Kerangka/struktur skripsi Ideologi politik
Dalam ilmu sosial, Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide, nilai, opini, dan keyakinan yang menjelaskan mengenai rencana atau tindakan dalam pembuatan kebijakan publik
Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan budaya yang sama Contoh ideologi lainnya
termasuk: anarkisme, kapitalisme, komunisme, komunitarianisme, konservatisme, neoliberalisme, Ideologi komunitarian yang menjadi sandaran dalam pementukan system politik
Meskipun istilah komunitarianisme berasal dari abad ke- 20, kata ini berasal dari
istilah komunitarian tahun 1840-an, yang diciptakan oleh Goodwyn Barmby untuk merujuk kepada orang yang menjadi anggota atau penganjur dari suatu masyarakat yang komunalis.
Komunal artinya adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan bersama dalam suatu kelompok masyarakat. Istilah ini biasanya merujuk pada hal-hal yang dimiliki atau digunakan bersama-sama oleh anggota kelompok, seperti tanah, rumah, atau fasilitas umum lainnya.
Berikut adalah 8 aspek penting terkait komunal:
 Kepemilikan bersama
 Penggunaan bersama
 Tanggung jawab bersama
 Keputusan bersama
 Nilai bersama
 Tradisi bersama
 Identitas bersama
 Tujuan bersama
Kehidupan komunal dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, mulai dari keluarga, desa, hingga komunitas yang lebih besar. Dalam kehidupan komunal, anggota kelompok memiliki rasa memiliki dan tanggung jawab yang kuat terhadap kelompoknya. Mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melestarikan tradisi, dan menjaga identitas kelompoknya. Kehidupan komunal dapat memberikan rasa kebersamaan, dukungan, dan keamanan bagi anggotanya. Namun, kehidupan komunal juga memiliki tantangan, seperti perbedaan pendapat, konflik kepentingan, dan kesulitan dalam mengambil keputusan.
Kepemilikan Bersama
Kepemilikan bersama merupakan salah satu aspek penting dalam komunal artinya. Kepemilikan bersama mengacu pada kepemilikan suatu barang atau sumber daya oleh sekelompok orang secara bersama-sama. Barang atau sumber daya yang dimiliki bersama ini dapat berupa tanah, rumah, alat produksi, atau fasilitas umum lainnya.
 Pengambilan Keputusan Bersama
Kepemilikan bersama biasanya melibatkan pengambilan keputusan bersama mengenai penggunaan dan pengelolaan barang atau sumber daya yang dimiliki. Setiap anggota kelompok memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil lebih demokratis dan sesuai dengan kebutuhan semua anggota kelompok.
Kepemilikan bersama merupakan salah satu pilar utama dalam kehidupan komunal. Kepemilikan bersama menciptakan rasa memiliki, tanggung jawab, dan solidaritas di antara anggota kelompok, serta membantu melestarikan budaya dan tradisi kelompok tersebut.
Penggunaan Bersama
Penggunaan bersama merupakan aspek penting lainnya dalam komunal artinya. Penggunaan
bersama mengacu pada pemanfaatan suatu barang atau sumber daya oleh sekelompok orang secara bersama-sama. Barang atau sumber daya yang digunakan bersama ini dapat berupa fasilitas umum, peralatan, ruang publik, atau sumber daya alam.
 Pemanfaatan Bersama
Penggunaan bersama memungkinkan anggota kelompok untuk memanfaatkan barang atau sumber daya yang tidak dapat mereka miliki secara individu. Misalnya, sebuah kelompok masyarakat dapat memiliki tanah pertanian bersama yang mereka gunakan untuk bercocok tanam, atau sebuah komunitas dapat memiliki gedung pertemuan yang mereka gunakan untuk kegiatan sosial.
 Pengaturan dan Koordinasi
Penggunaan bersama membutuhkan pengaturan dan koordinasi yang baik di antara anggota kelompok. Anggota kelompok harus menyepakati aturan dan jadwal penggunaan, serta mekanisme untuk memelihara dan memperbaiki barang atau sumber daya yang digunakan bersama.
 Tanggung Jawab Bersama
Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk menggunakan barang atau sumber daya yang digunakan bersama dengan bijak dan bertanggung jawab. Mereka harus menghindari penggunaan yang berlebihan atau merusak, serta ikut serta dalam pemeliharaan dan perbaikan.
Keputusan bersama
Dalam komunal artinya, keputusan bersama merupakan salah satu komponen penting yang harus dijunjung tinggi. Keputusan bersama adalah sebuah proses di mana anggota kelompok berkumpul untuk membahas dan memutuskan suatu hal yang berkaitan dengan kelompok secara keseluruhan.
Keputusan bersama diambil melalui musyawarah dan mufakat, sehingga setiap anggota kelompok memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya.
Keputusan bersama sangat penting dalam komunal artinya karena beberapa alasan. Pertama, keputusan bersama dapat menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab di antara anggota kelompok. Ketika anggota kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, mereka akan merasa memiliki terhadap keputusan yang diambil dan lebih bertanggung jawab untuk
melaksanakan keputusan tersebut.
Kedua, keputusan bersama dapat membantu mencegah konflik dan perselisihan dalam kelompok.
Ketika keputusan diambil secara bersama-sama, anggota kelompok lebih cenderung untuk menerima dan menghormati keputusan tersebut, meskipun mereka tidak sepenuhnya setuju. Hal ini karena keputusan tersebut diambil melalui proses yang adil dan demokratis.
Ketiga, keputusan bersama dapat membantu kelompok untuk mencapai tujuan bersama secara lebih efektif. Ketika anggota kelompok terlibat dalam proses pengambilan keputusan, mereka akan lebih termotivasi untuk bekerja sama dan berkontribusi pada pencapaian tujuan kelompok.
Dalam praktiknya, keputusan bersama dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan komunal.
Misalnya, dalam sebuah desa adat, keputusan bersama dapat digunakan untuk menentukan aturan- aturan adat, mengatur penggunaan tanah dan sumber daya alam, serta menyelesaikan konflik dan perselisihan yang terjadi di dalam desa.
Keputusan bersama merupakan salah satu pilar penting dalam komunal artinya. Keputusan bersama membantu menciptakan rasa memiliki, mencegah konflik, dan mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, sangat penting bagi anggota kelompok untuk menjunjung tinggi prinsip keputusan bersama dalam kehidupan komunal
Tradisi Bersama
Tradisi bersama merupakan salah satu aspek penting dalam komunal artinya. Tradisi bersama mengacu pada seperangkat praktik, kepercayaan, dan nilai-nilai yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam suatu kelompok masyarakat. Tradisi bersama membentuk identitas kelompok dan memperkuat rasa kebersamaan di antara anggota kelompok.
Tradisi bersama memiliki hubungan yang erat dengan komunal artinya karena tradisi bersama menjadi pedoman bagi kehidupan bersama dalam kelompok. Tradisi bersama mengatur perilaku anggota kelompok, membentuk nilai-nilai bersama, dan memperkuat ikatan sosial. Misalnya, dalam masyarakat adat, tradisi bersama mengatur cara bercocok tanam, berburu, dan menyelesaikan konflik. Tradisi bersama ini membantu menjaga keharmonisan dan ketertiban dalam masyarakat adat.
Memahami hubungan antara tradisi bersama dan komunal artinya sangat penting untuk melestarikan budaya dan identitas kelompok masyarakat. Tradisi bersama merupakan warisan budaya yang berharga dan harus dijaga kelestariannya. Dengan memahami hubungan antara tradisi bersama dan komunal artinya, kita dapat lebih menghargai dan menghormati budaya dan tradisi masyarakat lain.
Identitas bersama memiliki hubungan yang erat dengan “komunal artinya”. Identitas bersama menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara anggota kelompok, sehingga memperkuat kehidupan komunal. Selain itu, identitas bersama juga menjadi dasar bagi kerja sama, gotong royong, dan pengambilan keputusan bersama dalam kehidupan komunal.
Tujuan bersama
Tujuan bersama merupakan salah satu komponen penting dalam “komunal artinya”. Tujuan bersama mengacu pada cita-cita atau sasaran yang ingin dicapai secara kolektif oleh suatu kelompok
masyarakat. Tujuan bersama menciptakan rasa kebersamaan, motivasi, dan arah yang jelas bagi kelompok tersebut.
Dalam kehidupan komunal, tujuan bersama menjadi pemersatu dan penggerak. Anggota kelompok bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama, sehingga memperkuat ikatan sosial dan rasa solidaritas dalam kelompok. Tujuan bersama juga dapat menjadi dasar bagi
pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik, karena seluruh anggota kelompok memiliki orientasi yang sama.
Dalam praktiknya, tujuan bersama dapat bermacam-macam, mulai dari tujuan ekonomi, sosial, hingga politik. Misalnya, dalam sebuah komunitas petani, tujuan bersama mereka mungkin adalah meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan ekonomi anggota komunitas. Dalam sebuah organisasi sosial, tujuan bersama mungkin adalah memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan atau mengadvokasi perubahan sosial.
Memahami hubungan antara tujuan bersama dan “komunal artinya” sangat penting untuk
membangun dan memelihara kehidupan komunal yang harmonis dan berkelanjutan. Tujuan bersama memberikan arah dan motivasi bagi kelompok, memperkuat ikatan sosial, dan menjadi dasar bagi kerja sama dan pengambilan keputusan. Dengan memahami hubungan ini, kita dapat lebih efektif dalam memfasilitasi dan mendukung kehidupan komunal yang sehat dan dinamis
Kesimpulan Komunal Artinya
Komunal artinya mencakup segala aspek kehidupan bersama dalam suatu kelompok masyarakat, termasuk kepemilikan bersama, penggunaan bersama, tanggung jawab bersama, nilai bersama, tradisi bersama, identitas bersama, dan tujuan bersama. Kehidupan komunal memiliki banyak manfaat, seperti mempererat hubungan, menciptakan rasa kebersamaan, mempermudah
pembagian sumber daya, dan melestarikan budaya. Namun, kehidupan komunal juga memiliki tantangan, seperti perbedaan pendapat dan konflik kepentingan.
Untuk membangun kehidupan komunal yang harmonis dan berkelanjutan, sangat penting untuk menjunjung tinggi nilai-nilai bersama, mempraktikkan musyawarah dan mufakat, membangun solidaritas dan gotong royong, mengelola sumber daya secara bertanggung jawab, dan menjaga komunikasi yang efektif. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kelompok masyarakat dapat menciptakan komunitas yang saling mendukung, berdaya tahan, dan sejahtera.
Ada dua model demokrasi Demokrasi langsung Demokrasi tidak langsung
Bentuk demokrasi yang pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berperan langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan; yang disebut demokrasi tidak langsung
Sejarah singkat Sepanjang masa kemerdekaannya, bangsa Indonesia telah mencoba menerapkan bermacam-macam demokrasi. Hingga tahun 1959, dijalankan suatu praktik demokrasi yang
cenderung pada sistem Demokrasi Liberal, sebagaimana berlaku di negara-negara Barat yang bersifat individualistik. Pada tahun 1959-1966 diterapkan Demokrasi Terpimpin, yang dalam praktiknya cenderung otoriter. Mulai tahun 1966 hingga berakhirnya masa Orde Baru pada
tahun 1998 diterapkan Demokrasi Pancasila. Model ini pun tidak mendorong tumbuhnya partisipasi rakyat. Sesudah bergulirnya reformasi pada tahun 1998, kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, kebebasan memilih, kebebasan berpolitik dan lain-lain semakin bebas.
Periode Demokrasi Parlementer (1945-1965) Periode ini merupakan awal perkembangan demokrasi di Indonesia. Namun sayangnya demokrasi pada periode ini tidak mempunyai modal cukup untuk menjadi mapan dalam implementasinya, entah dalam teori, konsep dan praktiknya. Demokrasi pada periode ini hanya menjadi pemersatu dan alat koalisi antar suku dan agama yang beragam di
Indonesia untuk dapat menjadi bangsa. Namun demokrasi parlementer ini ternyata kurang begitu cocok diterapkan di Indonesia karena dalam prosesnya timbul banyak perpecahan politik dan partai- partai politik yang mendominasi terpecah belah. Sehingga Demokrasi Parlementer ini digantikan menjadi Demokrasi Terpimpin (Guided Democracy).
Periode Demokrasi Terpimpin / Orde Lama (1959-1965) Ciri-ciri demokrasi ini adalah dominasi politik presiden dan berkembangnya pengaruh komunis dan peranan tentara (ABRI) dalam panggung politik nasional.3 Dominasi kekuasaan politik presiden pada saat itu terbukti melahirkan tindakan dan kebijakan yang menyimpang dari ketentuan Undang-Undang Dasar 1945. Misalnya, pada tahun 1960 Presiden Soekarno membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) padahal dalam hal ini presiden tidak memiliki wewenang. Namun sejak pada tahun 1959 diberlakukannya dekrit presiden, setelah itu banyak penyimpangan konstitusi oleh presiden atas dasar dominasi kekuatan politik presiden.
Akhir dari sistem demokrasi terpimpin Soekarno yang berakibat pada perseteruan politik ideologis antara PKI dan TNI adalah peristiwa berdarah yang dikenal denga Gerakan 30 September 1965 (G 30 S PKI)
Komunitarianisme filosofis menganggap liberalisme klasik secara ontologis dan epistemologis tidak koheren, dan menentangnya dengan alas an-alasan tersebut. Berbeda dengan liberalisme klasik, yang memahami bahwa komunitias berasal dari tindakan sukarela individu-individu dari masa pra- komunitas, komunitarianisme menekankan peranan komunitas dalam mendefinisikan dan
membentuk individu. Kaum komunitarian percaya bahwa nilai komunitas tidak cukup diakui dalam teori-teori liberal tentang keadilan.
2) Komunitarianisme ideologis adalah sebuah ideologi tengah yang radikal, yang menekankan komunitas, dan kadang-kadang ditandai oleh paham kirinya dalam masalah-masalah ekonomi dan konservatisme dalam masalah-masalah sosial. Penggunaan istilah ini diciptakan baru-baru ini. Bila istilahnya menggunakan huruf besar, maka kata ini biasanya merujuk kepada gerakan Komunitarian Responsif dari Amitai Etzioni dan para filsuf lainnya.
3) Hukum komunitarian, juga dikenal sebagai acquis communautaire, merujuk kepada seluruh kumpulan hukum yang diakumulasikan dalam organisasi-organisasi supra nasional seperti misalnya Uni Eropa.
Para penulis berikut ini mempunyai kecenderungan-kecenderungan komunitarian dalam pengertian filsafati, tetapi semuanya telah berusaha keras untuk menjauhkan diri dari ideology politik yang dikenal sebagai komunitarianisme, yang dibahas lebih jauh di bawah ini.
 Michael Sandel -- Liberalism and the Limits of Justice
 Charles Taylor -- Sources of the Self
 Alasdair MacIntyre -- After Virtue
 Michael Walzer -- Spheres of Justice
 Christos Yannaras – seorang filsuf dan teolog Yunani yang gagasannya cenderung pada komunitarianisme dari perspektif teologis dan ontologis.
Ideologi komunitarian Filsafat komunitarian
Modal sosial
Mulai pada akhir abad ke-20, banyak penulis mulai mengamati kemerosotan dalam jaringan sosial di Amerika Serikat. Dalam
bukunya Bowling Alone, Robert Putnam mengamati bahwa hampir setiap bentuk organisasi sipil telah mengalami penurunan dalam jumlah
keanggotaan yang diperlihatkan oleh kenyataan bahwa, meskipun lebih
banyak orang yang bermain boling daripada pada tahun 1950-an, jumlah liga boling yang ada makin berkurang.
Hasil dari penurunan dalam "modal sosial" ini, yang digambarkan oleh Putnam sebagi "nilai kolektif dari semua 'jaringan sosial' dan
kecenderungan-kecenderungan yang muncul dari jaringan-jaringan ini untuk melakukan sesuatu untuk sesama". Menurut Putnam dan para pengikutnya, modal sosial adalah sebuah komponen penting dalam pembangunan dan pemeliharaan demokrasi.
Kaum komunitarian berusaha untuk meningkatkan modal sosial dan lembaga-lembaga masyarakat sipil. Responsive Communitarian
Platform Diarsipkan 2006-04-11 di WaybackMachine. menggambarkannya demikian:
"Banyak tujuan sosial... membutuhkan kemitraan antara kelompok- kelompok publik dan privat. Meskipun tidak berusaha menggantikan komunitas-komunitas lokal, pemerintah mungkin perlu
memberdayakannya melalui strategi-strategi dukungan, termasuk
pembagian penghasilan dan bantuan teknis. Ada kebutuhan besar untuk studi dan percobaan dengan penggunaan struktur-struktur masyarakat sipil dan kerja sama publik-swasta, secara kreatif khususnya dalam hal- hal yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial."
Modal sosial adalah bagian-bagian dari organisasi sosial seperti
kepercayaan, norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. Modal sosial juga didefinisikan sebagai kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut. Selain itu, konsep ini juga diartikan sebagai serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama.
Istilah modal sosial pertama kali muncul pada tulisan L.J Hanifan (1916) dalam konteks peningkatan kondisi hidup masyarakat melalui keterlibatan masyarakat, niat baik serta atribut-atribut sosial lain dalam bertetangga. Dalam karya tersebut, muncul ciri utama dari modal sosial yakni membawa manfaat internal dan eksternal. Setelah karya Hanifan, The Rural School of Community Center, istilah modal sosial tidak muncul dalam literatur ilmiah selama beberapa dekade. Pada tahun 1956,
sekelompok ahli sosiologi perkotaan Kanada menggunakannya dan diperkuat dengan
kemunculan teori pertukaran George C.Homans pada tahun 1961. Pada era ini, istilah modal sosial muncul pada pembahasan mengenai ikatan-ikatan komunitas. Penelitian yang dilakukan James S.
Coleman (1988) di bidang pendidikan dan Robert Putnam (1993) mengenai partisipasi dan performa institusi telah menginspirasi banyak kajian mengenai modal sosial saat ini.
Konsep yang mendasari modal sosial sudah lama. Para filsuf yang menekankan hubungan antara kehidupan masyarakat yang pluralistik dan demokrasi termasuk James Madison (The Federalist),
Alexis de Tocqueville (Democracy in America), dan banyak penulis lainnya dalam tradisi pluralis yang dominan dalam ilmu politik Amerika.
Beberapa contoh dari modal sosial antara lain adalah POMG (Persatuan Orang tua Murid dan Guru), kepramukaan, dewan sekolah, liga boling, jaringan internet, dan bahkan kelompok-kelompok
ekstrem seperti Ku Klux Klan atau kelompok supremasis kulit putih, meskipun kelompok-kelompok ini menciptakan modal sosial yang eksklusif yang dapat menimbulkan akibat yang negatif.
Semua kelompok ini dapat menolong membangun dan menghancurkan masyarakat karena mereka menjembatani atau mengikat perilaku. Bila jumlah interaksi manusia meningkat, orang akan lebih mungkin untuk saling menolong dan kemudian menjadi lebih terlibat secara politik.
Baru-baru ini muncul banyak diskusi tentang komunitas surat listrik dan online, kemudian apakah mereka menolong membangun modal sosial. Sebagian orang berpendapat bahwa mereka memang menjembatani orang tetapi tidak mengikatnya. Perdebatan menarik lainnya di antara para ilmuwan politik berkaitan dengan apakah surat listrik menolong menghasilkan atau mengurangi modal sosial di lingkungan tempat kerja.
Modal sosial memiliki sifat produktif. Keberadaannya dapat memungkinkan terjadinya pencapaian tujuan-tujuan bersama. Modal sosial merupakan suatu modal yang tidak dapat mengalami proses tukar-menukar secara menyeluruh. Penukaran modal sosial hanya dapat dilakukan pada aktivitas tertentu. Nilai-nilai yang diterapkan pada berbagai bentuk modal sosial untuk mempermudah tindakan, dapat merupakan tindakan sia-sia atau memberikan kerugian bagi orang lain. Selain itu, modal sosial terikat pada struktur hubungan sosial antarindividu atau antarkelompok sosial.
Hak-hak positif
Yang utama bagi filsafat dari banyak kaum komunitarian adalah konsep tentang hak-hak positif;
artinya, hak-hak atau jaminan-jaminan untuk hal-hal tertentu. Hak-hak tersebut mencakup antara lain pendidikan gratis, perumahan yang terjangkau, lingkungan hidup yang aman dan bersih, pemeliharaan kesehatan yang universal, jaringan pengaman social, atau bahkan hak untuk
mendapatkan pekerjaan. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, biasanya mereka mendukung program- program pengaman sosial, pendidikan umum yang gratis, program-program pekerjaan publik, dan hukum-hukum yang membatasi hal-hal seperti pencemaran lingkungan dan pengendalian senjata api.
Suatu keberatan yang lazim dikemukakan ialah bahwa dengan memberikan hak-hak seperti itu, mereka melanggar hak-hak negatif warga negara; artinya hak-hak untuk "tidak" mengalami sesuatu.
Misalnya, mengambil uang dalam bentuk pajak untuk membiayai program-program seperti itu seperti yang dilukiskan di atas membuat individu tidak memiliki properti. Para penganjur hak-hak positif menjawab bahwa tanpa masyarakat, individu tidak akan memiliki hak "apapun", jadi wajarlah bila mereka harus memberikan kembali kepada masyarakat. Lebih jauh mereka berpendapat bahwa tanpa hak-hak positif, hak-hak negatif dijadikan tidak relevan. Misalnya, apakah artinya hak untuk memiliki pers bebas di dalam suatu masyarakat yang memiliki tingkat melek huruf 15 %? Selain itu, sehubungan dengan pajak, kaum komunitarian "memahami hal ini bukan terutama dalam arti dimanfaatkan demi tujuan-tujuan orang lain, melainkan lebih sebagai cara untuk menyumbang demi tujuan-tujuan komunitas yang saya anggap sebagai tujuan-tujuan saya sendiri" (Sandel, Liberalism and the Limits of Justice, 143). Alternatifnya, sebagian orang mengakui bahwa hak-hak negatif dapat
dilanggar oleh tindakan pemerintah, tetapi mengatakan bahwa hal itu dapat dibenarkan bila hak-hak positif yang dilindungi mengalahkan hak-hak negatif yang dilangar.
Para komentator lainnya, tidak harus kaum komunitarian, berpendapat bahwa "hak-hak negatif"
sendiri identik dengan hak-hak positif dalam praktik, karena hak untuk tidak mengalami sesuatu menyiratkan hak untuk dilindungi dari orang-orang yang mungkin akan melakukan sesuatu atas diri kita - dan perlindungan ini pada dasarnya sama dengan suatu hak positif.
Apa yang dimaksud dengan “hak alamiah” adalah hal yang diperdebatkan dalam politik modern;
misalnya, apakah pemeliharaan kesehatan yang universal dapat dianggap sebagai hak sejak lahir, ataukah seberapa jauh pemerintah dapat bertindak untuk melinungi lingkungan hidup.
:Titik masuk ideologi politikKomunitarianisme tidak dapat digolongkan kiri atau kanan, dan memang banyak yang mengklaim bahwa paham ini mewakili golongan tengah radikal. Kaum liberal di Amerika atau kaum demokrat sosial di Eropa pada umumnya menganut posisi komunitarian dalam masalah- masalah yang berkaitan dengan ekonomi, seperti misalnya kebutuhan akan perlindungan lingkungan hidup dan pendidikan publik, tetapi tidak untuk masalah-masalah budaya. Kaum komunitarian dan konservatif pada umumnya sepakat dalam masalah-masalah budaya, seperti misalnya dukungan untuk pendidikan watak dan program-program yang berbasis keagamaan, tetapi kaum komunitarian tidak menganut paham kapitalisme laissez-faire yang umumnya dianut oleh kaum konservatif.
Komunitarianisme dan libertarianisme menekankan nilai-nilai dan kepedulian yang berbeda.
Libertarianisme adalah sebuah filsafat individualis, dengan fokus yang kuat pada hak-hak warga negara dalam demokrasi. Kaum komunitarian percaya bahwa kepedulian ini terlalu banyak diperhatikan, dan mengatakan bahwa "mengusahakan kepentingan-kepentingan pribadi semata- mata akan merusakkan jaringan lingkungan sosial yang kepadanya kita semua tergantung, dan hal itu akan merusakkan pengalaman bersama kita dalam pemerintahan diri sendiri (self-government) yang demokratis." Mereka percaya bahwa hak-hak harus disertai dengan tanggung jawab sosial dan pemeliharaan lembaga-lembaga masyarakat sipil, kalau hak-hak itu ingin dipertahankan, tetapi kaum libertarian percaya bahwa aksi-aksi pemerintah untuk mempromosikan tujuan-tujuan ini
sesungguhnya menyebabkan hilangnya kebebasan pribadi. Selain itu, kaum libertarian menolak upaya-upaya komunitarian untuk memajukan pendidikan watak dan inisiatif-inisiatif yang
dikembangkan oleh pihak-pihak agama, dengan megnatakan bahwa pemerintah tidak punya urusan untuk terlibat dalam apa yang mereka anggap sebagai rekayasa sosial.
Ada orang yang mengatakan bahwa fokus komunitarianisme terhadap kohesi sosial membangkitkan persamaan dengan komunisme atau otoritarianisme, tetapi ada perbedaan-perbedaan yang
mendasar antara komunitarianisme dan otoritarianisme.
Pemerintahan yang otoriter sering kali memerintah dengan kekerasan, disertai dengan pembatasan- pembatasan yang ketat terhadap kebebasan pribadi, hak-hak politik dan sipil. Pemerintahan yang otoriter terang-terangan menunjukkan peranannya sebagai panglima. Masyarakat sipil dan demokrasi biasanya bukanlah ciri-ciri rezim yang otoriter . Kaum komunitarian, sebaliknya, menekankan penggunaan organisasi non pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Gerakan komunitarian modern pertama kali diutarakan oleh Responsive Communitarian
Platform Diarsipkan 2006-04-11 di Wayback Machine., yang ditulis di Amerika Serikat oleh sebuah kelompok etikus, aktivis, dan ilmuwan sosial termasuk Amitai Etzioni, Mary Ann Glendon, dan William Galston.
Communitarian Network Diarsipkan 2006-04-07 di Wayback Machine., yang didirikan pada 1993 oleh Amitai Etzioni, adalah kelompok yang paling terkenal yang menganjurkan komunitarianisme.
Sebuah kelompok pemikir yang disebut Institute for Communitarian Policy Studies Diarsipkan 2006- 03-08 di Wayback Machine. juga dipimpin oleh Etzioni. Suara-suara lain dalam komunitarianisme termasuk Don Eberly, direktur dari Civil Society Project Diarsipkan 2006-03-07 di Wayback Machine., dan Robert Putnam, penulis Bowling Alone.
Sebagai cerminan dari dominasi politik liberal dan konservatif di Amerika Serikat, tidak ada partai besar dan hanya sedikit pejabat terpilih yang menganjurkan komunitarianisme. Jadi tidak ada konsensus tentang kebijakan-kebijakan individual, tetapi sebagian dari yang kebijakan paling didukung oleh kaum komunitarian umumnya telah diberlakukan.
Ada yang mengatakan bahwa konsep "konservatisme belas kasih" yang dianjurkan oleh Presiden Bush selama kampanyenya pada 2000 adalah suatu bentuk pemikiran komunitarian konservatif.
Kebijakan-kebijakan yang dikutip mencakup dukungan ekonomi dan retorika untuk pendidikan, relawanisme, dan program-program komunitas, serta penekanan sosial pada pengutamaan keluarga, pendidikan watak, nilai-nilai tradisional, dan proyek-proyek yang dipusatkan pada kelompok-
kelompok keagamaan.
Teoretikus awal
 John Dewey
 Georg Wilhelm Friedrich Hegel
 Niccolò Machiavelli
 Jean-Jacques Rousseau
 Alexis de Tocqueville Tokoh masa kini
 Benjamin Barber
 Robert Bellah
 Amitai Etzioni
 Robert Putnam
 Beau Breslin Diarsipkan 2006-03-04 di Wayback Machine.
 Luc Michel
 Perdana Menteri Jean-Claude Juncker
Konsep
 Demokrasi Kristen
 civics
 agama sipil
 masyarakat sipil
 Komunalisme sebelum 1800
 Komunalisme (Asia Selatan)
 konservatisme belas kasih
 politik identitas
 ranah publik
 republikanisme
 modal sosial
 jalan ketiga Organisasi komunitarian
 Pengadilan Eropa
 Communitarian Policy Institute Diarsipkan 2004-09-30 di Wayback Machine.
 The Communitarian Network Diarsipkan 2006-04-07 di Wayback Machine.
 Società Europea Studiosi Comunitaristi Diarsipkan 2006-03-09 di Wayback Machine.
 Institute for Management of Communitarian Funds Diarsipkan 2006-03-07 di Wayback Machine.
 Casa Pueblo Puerto Rico Diarsipkan 2006-03-06 di Wayback Machine.
 Foundacion Cabo San Francisco Diarsipkan 2006-04-10 di Wayback Machine.
 U'wa Town Hall Center of Communitarian Development
 Association for Conflict Resolution Diarsipkan 2006-02-27 di Wayback Machine.
 MONTE AZUL COMMUNITARIAN ASSOCIATION Diarsipkan 2006-06-14 di Wayback Machine.
 The Nando Peretti Foundation Diarsipkan 2006-03-01 di Wayback Machine.
 UNESCO
 The Buenos Aires Association of Communitarian Development Diarsipkan 2006-06-14 di Wayback Machine.
 Center for Global Keadilan [pranala nonaktif permanen]
 La Commission communautaire COCOM Diarsipkan 2006-05-07 di Wayback Machine.
 Historical Archives of the European Commission-Communitarian Regulations
 The National-european Communitarian Party (NCP-PCN) Penentang
 Anti-Communitarian League
 Dr. Edward Younkins
 American Atheist
 Dr. Kelly Ross Ph.D.
 Dr. Madeline Cosman Ph.D., JD
 Free Europe
Artikel-artikel tentang komunitarianisme
Beberapa rujukan yang mungkin bermanfaat, diambil dari Communitarianism Sourcewatch[pranala nonaktif permanen], yang juga memberikan pranala kepada artikel-artikel tambahan yang relevan dengan topik ini:
 GW Bush, a Communitarian?
 "Communitarianism" [pranala nonaktif permanen], Stanford Encyclopedia of Philosophy.
 comunitarianism.htm "Communitarianism" Diarsipkan 2006-06-30 di Wayback Machine., Infed Encyclopedia.
 Fareed Zakaria , The ABCs of Communitarianism. A devil's dictionary Diarsipkan 2004-04-07 di Wayback Machine., Slate, 26 Juli 1996.
 Robert Putnam, Communitarianism Diarsipkan 2004-02-28 di Wayback Machine., National Public Radio, 5 Februari 2001: "The term 'Third Way' was used to describe President Clinton's form of liberalism. Now ' Communitarianism' is being used in the same way to describe President Bush's form of conservatism. They're both an attempt to create a middle ground...an alternative to the liberal-conservative paradigm."
 "Civil Practices Network"
https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi