• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Video Animasi Pola Konfigurasi Objek Untuk Pembelajaran Jarak Jauh Cindy Aprillya Sidarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengembangan Video Animasi Pola Konfigurasi Objek Untuk Pembelajaran Jarak Jauh Cindy Aprillya Sidarta"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

127

Cindy Aprillya Sidarta1, Tri Nova Hasti Yunianta2 [email protected]1, [email protected]2

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana1,2 The Development of Object Configuration Pattern Animation Video for Distant Learning

ABSTRACT

Distant learning in COVID-19 pandemic era impact massively to the increasing number of learning videos in Youtube, unfortunately with inaccurate concept and without stimulus to learn. This research aims to develop an animation video for object configuration pattern which has been validated and practical with accurate concept and giving stimulus for constructivist learning. This research and development research uses ADDIE, with a non-test technique, using questionnaire for validity, practicality, and students’ responses. The operational field testing was done to 18 students of distant learning in the year 2020/2021. The validity showed 87,45%

and 97,06% in ‘excellent’ category and received positive responses. It is concluded that the video was proper to be used as a distant learning media.

Keywords: Distant Learning, Object Configuration Pattern, Animation Video

Article Info

Received date: 13 April 2021 Revised date: 12 Mei 2022 Accepted date: 27 Mei 2022 PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 memaksa bidang pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh dari rumah secara daring (Atsani, 2020: 82). Terbatasnya ruang dan waktu dalam pembelajaran jarak jauh menuntut kemandirian guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Namun hal ini diimbangi dengan keberadaan sosial media yang mengakibatkan media pembelajaran mudah diakses oleh guru maupun siswa. Di era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini, sudah banyak tren teknologi yang menyebabkan bidang pendidikan berhubungan erat dengan penggunaan gawai maupun teknologi lainnya (Cahyana & Kosasih, 2021). Terdapat berbagai macam media dan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh guru maupun siswa dalam mendukung kegiatan pembelajaran. Salah satu media yang bisa diberdayakan untuk memfasilitasi pembelajar generasi digital adalah Youtube (Lestari, 2013).

Youtube dapat menjadi sumber dan media pembelajaran yang memenuhi kebutuhan siswa dan guru serta meningkatkan minat dan mendukung gaya belajar siswa (Yusuf, 2020: 30). Youtube juga merupakan sebuah media yang memungkinkan setiap penggunanya bisa menoton dan mengunggah video secara gratis (Fleck dkk., 2014). Namun tidak semua video pembelajaran di Youtube bisa langsung digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Sehingga perlu diperhatikan saat hendak merancang dan memproduksi suatu video pembelajaran sebelum disebarluaskan melalui media Youtube.

Youtube menjadi salah satu media yang praktis dan mudah diakses (Sari, 2020: 1081).

Pembelajaran menggunakan Youtube memiliki beberapa keunggulan, yaitu mampu meningkatkan hasil belajar, unsur audiovisual yang dimuat mampu menarik antusias siswa dalam pembelajaran, serta kemudahan untuk megaksesnya dimana saja dan kapan saja (Amri dkk., 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Yudela dkk. (2020) juga mengungkapkan bahwa Youtube merupakan salah satu media pembelajaran yang praktis, mudah digunakan oleh guru dan siswa, serta bersifat shareable yang memungkinkan untuk membagi video ke berbagi media sosial lainnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan di Youtube antara lain seperti mengunggah video, mencari video, menonton video, diskusi atau tanya jawab tentang video, dan berbagi klip video ke platform lainnya (Suwarto dkk., 2021). Untuk dapat memperoleh video pembelajaran, kita hanya perlu pergi ke mesin pencarian, mengetikan laman youtube.com, dan menuliskan pada kolom pencarian judul video dicari. Kemudahan untuk mengunggah

(2)

128

dan mengakses video di Youtube membuat media ini semakin kaya akan informasi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran jarak jauh.

Kemudahan akses untuk mengunggah video ke dalam Youtube ternyata berdampak pada semakin banyaknya video pembelajaran yang diunggah dengan konsep yang kurang tepat. Salah satu materi yang memuat penjelasan yang kurang sesuai terdapat pada materi pola konfigurasi objek. Pola konfigurasi objek merupakan salah satu sub-bab yang terdapat pada materi Pola Bilangan di tingkat SMP. Pada materi tersebut memuat indikator yang harus dicapai oleh siswa, yaitu (1) mengajukan dugaan; (2) menarik kesimpulan dari suatu pernyataan; (3) memberikan alternatif pada suatu argumen;

dan (4) menemukan pola pada suatu gejala matematis (Kemendikbud, 2017). Namun beberapa video pada materi pola konfigurasi objek yang ada di Youtube belum dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran yang siap dipakai karena belum dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai indikator dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, peneliti melakukan analisis terhadap 10 video pembelajaran di YouTube yang berjudul pola konfigurasi objek pada tingkat SMP. Kesepuluh video tersebut memiliki jumlah penayangan berkisar pada rentang 1.000-300.000 penonton. Meskipun video tersebut memiliki jumlah tayang yang tinggi tetapi masih terdapat beberapa kekurangan yang ditemui pada video tersebut.

Pertama, 90% video yang dianalis memuat materi pola konfigurasi objek yang disusun dengan tidak sistematis. Terdapat video yang mengajarkan pola konfigurasi yang lebih kompleks terlebih dahulu lalu baru ke pola yang lebih sederhana. Kedua, 50% video yang dianalisis menjelaskan materi pola konfigurasi objek dan penemuan rumusnya secara langsung dengan memaksakan beberapa konsep yang belum dimiliki siswa. Sedangkan terdapat empat indikator yang harus dipenuhi dalam pembelajaran pola konfigurasi objek. Ketiga, hampir seluruh video yang dianalisis memiliki tampilan yang kurang menarik. Hal ini disebabkan karena video tersebut hanya menggunakan lembar kosong ataupun slide Powerpoint. Keempat, 50% video diunggah dengan kualitas gambar dan audio yang kurang baik sehingga video yang ditonton kurang jelas meskipun sudah ditayangkan dengan pengaturan maksimal Youtube.

Berdasarkan hasil analisis di atas, tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan video animasi pola konfigurasi objek SMP yang valid dan praktis untuk pembelajaran jarak jauh. Selanjutnya peneliti juga akan mendeskripsikan proses pengembangan video animasi melalui model tahapan ADDIE. Video animasi pola konfigurasi objek yang telah dibuat akan melalui uji kevalidan dan kepraktisan oleh para ahli. Sehingga hasil akhir yang diperoleh dalam pengembangan ini adalah video animasi pola konfigurasi objek yang valid, praktis, dan memberikan respons yang positif dalam pembelajaran jarak jauh.

KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran jarak jauh merupakan pembelajaran dalam linkungan yang mana guru dan siswa terpisah satu dengan lainnya dalam ruang dan waktu, sistem ini juga memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat memperoleh kembali kesempatan yang terlewatkan di dalam pembelajaran konvensional (Dilmaç, 2020). Definisi lain dari pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang memanfaatkan platform digital berbasis internet yang memungkinkan proses pembelajaran antara siswa dan guru tanpa perlu hadir secara fisik (Putra & Irwansyah, 2020; A. R. Setiawan, 2020). Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajarn jarak jauh merupakan sebuah sistem yang memanfaatkan media dan teknologi sehingga memungkinkan guru dan siswa hadir secara virtual untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan Surat Edaran Sesjen Kemendikbud No 15 tahun 2020, pembelajaran jarak jauh difokuskan pada Pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai Pandemi COVID-19 (Fadhilaturrahmi dkk., 2021).

Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh membutuhkan media yang dapat mendistribusikan pengetahuan dengan baik sebagai wadah dalam proses kegiatan belajar (I. Setiawan, 2021). Terdapat beberapa media dan sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Sehingga dalam hal ini guru dituntut untuk dapat memanfaatkan berbagai macam media dan platform yang telah tersedia.

Beberapa aplikasi seperti classroom, video conference, live chat, zoom, ataupun Whatsapp membentu siswa dan guru dalam berinteraksi (Fadhilaturrahmi dkk., 2021). Kemendikbud sebagai bagian dari pemerintah Indonesia menyediakan 12 platform yang bisa diakses, yaitu Rumah belajar, Meja kita,

(3)

129

ICANDO, Indonesiax, Google for education, Kelas pintar, Microsoft office 365, Quipper school, Ruangguru, Sekolahmu, Zenius, dan Cisco webex (Handarini & Wulandari, 2020: 498). Selain itu juga terdapat beberapa platform lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran jarak jauh, seperti Whatsapp, Google Classroom, YouTube, Zoom, ataupun aplikasi video conference lainnya (Pakpahan & Fitriani, 2020: 32). Banyaknya pilihan sumber belajar, menuntut guru agar selektif dalam memilih jenis media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa (Amri dkk., 2020;

Partayasa dkk., 2020).

Video Animasi

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan yang mampu merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar (Suryani dkk., 2018: 5). Penggunaan contoh pada media pembelajaran sangat diperlukan untuk membantu siswa dalam memperlajari konsep yang telah diajarkan (Prasetya dkk., 2021: 66). Keberadaan media mampu mengubah tugas guru yang semula menjadi sumber belajar menjadi pembimbing siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang awalnya hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa, kini sudah memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahunannya melalui penggunaan media pembelajaran (Mawardi, 2018: 32).

Salah satu media pembelajaran yang mungkin digunakan oleh guru adalah video. Video adalah salah satu sarana yang dibuat untuk memproduksi gambar realistik dari dunia sekitar yang dapat merekayasa waktu dan tempat (Smaldino dkk., 2011: 406). Definisi lain dari video yaitu multimedia visual yang menggabungkan urutan gambar untuk membentuk gambar bergerak (Yaumi, 2018: 234).

Sebagai simpulan penjelasan di atas, video merupakan salah satu media yang mampu menampilkan objek atau gambar bergerak yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada penontonnya.

Kehadiran media pembelajaran berbasis video dapat memfasilitasi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran serta merancang pembelajaran yang berfokus pada siswa (Astika dkk., 2019: 256).

Penggunaan video dalam pembelajaran memberikan beberapa kelebihan diantaranya, lebih menarik untuk diimplementasikan dalam kegiatan belajar, format audiovisual yang terdapat pada video memudahkan transfer pengetahuan, serta tambahan animasi yang menarik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Penggunaan video dalam proses pembelajaran jarak jauh merupakan langkah yang tepat, karena kemampuannya memvisualkan materi dengan sangat efektif dan tentunya membantu pendidik dalam menyampaikan materi yang bersifat dinamis (Ammy & Wahyuni, 2020: 29). Namun video pembelajaran baru akan dapat mengoptimalkan capaian pembelajaran jika dilakukan perancangan yang matang sesuai dengan tujuan serta pengintegrasian video yang tepat oleh guru (Lestari, 2013: 609).

Video pembelajaran yang menarik menjadi salah satu metode yang diperlukan untuk menyampaikan pelajaran tanpa interaksi tatap muka (Basar, 2021: 210). Salah satu cara agar video pembelajaran terlihat menarik adalah dengan menambahkan unsur animasi. Video animasi adalah kumpulan berbagai objek yang disusun secara khusus sehingga bergerak sesuai alur yang sudah ditentukan pada setiap hitungan waktunya (Fatmawati, 2020: 17). Definisi lain dari video animasi yaitu salah satu media pembelajaran yang berisikan kumpulan gambar dan audio yang dibuat berkesan hidup (Rahmayanti & Istianah, 2018: 430). Sedangkan pola konfigurasi objek didefinisikan sebagai susunan suatu benda hidup atau mati yang memiliki aturan tertentu (Gustiara & Salman, 2016: 870). Sehingga dapat disimpulkan bahwa video animasi pola konfigurasi objek adalah sebuah media yang memuat susunan suatu objek dengan aturan tertentu yang dapat bergerak sehingga terkesan hidup.

Penelitian yang terdahulu membuktikan bahwa media pembelajaran berupa video animasi pada materi Aljabar efektif dalam menyampaikan materi serta mendapatkan respons yang positif dari siswa dalam penggunaanya (Krisna & Marga, 2017). Video pembelajaran yang dikembangkan oleh Arif dkk., (2019) pada pokok bahasan Gaya juga memperoleh hasil yang valid dan efektif serta diterima baik oleh siswa karena siswa merasa senang dan antusias dalam menggunakan media tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Hikmah & Purnamasari, (2017) dalam mengembangkan video animasi pada materi bangun datar juga memperoleh hasil yang valid, respon yang positif, dan memperoleh hasil evaluasi siswa yang diatas KKM. Penelitian lainnya juga menyebutkan video animasi yang digunakan mampu meningkatkan motivasi siswa serta memberikan pemahaman yang lebih matang dalam proses pembelajaran jarak jauh (Ammy & Wahyuni, 2020). Beberapa penelitian terdahulu yang mengembangkan video pembelajaran, menjadikan dasar bagi peneliti untuk membuat dugaan bahwa video animasi pola konfigurasi objek yang dibuat memiliki hasil yang valid, praktis, dan memperoleh respons yang positif dalam pembelajaran jarak jauh.

(4)

130 METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode Research and Development (R & D). Penelitian dan pengembangan merupakan proses atau metode yang digunakan untuk memvalidasi dan mengembangkan sebuah produk (Sugiyono, 2015: 407). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik simple random sampling. Subjek dari uji coba terbatas penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 18 orang. Adapun subjek harus memenuhi beberapa kriteria yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu sedang mengikuti pembelajaran jarak jauh, cakap dalam mengakses video di Youtube, serta tinggal pada daerah dengan kondisi sinyal yang stabil. Proses uji coba video animasi dilakukan secara daring dari tempat tinggal masing-masing siswa berbantu aplikasi zoom. Pertemuan secara daring memfasilitasi peneliti untuk menjelaskan prosedur penggunaan media, membagikan link video, dan mengontrol siswa saat sedang menonton video secara mandiri.

Model penelitian pengembangan yang dipilih adalah ADDIE dengan lima tahapan prosedural yaitu Analyze (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implementation (implementasi), dan Evaluation (evaluasi) (Sugiyono, 2016). Kegiatan yang dilakukan dalam mengembangakan video berdasarkan model ADDIE meliputi: 1) Tahap analisis digunakan untuk mengidentifikasi informasi terkait kebutuhan dengan kesenjangan kinerja. 2) Pada tahapan desain dilakukan pembuatan rancangan awal video animasi. 3) Tahap pengembangan dilakukan uji kevalidan media serta beberapa perbaikan sesuai saran validator. 4) Tahap implementasi terdiri atas uji coba yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh data kepraktisan serta uji coba yang dilakukan siswa untuk memperoleh data kepraktisan serta respons siswa. 5) Pada tahap evaluasi, peneliti melakukan refleksi dan menarik kesimpulan berdasarkan penilaian yang telah diberikan.

Gambar 1. Alur model pengembangan ADDIE

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah non-tes dengan instrumen pengumpulan data berupa lembar kevalidan, lembar kepraktisan, dan lembar respons siswa. Skala pengukuran yang digunakan dalam angket adalah skala likert. Teknik analisis data yang digunakan ada 2, yaitu dekriptif kuantitatif untuk mengolah data berupa skor dan deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan data berupa komentar dan saran. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung lembar kevalidan, kepraktisan, dan respons siswa sebagai berikut:

𝑃 = 𝑆

𝑁× 100%

Keterangan:

𝑃 : persentase perolehan 𝑆 : jumlah skor perolehan 𝑁 : jumlah skor maksimum.

Persentase hasil penilaian dikategorikan berdasarkan kriteria pada Tabel 1 (Muna dkk., 2017:

12). Berdasarkan kriteria penilaian, video animasi akan dikatakan valid atau praktis apabila persentase lebih dari 60% atau minimal dengan kategori baik.

Tabel 1. Kriteria Pengkategorian Uji Kevalidan, Kepraktisan, dan Respons Siswa

No Interval Kriteria

1 80% < 𝑃 ≤ 100% Sangat Baik 2 60% < 𝑃 ≤ 80% Baik 3 40% < 𝑃 ≤ 60% Cukup Baik 4 20% < 𝑃 ≤ 40% Kurang Baik 5 𝑃 < 20% Tidak Baik

(5)

131 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Penelitian ini menghasilkan video animasi pola konfigurasi objek yang dikembangkan dengan model ADDIE yang dipopulerkan oleh Dick and Carry (1996). Model ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu Analyze, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Berdasarkan model pengembangan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Tahap Analyze (Analisis)

Analisis merupakan tahapan dasar yang dilakukan peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan guna mengembangkan media yang tepat dan sesuai bagi siswa. Berdasarkan analisis kebutuhan, guru dan siswa memerlukan media yang praktis untuk digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Hal yang wajar dijumpai adalah guru cenderung menggunakan video yang tersedia di Youtube untuk menjelaskan suatu konsep atau materi tertentu kepada siswa. Kemungkinan yang biasa dilakukan guru adalah meminta siswa untuk menonton video dengan guru menjelaskan kembali poin-poin penting dalam video tersebut atau guru hanya sekedar membagikan link video yang memuat materi penjelasan.

Tidak semua video yang tersedia di platform Youtube mampu memfasilitasi siswa dalam melakukan pembelajaran. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengidentifikasi dan menganalisis 10 video di Youtube pada materi pola konfigurasi objek tingkat SMP dengan Bahasa pengantar Indonesia.

Adapun kesepuluh video tersebut diunggah pada channel Youtube milik ahmad faizin, MathEdu SWCU, Taufiq, Le GuruLes, Math WordG, Lukman Wiguna, Matematika Mania, inggrid wardani, Matematika Bukan Formula, dan Smp Muhdammadiyah Alkautsar PK. Hasil analisis video dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Video Pola Konfigurasi Objek di Youtube

No Hasil Analisis

1 Sembilan dari 10 video menjelaskan pola konfigurasi objek tidak secara hierarki. Terdapat video yang mengajarkan pola konfigurasi objek yang lebih kompleks ke pola yang lebih sederhana 2 Tujuh dari 10 video memuat materi yang tidak utuh dengan jenis-jenis pola konfigurasi objek yang

diajarkan tidak lengkap

3 Lima dari 10 video memberikan rumus suku ke-n (𝑈𝑛) pola konfigurasi objek secara langsung tanpa menjelaskan cara penemuannya

4 Tampilan video sangat sederhana karena hanya menggunakan lembar kosong atau slide Powerpoint 5 Terdapat animasi yang dimuat saat melakukan perhitungan dan pembuktian rumus

6 Terdapat video dengan kualitas audio yang kurang baik

7 Bahasa yang digunakan merupakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan dari video yang sudah dianalisis, peneliti akan mengembangkan media berupa video animasi pola konfigurasi objek tingkat SMP. Hal yang menjadi perhatian peneliti dalam membuat video adalah meminimalisir kelemahan-kelemahan yang ada pada video terdahulu dengan mempertahankan kelebihannya.

2. Tahap Design (Desain)

Pada tahap desain kegiatan yang dilakukan peneliti adalah menyusun materi serta merancang desain awal video animasi. Kegiatan yang dilakukan peneliti saat menyusun materi, yaitu mengelompokan jenis-jenis pola konfigurasi objek sesuai dengan hierarki, membuat naskah cerita, dan merekam suara. Terdapat 4 seri video pola konfigurasi objek yang akan dibuat, yaitu: 1) seri pertama berisi pola garis lurus, pola ganjil, dan pola genap; 2) seri kedua berisi pola persegi, pola persegi panjang; 3) seri ketiga berisi pola segitiga pascal; dan 4) seri keempat berisi latihan soal pola konfigurasi objek. Pembagian ini dimaksudkan agar siswa lebih mudah memahami konsep pola konfigurasi objek dan pembelajaran yang dilakukan lebih terukur. Apabila siswa belum memahami video pada seri pertama maka siswa disarakankan untuk menonton kembali pada seri tersebut sebelum melanjutkan pada seri berikutnya.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mendesain karakter dan background yang digunakan pada video animasi menggunakan aplikasi CorelDRAW 2018. Desain karakter dan tampilan video animasi dapat dilihat pada Gambar 2.

(6)

132

Gambar 2. Desain Karakter dan Background

Proses selanjutnya pada tahap desain adalah membuat video animasi menggunakan aplikasi Adobe Animate CC 2018. Terdapat 9 jenis pola konfigurasi objek yang dikelompokan kedalam 4 seri video. Setelah video animasi selesai dibuat, diperoleh video dengan format .mov. Selanjutnya video dikonversi menjadi format .mp4 menggunakan aplikasi Adobe Media Econder. Proses ini dilakukan agar kualitas video yang diperoleh lebih maksimal. Proses pembuatan animasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Proses Pembuatan Video Animasi

Tampilan awal video animasi berisi perkenalan dan sapaan serta penyampaian materi yang akan dipelajari pada seri tersebut. Pada seri 1 sedikit berbeda dengan seri lainnya karena terdapat penjelasan tentang isitilah dari pola konfigurasi objek seperti noktah, suku, dan aturan pola. Tampilan pembukaan video dapat dilihat pada Gambar 4. Pada tampilan isi memuat tentang susunan pola konfigurasi objek, cara menemukan suku selanjutnya, dan proses penemuan rumus 𝑈𝑛 pola konfigurasi objek. Peneliti juga mengilustrasikan proses menghitung saat menemukan rumus 𝑈𝑛 dengan pemberian hilight atau perubahan warna pada noktah. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat dengan mudah mengidentifikasi aturan dari pola konfigurasi tersebut. Setiap pola konfigurasi objek yang diajarkan memuat tampilan isi yang sama pada setiap serinya. Adapun tampilan isi dari video animasi pola konfigurasi objek dapat dilihat pada Gambar 5. Tampilan penutup berisi penguatan dan ajakan untuk mempelajari materi pada seri video selanjutnya. Tampilan penutup dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 4. Tampilan Pembukaan Video Animasi Gambar 5. Tampilan Isi Video Animasi

Gambar 6. Tampilan Penutup Video Animasi

(7)

133 3. Tahap Development

Tahap setelah video animasi selesai diproduksi adalah melakukan validasi dan revisi sesuai dengan saran validator. Uji kevalidan dilakukan oleh 3 orang validator yang terdiri dari 2 orang dosen dan 1 orang guru yang ahli dalam bidang Matematika dan media pembelajaran. Bedasarkan Tabel 3, diperoleh rata-rata persentase perolehan sebesar 87,45% dengan kategori sangat baik sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa video animasi valid untuk digunakan.

Tabel 3. Hasil Validasi Video Animasi

Aspek Indikator Persentse Perolehan Kategori Materi

Kurikulum 86,67% Sangat Baik

Penyajian Materi 82,22% Sangat Baik

Bahasa 83,33% Sangat Baik

Media

Tampilan 92,22% Sangat Baik

Teknologi Pendukung 97,78% Sangat Baik Penggunaan/ Akses 81,67% Sangat Baik

Keterlaksanaan 90,00% Sangat Baik

Rata-rata 87,45% Sangat Baik

Pada lembar kevalidan juga memuat kolom komentar dan saran yang digunakan peneliti sebagai pedoman untuk melakukan revisi. Adapun saran dan komentar serta tindak lanjut dari validator dapat dilihat pada Tabel 4. Sedangkan hasil revisi tampilan berdasarkan saran dari validator ada pada Gambar 7.

Tabel 4. Rekap Komentar dan Saran Validator

Gambar 7. Hasil Revisi Tampilan Video Animasi 4. Tahap Implementation

Pada tahap implementasi, peneliti mengunggah keempat video animasi ke Youtube dengan link video sebagai berikut: https://youtu.be/vMmk9kvgDus; https://youtu.be/I6BDuJIy6o8;

https://youtu.be/LU6I0S18psA; https://youtu.be/wOUkB5ATaE8. Selanjutnya dilakukan uji coba terbatas yang dilakukan oleh 3 guru mata pelajaran Matematika dan 18 siswa SMP yang sedang melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh pada tahun ajaran 2002/2021. Setelah guru dan siswa menggunakan video animasi dalam pembelajaran maka dilakukan penilaian kepraktisan terhadap media tersebut. Berdasarkan hasil kepraktisan yang dapat dilihat pada Tabel 5 diperoleh rata-rata persentase sebesar 97,06% dengan kategori sangat baik. Pada uji kepraktisan ini disimpulkan bahwa video animasi praktis digunakan.

Komentar dan Saran Tindak Lanjut

Diterima/ Ditolak Keterangan

Tujuan pembelajaran seharusnya dituliskan Ditolak Tujuan pembelajaran pada video sudah disampaikan dengan jelas Pada video pertama belum dijelaskan tentang

unsur pola bilangan

Diterima - Diberikan apersepsi atau contoh dalam kehidupan

sehari-hari

Ditolak Video berfokus pada penjelasan jenis-jenis pola konfigurasi objek Pada video materi yang disampaikan adalah pola

persegi, pola persegi panjang, dan pola segitiga

Diterima - Volume lagu pada bagian akhir dikecilkan Diterima - Pemilihan warna noktah dan tulisan disesuaikan Diterima - Istilah penyebutan ‘aku’ sebaiknya diganti

menjadi ‘kakak’

Ditolak Tokoh dibuat sebagai teman yang seumuran dengan siswa

(8)

134

Tabel 5. Hasil Uji Kepraktisan Video Animasi

Aspek Indikator Persentase Perolehan Kategori Guru

Persiapan Penggunaan 100% Sangat Baik

Penggunaan 96,19% Sangat Baik

Pemilihan 96,67% Sangat Baik

Siswa Penggunaan 96,67% Sangat Baik

Rata-rata 97,06% Sangat Baik

5. Tahap Evaluation

Video animasi pola konfigurasi objek dinyatakan valid dan praktis berdasarkan persentase uji kevalidan dan kepraktisan. Selain itu tahap evaluasi digunakan untuk mengetahui bagaimana respons siswa dalam menggunakan video animasi saat pembelajaran jarak jauh. Setiap pendapat dari siswa direkam dalam lembar respons siswa yang terdiri dari 5 butir pernyataan.

Tabel 6. Hasil Lembar Respons Siswa

Pernyataan Persentase Perolehan Kategori

Video animasi Pola Konfigurasi Objek menarik untuk ditonton 91,11% Sangat Baik Video animasi pola konfigurasi objek mudah diakses 95,56% Sangat Baik Video animasi pola konfigurasi objek membantu dalam

pembelajaran jarak jauh 91,11% Sangat Baik

Video animasi pola konfigurasi objek menumbuhkan semangat

belajar 92,22% Sangat Baik

Video animasi dapat dibuat pada materi matematika yang

lainnya 92,22% Sangat Baik

Rata-rata 92,44% Sangat Baik

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang mengembangkan media pembelajaran diperoleh sebuah produk berupa video animasi pada materi pola konfigurasi objek yang valid, praktis, serta memperoleh respons yang sangat baik dari siswa. Pengembangan video animasi ini guna menjawab keresahan yang dialami oleh peneliti terhadap beberapa video pembelajaran di Youtube yang kurang sesuai dari segi isi maupun tampilan. Kualitas video pembelajaran sangatlah berpengaruh terhadap proses pembelajaran siswa. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Cahyana & Kosasih (2021) yang membahas tentang analisis kelayakan video pembelajaran di saluran Youtube mengungkapkan bahwa video dengan isi, penyajian, bahasa, dan tampilan yang sangat layak dapat membantu menyeimbangkan kualitas dan proses pembelajaran siswa. Oleh karena itu, menjadi hal yang penting untuk mengkaji dan mengevaluasi terlebih dahulu video pembelajaran sebelum mengunggahnya ke suatu platform.

Penggunaan video animasi pembelajaran di Youtube memberikan beberapa manfaat, diantaranya kemudahan untuk mengakses dan kemampuannya untuk dapat mengulang materi sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini didukung dengan penelitian Sukmayati (2021), menyebutkan bahwa melalui akses video pada Youtube siswa memperoleh pengalaman belajar yang tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan oleh guru secara tatap muka, baik dalam hal konten maupun teknik penyampaian. Dengan memanfaatkan video pembelajaran guru dapat memberdayakan siswa untuk mengikuti dengan cara masing-masing dan membangun penguasaan materi melalui tahapan demi tahapan. Pembelajaran menjadi lebih efektif dan tugas guru menjadi lebih ringan.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang juga mengembangakan video pembelajaran, yaitu:

Prasetya dkk. (2021) mengembangkan video animasi pelajaran Matematika untuk siswa kelas IV dengan tahapan Hannafin dan Peck memperoleh hasil kualifikasi sangat baik dalam uji ahli isi dan desain, serta memperoleh kualifikasi baik dalam uji ahli media; Lasabuda (2017) mengembangkan video pembelajaran Youtube dalam mata pelajaran Matematika dengan tahap pengembangan ASSURE memperoleh hasil yang valid dan respons yang positif dari siswa sehingga video tersebut digunakan dalam proses pembelajaran. Perbedaan mendasar antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada model pengembangan yang digunakan dan materi yang dipilih. Tetapi kedua penelitian terdahulu mendukung penelitian ini bahwa media yang dikembangkan melalui model pengembangan yang sesuai mampu menghasilkan video pembelajaran yang valid dan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

(9)

135

Keterbaruan video animasi pola konfigurasi objek ini dibandingkan dengan video yang telah dianalisis di Youtube terdapat pada pembagian jenis pola konfigurasi objek ke dalam beberapa seri video. Pola konfigurasi objek disusun secara hierarki dari pola yang paling sederhana menuju ke pola yang kompleks. Seri pertama video mengajarkan pola sederhana yang terdiri dari pola garis lurus, pola ganjil, dan pola genap. Kemudian seri kedua berisi pola persegi, persegi panjang, dan segitiga. Seri ketiga mempelajari pola segitiga pascal dan seri keempat berisi pola konfigurasi objek tambahan yang merupakan pengembangan pola dari seri sebelumnya. Pada bagian awal dan akhir video juga disampaikan informasi agar siswa menonton video urut sesuai dengan serinya. Adanya seri video juga dapat membantu guru dalam mengukur sejauh mana pemahaman siswa tentang pola konfigurasi objek.

Keunggulan yang dimiliki video animasi terletak pada aspek audio dan visual yang mengakibatkan materi dapat disampaikan dalam bentuk narasi yang utuh (Pamungkas dkk., 2018).

Pembelajaran yang dialami siswa saat menonton videopun lebih bermakna, tidak hanya mengingat atau sekedar memindahkan materi dari pengajar ke pembelajar. Kemampuannya untuk memvisualkan materi yang dinamis juga dimanfaatkan oleh peneliti untuk mengemas video animasi secara menarik dengan bantuan seorang karakter yang menemani siswa untuk belajar (Ammy & Wahyuni, 2020). Kalimat yang diucapkan oleh karakter menggunakan bahasa yang komunikatif dan interaktif. Pada menit tertentu, karakter pada video melemparkan beberapa pertanyaan dan mengajak siswa untuk terlibat dalam menemukan rumus 𝑈𝑛 pola konfigurasi objek. Hal ini dimaksud agar terjadi interaksi diantara pemberi materi dengan siswa. Beban guru dalam menjelaskan materi menjadi berkurang dan proses pembelajaran menjadi berfokus kepada siswa (Astika dkk., 2019: 256).

Video animasi dibuat sedemikian rupa sehingga satu jenis pola konfigurasi objek dapat disajikan dalam satu layar. Setiap jenis pola disusun sesuai dengan 4 indikator yang harus dipenuhi dalam materi pola konfigurasi objek. Adapun penyampaiannya disusun secara urut sebagai berikut:

menampilkan gambar dari susunan pola, menduga pola berikutnya berdasarkan analisis keteraturan pola, proses menemukan rumus 𝑈𝑛, serta kesimpulan untuk pola tersebut. Proses pembelajaran yang dirancang secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media mampu membuat pembelajaran lebih efektif dan bermakna bagi siswa (Lasabuda, 2017: 272).

Proses menghitung dan pembuktian rumus dibuat dengan melakukan perpindahan atau perubahan warna noktah. Pemilihan warna objek yang sesuai dalam video mampu meminimalisir terjadinya kesalahpahaman oleh siswa dalam proses pembelajaran (Prasetya dkk., 2021). Animasi yang terdapat pada video juga menjadi bagian yang mampu menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.

Siswa yang menggunakan video animasi menyebutkan bahwa animasi yang dibuat sangat menarik.

Beberapa komentar siswa mengenai video animasi dapat dilihat pada Gambar 8. Respons positif yang diberikan oleh siswa dalam menggunakan video pembelajaran mempengaruhi ketertarikannya terhadap materi yang diajarkan, begitu juga sebaliknya (Wulandari & Nugroho, 2020: 2).

Gambar 8. Komentar dalam Lembar Respons Siswa

Meskipun begitu, masih terdapat beberapa keterbatasan dalam pengembangan video animasi pola konfigurasi objek ini. Keterbatasan yang dialami yaitu diperlukan waktu yang cukup panjang dalam proses produksi video animasi. Peneliti memerlukan waktu kurang lebih 3 bulan untuk membuat video dan revisi. Selain itu materi yang dimuat hanya berfokus pada sub-bab yang terdapat pada pola bilangan yaitu pola konfigurasi objek. Sehingga untuk peneliti selanjutnya disarankan dapat mengembangkan video untuk materi ini yang lebih lengkap.

(10)

136 SIMPULAN DAN SARAN

Video animasi menjadi salah satu media yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran jarak jauh. Keterbatasan ruang dan waktu dapat diatasi dengan keberadaan sosial media sebagai sarana penghubung antara guru dan siswa. Penelitian ini menghasilkan produk akhir berupa video animasi pola konfigurasi objek yang diunggah melalui sosial media Youtube. Video animasi pola konfigurasi objek dikembangkan melalui kelima tahapan ADDIE secara sistematis. Media ini mampu memfasilitasi siswa dalam memenuhi indikator pembelajaran pola konfigurasi objek karena materi yang disusun memenuhi 4 langkah, yaitu mengajukan dugaan, memberikan alternatif pada suatu argumen, menemukan suatu pola, dan diakhiri dengan menarik kesimpulan. Tingkat kesulitan materi juga disusun sesuai dengan hierarki pola konfigurasi objek dan sudah dibagi kedalam 4 seri video. Pemilihan warna, karakter, dan kesesuaian suara sangat diperhatikan dalam proses pembuatan video animasi pola konfigurasi objek. Sehingga hasil akhir dan evaluasi yang dilakukan memperoleh hasil yang sangat baik. Penggunaan media oleh siswa juga menunjukkan respons yang positif terhadap proses pembelajaran.

Adapun kebermanfaatan produk pengembangan dari penelitian ini yaitu membantu guru menyampaikan materi dalam pembelajaran jarak jauh dan memudahkan siswa untuk mengulang materi sesuai dengan tahapan belajarnya. Dengan adanya penelitian ini, guru atau peneliti selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan segi konten dan estetika dalam mengembangkan video pembelajaran.

Dalam memproduksi sebuah video pembelajaran yang akan diunggah dan ditonton oleh banyak siswa hendaknya dilakukan pengkajian, evaluasi, dan revisi sehingga video pembelajaran yang dihasilkan baik. Harapannya pengembangan video pembelajaran juga dapat menjadi salah satu topik yang dapat diangkat dalam penelitian selanjutnya karena media ini terbukti membantu dalam proses pembelajaran jarak jauh. Oleh karena itu disarankan agar guru dan siswa dapat menggunakan video animasi pola konfigurasi objek dalam pembelajaran jarak jauh, terlebih video tersebut telah diunggah di Youtube untuk memudahkan dalam mengaksesnya. Video animasi juga dapat dialokasikan ke situs-situs layanan pendidikan yang terpercaya sehingga dapat memaksimalkan penyebaran dan penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ammy, P. M., & Wahyuni, S. (2020). Analisis Motivasi Belajar Mahasiswa Menggunakan Video Pembelajaran sebagai Alternatif Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Jurnal Matematics Pedagogic, 5(1), 27–35.

Amri, F., Maryani, I., & Purwanto. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Daring Kelas 3 Sd Al-Amin Sinar Putih Melalui Penggunaan Media Video Pembelajaran Youtube. Prosiding Pendidikan Profesi Guru, FKIP Universitas Ahmad Dahlan, 190–197.

Arif, M. F., Praherdhiono, H., & Adi, E. P. (2019). Pengembangan Video Pembelajaran IPA Materi Gaya untuk Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 2(4), 329–335.

Astika, R. T., Astra, I. M., Makmuri, Sumarni, S., Andika, W. D., & Palupi, E. K. (2019). Survey of Elementary School Teacher Needs on Video Learning Mathematics Based on Contextual Teaching and Learning in Palembang City. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2), 251–260.

Atsani, K. L. G. M. Z. (2020). Transformasi Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. Al- Hikmah: Jurnal Studi Islam, 1(1), 82–93.

Basar, A. M. (2021). Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19. Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(1), 208–218.

Cahyana, A. D., & Kosasih, E. (2021). Analisis Kelayakan Video Pembelajaran untuk Jenjang SD di Saluran Youtube Ruangguru dan Labedu Channel. Journal of Elementary Education, 4(4), 492–

500.

Dilmaç, S. (2020). Students’ Opinions about the Distance Education to Art and Design Courses in the Pandemic Process. World Journal of Education, 10(3), 113.

Fadhilaturrahmi, Ananda, R., & Yolanda, S. (2021). Jurnal basicedu. Jurnal Basicedu, 5(3), 1683–1688.

(11)

137

Fatmawati, S. D. (2020). Pembuatan Brosur Berbahasa Inggris Menggunakan Media Video Animasi.

Ahlimedia Press.

Fleck, B. K. B., Beckman, L. M., Sterns, J. L., & Hussey, H. D. (2014). YouTube in the Classroom:

Helpful Tips and Student Perceptions. The Journal of Effective Teaching, 14(3), 21–37.

Gustiara, F., & Salman, A. N. M. (2016). Materi Pola Konfigurasi Objek dan Bilangan untuk Siswa SMP / MTs dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Prosiding Snips 2016, 2, 868–876.

Handarini, O. I., & Wulandari, S. S. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(3), 465–503.

Hikmah, V. N., & Purnamasari, I. (2017). Pengembangan Video Animasi “Bang Dasi” Berbasis Aplikasi Camtasia Pada Materi Bangun Datar Kelas V Sekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar, 4(2), 182–191.

Kemendikbud. (2017). Buku Guru Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 (Edisi Revisi).

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Krisna, F. P. P., & Marga, M. H. P. (2017). Pemanfaatan Video Untuk Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Konstektual Pada Topik Aljabar. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, 4(2), 400–405.

Lasabuda, N. E. (2017). Pengembangan Media Youtube Dalam Pembelajaran Matematika (Suatu Penelitian Di SMK Kesehatan Bakti Nusantara Gorontalo). JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, 2(2), 270–275.

Lestari, R. (2013). Penggunaan Youtube sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris. Seminar Nasional Kedua Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan (The Second Progressive and Fun Education Seminar), 607–612.

Mawardi. (2018). Merancang Model dan Media Pembelajaran. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 8(1), 26–40.

Muna, H., Nizaruddin, N., & Murtianto, Y. H. (2017). Pengembangan Video Pembelajaran Matematika Berbantuan Macromedia Flash 8 Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Materi Program Linier Kelas XI. Aksioma, 8(2), 9–18.

Pakpahan, R., & Fitriani, Y. (2020). Analisa Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Pandemi Virus Corona Covid-19. Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Research, 4(2), 30–36.

Pamungkas, A. S., Ihsanudin, Novaliyosi, & Yandari, I. A. V. (2018). Video Pembelajaran Berbasis Sparkol Videoscribe: Inovasi Pada Perkuliahan Sejarah Matematika. Prima: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2), 127–135.

Partayasa, W., Suharta, I. G. P., & Suparta, I. N. (2020). Pengaruh Model Creative Problem Solving ( CPS ) Berbantuan Video Pembelajaran Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau Sari Minat. Jurnal Nasional Pendidikan Matematika (JNPM), 4(1), 168–179.

Prasetya, W. A., Suwatra, I. I. W., & Mahadewi, L. P. P. (2021). Pengembangan Video Animasi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Matematika. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 5(1), 60–68.

Putra, S. R., & Irwansyah. (2020). Media Komunikasi Digital, Efektif Namun Tidak Efisien, Studi Media Richness Theory Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi di Masa Pandemi.

Jurnal Global Komunika, 1(2), 1–13.

Rahmayanti, L., & Istianah, F. (2018). Pengaruh Penggunaan Media Video Animasi terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Se-Gugus Sukodono Sidoarjo. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(4), 429–439.

(12)

138

Sari, L. (2020). Upaya Menaikkan Kualitas Pendidikan dengan Pemanfaatan Youtube Sebagai Media Ajar Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Tawadhu, 4(1), 1074–1084.

Setiawan, A. R. (2020). Lembar Kegiatan Literasi Saintifik untuk Pembelajaran Jarak Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 28–37.

Setiawan, I. (2021). Jurnal Teknik Informatika, Vol. 13, No. 2, April 2021. Jurnal Teknik Informatika, 13(2), 38–44.

Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russell, J. D. (2011). Instructional Technology & Media for Learning (Edisi kese). Kencana PRENADAMEDIA Group.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).

Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D). In Bandung: Alfabeta. Alfabeta.

Sukmayati. (2021). Eksplorasi Hasil Belajar Siswa Melalui Intervensi Video-Youtube Kreasi Guru.

JIRA: Jurnal Inovasi dan Riset Akademik, 2(6), 866–872. https://doi.org/10.47387/jira.v2i6.169 Suryani, N., Setiawan, A., & Putria, A. (2018). Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya

(P. Latifah (ed.)). PT Remaja Rosdakarya.

Suwarto, Muzaki, A., & Muhtarom, M. (2021). Pemanfaatan Media YouTube sebagai Media Pembelajaran pada Siswa Kelas XII MIPA di SMA Negeri 1 Tawangsari. Media Penelitian Pendidikan : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran, 15(1), 26–30.

https://doi.org/10.26877/mpp.v15i1.7531

Wulandari, E., & Nugroho, W. (2020). Sikap Siswa terhadap Video Pembelajaran Jarak Jauh Materi Statistika pada Media Sosial Youtube. Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2), 1–9.

Yaumi, M. (2018). Media dan Teknologi Pembelajaran Edisi Pertama. Penerbit Kencana.

Yudela, S., Putra, A., & Laswadi. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis YouTube Pada Materi Perbandingan Trigonometri. Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 2(6), 526–539.

Yusuf, R. (2020). Teaching EFL Students Using Selected Media: Offline Video Taken From YouTube.

Utamax : Journal of Ultimate Research and Trends in Education, 2(1), 29–33.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis video animasi pada mata pelajaran pemrograman dasar kelas X, di dalam media terdapat video animasi

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DENGAN VIDEO ANIMASI DAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PENGETAHUAN, PERSEPSI BODY IMAGE DAN POLA MAKAN

Penelitian yang dilakukan oleh peniliti ini difokuskan hanya pada pengembangan produk media pembelajaran video animasi pembelajaran biologi berbantuan Instagram

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI DENGAN BANTUAN SOFTWARE GOANIMATE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PRAKTIK

Spesifikasi Produk Produk yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini adalah dihasilkannya produk berupa media pembelajaran video animasi berbasis metode Inkuiri menggunakan

Video animasi dapat menyampaikan suatu konsep yang rumit, dan menarik perhatian, meningkatkan motivasi, dan merangsang pemikiran siswa, dapat menyajikan pesan yang lebih baik dibanding

PENUTUP Produk media video animasi pembelajaran terintegrasi karakter mandiri untuk PAUD pada tema kebutuhanku, sub tema kebersihan yang dikembangkan untuk meningkatkan motivasi

Keywords: Learning Media, Animation Video, Interactive, Photosynthesis Material, Elementary School ABSTRAK Pengembangan media pembelajaran video animasi interaktif materi