktif memperoleh respons yang baik dari peserta didik, mencapai ketuntasan belajar, dan efektif terhadap hasil belajar siswa.
Pembelajaran abad 21 menerangkan pentingnya siswa memiliki kecakapan hidup agar tercipta SDM yang berkompeten. Salah satu kecakapan yang harus dimiliki yaitu kemampuan berpikir kritis. Kemampuan ini butuh dikembangkan di dunia pendidikan dengan berintegrasi dengan model pembelajaran yang dipakai di kelas (Slavin, 2015). Selain kemampuan berpikir kritis, keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang penting untuk dikuasai siswa dikarenakan dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah (Jack, 2018; Joseph, Cecilia, & Anthonia, 2017).
Penggunaan perangkat pembelajaran IPA dengan metode discovery-inquiry dengan menggunakan sumber belajar lokal dapat berpengaruh dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran IPA di sekolah untuk mencapai tujuan yang komprehensif (Ibrohim, dkk., 2014). Pemanfaatan potensi wilayah untuk pembelajaran IPA membuat pembelajaran lebih bermakna karena lingkungan sekeliling yang sering dijumpai adalah sumber belajar yang dapat diindra selain itu juga dapat melibatkan minat dan menantang peserta didik untuk menghubungkan dunia nyata (real life) dengan kurikulum (Widowati, 2012). Salah satu wilayah yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai sumber belajar adalah Wana Wisata Bedengan Dau dengan setting yang cukup sesuai untuk pembelajaran ekosistem.
Topik interaksi makhluk hidup dengan lingkungan merupakan hasil pengembangan mata pelajaran IPA menjadi mata pelajaran integrative science pada Kurikulum 2013. Materi ini membahas mengenai konsep lingkungan, ekosistem, dan dampak interaksi manusia dengan lingkungan. Suatu topik yang lebih kompleks dari kurikulum sebelumnya karena merupakan penggabungan dari beberapa Kompetensi Dasar (KD) menjadi satu topik atau materi pokok. Materi ini memberikan pengalaman kepada siswa secara mandiri untuk melatih kompetensinya agar lebih mengenal dan mencermati alam sekitar (Kemendikbud, 2014).
Berdasarkan paparan di atas, diperlukan pengembangan perangkat pembelajaran ekosistem dengan memanfaatkan salah satu potensi lokal agar pembelajaran menjadi lebih bermakna yang memakai model pembelajaran discovery-inquiry. Sumber belajar yang dimanfaatkan adalah Wana Wisata Bedengan Dau agar pembelajaran lebih kontekstual dan diharapkan akan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk melatihkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP. Produk hasil dari penelitian ini berbentuk perangkat pembelajaran ekosistem berbasis discovery-inquiry yang terdiri dari silabus, RPP, instrumen penilaian, LKS, dan handout.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian dan pengembangan (R&D) dengan menggunakan model 4D dari Thiagarajan yang terdiri atas 4 tahapan yaitu define, design, develop, dan disseminate.
Penelitian ini dibatasi hanya sampai tahap develop. Uji coba pengembangan dilaksanakan secara terbatas di SMPN 1 Dau pada kelas VII-A sebanyak 30 siswa.
Jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari saran dan masukan yang diberikan oleh validator ahli perangkat pembelajaran dan praktisi lapangan, sedangkan data kuantitatif melalui skor hasil validasi oleh validator. Penilaian validator dan uji coba pengembangan menggunakan tabel skala Likert (1-4). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data,
meliputi: lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar keterlaksanaan pembelajaran, angket respons guru, angket respons siswa, lembar observasi, dan tes.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produk yang dikembangakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah perangkat pembelajaran ekosistem berbasis discovery-inquiry dengan sumber belajar Wana Wisata Bedengan Dau untuk melatihkan KPS dan kemampuan berpikir kritis siswa SMP Kelas VII. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan ini, meliputi: silabus, RPP, instrumen penilaian, LKS, dan handout. Produk ini menggunakan tahap-tahap pembelajaran discovery-inquiry, yaitu: stimulasi, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, verifikasi, serta generalisasi.
Validasi dilakukan oleh dua validator yang terdiri dari satu dosen Biologi sebagai ahli perangkat pembelajaran dan satu guru IPA SMP sebagai praktisi lapangan. Validasi dilakukan untuk mengetahui validitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan yaitu lembar validasi perangkat pembelajaran yang menggunakan skala Likert (1-4). Hasil validasi perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran
No. Komponen Perangkat Pembelajaran Nilai yang Diperoleh (%) Kriteria 1.
2.
3.
4.
5.
Silabus RPP
Instrumen Penilaian LKS
Handout
94,4 91,9 86,0 91,7 93,8
Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid
Nilai validitas 91,6 Sangat valid
Dari hasil validasi tersebut didapatkan tingkat validitas perangkat pembelajaran sebesar 91,6%. Hasil validasi tersebut termasuk pada kriteria sangat valid (SV) karena produk yang dikembangkan sudah mengacu pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 sehingga sudah layak digunakan untuk pembelajaran.
Uji coba terbatas dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran melalui penilaian sikap ilmiah, keterampilan proses sains, kemampuan berpikir kritis, keterlaksanaan pembelajaran, angket respons guru, dan siswa. Penerapan model discovery-inquiry di kelas mengacu pada perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
Kepraktisan perangkat pembelajaran ekosistem berbasisi discovery-inquiry untuk melatihkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP dapat diketahui dengan nilai lembar keterlaksanaan yang diisi oleh pengamat. Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan ada pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat diketahui jika persentase yang diperoleh ialah 86,3% sehingga termasuk kriteria sangat praktis. Hasil keterlaksanaan pembelajaran tersebut mendukung kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Tabel 2. Data Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran
No. Aspek yang Dinilai Nilai (%) Kriteria
1 Kegiatan Awal 95,8 Sangat praktis
2 Kegiatan Inti 80,6 Sangat praktis
3 Kegiatan Penutup 81,3 Sangat praktis
4 Pasca Pembelajaran 87,5 Sangat praktis
Rerata Nilai (%) 86,3
Kriteria Sangat praktis
Tabel 3. Hasil Angket Respons
No. Responden Nilai (%) Kriteria
1 Angket respons siswa 89,4 Sangat praktis
2 Angket respons guru 87,5 Sangat praktis
Rerata Nilai (%) 88,5
Kriteria Sangat praktis
Data kepraktisan perangkat pembelajaran diperoleh dari angket respons guru dan angket respons siswa. Angket ini diberikan setelah pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berakhir. Hasil dari angket respons guru dan siswa dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil angket respons guru dan siswa menunjukkan persentase 88,5% yang termasuk kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukkan jika perangkat pembelajaran yang dikembangkan sangat praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran. Hal itu juga ditunjukkan dengan pendapat peserta didik yang dituliskan bahwa mereka merasa senang, tertarik, dan tidak bosan dikarenakan pembelajaran dilakukan di luar kelas.
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Observasi Sikap Ilmiah Siswa
Aspek Sikap Ilmiah Nilai (%) Kriteria
Rasa ingin tahu 90,8 Tinggi
Teliti 85,0 Tinggi
Bertanggungjawab 87,5 Tinggi
Total siswa 30
Rerata Kelas (%) 87,8
Penilaian sikap ilmiah diperoleh dengan pengamatan saat pembelajaran berlangung di kelas.
Instrumen yang digunakan dalam penilaian ini adalah lembar observasi sikap ilmiah yang dilengkapi dengan rubrik penilaian. Rekapitulasi hasil observasi sikap ilmiah siswa dapat dilihat pada Tabel 4. Sikap ilmiah yang diukur yaitu rasa ingin tahu, teliti, dan bertanggung jawab. Nilai sikap ilmiah yang diperoleh yaitu 87,8% yang termasuk pada kriteria tinggi Seperti yang dikemukakan oleh Widiadnyana, dkk., (2014) dan Sribekti, dkk., (2016) bahwa penggunaan model discovery dan inquiry lebih efektif untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa daripada penggunaan model pembelajaran konvensional.
Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Proses Sains (KPS)
Indikator LKS (%) Tes (%) Rata-rata (%) Kriteria
Mengamati 92,5 85,3 88,9 Tinggi
Mengajukan pertanyaan 85,0 - 85,0 Tinggi
Berhipotesis 88,3 72,2 80,3 Tinggi
Merencanakan percobaan 82,5 81,7 85,8 Tinggi
Berkomunikasi 93,3 87,2 90,3 Tinggi
Menggunakan alat dan bahan 95,0 76,7 82,1 Tinggi
Rerata Kelas 85,4 Tinggi
Penilaian Keterampilan Proses Sains (KPS) diperoleh dengan menggunakan nilai pengerjaan LKS dan tes tulis keterampilan proses sains. Indikator KPS yang digunakan meliputi, mengamati, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, dan berkomunikasi.
Rekapitulasi hasil penilaian KPS ada pada tabel 5. Secara keseluruhan, persentase yang diperoleh berada pada interval ≥75,01% sehingga termasuk kriteria tinggi. Persentase keterampilan berkomunikasi tergolong paling tinggi dibandingkan keterampilan yang lain. Pengaruh dari penerapan perangkat pembelajaran ini untuk melatihkan KPS terhadap hasil belajar siswa cukup positif. Seperti yang dikemukakan oleh Yahyana, dkk., (2017) bahwa penerapan pembelajaran discovery-inquiry dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa.
Tingginya persentase KPS yang diperoleh juga dipengaruhi oleh penggunaan potensi lokal sebagai sumber belajar yaitu Wana Wisata Bedengan Dau. Sadida, dkk., (2014) menjelaskan bahwa pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar akan memicu aktivitas dan motivasi dalam pembelajaran. Hal serupa juga dikemukakan Hariyadi, dkk., (2016), bahwa keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan inkuiri berbasis lingkungan lebih tinggi daripada dengan pembelajaran konvensional.
Tabel 6. Rekapitulasi Penilaian Pengetahuan
Indikator Nilai (%) Kriteria
Memfokuskan pertanyaan 65,6 Cukup
Mengobservasi dan menilai laporan observasi 100,0 Tinggi
Menyimpulkan 61,7 Cukup
Perkiraan berpikir 74,2 Cukup
Total siswa 30
Rerata Kelas 72,1
Penilaian pengetahuan diperoleh dari tes kemampuan berpikir kritis yang dikerjakan oleh siswa di akhir pembelajaran. Instrumen yang digunakan ialah soal uraian sebanyak 6 soal yang dilengkapi dengan indikator butir soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban. Indikator kemamapuan berpikir kritis yang diukur yaitu, memfokuskan pertanyaan, mengobservasi dan menilai laporan observasi, menyimpulkan, dan perkiraan berpikir. Rekapitulasi hasil penilaian kemampuan berpikir kritis siswa ada pada Tabel 6.
Persentase kemampuan yang paling tinggi ialah mengobservasi dan menilai laporan observasi. Penerapan perangkat pembelajaran ini dalam melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa termasuk cukup karena berada pada persentase 72,1%. Perolehan nilai kemampuan berpikir kritis siswa masih belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari hasil belajar siswa. Dari enam soal tes, jawaban yang diberikan siswa masih belum sesuai dengan yang diinginkan.
Tabel 7. Data Keefektifan Perangkat Pembelajaran
No. Tes Tingkat Ketuntasan (%) Kriteria
1 Keterampilan Proses Sains 87 Sangat baik
2 Kemampuan Berpikir Kritis 60 Cukup baik
Rerata Nilai (%) 74
Kriteria Baik
Keefektifan perangkat pembelajaran dapat diketahui dari hasil post-test siswa dengan istrumen yang digunakan ialah tes KPS dan kemampuan berpikir kritis. Perangkat pembelajaran dapat dikatakan efektif jika hasil belajar 75% siswa di kelas telah mencapai KKM yaitu 70. Persentase ini diperoleh dari jumlah siswa yang tuntas dibandingkan dengan total siswa di kelas. Data keefektifan perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Dari Tabel 7 di atas menunjukkan jika nilai rata-rata keefektifan perangkat pembelajaran adalah 74% dengan kriteria baik. Dengan nilai KPS dan kemampuan berpikir kritis secara berturut-turut ialah 87% dan 60%. Sehingga dapat disimpulkan jika perangkat pembelajaran ini baik untuk digunakan.
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan dapat diketahui jika perangkat pembelajaran ekosistem ini dikembangkan sesuai dengan langkah pembelajaran discovery-inquiry sehingga berpotensi untuk mengembangkan sikap, KPS, dan pemahaman konsep (Muna, 2017). Hal serupa juga dikemukakan Bahrudin, dkk., (2018); Oktofika, dkk., (2018); serta Batubara, dkk., (2018) yang menyatakan bahwa pembelajaran discovery-inquiry berpengaruh dalam meningkatkan KPS dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran dengan model ini membuat siswa lebih aktif dalam menggunakan segala potensi yang dimilikinya untuk menemukan konsep/prinsip IPA (Nugraha, dkk., 2014).
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut, yaitu 1) Menghasilkan perangkat pembelajaran ekosistem berbasis discovery-inquiry untuk melatihkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP secara teoritis dinyatakan sangat valid berdasarkan hasil validasi yang telah dilakukan, 2) Menghasilkan perangkat pembelajaran ekosistem berbasis discovery-inquiry untuk melatihkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP secara teoritis dinyatakan sangat praktis berdasarkan hasil keterlaksanaan pembelajaran, angket respons guru, dan angket respons siswa, 3) Menghasilkan perangkat pembelajaran ekosistem berbasis discovery-inquiry untuk melatihkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP secara teoritis dinyatakan baik berdasarkan persentase hasil belajar siswa menggunakan soal KPS dan kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah 1) Selama pelaksanaan penelitian perlu diperhatikan waktu dan penguasaan kelas sehingga pembelajaran lebih terarah, efektif, dan efisien sehingga data dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, dan 2) Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap develop, sehingga diperlukan penyebaran supaya perangkat pembelajaran dapat digunakan secara luas.
DAFTAR RUJUKAN
Bahrudin, B., Zainuddin, Z., & Suyidno, S. 2018. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Dengan Menerapkan Model Inquiry-Discovery Learning (IDL) Terbimbing. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 1(3), 245. https://doi.org/10.20527/bipf.v1i3.883
Batubara, A. E., Hasruddin, H., & Mulyana, R. 2018. Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Discovery terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Biologi Siswa pada Topik Bioteknologi di MAN I Padang Sidempuan. Jurnal Pendidikan Biologi, 5(2), 74–81.
https://doi.org/10.24114/jpb.v5i2.4301
Erlani, M. 2012. Pengaruh Metode Inkuiri Discovery Terhadap Prestasi Belajar IPS pada Kelas IV B SD Negeri 2 Lugosobo Gebang Purworejo. Universitas Negeri Yogyakarta. Diambil dari https://eprints.uny.ac.id/9731/2/BAB 2 - 08108244019.pdf
Hariyadi, D., Ibrohim, & Rahayu, S. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Keterampilan Proses dan Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Kopang Pada Materi Ekosistem. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(8), 1567–1574.
Herlina, T., Nurhayati, B., & Mu’nisa, A. 2015. Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Discovery-Inquiry di Kelas XC MAN Binamu Jeneponto. Jurnal Pendidikan Biologi - FTK UINAM, 3(1), 67–77. Diambil dari http://journal.uin- alauddin.ac.id/index.php/biotek/article/view/1919/1857
Ibrohim, Mardikaningtyas, D. A., Nurdiana, F. R., Estiningsih, Y., Martiana, C., & N Masjida, F. 2014. The Development Of Science-Biology-Based Learning Discovery-Inquiry With Local Potential Environmental Resources In Pasuruan District. Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya, 11(1), 1050–1059. Diambil dari https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view/7984/7148
Imamah, N. 2012. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Konstruktivisme Dipadukan dengan Video Animasi Materi Sistem Kehidupan Tumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(1), 32–36. https://doi.org/10.15294/jpii.v1i1.2010
Jack, G. U. 2018. Chemistry Students’ Science Process Skills Acquisition: Influence of Gender and Class size. Global Research in Higher Education. https://doi.org/10.22158/grhe.v1n1p80
Jannah, Miftakhul. 2013. Efektivitas Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Materi IPA Pokok Bahasan Ekosistem Pada Kelas VII SMPN 2 Pringapus Kabupaten Semarang Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan MIPA, 3(2), 57-73.
Joseph, K., Cecilia, O., & Anthonia, N. 2017. Development of Science Process Skills among Nigerian Secondary School Science Students and Pupils : An Opinion. International Journal of Chemistry Education, 1(2), 13–21. Diambil dari https://premierpublishers.org/ijce/300620179012.pdf
Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran IPA SMP/MTs.
Jakarta. Diambil dari https://id.scribd.com/document/350211117/Buku-Modul-Pelatihan- Implementasi-Kurikulum-2013-Mata-Pelajaran-IPA-SMP
Kusmaryono, H. 2015. Efektifitas Pembelajaran Diskoveri-Inkuiri Berbantuan CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Materi Kurs Tukar Valuta Asing dan Neraca Pembayaran di SMA Negeri 1 Bae Kudus.
Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan, 10(1), 16–27. Diambil dari https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/DP/article/download/5091/4136
Muna, B. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Discovery-Inquiry dengan Sumber Belajar Bendungan Batujai Praya Barat. Universitas Negeri Malang. Diambil dari http://karya- ilmiah.um.ac.id/index.php/biologi/article/view/64496
Mustaqim, M. A. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah Sebagai Sumber Belajar Pada Kelas VII F SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011-2012. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diambil dari http://eprints.ums.ac.id/19207/25/JURNAL_BARU.pdf
Nugraha, M. G., Kirana, K. H., & Saepuzaman, D. 2014. Efektifitas Model Pembelajaran Discovery-Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa. In SNF FMIPA UNJ (hal. 43–47).
Jakarta Timur: Jurusan Fisika FMIPA UNJ. Diambil dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/prosidingsnf/article/download/5439/4060.
Oktofika, E., Medriati, R., & Swistoro, E. 2018. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa melalui Penerapan Model Discovery Learning di Kelas X IPA 3, 1, 62–69.
Puspitasari, H.S., Suparti., & Asngad, A. 2012. Efektivitas Pembelajaran Model Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Materi Ekosistem Kelas VII D SMPN 3 Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa, 34-38.
Rosyadah, W., Mahanal, S., & Sunarmi. 2016. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Kognitif IPA Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Malang, 1(1). Diambil dari http://jurnal-online.um.ac.id/article/do/detail-article/1/33/2224
Sadida, A., Ibrohim, & Sueb. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Untuk Mengembangkan Kompetensi Siswa Melalui Pemanfaatan Potensi Wilayah Pesisir SMPN 4 Nguling Kabupaten Pasuruan. Diambil dari https://www.researchgate.net/publication/283347739_PERANGKAT_PEMBELAJARAN_IPA- BIOLOGI_MATERI_KLASIFIKASI_MAKHLUK_HIDUP_SMP_KELAS_VII_SEMESTER_1 Sasanti, M., Hartini, S., & Mahardika, A. I. 2017. Pengembangan LKS Dengan Model Inquiry Discovery
Learning (IDL) untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis.
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 5(1), 46–59. Diambil dari http://eprints.ulm.ac.id/2566/1/sri_hartini-BIPf.pdf
Slavin, R. E. 2015. Educational Psychology: Theory and Practice (11th ed.). Pearson.
Sribekti, A., Ibrohim, & Hidayat, A. 2016. Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Selorejo Menggunakan Perangkat Pembelajaran Ekosistem Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Sumber Belajar Waduk Lahor. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(8), 1575–1580.
Susilowati. 2014. Pembelajaran IPA pada Kurikulum 2013. Yogyakarta. Diambil dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/susilowati-spdsi-mpdsi/penguatan-content-
knowledge-keintegrasian-materi-ipa-dalam-implementasi-kurikulum-2013.pdf
Widiadnyana, Sadia, & Suastra. 2014. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA.
Widowati, A. 2012. Optimalisasi Potensi Lokal Sekolah dalam Pembelajaran Biologi Berbasis Kontruktivisme. Staff.Uny.Ac.Id, 8(2), 1–12. Diambil dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/
files/penelitian/Asri Widowati, M.Pd./Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Lokal Sekolah dalam Pembelajaran Biologi.pdf
Wisudawati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. In Metodologi Pembelajaran IPA.
https://doi.org/10.1016/j.ultrasmedbio.2008.11.016
Yahyana, Z., Arifuddin, M., & Miriam, S. 2017. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains melalui Model Inquiry Discovery Learning Terbimbing pada Pokok Bahasan Fluida Statis di Kelas XI IPA 4 SMAN 11 Banjarmasin. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 5(3), 297–308.