Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
3825
Pengembangan Sistem Pelaporan Kerusakan Jalan Berbasis Android Untuk Daerah Kota Malang Menggunakan Konsep Crowdsource
Ardi Wicaksono1, Fajar Pradana2,Fitra Abdurachman Bachtiar3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1ardi.wicaksono@student.ub.ac.id, 2fajar.p@ub.ac.id, 3fitra.bachtiar@ub.ac.id
Abstrak
Di Kota Malang, banyak terjadi kemacetan di banyak titik, baik pada jalan protokol maupun jalan-jalan desa. Selain dikarenakan Kota Malang memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak, kepadatan transportasi atau kemacetan yang terjadi juga disebabkan oleh kerusakan pada jalan. Hal tersebut juga banyak menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Kerusakan-kerusakan pada jalan tersebut tidak dapat dengan cepat untuk ditangani oleh pemerintah Kota Malang. Hal tersebut dikarenakan Kota Malang memiliki luas daerah yang cukup luas yaitu 110,6 km persegi, serta proses survei yang harus dilakukan tergolong cukup memakan waktu dan biaya. Kesulitan juga dialami oleh Masyarakat yang ingin melaporkan suatu kerusakan jalan, diantaranya dikarenakan tidak tahu prosedur yang harus dilakukan untuk melapor. Sistem Pelaporan Jalan, menawarkan suatu mekanisme pelaporan, dimana pelapor dapat mengirimkan laporannya dimana saja di Kota Malang kepada pihak dinas Binamarga Kota Malang, dan pihak dinas Kota Malang akan lebih mudah dalam mengumpulkan data kerusakan jalan. Sistem Pelaporan Jalan terdiri dari dua aplikasi yaitu, aplikasi pelaporan yang dibangun pada platform Android untuk pelapor, dan aplikasi admin yang dibangun pada platform web application nodeJs untuk dinas Kota Malang.
Kata kunci: Kerusakan Jalan, Sistem Pelaporan, Android, NodeJs, Geotagging, Google Cloud Service Abstract
In the city of Malang, there are many traffic jams at many points, both on the protocol road and on the roads of the village. Apart from the fact that Malang City has a large population, the density of transportation or congestion that occurs is also caused by damage to the road. This is also a factor in the occurrence of traffic accidents on the highway. Damages to the road cannot be quickly handled by the Malang City government. This is because the city of Malang has a fairly large area of 110.6 square kilometers, and the survey process that must be carried out is quite time-consuming and costly.
Difficulties are also experienced by people who want to report a road damage, including because they do not know the procedures that must be done to report. The Road Reporting System, offers a reporting mechanism, whereby the reporter can send his report anywhere in the city of Malang to the Binamarga official in Malang City, and the Malang City office will be easier to collect road damage data. The Road Reporting System consists of two applications, namely, a reporting application built on the Android platform for reporters, and an admin application built on the nodeJs web application platform for Malang City services.
Keywords: Damaged Road, Reporting system, Android, NodeJS, Geotagging, Google Cloud Service
1. PENDAHULUAN
JKerusakan pada jalan akan mempengaruhi laju kendaraan yang melintasi jalan tersebut, dikarenakan bagian jalan yang rusak akan cenderung dihindari oleh pengendara kendaraan, dan pengendara kendaraan harus mengurangi kecepatan kendaraannya untuk menghindari
kerusakan jalan tersebut. Sehingga terjadi penumpukan-penumpukan kendaraan yang menyebabkan kemacetan. Kerusakan pada jalan juga sudah banyak menjadi salah satu faktor sebagai penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Kecelakaan yang terjadi juga sering menjadi faktor terjadinya kemacetan.
Oleh karena itu kondisi jalan dapat dikatakan
sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepadatan atau kemacetan lalu lintas pada transportasi darat
Masalah yang ada adalah, pemerintah kota sulit mendata seluruh kerusakan jalan yang ada pada Kota Malang. Pemerintah kota memerlukan waktu yang cukup lama jika ingin mendata seluruh kerusakan jalan yang ada pada Kota Malang, karena luas daerah yang cukup luas. Menurut data statistik Kota Malang pada situs malangkota.bps.go.id per tahun 2016, luas wilayah Kota Malang adalah 110,06 km persegi (Badan Pusat Statiska Kota Malang, 2017).
Selain itu dalam wawancara (Lampiran A.1) yang dilakukan pada kepala seksi Kepala Seksi Pengembangan Jaringan Jalan dan Jembatan Bidang Binamarga, kesulitan yang dialami oleh pemerintah Kota Malang adalah kondisi jalan yang berubah-ubah yang dipengaruhi oleh cuaca, dan juga debit kendaraan yang melintas.
Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak keikutsertaan masyarakat untuk melaporkan kepada pihak pemerintah kota ketika menemukan keadaan jalan yang rusak.
Berangkat dari masalah tersebut, penelitian ini akan membangun sebuah sistem yang dapat digunakan untuk melakukan pelaporan jalan rusak di Kota Malang dengan perangkat mobile berbasis android pada sisi pelapor, dan aplikasi berbasis web pada sisi admin dengan memanfaatkan web service..
2. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan pada penelitianini adalah metodologi dengan menggunakan iterative model SDLC. Dimana pada penerapannya dibagi menjadi beberapa tahapan
Tahap pertama adalah penentuan masalah atau observasi masalah. Tahap ini dilakukan untuk menentukan masalah apa yang akan diselesaikan. Kedua adalah tahap studi literatur.
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan studi- studi literatur yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam melakukan penelitian. Ketiga adalah perencanaan, pada tahap ini ditentukan tujuan penelitian, sasaran yang dituju, dan juga spsesifikasi sistem pengembangan. Selanutnya tahap analisis kebutuhan, tahap ini menentukan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi nantinya oleh sistem yang dikembangkan. Tahap perancangan pada tahap ini dilakuka perancangan yang dilakukan sebagai dasar ketika melakukan
pengimplementasian. Lalu tahp evaluasi untuk menentukan iterasi berikutnya, setelah itu tahap terakhir yaitu pengujian.
Gambar 1 Alur metodologi
3. REKAYASA KEBUTUHAN 3.1. Gambaran Umum
Sistem Pelaporan Kerusakan Jalan adalah sistem yang ditujukan kepada masyarakat yang berada di Kota Malang, serta dinas Kota Malang yang memiliki wewenang dalam menindak lanjuti laporan tentang kerusakan jalan yang ada di Kota Malang, dalam hal ini adalah dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Malang. Sistem berupa aplikasi yang berbasis android, untuk masyarakat yang melakukan pelaporan, dan aplikasi berbasis web untuk dinas PUPR Kota Malang sebagai peninjau laporan kerusakan jalan. Sistem Pelaporan Kerusakan Jalan bersifat online, dimana baik pelapor maupun dinas PUPR harus terkoneksi pada jaringan internet untuk mengakses sistem.
3.2. Identifikasi Aktor
Aktor adalah pelaku yang berinteraksi
dengan sistem. Pada tabel satu berikut aktor
pada Sistem Pelaporan Jalan
Tabel 1. Identifikasi Aktor
Aktor Deskripsi
Pengguna Merupakan seluruh orang yang menggunakan aplikasi Sistem Pelaporan Jalan
Member Merupakan pengguna yang telah terdaftar dalam database Sistem Pelaporan Jalan.
Pengguna yang telah terdaftar sebagai member, dapat mengakses halaman lapor, riwayat, serta Linimasa.
Admin Merupakan staff dari dinas Kota Malang yang memiliki wewenang dalam menangani laporan masyarakat Kota Malang dan telah melakukan proses Melakukan Login
3.3. Kebutuhan Fungsional Aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan
Kebutuhan fungsional pada aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan didapatkan dari dua iterasi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3:
Tabel 2 Kebutuhan Fungsional Aplikasi Android Sistem pelaporan Jalan Itersi Pertama Kode Kebutuhan
Sistem
Deskripsi Kebutuhan
SPJR-001 Pengguna dapat Login ke sistem
SPJR-002 Pengguna dapat mendaftar sebagai member
SPJR-003 Member dapat membuat laporan kerusakan jalan
Tabel 3 Kebutuhan Fungsional Aplikasi Web Admin
Sistem Pelaporan Jalan Kode Kebutuhan
Sistem
Deskripsi Kebutuhan
SPJR-003 Member dapat melihat riwayat laporan yang pernah dikirimkan
SPJR-004 Member dapat melihat laporan yang telah dikirimkan oleh orang lain
3.4. Kebutuhan Fungsional Aplikasi Web Admin Sistem Pelaporan Jalan
Kebutuhan fungsional pada aplikasi web admin Sistem Pelaporan Jalan juga didapatkan dari dua iterasi yang dilakukan. Kebutuhan- kebutuhan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4 Kebutuhan Fungsional Aplikasi Web Admin Sistem Pelaporan Jalan Iterasi Pertama Kode Kebutuhan
Sistem
Deskripsi Kebutuhan
SPJR-Adm-001 Admin dapat Login ke aplikasi web Admin Sistem Pelaporan Jalan SPJR-Adm-002 Admin dapat melihat
daftar nama jalan yang dilaporkan mengalami keruskan jalan, terurut berdasarkan prioritas perbaikannya
SPJR-Adm-003 Admin dapat logout dari aplikasi web Sistem Pelaporan Jalan
Tabel 5 Kebutuhan Fungsional Aplikasi Web Admin Sistem Pelaporan Jalan Iterasi Kedua Kode Kebutuhan
Sistem
Deskripsi Kebutuhan
SPJR-Adm-004 Admin dapat melihat detil tiap prioritas perbaikan jalan SPJR-Adm-005 Admin dapat titik lokasi kerusakan pada jalan tertentu
SPJR-Adm-006 Admin dapat mengubah status peninjauan laporan
SPJR-Adm-007 Admin dapat melihat semua titik lokasi laporan kerusakan jalan
3.5.Kebutuhan Fungsional Aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan
Gambar 2 Use Case Diagram Aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan Iterasi Pertama
Gambar 3 Use Case Diagram Aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan Iterasi Kedua
3.5.Kebutuhan Fungsional Aplikasi Web Admin Sistem Pelaporan Jalan
Gambar 2 Use Case Diagram Aplikasi Web Admin Sistem Pelaporan Jalan Iterasi Pertama
Gambar 2 Use Case Diagram Aplikasi Web Admin Sistem Pelaporan Jalan Iterasi Kedua 4. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
4.1.Perancangan Antarmuka Aplikasi Androd Sistem Pelaporan Jalan
1 2 3
Gambar 7 Wireframe Aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan
Penjelasan pada Gambar 7 diatas dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6 Penjelasan Wireframe No
1 Halaman untuk melakukan login 2 Halaman untuk mendaftar sebagai
member
3 Halaman Utama Sistem setelah masuk sebagai member
4 Halaman membuat laporan 5 Halaman riwayat
6 Halaman linimasa
4.3. Perancangan Antarmuka Apliksi Web Admin Sistem Pelaporan Jalan
Gambar 8 Wireframe Aplikasi Web Admin Sistem Pelaporan Jalan
4.3. Implementasi Kode Program
Implementasi kode program pada aplikasi Laporjalan mengacu pada perancangan komponen. Implementasi kode program menggunakan bahasa Java dan NodeJs.
Implementasi kode program yang didokumentasikan dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian, yaitu iterasi pertama dan iterasi kedua.
4.4. Implementasi Antarmuka Aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan
Gambar 9 Implementsi Antrmuka Aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan 4.5. Implementasi Antarmuka Aplikasi Web
Admin Sistem Pelaporan Jalan
Gambar 10 Implementsi Antrmuka Aplikasi Web Admin Sistem Pelaporan Jalan
4.6. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap yang dilakukan untuk menentukan, apakah iterasi yang dilakukan sudah cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan sistem, atau perlu dilakukannya iterasi berikutnya. Penilaian tersebut akan melibatkan calon pengguna sistem.
Calon pengguna sistem akan diberikan hasil dari pengembangan sistem iterasi pertama, lalu mengisi beberapa kuesioner yang diberikan.
Dari hasil kuesioner tersebut lah didapat hasil apakah perlu dilakukan iterasi berikutnya atau tidak.
4 5 6
5. PENGUJIAN
5.1 Pengujian Unit Aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan
Berdasarkan semua pengujian yang telah dilkaukan pada method utama yang ada pada class lapor dan juga method utama yang ada pada class LinimasaActivity, menghasilkan hasil uji yang valid. Dengan pengujian yang dilakukan adalah mencari hasil basic path testing.
5.2 Pengujian Unit Aplikasi Web Admin Sistem Pelaporan Jalan
Berdasarkan semua pengujian yang telah dilkaukan pada method utama yang ada pada class C_Server, menghasilkan hasil uji yang valid. Dengan pengujian yang dilakukan adalah mencari hasil basic path testing.
5.3 Pengujian Blackbox
Dalam pengujian menggunakan Blackbox, seluruh fungsionalitas setelah tahap implementasi dijalankan dengan prosedur yang telah ditentukan. Baik pada aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan, maupun pada aplikasi web admin Sistem Pelaporan Jalan. Dari pengujian yang dilakukan tersebut, didapatkan bahwa semua fungsi yang ada berjalan dengan sesuai harpan. Sehingga dapat dikatakan nilai dari pengujian Blackbox adalah valid
5.4 Pengujian Usability
Pengujian Usability dilakukan dengan menggunakan System Usability Testing, dimana dicari sebanyak minimal 5 responden, lalu dipersilahkan untuk menggunakan Aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan selama beberapa waktu. Lalu responden tersebut diberikan beberapa pertanyaan atau kesioner mengenai pengalamannya saat menggunakan aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan. Dari hasil pengujian tersebut, didapat nilai usability dari aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan adalah 78,5, sehingga dapat dikatakan bahwa aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan termasuk dalam perngkat lunak yang mudah digunakan
6. KESIMPULAN
Dari hasil analisis kebutuhan hingga implementasi, Sistem Pelaporan Jalan memiliki 5 fungsional pada aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan, 7 fungsional pada aplikasi web admin Sistem Pelaporan Jalan,
dan 1 kebutuhan non-fungsional. 5 fungsional dari aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan dan 7 fungsional aplikasi web admin Sistem Pelaporan Jalan, didapat berdasarkan hasil analisis kebutuhan, perancangan dan implementasi dari iterasi pertama hingga iterasi kedua yang dilakukan. Fungsional-fungsional pada aplikasi Android Sistem Pelaporan Jalan tersebut adalah, melakukan
login,mendaftar, membuat laporan, melihat linimasa dan melihat riwayat. Sedangkan 7 fungsional dari apliksai web admin Sistem Pelaporan Jalan adalah, melakukan
login,melakukan
logout,melihat prioritas perbaikan jalan, melihat detil laporan, melihat loksai laporan dipilih, mengubah status peninjauan laporan, dan melihat semua lokasi laporan. Lalu untuk kebutuhan non-fungsional Sistem Pelaporan Jalan adalah tampilan sederhana yang memenuhi nilai usability sistem pada kategori mudah digunakan.
Penerapan
iterative modelpada pengembangan Sistem Pelaporan Jalan, memudahkan proses perancangan hingga implementasi Sistem Pelaporan Jalan.
Dengan menggunakan
iterative model SDLC, penangan masalah yang terjadimenjadi lebih mudah untuk diselesaikan.
Diakrenakan perancangan sistem dipisah menjadi bagian-bagian kecil yang mudah untuk ditangani. Sehingga ketika terjadi masalah tertentu, maka akan mudah untuk ditemukan dan ditangani.
Setelah dilakukannya pengujian pada
Sistem Pelaporan Jalan, mulai dari
pengujian dengan menggunakan
whitebox, blackbox,hingga
usability testing,didapatkan hasil akhir bahwa tidak ada
kesalahan fungsi ataupun fitur pada Sistem
Pelaporan Jalan. Hasil pengujian dengan
menggunakan
whitebox testingmenunjukkan bahwa unit-unit komponen
pada
class-classSistem Pelaporan jalan,
berjalan sesuai dengan kebutuhan, dan
fungsi-fungsi pada
classSistem Pelaporan
Jalan terintegrasi dengan baik. Sedangkan
hasil pengujian mengunkan blackbox testing
menghasilkan nilai 100% valid. Lalu pengujian menggunakan
usability testingmenghasilkan nilai B untuk
usabilitydari Sistem Pelaporan Jalan.
7. SARAN
Dari hasil pengujian usability yang telah dilakukan, didapatkan nilai usability Sistem Pelaporan Jalan adalah 78,5. Dimana nilai tersebut meskipun sudah tergolong pada perangkat lunak yang cukup mudah digunakan, nilai tersebut masih bisa ditingkatkan lagi dengan lebih menerapkan konsep-kosep pada user experience, sosialisasi penggunaan sistem, pendampingan penggunaan sistem oleh orang teknis.
8. DAFTAR PUSTAKA
Afshari, A., Mojahed, M., & Yusuff, R. M.
(2010). Simple Additive Weighting approach to. International Journal of Innovation and Technology Management.
Andriansyah, M., Oswari, T., & Prijanto, B.
(2007). Konsep dan Definisi Crowdsourcing. Crowdsourcing:
Konsep Sumber Daya Kerumunan dalam Abad Partisipasi Komunitas Internet.
Ghezzi, A., Gabelloni, D., Martini, A., &
Natalicchio, A. (2017). Crowdsourcing:
A Review and Suggestions. 00, 1-21.
Kharisma, R., Tolle, H., & Wardani, N. H.
(2018). Pengembangan Aplikasi Mobile Untuk Mencari dan Memberikan Pertolongan Terhadap Masalah Pada Kendaraan Berdasarkan Lokasi Terdekat . Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer , 2686-2693 .
Nielsen, J. (2000, Maret 19). Why You Only Need to Test with 5 Users. Diambil kembali dari Nielse Norman group:
https://www.nngroup.com/articles/why-
you-only-need-to-test-with-5-users/
Node.js Foundation. (2017). About. Diambil kembali dari Node.js: nodejs.org Nolan, G., Cinar, O., & Truxall, D. (2014).
Android Best Practice. New York, New York, United States of America: Apress.
Nugroho, S., Waluyo, S. H., & Hakim, L.
(2017). Comparative Analysis of Software Development. International Journal of Computer Applications, 0975 – 8887.
Pop, D. P., & Altar, A. (2014). Designing an MVC Model for Rapid Web Application Development. Procedia Engineering, 1172 – 1179 .
Powell, A. (2018, November 30). Iterative Model. Diambil kembali dari Airbrake:
https://airbrake.io/blog/sdlc/iterative- model
Sauro, J. (2011, Februari 2). Measuring Usability With The System Usability Scale (SUS). Diambil kembali dari MeasuringU:
https://measuringu.com/sus/
Sommerville, I. (2011). Software Engineering 9th Edition. Pearson.
Sonata, F. (2016). Implementasi Metode Simple Additive Weighting (SAW) Dengan Proses Fuzzifikasi Dalam Penilaian Kinerja Dosen. Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, 71 – 80.
StrongLoop, IBM, expressjs.com Contributors.
(2017). Home. Diambil kembali dari Express: https://expressjs.com/
Thu, E. E., & Aung, N. T. (2016). Developing Mobile Application Framework by Using RESTFul Web Service with JSON Parser. 177-178.
Tutorialspoin. (2018, November 30). Diambil kembali dari Tutorialspoin:
https://www.tutorialspoint.com/sdlc/sdl c_overview.htm.