• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI ROTI (Studi Pada UMKM Industri Roti

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI ROTI (Studi Pada UMKM Industri Roti "

Copied!
153
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Seperti mengarahkan kegiatan bisnis untuk menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan pelanggan sehingga perusahaan mencapai tujuan pengembangan bisnis yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu. Kualitas yang baik dari produk yang dihasilkan memungkinkan industri bakery untuk mempertahankan dan menambah pelanggan yang sudah lama percaya dengan kualitas produk yang mereka hasilkan.

Identifikasi Masalah

Menurut Hadori Yunus-Harnant (2011: 16), dalam menjelaskan hak dan kewajiban konsinyasi antara lain harus melindungi barang-barang milik pengirim dengan baik, sesuai dengan keadaan barang, menyampaikan laporan secara berkala tentang kemajuan penjualan barang-barang konsinyasi, dan harus menjualnya dengan harga yang ditentukan, tetapi jika tidak ada kesepakatan harga, ia harus menjualnya dengan harga yang dapat memuaskan kepentingan pemilik. Terdapat perbedaan perkembangan usaha pada masing-masing industri bakery, terbukti dengan data penjualan dan pelanggan yang dimiliki oleh masing-masing industri menghadapi perbedaan.

Rumusan Masalah

Untuk menguji dan menganalisis kebijakan harga, penjualan tunai, penjualan konsinyasi (terpercaya) dan kualitas produk berpengaruh terhadap perkembangan usaha bakery. Penjualan konsinyasi (titipan) adalah penjualan yang dilakukan dengan menitipkan barang kepada pihak lain untuk dititipkan untuk dijual dengan memberikan komisi tertentu (Utoyo, 2004).

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang ditulis oleh situs lain, namun saat ini penulis berkecimpung di bidang usaha mikro, kecil dan menengah karena “UMKM” saat ini banyak mendapat perhatian terutama dari pemerintah, karena usaha kecil merupakan mampu mengatasi beberapa masalah utama negara saat ini, termasuk pengangguran, yang sering meningkat, menyebabkan tingkat kejahatan yang tinggi. Citra Lestari dan Nawazirul Lubis “Dampak Jaringan Usaha, Inovasi Produk dan Persaingan Usaha Terhadap Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Studi Pada IKM Pangan di Kabupaten Kuningan Kabupaten Kuningan Jawa Barat)”.

LANDASAN TEORI

Uraian Teoritis

  • Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
  • Pengembangan Usaha
  • Harga
  • Penjualan Tunai
  • Konsep Dasar Penjualan Konsinyasi
  • Pengertian Penjualan Konsinyasi
  • Keuntungan Penjualan Konsinyasi
  • Sistem Operasi Penjualan Konsinyasi
  • Hak dan Kewajiban dari Komisioner
  • Kualitas Produk
  • Review Penelitian Terdahulu

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Bukti setoran bank disampaikan oleh fungsi treasury ke fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal kas. Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, termasuk penjualan tunai.

Tabel II.1  Penelitian Terdahulu
Tabel II.1 Penelitian Terdahulu

Kerangka Konseptual

Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap pengusaha, maka besar harapan untuk dapat mengubah usaha kecil menjadi usaha skala menengah bahkan menjadi usaha besar. Hal ini dikarenakan kebijakan harga yang tidak tepat sasaran akan mengakibatkan penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan menurunkan pendapatan dan hal ini akan sangat berpengaruh bagi perkembangan usaha. Salah satu fungsi yang menentukan keberhasilan kegiatan pemasaran adalah penjualan karena penjualan merupakan ujung tombak suatu perusahaan dalam perkembangan usahanya yang dapat dilihat dari volume penjualan.

Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan kebijakan dan prosedur yang akan diikuti agar rencana penjualan yang telah ditetapkan dapat terlaksana. Salah satu kebijakan penjualan yang harus ditentukan oleh perusahaan adalah strategi mengenai strategi penjualan produk. Secara tidak langsung penjualan konsinyasi mendorong perkembangan usaha perusahaan, karena peningkatan jumlah penjualan merupakan salah satu indikator perkembangan usaha (Hadori Yunus: 2008).

Dorothea Wahyu (2004:11) menyatakan bahwa “kualitas akan membuat produk atau jasa dikenal, dan ini akan membuat perusahaan atau organisasi yang memproduksi produk atau memberikan jasa juga dikenal dan dipercaya oleh masyarakat luas. produk yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi.

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Definisi Operasional Variabel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

Ho : Tidak terdapat pengaruh kebijakan harga, penjualan tunai, pengiriman dan kualitas produk terhadap pengembangan usaha. Artinya jika penjualan tunai membaik dengan asumsi variabel lain konstan maka dapat meningkatkan perkembangan usaha sebesar 0,221. Artinya jika kualitas produk meningkat dengan asumsi variabel lain konstan maka dapat meningkatkan perkembangan usaha sebesar 0,669.

Artinya jika pelaku usaha dapat terus meningkatkan kualitas produk maka perkembangan usahanya akan meningkat. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan harga, penjualan tunai, pengiriman dan kualitas produk berpengaruh terhadap perkembangan usaha. Berdasarkan hasil pengujian model regresi, variabel penjualan tunai secara parsial berpengaruh terhadap perkembangan usaha.

Berdasarkan hasil pengujian dalam model regresi, variabel beban penjualan secara parsial berpengaruh terhadap perkembangan usaha. Berdasarkan hasil pengujian dalam model regresi, secara parsial variabel kualitas produk berpengaruh terhadap perkembangan usaha.

Tabel III.2
Tabel III.2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Industri roti di Kecamatan Medan Marelan 67

Penelitian ini diambil dari 30 responden yang terdiri dari pemilik dan karyawan masing-masing usaha, dimana untuk setiap usaha diambil 5 responden yang mewakili pemilik dan karyawan masing-masing usaha. Tanggapan responden terhadap variabel kebijakan harga dapat dilihat pada Tabel IV.4 Berdasarkan tabel tersebut rata-rata skor menunjukkan angka 4.400. Sebagian besar jawaban responden ada pada pilihan “setuju” dan “sangat setuju”, dan sebagian kecil responden menjawab dengan pilihan “ragu-ragu”.

Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan harga merupakan hal penting yang akan menentukan pasar dan profitabilitas yang lebih baik. Jawaban responden terhadap variabel penjualan tunai dapat dilihat pada tabel IV.5 Berdasarkan tabel tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 4.143. Mayoritas responden menjawab dengan pilihan 'setuju' dan 'sangat setuju' dan sebagian kecil responden menjawab dengan pilihan 'ragu-ragu'.

Dari daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden, terlihat bahwa item pertanyaan X 3.4 memiliki jumlah poin terbanyak. Dari daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden terlihat bahwa nilai Y1.1 dan Y1.8 mengenai pendapatan usaha dan arus kas memiliki nilai tertinggi.

Tabel IV.2
Tabel IV.2

Analisis Regresi Berganda

Uji normalitas residual dilakukan untuk memenuhi asumsi regresi yang mengharuskan estimasi nilai residual model regresi berdistribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan kriteria jika nilai p > 0,05 berarti data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas residual dari tabel IV.9 menunjukkan bahwa hasil uji statistik dengan model Kolmogrov Smirnov menunjukkan nilai Asymp.

Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena grafik histogram menunjukkan bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak miring (miring) ke kiri atau ke kanan. Pada grafik PP Plots di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar mengelilingi/mengikuti garis diagonal yang berarti data terdistribusi secara normal. Nilai VIF yang kecil berarti tidak terdapat korelasi yang tinggi (sempurna) antara variabel X dalam model regresi.

Homogenitas varian model regresi residual dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan pendekatan uji Korelasi Rank Spearman Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Sig. Selain menggunakan uji Spearman Rank Correlation, uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan melihat sebaran titik pada scatter plot.

Hasil Analisis Regresi Berganda

Nilai konstanta regresi sebesar 2,866 menunjukkan bahwa pada saat variabel X1, X2, X3 dan X4 konstan atau X = 0 maka variabel pengembangan usaha (Y) sebesar 2,866. Artinya jika kebijakan harga membaik dengan asumsi variabel lain konstan maka dapat meningkatkan perkembangan usaha sebesar 0,160. Berdasarkan hasil estimasi output terlihat bahwa keunggulan variabel penjualan tunai memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan variabel lainnya, diikuti oleh variabel kualitas produk, variabel kebijakan harga, dan variabel kebijakan penjualan konsinyasi.

Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan rumus Df1=k-1 dan Df2 = n-k, dimana k adalah jumlah variabel bebas dan terikat, dan n adalah jumlah sampel. Pada contoh ini jumlah variabel independen 4 dan variabel dependen 1, serta jumlah sampel 30 responden dan nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Uji R2 atau uji determinasi merupakan ukuran penting dalam regresi karena dapat mengetahui apakah model regresi yang diestimasi baik atau tidak, atau dengan kata lain angka ini dapat mengukur seberapa dekat.

Koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar variasi variabel dependen Y dapat dijelaskan oleh variabel independen X. Angka tersebut berarti bahwa 84,2% variasi Pengembangan Usaha (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Kebijakan Penetapan Harga (X1) , Penjualan Tunai (X2), Penjualan Konsinyasi (X3) dan Kualitas Produk (X4), sedangkan 15,8 persen.

Pembahasan Hasil Penelitian

Artinya jika pelaku usaha dapat terus meningkatkan penjualan secara tunai, maka perkembangan usahanya akan meningkat. Beberapa indikator variabel penjualan tunai yang berperan penting antara lain: dengan penjualan tunai juga memungkinkan konsumen mendapatkan harga yang lebih murah. Sebab, jika pelaku usaha bisa terus meningkatkan penjualan dengan basis konsinyasi, perkembangan bisnis akan meningkat.

Selain itu, kiriman memiliki nilai tambah di sini dimana pengirim memiliki kuasa atas harga yang akan diberikan kepada konsumen akhir. Hasil estimasi regresi menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel spot penjualan (X2) sebesar 0,221 satuan. Artinya, jika pelaku usaha dapat terus meningkatkan penjualan tunai, katakanlah sebesar 1 unit, perkembangan usaha akan meningkat sebesar 0,221 unit. Hasil estimasi regresi menunjukkan koefisien regresi variabel penjualan konsinyasi (X3) sebesar 0,077 satuan. Artinya, jika pelaku usaha dapat terus meningkatkan penjualan secara konsinyasi, katakanlah sebesar 1 unit, maka perkembangan usaha akan meningkat sebesar 0,007 unit.

Dari hasil estimasi regresi, koefisien regresi untuk variabel kualitas produk (X4) sebesar 0,669 satuan, hal ini berarti jika pelaku usaha dapat terus meningkatkan kualitas produk misalnya sebesar 1 satuan, maka perkembangan usahanya akan meningkat sebesar 0,669 satuan. . Pada pengujian secara parsial berdasarkan hasil pengujian pada model regresi kebijakan harga berpengaruh terhadap perkembangan usaha.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil estimasi regresi terlihat koefisien regresi variabel penjualan tunai (X2) sebesar 0,221 yang berpengaruh positif signifikan. Dari hasil estimasi regresi terlihat koefisien regresi variabel beban penjualan (X3) sebesar 0,077 yang berpengaruh positif signifikan. Dari hasil evaluasi regresi, terlihat koefisien regresi variabel kualitas produk (X4) sebesar 0,669 yang berpengaruh positif signifikan.

Dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, kualitas produk memberikan nilai koefisien tertinggi untuk mempengaruhi perkembangan usaha. Berbagai indikator variabel kualitas produk yang sangat penting dalam pengembangan usaha adalah 1) konsumen selalu menginginkan jaminan rasa yang harus dipertahankan bahkan ditingkatkan dari waktu ke waktu, 2) tingkat kebersihan produk, 3) kualitas bahan baku dan 4) kejelasan informasi kadaluarsa produk. Dari hasil estimasi regresi diperoleh koefisien regresi variabel X1 sebesar 0,160, hal ini berarti jika pelaku usaha roti dapat menerapkan kebijakan penetapan harga dengan baik dan hati-hati sebesar 1 satuan, maka keberhasilan pengembangan usaha akan meningkat sebesar 0,160 unit.

Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin baik kebijakan harga maka semakin baik pula dukungan terhadap perkembangan usaha bakery tersebut. Namun dalam penelitian ini, kebijakan penjualan konsinyasi tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap perkembangan usaha. Adapun beberapa indikator variabel kualitas produk yang sangat penting dalam pengembangan usaha adalah: 1) konsumen selalu menginginkan jaminan rasa yang harus dipertahankan bahkan ditingkatkan dari waktu ke waktu, 2) tingkat kemurnian produk, 4 ) kualitas bahan baku dan dan 5) kejelasan produk informasi kadaluwarsa.

Angka tersebut berarti bahwa 86,4% variasi pengembangan usaha (Y) dapat dijelaskan oleh variabel kebijakan harga (X1), penjualan tunai (X2), penjualan konsinyasi (X3) dan kualitas produk (X4), sedangkan 13,6% .

Gambar

Tabel II.1  Penelitian Terdahulu
Gambar II.1  Kerangka Konseptual
Tabel III.1
Tabel III.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun revitalisasi dalam hukum merupakan proses atau cara menggiatkan kembali potensi-potensi institusi dalam rangka menghidupkan suatu kewenangan yang sudah berlaku.10 Revitalisasi