Muhammad Zauqi Rachman (2020) “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis tertarik untuk menguji analisis pengaruh struktur tata kelola perusahaan terhadap manajemen laba.
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat penelitian .1 Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan perekonomian khususnya di bidang tata kelola perusahaan dan manajemen laba.
Teori Keagenan (Agency Theory)
Informasi asimetris merupakan informasi yang tidak seimbang yang disebabkan oleh tidak meratanya distribusi informasi antara prinsipal dan agen. Teori keagenan dalam hal ini berkaitan dengan fungsi tata kelola perusahaan sebagai alat yang digunakan oleh manajer (agen) untuk membujuk.
Manajemen Laba (Earning Management ) .1 Pengertian Manajemen Laba
Penyebab terjadinya Manajemen Laba
Karena pada dasarnya tidak ada sesuatu pun yang dilakukan tanpa didasari oleh faktor penyebabnya. Karena keuntungan yang digunakan tinggi, pemerintah juga akan memberikan pajak yang tinggi bagi perusahaan.
Fungsi Manajemen Laba
Dikombinasikan dengan laporan laba rugi, manajemen laba ini membantu perusahaan menghemat uang selama bulan-bulan sulit, dan di bulan-bulan yang sulit, memiliki daya beli untuk berinvestasi pada produk bisnis baru, infrastruktur, teknologi, tenaga kerja, atau aspek apa pun yang diperlukan untuk pertumbuhan bisnis. Mengembangkan strategi bisnis yang menggabungkan keduanya akan menghasilkan pengelolaan pendapatan bisnis yang efektif dan membantu perusahaan 'merasakan' keuntungan yang diperoleh. Tim juga dapat membantu mengembangkan formula strategi bisnis untuk membantu pemilik bisnis memahami cara meningkatkan atau menghasilkan lebih banyak keuntungan.
Pola Manajemen Laba
Minimisasi pendapatan merupakan pola pengelolaan pendapatan yang dilakukan dengan cara menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih rendah dibandingkan dengan laba sebenarnya. Maksimalisasi laba merupakan pola manajemen laba yang dilakukan dengan menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih tinggi dibandingkan laba sebenarnya. Pola manajemen pendapatan ini dilakukan dengan cara mempercepat pencatatan pendapatan, menunda biaya dan memindahkan biaya ke periode lain, serta dilakukan pada saat laba menurun.
Perataan Laba merupakan salah satu bentuk manajemen laba yang dilakukan dengan membuat laba akuntansi relatif konsisten (rata-rata) dari periode ke periode. Dalam konsep manajemen laba terdapat dua konsep akrual, yaitu konsep akrual diskresioner dan konsep akrual non-diskresioner.
Tata kelola perusahaan
Pengertian Tata Kelola Perusahaan
Akrual diskresioner merupakan pengakuan atas akrual keuntungan atau beban yang bebas dan tidak diatur serta merupakan pilihan kebijakan manajemen. Akrual non-diskresioner adalah pengakuan atas akrual laba yang wajar dan tunduk pada standar atau prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Struktur Tata Kelola Perusahaan 1. Keputusan Para Pemegang saham
Dewan Komisaris
Komite Audit
Direksi
Sekretaris Perusahaan
Unit Audit Internal
Indikator Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.18. Good Corporate Governance (GCG) merupakan struktur dan mekanisme yang mengatur tata kelola perusahaan untuk menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan. Laporan diterbitkan secara berkala dan tepat waktu, yang meliputi laporan keuangan triwulanan, laporan semester dan laporan tahunan yang telah diaudit serta laporan tahunan.
Prinsip akuntabilitas diterapkan antara lain melalui langkah-langkah pelaporan dari Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan penilaian bersama atas kinerja keuangan Perseroan, penyajian laporan keuangan dalam RUPS Tahunan. , pembuatan audit internal dan penunjukan. Prinsip akuntabilitas diterapkan antara lain melalui langkah-langkah pelaporan dari Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan penilaian bersama atas kinerja keuangan Perseroan, penyajian laporan keuangan dalam RUPS Tahunan, pembentukan Audit Internal dan penunjukan auditor eksternal, serta penerapan etika bisnis dan kode etik.
Prinsip Dasar Tata Kelola Perusahaan
Teori pemangku kepentingan menyatakan bahwa perusahaan adalah suatu badan yang berhubungan dengan pemangku kepentingan lainnya, baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Dalam prinsip ini, pengelola perusahaan dituntut untuk mampu bertindak mandiri sesuai peran dan fungsinya tanpa adanya tekanan dari pihak manapun, yang tidak sesuai dengan sistem operasi perusahaan yang ada. Prinsip ini menyatakan bahwa seluruh pemangku kepentingan harus mempunyai kesempatan untuk menerima perlakuan yang sama atau adil dari perusahaan.
Prinsip ini memuat wewenang yang harus dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi beserta kewajibannya kepada pemegang saham dan pihak berkepentingan lainnya. Prinsip ini mengharuskan perusahaan dan pimpinan serta manajer perusahaan menjalankan aktivitasnya berdasarkan tanggung jawab.
Manfaat penerapan Tata Kelola Perusahaan
Dalam suatu perusahaan, tugas dewan pengawas adalah melakukan pengawasan terhadap direksi sehubungan dengan tugasnya dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Tujuan pengawasan ini adalah untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh direksi. Dewan pengawas sendiri yang menentukan berfungsinya sistem tata kelola perusahaan. 20. Bisnis keluarga memiliki struktur yang mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dan kreditor. , di mana kreditor memandang kekayaan keluarga lebih protektif.
Komite audit bertanggung jawab mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal dan mengawasi sistem pengendalian internal (Sam'ani, 2008). Dengan adanya komite audit diharapkan perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan yang sebenarnya tanpa adanya manipulasi.
Dewan Direksi
Dewan direksi merupakan suatu sistem manajemen yang bertanggung jawab melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Besar kecilnya dewan direksi dapat dilihat dari jumlah seluruh direktur yang ada pada dewan direksi perusahaan. Dari sudut pandang hukum, pentingnya kedudukan direksi tercermin dari tugas dan tanggung jawab yang terkait dengannya, sebagaimana tertuang dalam UU No.
Pengurus adalah pihak dari suatu bagian perseroan yang bertugas melaksanakan kegiatan koperasi perseroan berdasarkan arah dan pokok-pokok kebijakan yang ditetapkan oleh RUPS. Pengangkatan dan pemberhentian direksi, penetapan besarnya penghasilan serta pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggota direksi dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Dewan Komisaris
Pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris akan menambah keyakinan bahwa manajemen telah bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham, karena dewan komisaris diangkat oleh pemegang saham maka mereka harus mewakili kepentingan pemegang saham dalam pengawasan tindakan manajemen. Yang dimaksud dengan afiliasi adalah pihak yang mempunyai hubungan usaha dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lainnya, serta dengan perusahaan itu sendiri. 22 Tesis Hermy Ariska Sinaga, Pengaruh Ukuran Dewan Direksi, Dewan Komisaris Dan Komite Audit Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Universitas HKBP Nommensen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Hal 18.
Komite Audit
Menelaah informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan, seperti laporan keuangan yang diantisipasi dan informasi keuangan lainnya. Tinjauan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan perusahaan.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang diukur dengan jumlah total aset perusahaan yang ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural.23.
Leverage
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Pengaruh tata kelola perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014. Ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit tidak mempunyai pengaruh terhadap praktik manajemen laba.
Telah terbukti bahwa tata kelola perusahaan yang baik dapat mengurangi risiko nyata dari manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai tata kelola perusahaan dan manajemen laba, dan hasilnya beragam.
Kerangka Pemikiran Penelitian
Hipotesis Penelitian
- Pengaruh Dewan Direksi terhadap Manajemen Laba
- Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba
- Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba
- Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba Menurut Sudarmaji dan Sulastro dalam
- Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba
Selanjutnya penelitian Iqbal & Fachriyah (2016) tentang tata kelola perusahaan sebagai dewan direksi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Dewan komisaris tidak terlibat langsung dalam praktik manajemen laba, karena dewan komisaris hanya mempunyai hak pengawasan. Hal ini sesuai dengan penelitian Yulianto (2010) yang menunjukkan bahwa dewan pengawas berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Veronoca dan Utama (2005) menyatakan ukuran perusahaan merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap besarnya manajemen laba. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dichev dan Skinner (2002), Jaggi dan Lee (2002), Othman dan Zhegal (2006) ditemukan adanya hubungan positif antara leverage dengan manajemen laba.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini akan dilakukan dalam tahapan penelitian terstruktur melalui tahapan penelitian yang baik. Model regresi akan digunakan sebagai alat dalam menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini untuk menarik kesimpulan peneliti. Penelitian ini dilakukan dengan memperoleh data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perusahaan manufaktur subsektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengakses website yang ada.
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode kuantitatif yaitu menguji teori dengan mengukur variabel penelitian dengan angka-angka. Dalam penelitian ini variabel penelitian diklasifikasi menjadi dua kelompok yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Manajemen Laba (Y) dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah Dewan Direksi (X1). direktur pengawas (X2), Komite Audit (X3), Ukuran Perusahaan (X4), Leverage (X5).
Populasi dan Sampel .1 Populasi Penelitian
Yang meliputi struktur kepengurusan dan ikhtisar laporan keuangan perusahaan manufaktur makanan dan minuman subsektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan yang digunakan adalah tiga tahun yaitu tahun 2017 sampai dengan tahun 2019, dan data kuantitatif merupakan jenis data yang dapat diukur, dihitung dan digambarkan dalam bentuk angka. Perusahaan yang mempunyai laporan keuangan yang lengkap dan jelas serta tidak mengalami kerugian selama periode 2017-2019.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, terdapat perusahaan-perusahaan yang selanjutnya akan dijadikan sampel dalam pengujian variabel-variabel yang digunakan. Jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode Pengumpulan data
Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder dengan cara mempelajari, mengklasifikasikan dan menganalisis data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.
Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional .1 Identifikasi Variabel
- Defenisi Operasional variabel
Dewan Komisaris adalah suatu dewan yang bertugas mengawasi dan memberi nasihat kepada direksi suatu perseroan terbatas. Komite Audit merupakan komite yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris untuk membantu menjalankan fungsi Dewan Komisaris. Komite audit bertanggung jawab mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal dan mengawasi sistem pengendalian internal.
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang diukur dengan jumlah total aset perusahaan yang ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural. Manajemen laba merupakan upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan menyesatkan pemangku kepentingan yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan.
Metode Analisis Data
- Analisis Statistik Deskriptif
- Analisis Regresi Linear Berganda
- Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data
- Pengujian Hipotesis
Mean digunakan untuk mencari mean yang dimaksud, simpangan baku digunakan untuk mencari seberapa besar perbedaan data yang bersangkutan dengan mean, maksimum digunakan untuk mencari jumlah terbesar pada data yang bersangkutan, minimum digunakan untuk mencari jumlah terkecil dalam kata. Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel yang tersisa dalam model regresi mempunyai distribusi normal. Uji autokorelasi dilakukan dengan run test, run test digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi yang tinggi antar residu.
Uji multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah ditemukan korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residu observasi yang satu dengan observasi yang lain.