1. Jelaskan tentang pentingnya keselamatan pada aktifitas maritim di Indonesia? Meliputi apa saja aktifitas maritim? Bagaimana kondisi di Indonesia?
Keselamatan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam aktifitas maritim. Indonesia sebagai negara maritim tentunya memiliki banyak aktifitas di dunia maritim. Aktifitas-aktifitas tersebut melibatkan banyak hal yang harus dilindungi, seperti aset, lingkungan, dan manusia. Apabila keselamatan dalam aktifitas maritim tidak diterapkan dengan baik, kerugian yang disebabkan akan sangat banyak dan besar dampaknya. Kerugian tersebut dapat berupa kerugian pencemaran lingkungan, kerugian ekonomi, hingga kerugian pada keselamatan manusia, seperti luka-luka dan hilang nyawa.
Secara garis besar, aktifitas maritim dibagi menjadi 2 macam, yaitu transportasi laut dan Perikanan. Transportasi laut dalam maritim merupakan segala aktifitas pengangkutan dan pergerakan barang/orang melalui perairan laut. Sedangkan, aktifitas perikanan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan, penangkapan, dan pengolahan sumber daya perikanan di perairan laut dan wilayah maritim.
Di Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah mengeluarkan kebijakan untuk pelaksanaan peningkatan keselamatan dalam pencegahan kecelakaan kapal seperti membuat maklumat pelayaran tentang peningkatan pengawasan keselamatan pelayaran bagi kapal penumpang, membuat maklumat tentang kondisi cuaca perairan di Indonesia seperti telegram perihal kesiapan cuaca buruk di laut.
(Ditjen Hubla, 2017). Sejak tahun 2011 hingga sekarang telah terjadi fluktuasi perkembangan jumlah kecelakaan, rata-rata telah terjadi penurunan jumlah kecelakaan sebesar 6,95% per tahun, namun di sisi lain jumlah korban jiwa meningkat sebesar 46,71 % per tahun (Ditjen Hubla, 2017). Dari data tersebut, disimpulakan bahwa penerapan keselamatan di industri maritim Indonesia sudah mulai diterapkan dan dianggap penting. Akan tetapi, penerapan yang belum maksimal dan juga kurangnya perhatian masyarakat di Indonesia terkait isu keselamatan menyebabkan masih terjadinya beberapa kecelakaan di aktifitas maritim.
2. Jelaskan penyebab kecelakaan kapal di Indonesia, type kecelakaan kapal, serta cara menanggulanginya!
Kecelakaan kapal di Indonesia terjadi karena berbagai faktor. Berikut merupakan faktor-faktor yang umum penyebab terjadinya kecelakaan kapal di Indonesia (Yoseph
& Danny, 2017).
a. Cuaca buruk (Bad Weather). Kondisi cuaca yang buruk, seperti badai, angin kencang, gelombang tinggi, dan kabut tebal dapat mengganggu operasi kapal.
b. Kebakaran akibat muatan berbahaya (Fired Ship). Muatan berbahaya, seperti bahan kimia yang beracun, mudah terbakar, dan radioaktif dapat menyebabkan ledakan atau kebakaran apabila ditempatkan di area kapal yang cukup sensitif.
c. Hilangnya stabilitas kapal akibat muatan yang bergeser. Hal ini dapat terjadi karena adanya overloading pada kapal, sehingga kapal menjadi tidak seimbang.
d. Tidak ada daya apung cadangan akibat muatan yang berlebihan.
e. Desain dan Struktur yang tidak sempurna. Ketidaktelitian atau kelalaian dalam proses desain dan verifikasi menjadi salah satu hal krusial yang dapat menyebabkan kecelakaan pada kapal.
f. Kelalaian manusia (Human Negligence) merupakan jenis penyebab kecelakaan kapal yang paling sering terjadi di Indonesia. Kejadian seperti kesalahan navigasi, gagal komunikasi, manajemen kapal yang kurang baik, kelalaian dalam inspeksi dan perawatan, tidak patuh pada peraturan yang berlaku, dan sebagainya merupakan penyebab kecelakaan akibat kelalaian manusia.
g. Blow Out (Offshore Oil Platform) merupakan kecelakaan yang terjadi akibat kegagalan pada sumur minyak lepas pantai yang mengakibatkan tumpahan minyak atau gas di laut.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesi Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Pasal 245 memagi keselamatan kapal menjadi 4 kategori, yaitu:
a. Kapal tenggelam b. Kapal terbakar c. Kapal tubrukan d. Kapal kandas.
Data hasil Putusan Mahkamak Pelayaran tahun 2003-2013 mengenai kecelakaan kapal di Indonesia sendiri, menunjukkan bahwa kecelakaan kapal tenggelam merupakan yang paling seirng terjadi dan kecelakaan kapal terbakar merupakan yang paling jarang terjadi.
Untuk menanggulangi kecelakaan kapal, diperlukan beberapa upaya sebagai berikut:
a. Memberikan pelatihan yang sesuai dan tepat kepada para awak kapal. Selain pelatihan diperlukan juga diadakan pencerdasan terkait pentingnya
keselamatan kapal pada awak kapal.
b. Melakukan inspeksi dan perawatan kapal secara rutin dan baik dan menyeluruh.
c. Penyediaan peralatan keselamatan kapal yang lengkap dan memadai di setiap kapal.
d. Merancang peraturan terkait keselamatn maritim yang sesuai.
e. Memperketat pengawasan dan pematauan kegiatan operasi maritim.
3. Apa fungsi ISM Code? Jelaskan analisis saudara dengan memberi contoh (perusahaan pelayaran). Penjelasan secara umum!
International Safety Management (ISM) Code merupakan peraturan keselamatan di industri maritim yang ditetapkan pada tahun 1993 oleh Organization Maritime International (IMO). Fungsi dari ISM Code sendiri yaitu untuk membuat aturan terkait manajemen keselamatan yang efektif dalam operasinya sehingga dapat meningkatkan keselamatan kapal, melindungi lingkungan laut, dan meningkatkan kualitas operasi kapal. Aturan tersebut wajib ditaati oleh seluruh pihak yang melakukan kegiatan di industri maritim. ISM Code sendiri terdiri atas 2 bagian, yaitu A (implementasi) dan B (sertifikasi & verifikasi).
Dalam penerapannya, ISM Code memiliki sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan pelayaran dan kapal yang ingin beroperasi, yaitu:
a. Persyaratan umum
b. Kebijakan keselamatan & perlindungan lingkungan c. Tanggung jawab & wewenang organisasi
d. Designated person ashore (DPA) e. Tanggung jawab & wewenang nahkoda f. Sumber daya & personel
g. Operasional di atas kapal
h. Laporan & analisis kecelakaan/ketidaksesuaian i. Perawatan kapal & peralatannya
j. Dokumentasi
k. Verifikasi, review, dan evaluasi Perusahaan l. Sertifikasi, verifikasi periodic
m. Sertifikat sementara n. Peraturan verifikasi o. Format sertifikat.
Contoh penerapan ISM Code pada kapal MV. Kartini Samudra. Perusahaan tersbut menerpakan peraturan dari ISM Code sesuai dengan konvensi SOLAS 74 Chapter IX dengan cara melakukan upaya sebagai berikut.
1. Mengadakan Safety Meeting tentang ISM Code secara rutin.
2. Familiarisasi untuk crew khususnya yang baru naik kapal.
3. Melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan mencatatnya pada check list.
Akan tetapi, dalam penerapannya masih terdapat beberapa hambatan yang masih dihadapi, seperti sebagai berikut.
1. Awak kapal merasa bosan dan meremehkan pemahaman ISM Code . 2. Crew kapal tidak mengikuti seminar tentang ISM Code.
3. Awak kapal kurang memahami ISM Code.
4. Crew kapal tidak mengerti maksud dan tujuan ISM Code.
5. Pewira tidak memonitor pelaksanaan ISM Code.
4. ISPS code sangat diperlukan utk menunjang keselamatan kapal. Jelaskan tentang ISPS code tersebut. Lakukan ulasan dengan baik!
International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code merupakan pertaturan internasional yang ditetapkan untuk meningkatkan keamanan di kapal dan fasilitas pelabuhan. Code ini ditetapkan pada tahun 2002 oleh International Maritime Organization (IMO) yang berfokus pada pengamanan terhadap ancaman terorisme, penyelundupan senjata, pergerakan barang ilegal, dan seluruh kegiatan yang mengancam jalannya perdagangan internasional.
Untuk mencapai tujuan yang ada, ISPS Code melakukan beberapa Upaya sebagai berikut:
a. Berkumpul dan menilai informasi terkait keamanan dari ancaman dan bertukar informasi terkait hal tersebut dengan seluruh pemerintahan yang bekerja sama dengan ISPS Code.
b. Mensyaratkan pemeliharaan protokol komunikasi untuk kapal dan fasilitas pelabuhan.
c. Mencegah akses oleh pihak di luar kepentingan ke kapal, fasilitas pelabuhan, dan area terbatas.
d. Mencegah masuknya senjata di luar kewenangan dan perangkat pemicu kebakaran atau ledakan masuk ke dalam kapal atau fasilitas pelabuhan.
e. Mensyaratakan adanya rencana keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan berdasarkan penilaian keamanan.
Seluruh persyaratan dan aturan yang ditetapkan oleh ISPS Code wajib ditaati dan diaplikasikan oleh seluruh jenis kapal dan fasilitas pelabuhan yang terlibat dalam pelayaran/perjalanan internasional.