A. Pengertian PPNBM1
Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah yang disingkat PPNBM adalah pajak yang dikenakan atas penjualan atau perolehan barang mewah yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPNBM diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang pajak pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa atas penjualan bareng mewah.
Menurut Kemenkeu Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) ialah pajak yang dikenakan pada barang yang tergolong mewah kepada produsen untuk menghasilkan atau mengimpor barang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya. PPnBM hanya dikenakan 1 kali pada saat penyerahan barang ke produsen
B. Pengertian Barang Mewah
Barang Mewah dapat didefinisikan sebagai barang yang mempunyai nilai jual tinggi dan penggunaanya tidak untuk kebutuhan pokok, masyarakat luas dan produksi.
Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah:
 barang yang bukan barang kebutuhan pokok
 barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
 barang yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi
 barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status
C. Tujuan
Tujuan dari Pajak Pertambahan Nilai diatur dalam UU Pasal 5 dan pertimbangan suatu barang dapat dikenakan PPNBM adalah:
 keadilan pembebanan pajak antara konsumen berpenghasilan rendah dengan konsumen berpenghasilan tinggi
 pengendalian konsumsi barang mewah
 perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional
 pengamanan penerimaan negara
1 Rika Mawarni. “Analisis Variabel Pengaruh Penerima PPN dan PPNBM”. Vol 1. “Jurnal Mahasiswa Akutansi Unita”. 2021. Halaman 24.
PPNBM hanya dipungut 1 kali saat Penyerahan oleh pabrik atau produsen barang mewah dan saat proses impor barang mewah. Penyerahan kedua dan berikutnya tidak lagi dikenakan PPNBM.
D. Tarif PPNBM
Tarif PPNBM ditetapkan dalam Undang-Undang Pasal 8 yang berisi:
 PPnBM memiliki tarif yang bervariasi antara 10% hingga 200% tergantung pada jenis barang mewah yang dikenai pajak tersebut.
 Perbedaan tarif PPnBM didasarkan pada pengelompokan barang yang dianggap mewah dan ditujukan untuk golongan masyarakat yang memiliki kemampuan beli yang tinggi, serta memiliki nilai guna yang lebih tinggi bagi masyarakat pada umumnya.
 Pengelompokan barang-barang yang dikenai PPnBM didasarkan pada tingkat kemampuan golongan masyarakat yang menggunakan barang tersebut dan konsultasi dengan DPR.
 PPnBM merupakan pajak yang diberlakukan pada barang mewah yang dikonsumsi di dalam negeri, namun tidak berlaku untuk barang mewah yang diekspor atau dikonsumsi di luar negeri. PPnBM yang telah dibayar atas perolehan barang mewah yang diekspor dapat diminta kembali.
E. Dasar Hukum PPNBM 2
 Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984, yang sebelumnya disebut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah, telah mengalami beberapa kali perubahan melalui Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000
 Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 bersama dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 merujuk pada pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak 2 Akhmad Syarifudin, “Buku ajar Perpajakan”, STIE Putra Bangsa, Kebumen, 2018, hlm. 164.
Penjualan atas Barang Mewah, yang telah diubah beberapa kali dengan Undang- undang Nomor 18 Tahun 2000.
 Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000 tentang Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006.
 Peraturan Pemerintah Nomor 146 Tahun 2000 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu dan atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2003.
 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007.
 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 yang tetap dinamakan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984.
 Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- undang Nomor 18 Tahun 2000.
 Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 tentang Jenis Barang dan Jasa yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
 Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000 tentang Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006.
 Peraturan Pemerintah Nomor 146 Tahun 2000 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu dan atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2003.
 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007.
F. Jenis PPNBM
 Kendaraan bermotor, kecuali kendaraan yang berfungsi sebagai ambulans, kendaraan pengangkut jenazah, pemadam kebakaran, pengangkut tahanan, kendaraan transportasi umum, dan kendaraan yang diperuntukkan untuk kepentingan negara.
 Kategori tempat tinggal bergengsi seperti rumah mewah, apartemen, kondominium, townhouse, dan sejenisnya.
 Kategori pesawat terbang, kecuali untuk penggunaan pemerintah atau transportasi udara komersial.
 Kategori balon udara.
 Kategori senjata api dan alat-alat senjata lainnya, kecuali untuk kepentingan negara.
 Kategori kapal pesiar mewah, kecuali untuk penggunaan negara, transportasi umum, atau industri pariwisata.
G. Tarif 3
 PPnBM akan memberlakukan tarif terendah sebesar 20% untuk Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah seperti apartemen atau kondominium, townhouse atau cluster, dan hunian mewah yang digunakan untuk kegiatan usaha.
 Untuk kelompok balon udara, pesawat udara lainnya tanpa tenaga penggerak, dan persenjata apian serta amunisinya (berdasarkan jenisnya), kecuali dipergunakan untuk kepentingan negara, akan dikenakan tarif sedang sebesar 40%.
 Sementara untuk kelompok pesawat udara, kecuali diperuntukkan dalam keperluan negara atau angkutan udara komersial, helikopter, dan persenjata-apian serta amunisinya (berdasarkan jenisnya), kecuali dipergunakan untuk kepentingan negara, akan dikenakan tarif menengah sebesar 50%.
 Terakhir, kendaraan air seperti kapal pesiar mewah dan yacht, kecuali diperuntukkan untuk kepentingan negara atau angkutan umum, dan kendaraan air seperti kapal feri dan sejenisnya, kecuali diperuntukkan untuk kepentingan negara atau angkutan umum, akan dikenakan tarif menengah sebesar 75%.
H. Cara Menghitung PPNBM4 Rumus : Tarif × DPP Dengan DPP:
 Jika kendaraan bermotor diserahkan di wilayah bea cukai, DPP-nya adalah Harga Jual.
 Namun, jika kendaraan bermotor diimpor, DPP-nya adalah Nilai Impor.
 Jika ada keterkaitan khusus sehingga Harga Jual < Harga Pasar Wajar, maka DPP-nya adalah Harga Pasar Wajar
Contoh Soal
Bu Sela hobi mengoleksi barang-barang mewah termasuk tas bermerk. Bu Sela membeli tas bermerk A impor dari luar negeri dengan total nilai impor sebesar Rp 150.000.000,00.
Tas tersebut dikenakan PPnBM sebesar 40% dari nilai impor. Berapakah yang harus disetorkan ke kas negara?
3 Muhammad Abdul Muis, “Modul Perpajakan”, Politeknik Bisnis dan Pasar Modal, Jakarta, 2020, hlm. 11.
4 Muhammad Abdul Muis, “Modul Perpajakan”, Politeknik Bisnis dan Pasar Modal, Jakarta, 2020, hlm. 12.
Jawab :
PPnBM = 40%× 150juta = Rp 60juta PPN = 10% × 150juta = Rp 15juta Total = Rp 75.000.000,00
1. Bu Sela membeli tas yang diproduksi oleh PT Taswaw yang termasuk barang mewah.
Sehingga tas tersebut dikenakan PPnBM sebesar 30% dari harga jual nya sebesar Rp 90.000.000,00. Berapakah PPnBM terutang?
Jawab :
PPnBM = 30%× 90juta = Rp 27juta