BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka
Berikut adalah beberapa tinjaun pustaka yang dikutip dari beberapa peneliti terdahulu terkait penelitian Sistem Informasi Geografis (SIG) :
Tabel. 2.1 Penelitian terdahulu
No Peneliti Topik
1. Annugerah et al. (2016)Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Mulawarman.
Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Pemetaan Lokasi Toko Oleh-Oleh Khas Samarinda, pada penelitian ini penulis bertujuan untuk menghasilkan sistem informasi geografis dengan visualisasi data spasial berisi letak toko oleh-oleh khas Samarinda, informasi toko dan petunjuk arah yang akan disajikan kepada user.
Metode yang digunakan oleh penulis yaitu dengan cara pengumpulan data peta wilayah Kota Samarinda menggunakan Google Map API dan Google Map Direction Service, wawancara dengan pemilik toko, pengumpulan data titik koordinat serta beberapa data penunjang lainnya. Hasil dari penelitian ini adalah telah dibangun sebuah web sistem informasi geografi toko oleh-oleh khas Samarinda berbasis web menggunakan Google Maps API yang memberikan kemudahan kepada pengguna web untuk mengetahui posisi toko oleh-oleh Khas Samarinda, dimana didalamnya terdapat informasi toko, posisi toko, barang yang dijual dan petunjuk arah menuju toko yang diinginkan.
2. Santoso et al. (2015)Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Sistem Informasi Geografis Pemetaan Wedding Organizer Dan Gedung Pernikahan Berbasis Android, tujuan penelitian ini adalah membantu para calon pengantin dalam mempersiapkan acara pernikahan, dengan menyediakan sebuah aplikasi sistem untuk mendapatkan informasi wedding organizer dan gedung pernikahan secara mobile.
Metode pengembangan sitem yang di gunakan Prototype dan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) mengetahui lokasi wedding organizer dan gedung pernikahan. Menggunakan Google Maps API, Android Studio dan Bahasa pemerograman Java. Hasil penelitian yang diperoleh adalah memberi kemudahan bagi setiap calon pengantin dalam mencari informasi terkait penikahan, dengan cara memberi kemudahan dalam perolehan informasi wedding organizer dan gedung pernikahan di Kota Bekasi.
3. Prasetia et al. (2018)Fakultas Sains dan Teknologi
Sistem Informasi Reservasi Gedung Serbaguna di Kota Palembang Berbasis Android. Pada penelitian ini digunakan metode Prototype sebagai metode
pengembangan dan permodelan menggunakan UML (Unified Model Language) sedangkan pembuatan aplikasinya sendiri menggunakan bahasa pemrograman Java pada bagian android dan bahasa pemograman PHP pada bagian website dengan MySQL untuk pengolahan databasenya.
Hasil yang diperoleh dari sistem informasi reservasi gedung serbaguna di Kota Palembang berbasis android dapat mengumpulkan, mengidentifikasi, menyimpan, mengelola dan memberikan informasi beberapa gedung serbaguna yang ada di kota Palembang yang dijadikan sample dalam penelitian ini.
4. Yuwono et al. (2015)Prodi Teknik Informatika, UPN ”Veteran” Yogyakarta
Sistem Informasi Geografis Berbasis Android Untuk Pariwiasata Di Daerah Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi lokasi pariwisata di Daerah Magelang dengan mudah dan sederhana, dapat di diakses kapan dan dimana saja.
Metodologi yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak (software) ini adalah Guidelines for Rapid Application Engginering (GRAPPLE).
Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi Sistem Informasi Geografi Pariwistata di daerah Magelang berbasis Android. Aplikasi ini terhubung langsung dengan Google Maps. Pengguna sistem ini dibagi menjadi dua yaitu admin dan user umum. Aplikasi yang dibuat dapat terintegrasi dengan GPS smartphone secara baik. Aplikasi berhasil menyajikan informasi pariwisata dan lokasi terdekat dari posisi pengguna
5. Suryamen et al. (2016)Kampus Universitas Andalas Limau Manis Padang
Perancangan Sistem Informasi Geografis Lapangan Futsal Kota Padang Berbasis Web, pada penelitian ini penulis bertujuan menyajikan data dan tata letak dari fasilitas lapangan futsal di Kota Padang Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Waterfall. Implementasi menggunakan basis data PostgreSQL dan ekstensi PostGIS untuk pengolahan data sp reSQL dan ekstensi PostGIS untuk pengolahan data sp reSQL dan ekstensi PostGIS untuk pengolahan data sp reSQL dan ekstensi PostGIS untuk pengolahan data spasial. Bahasa asial.Pengujian aplikasi menggunakan metode menggunakan metode blackbox. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa aplikasi telah memenuhi sembilan fungsional yang dibutuhkan dan sesuai dengan dan sesuai dengan dan sesuai dengan perancangan aplikasi.
6. Rakhman & Sutanto (2018)Prodi Sistem Informasi, STMIK Bina Patria Magelang
Implementasi Sistem Informasi Geografis Daerah Pariwisata Kabupaten Temanggung Berbasis Android dengan Global Positioning System (GPS).
Tujuan penelitian ini yaitu untuk memudahkan wisatawan yang menggunakan aplikasi ini mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan
Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
cepat. Aplikasi dikembangkan menggunakan sistem operasi Android pada smartphone, Dalam aplikasi juga dirancang untuk menampilkan jalur pendakian gunung Rinjani berbasis Android yang menerapkan GIS. Metodologi yang digunakan untuk membangun sistem aplikasi ini adalah Model Waterfall. Hasil penelitian ini adalah berupa aplikasi wisata berbasis android yang membantu memudahkan wisatawan dalam memperoleh informasi tentang obyek wisata alam, buatan, budaya, kuliner, hotel dan rute dari lokasi sekarang ke lokasi obyek wisata yang diinginkan di Kabupaten Temanggung dengan bantuan Global Positioning System (GPS).
7. Wibowo et al. (2015)Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dehasen Bengkulu
Sistem Informasi Geografis (SIG) Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara Di Provinsi Bengkulu Berbasis Website,Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi Dinas Pertambangan Provinsi Bengkulu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai lokasi perusahaan pertambangan batu bara di Provinsi Bengkulu melalui internet.
Penelitian ini menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman dan MySQL sebagai database.
8. Ghazali (2016)Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia
Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Gedung Serbaguna dengan Menggunakan Metode Topsis (Studi Kasus: Kota Banjarmasin). Aplikasi yang dirancang pada penelitian ini adalah sebuah sistem informasi pemilihan gedung serbaguna. Informasi yang dapat diperoleh dari sistem ini yaitu seperti, harga sewa, jarak, kapasitas, kapasitas parkir dan fasilitas di dalamnya akan disajikan melalui sebuah sistem informasi berbasis web yang memudahkan masyarakat untuk mencari informasi dan memilih gedung sesuai dengan kriteria. Dalam kasus ini digunakan metode TOPSIS.
9. Fikri & Yuliawan (2019)Universitas Bandar Lampung
Sistem Informasi Geografis Rute Angkutan Umum Di Bandar Lampung Berbasis Mobile, penelitian ini dibuat dengan Sistem Informasi Geografis Rute Angkutan Umum Di Bandar Lampung Berbasis Mobile yang dapat digunakan untuk mempermudah masyarakat dalam mencari informasi trayek angkutan umum. Metode penelitian yang digunakan adalah Unified Software Development Process (USDP). Menggunakan pemrograman berorientasi objek dengan tahapan Perencanaan (planning), Analisis (analysis). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem ini memberikan kemudahan pencarian rute angkot dan BRT, meminimalisir waktu perjalanan dengan pemilihan rute terbaik, Website ini juga telah ditambahkan media penyimpanan (database) yang dapat digunakan untuk menyimpan data lengkap angkutan yang ada di Bandar Lampung.
10. Tamrin et al., (2019)Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
Perancangan Geographic Information System Berbasis Android Untuk Potensi Mebel Di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Penelitian ini dilakukan untuk membuat sistem informasi tentang potensi furnitur di Kabupaten Tahunan berbasis android yang mudah digunakan dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk memudahkan pengguna menemukan arah ke lokasi. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Rapid Application Development (RAD) dengan Construct 2 sebagai pembuat aplikasi. Aplikasi Pometa Jepara Menampilkan informasi mengenai mebel jepara, profil usaha, dan contoh produk yang dihasilkan. Aplikasi ini sudah diuji kelayakan dengan hasil layak untuk digunakan.
Penelitian ini merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya di Kota Bandar Lampung. Sistem yang dibangun dapat menampilkan rute yang diberikan serta jarak yang akan ditempuh, harga sewa gedung, kapasitas gedung fasilitas yang dapat digunakan, dan jadwal pemakaian gedung sehingga lebih memudahkan konsumen untuk menentukan jadwal penggunaan gedung. Informasi yang disajikan pada aplikasi ini berupa deskripsi gedung disertai contact person pengelola dan foto terkait fasilitas gedung yang disematkan diaplikasi. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah memberikan rute untuk mencapai ke suatu lokasi tertentu dengan tujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui mobile networking yang dapat diakses melalui ponsel, laptop dan komputer dengan bantuan GPS yang bisa diakses dimana dan kapan saja.
2.2 Sistem
Sistem adalah kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling terkait, saling berinteraksi, dan saling tergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan (Tohari, 2017).
Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen berupa data, jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hadware dan software yang saling berinteraksi
Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
sebagai kesatuan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang sama (Maniah & Haminidin, 2017).
Dari beberapa kutipan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem di dalam suatu instansi atau organisasi perusahaan yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian dan memberikan laporan-laporan atau informasi yang dibutuhkan.
2.3 Informasi
Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Tanpa suatu informasi, suatu sistem tidak akan berjalan dengan lancar dan akhirnya bisa mati. Suatu organisasi tanpa adanya suatu informasi maka organisasi tersebut tidak bisa berjalan dan tidak bisa beroperasi (Kristanto, 2018).
2.4 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Kristanto,2018).
2.5 Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah layanan informasi yang dapat diakses melalui mobile device dengan mengunakan mobile network , yang dilengkapi kemampuan untuk memanfaatkan lokasi dari mobile device tersebut. SIG memberikan kemungkinan komunikasi dan interaksi dua arah.Oleh karena itu pengguna memberitahu penyedia layanan untuk mendapatkan informasi yang dia butuhkan, dengan referensi posisi pengguna tersebut. Layanan berbasis lokasi dapat digambarkan sebagai suatu layanan yang berada pada pertemuan tiga teknologi yaitu: Geographic Information System , Internet Service , dan Mobile Devices (Santoso et al., 2015)
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah sebuah sistem yang didesain untuk menangkap, menyimpan, memanipulasi, menganalisa, mengatur dan menampilkan seluruh jenis data geografis. Kata SIG yang terkadang dipakai sebagai istilah untuk geographical information science atau geospatial information studies yang merupakan ilmu studi atau pekerjaan yang berhubungan dengan SIG. SIG dapat disimpulkan sebagai gabungan kartografi, analisis statistik dan teknologi sistem basis data (database)(Irwansyah, 2016)
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa SIG adalah sistem informasi yang dapat memadukan antara data grafis dengan data teks nyang digunakan untuk menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah dipermukaan bumi.
Secara garis besar jenis Layanan Berbasis Lokasi juga dapat dibagi menjadi dua(Santoso et al., 2015), yaitu:
1. Pull Service : layanan diberikan berdasarkan permintaan dari pelanggan akan kebutuhan suatu informasi. Jenis layanan ini dapat dianalogikan seperti mengakses suatu web pada jaringan internet.
2. Push Service : layanan ini diberikan langsung oleh service provider tanpa menunggu permintaan dari pelanggan, tentu saja informasi yang diberikan tetap berkaitan dengan kebutuhan pelanggan.
Istilah ini digunakan karena SIG dibangun berdasarkan pada „geografi‟
atau „spasial‟. Setiap objek geografi mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik, budaya atau ekonomi alamiah.
Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai dengan kenyataannya di bumi. Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensi. Data spasial divisualisasikan berupa titik, garis, poligon (2-D), permukaan (3-D).
Gambar 2.1 Visualisasi Data Spasial
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer).
Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi.
Menurut Anon (2017) ada beberapa latar belakang berkembangnya SIG, diantaranya adalah:
a. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi
b. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
c. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data
d. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau coverage dataspasial
e. SIG memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya
f. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif g. SIG dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik
h. Semua operasi SIG dapat dicostumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahasa script.
i. Peragkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak lain
j. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika.
Alasan SIG dibutuhkan adalah karena untuk data spatial penanganannya sangat sulit terutama karena peta dan data statistik cepat kadaluarsa sehingga tidak ada pelayanan penyediaan data dan informasi yang diberikan menjadi tidak akurat. Berikut adalah dua keistimewaan analisis melalui SIG :
a. Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan suatu geografi yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity SIG menggunakan proses yang disebut dengan buffering, yaitu membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu untuk menentukan dekatnya hubungan antara sifat bagian yang ada.
b. Analisis Overlay
Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay. Secara analisis membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisis secara visual. Dengan demikian, SIG diharapkan mampu memberikan kemudahan-kemudahan yang diinginkan yaitu:
1. Penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku 2. Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah
3. Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisis dan direpresentasikan
4. Menjadi produk yang mempunyai nilai tambah 5. Kemampuan menukar data geospasial
6. Penghematan waktu dan biaya
7. Keputusan yang diambil menjai lebih baik.
2.5.1 Komponen SIG
Menurut Irwansyah (2016), komponen-komponen yang membangun sebuah sistem informasi geografis adalah:
1. Computer System and Software
Merupakan sistem komputer dan kumpulan piranti lunak yang digunakan untuk mengolah data.
2. Spasial Data
Merupakan data spasial (bereferensi keruangan dan kebumian) yang akan diolah
3. Data Management and Analysis Procedure
Manajemen data dan analisa prosedur oleh Database Management System.
4. People
Entitas sumber data manusia yang akan mengoperasikan sistem informasi geografis.
2.6 Metode Pengembangan Sistem Prototype
Model prototype dapat digunakan untuk menyambung ketidak pahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak (Rosa &
Shalahudin, 2018).
Gambar 2.2 Ilustrasi ModelPrototype.
Sumber : (Rosa & Shalahudin, 2018)
2.6.1 Tahapan – Tahapan Dalam Proses Prototype
Menurut Rosa & Shalahudin (2018)terdapat tahapan dalam proses prototipe yaitu:
1. Mendengarkan Pelanggan
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan kebutuhan dari sistem dengan cara mendengar kebutuhan pelanggan sebagai pengguna sistem perangkat lunak untuk menganalisis serta mengembangkan kebutuhan pengguna.
2. Merancang dan Membuat Prototype
Pada tahap ini, dilakukan perancangan dan pembuatan prototipe sistem yang disesuai dengan kebutuhan pengguna.
3. Uji Coba
Pada tahap ini, dilakukan pengujian prototipe sistem oleh pengguna kemudian dilakukan evaluasi sesuai dengan kekurangan-kekurangan dari kebutuhan pelanggan. Jika sistem sudah sesuai dengan prototipe, maka sistem akan diselesaikan sepenuhnya. Namun, jika masih belum sesuai kembali ke tahap pertama.
2.7 Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) merupakan bahasa permodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang perparadigama atau berorientasi dengan objek. Permodelan yang sesungguhnya digunakan untuk menyederhanakan masalah-masalah yang kompleks sehingga mudah di pahami dan dipelajari (Rosa & Shalahudin, 2018).
2.7.1 Use Case Diagram
Use case diagram merupakn diagram yang mendeskripsikan interaksi antara aplikasi dan user (pengguna). Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang terdapat pada sebuah sistem. Pada diagram ini yang di tekankan adalah “apa” yang diperbuat oleh sistem.
Tabel 2.2 Simbol dan keterangan Use Case Diagram
Simbol Deskripsi
Use case, fungsionalitas yang disediakan
sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor.
Aktor / Actor , orang, proses atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri.
Asosiasi / Association, komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisipasi pada use case / use case memiliki interaksi dengan aktor.
<<extend>> Ekstensi/ Extend, relasi usecase
tambahan ke sebuah use case yang ditambahkan.
Generalisasi / Generalization, hubungan generaliasasi dan spesialisasi antara dua use case.
<<include>>
Menggunakan/ Include / uses, use case yang ditambahkan akan selalu dipanggil saat use case tambahan dijalankan.
Sumber : (Rosa & Shalahudin, 2018).
2.7.2 Class Diagram
Class Diagram atau diagram kelas merupakan suatu diagram yang menggambarkan serangkaian struktur system dari sekumpulan kelas, interface, kolaborasi dan realisasinya (Rosa & Shalahudin, 2018). Diagram kelas dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini.
Nama use case
Tabel 2.3 Simbol Class Diagram
Simbol Deskripsi
Package, merupakan sebuah bungkusan dari satu atau lebih kelas.
Kelas, kelas pada struktur sistem.
nama_interface
Antarmuka/ interface , sama dengan konsep interface dalam pemrograman berorientasi objek.
Asosiasi / association, relasi antar kelas dengan makna umu, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity.
Asosiasi berarah / directed association, relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain.
Generalisasi, relasi antar kelas dengan makna generalisasi-spesialisasi (umum khusus).
Kebergantungan / dependency, relasi antar kelas dengan makna kebergantungan antar kelas.
Agregasi / aggergation, relasi antar kelas dengan makna semua-bagian (whole-part)
Sumber :(Rosa & Shalahudin, 2018).
2.7.3 Activity Diagram
Activity Diagram atau diagram aktifitas merupakan gambaran alur aktivitas dalam suatu aplikasi, yang menjalaskan alur dari masing-masing proses
Package
Nama kelas
sampai dengan tahap akhir proses aplikasi berakhir. Pada diagram ini juga menggambarkan proses pararel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi, tabel activity diagram disajikan pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Activity Diagram Symbol
Simbol Deskripsi
Status Awal Aktivitas Sistem, merupakan sebuah diagram aktivitas yang menggambarkan status awal sebuah sistem.
Aktivitas, merupakan suatu hal yang dilakukan oleh sebuah sistem, yang biasanya diawali dengan kata kerja.
Percabangan/Decision Percabangan/decision, merupakan aktivitas yang dilakukan lebih dari satu aktivitas.
Penggabungan merupakan asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu
Status Akhir, merupakan aktivitas akhir yang dilakukan sebuah sistem.
Sumber : (Rosa & Shalahudin, 2018).
2.7.4 Sequence Diagram
Sequence Diagram merupakan gambaran suatu sistem yang biasanya digunakan dengan tujuan untuk menganalisa, mendesain dan fokus pada identifikasi metode pada sebuah desain(Rosa & Shalahudin, 2018). Diagram sequence disajikan pada Tabel 2.5
Aktivitas
Tabel 2.5 Diagram Sequence
Symbol Deskripsi
Aktor, merupakan subjek (orang), proses, suatu sistem lain, yang berinteraksi dengan sistema yang akan dirancang diluar sistem rancangan itu sendiri.
Objek, merupakan partisipasi secara berurutan yang berinteraksi melalui pesan yang dikirim dan diterima, dan ditempatkan dibagian atas diagram.
Garis Hidup Objek, merupakan tanda kehidupan suatu objek selama urutan yang apabila kehidupan tersebut tidak lagi berinteraksi ditandai dengan tanda X.
Objek yang sedang aktif berinteraksi, ditandai dengan simbol persegi panjang yang sempit, ditempatkan diatas sebuah garis hidup yang menandakan suatu objek ketika mengirim dan menerima pesan.
<<create>> Pesan, merupakan suatu perilaku sistem yang
menandakan adanya sebuah alur informasi yang dibuat
Sumber : (Rosa & Shalahudin, 2018).
2.8 Gedung Serbaguna
Gedung memiliki arti bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukan, olahraga dan sebagainya. Serbaguna memiliki arti campuran penggunaan tata guna (lahan) atau fungsi (bangunan). Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa gedung serbaguna merupakan bangunan gedung yang memiliki banyak fungsi dan dapat digunakan untuk kegiatan berbeda-beda dimana masing-masing kegiatan memiliki kaitan erat dan
nama_objek : nama kelas
saling melengkapi satu sama lain serta memenuhi kriteria yang ada dalam konteks tertentu (berkaitan dengan fungsi utama bangunan tersebut).
Adapun karakteristik dari Bangunan Gedung Serba Guna adalah sebagai berikut :
1. Terdiri dari dua atau lebih, aktifitas-aktifitas yang saling menunjang.
2. Komponen-komponen yang saling terintegrasi dengan baik, termasuk penggunaan pedestrian.
3. Perkembangan yang saling melengkapi karena terdiri dari para pelaku aktifitas yang berbeda (terhadap pasar).
4. Mempunyai orientasi yang kuat dalam tapak.
Terdapat banyak gedung serbaguna di Kota Bandar Lampung diantaranya : Daftar Tabel 2.6 Nama Gedung
N o
Nama Gedung Alamat
1 Graha Gading Tanjung Karang
Jalan Dokter Susilo No.21A, Sumur Batu, Kec.
Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung, Lampung 35212
2 Gedung Graha Bhakti Pramuka Rajabasa
Jl. Pramuka, Rajabasa, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung
3 Gedung Asrama Haji Bandar Lampung
Jl. Soekarno - Hatta No.36, Rajabasa Raya, Rajabasa, Rajabasa Raya, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35142
4 Gedung Bagas Raya Jl. Soekarno – Hatta, Way Dadi, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35132
5 Gedung Serba Guna Museum Lampung
Jl. ZA. Pagar Alam No.64, Gedong Meneng, Kec.
Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35141
6 Gedung Serba Guna Universitas Lampung
Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35142
7 Gedung Serba Guna UIN Lampung
Sukarame, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131
8 Gedung Serba Guna UBL Mahligai Agung
Jl. ZA. Pagar Alam No.89, Gedong Meneng, Kec.
Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35142
9 Gedung Serba Guna Saburai Jl. Imam Bonjol, Langkapura, Kota Bandar Lampung, Lampung 35151
10 Gedung Dharma Wanita Bandar Lampung
Jl. Kapten Tendean Pelita No.4, Palapa, Kec. Tj.
Karang Pusat, Kota Bandar Lampung, Lampung 35213
11 Gedung Sumpah Pemuda (PKOR)
Jl. Sumpah PemudaPerumnas Way HalimKec.
Kedaton Kota Bandar Lampung Lampung 35132 12 Graha Surya Gedung Meneng Rajabasa, Jl. ZA. Pagar Alam
No.43, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35132
13 Gedung Serba Guna Ernawan Khua Jukhai
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.15, Pahoman, Kec.
Tlk. Betung Utara, Kota Bandar Lampung, Lampung 35212
14 Gedung Golkar Lampung Jl. KH. Ahmad Dahlan, Pahoman, Kec. Tlk.
Betung Utara, Kota Bandar Lampung, Lampung 35228
15 Gedung Serba Guna Pahoman Jl. Way Ngarip No.10C, Pahoman, Kec. Tlk.
Betung Utara, Kota Bandar Lampung, Lampung 35128
16 Graha Balai Krakatau Jalan Imam Bonjol No.100 ABC Sumber Rejo, Kota Baru, Langkapura, Kota Bandar Lampung, Lampung 35151
17 Graha Wangsa Jl. Yos Sudarso No.272, Sukaraja, Bumi Waras, Kota Bandar Lampung, Lampung 35226
18 Graha Mandala Alam Jl. Pagar Alam, Kedaton, Kec. Kedaton, Kota Bandar Lampung, Lampung 35141
19 Gedung Graha Bintang Jl. Pramuka No.27, Kemiling Raya, Kec.
Kemiling, Kota Bandar Lampung, Lampung 35151
20 Graha Shandeiro Jl. Soekarno - Hatta No.109, Labuhan Dalam, Kec. Tj. Senang, Kota Bandar Lampung, Lampung 35141
2.9 Pengujian Sistem (ISO 25010)
ISO/IEC 25010 merupakan model kualitas sistem dan perangkat lunak yang menggantikan ISO/IEC 9126 tentang software engineering (International Organisation for Standardisation, 2011). ISO/IEC 25010 memiliki delapan
Daftar Tabel 2.6 Nama Gedung (Lanjutan)
dimensi diantaranya usability, portability, performance efficiency, fungsional suitability, maintainability, compability, reliability, dan security. Karakteristik Kualitas ISO/IEC 25010 menurut (Abran et al., 2018)
1. Functional Suitability
Sejauh mana perangkat lunak mampu menyediakan fungsi yang memenuhi kebutuhan yang dapat digunakan dalam kondisi tertentu.
2. Compatibility
Sejauh mana sebuah produk, sistem atau komponen dapat bertukar informasi dengan produk, sistem atau komponen dan/atau menjalankan fungsi lain yangdiperlukan secara bersamaan ketika berbagi perangkat keras dan environmentperangkat lunak yang sama.
3. Usability
Sejauh mana sebuah produk atau sistem dapat digunakan olehuser tertentu untukmencapai tujuan dengan efektif, eficiency, dan kepuasan tertentu dalam konteks penggunaan.
4. Reliability
Sejauh mana sebuah sistem, produk atau komponen dapat menjalankan fungsi tertentu dalam kondisi tertentu selama jangka waktu yang ditentukan.
5. Security
Sejauh mana sebuah produk atau sistem melindungi informasi dan data sehingga seseorang atau sistem lain dapat mengakses data sesuai dengan jenis dan level otorisasi yang dimiliki.
6. Portability
Sejauh mana keefektifan dan efisiensi sebuah sistem, produk atau komponen dapat dipindahkan dari satu perangkat keras, perangkat lunak atau digunakan pada lingkungan yang berbeda.
7. Performance Efficiency
Kinerja relatif terhadap sumber daya yang digunakan dalam kondisi tertentu.
8. Maintainability
Sejauh mana keefektifan dan efisiensi dari sebuah produk atau sistem dapat dirawat.
2.10 Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, skala yang didasarkan pada penjumlahan sikap responden dalam merespon pernyataan berkaitan indikator-indikator suatu konsep atau variabel yang sedang diukur (Sugiyono, 2017). Skala Likert umumnya menggunakan lima titik dengan label netral pada posisi tengah (ketiga). Skala Likert apat dilihat pada Tabel 2.7
Tabel 2.7 Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber :(Sugiyono, 2017)
Hasil penilaian responden akan dihitung persentase kelayakannya dengan menggunakan perhitungan, dapat dilihat dibawah ini
……… (1)
Persentase kelayakan yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Tabel konversi yang berpedoman pada acuan konversi nilai, dapat dilihat pada Tabel 2.8
Tabel 2.8 Skala Konversi Nilai
Persentase Pencapaian (%)
Interpretasi
90 ≤ x 80 ≤ x < 90 70 ≤ x < 80 60 ≤ x < 70
X < 60
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Sumber :(Sanusi, 2012) Keterangan: x = persentase hasil pengujian.
2.11 Acceptance Testing
Menurut Black (2017), acceptance testing biasanya berusaha menunjukkan bahwa sistem telah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Pada pengembangan software dan hardware komersial, acceptance test biasanya disebut juga "alpha tests" (yang dilakukan oleh pengguna in-house) dan "beta tests" (yang dilakukan oleh pengguna yang sedang menggunakan atau akan menggunakan sistem tersebut). Alpha dan beta test biasanya juga menunjukkan bahwa produk sudah siap untuk dijual atau dipasarkan.
Acceptance testing mencakup data, environment dan skenario yang sama atau hampir sama pada saat live yang biasanya berfokus pada skenario penggunaan produk tertentu.