• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 23 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 23 1"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan No. 80/PMK.03/2010 Pemotong Pajak PPH Pasal 23 adalah pihak yang membayar penghasilan yang terdiri atas. Royalti yang diterima Wajib Pajak di luar negeri tidak dikenakan pemotongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 PPh, melainkan dikenakan pemotongan dalam Pasal 26 PPh dari penghasilan yang dibayarkan kepada Wajib Pajak di luar negeri. Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan jenis pajak penghasilan yang digunakan untuk menghitung penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukannya, termasuk penghasilan berupa hadiah, hadiah, kredit dan sejenisnya.

Oleh karena itu, pengenaan PPh Pasal 23 atas penghasilan berupa hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya hanya dikenakan terhadap penghasilan berupa hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya yang diterima oleh Wajib Pajak Dalam Negeri selain Orang Pribadi. Pendapatan sewa dan penghasilan lain yang sejenis sehubungan dengan penggunaan harta selain yang dikenakan PPh Pasal 4 Ayat (2) dan Pasal 15. Penghasilan berupa sewa dan penghasilan lain yang sejenis sehubungan dengan penggunaan harta yang diterima Wajib Pajak Dalam Negeri , baik yang berbentuk Badan maupun Perorangan dikenakan PPh pasal 23 sebesar 2%.

Dalam hal pihak yang menyewa angkutan darat juga memberikan jasa sopir dalam perjanjian yang sama (tidak terpisah dalam kontrak itu sendiri), yaitu penyewaan angkutan darat, maka PPh pasal 23 dipotong dari jumlah bruto angkutan tersebut. sewa tanah, termasuk gaji. lembur dan penghasilan lain yang diterima pengemudi. Pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 2% dari jumlah bruto (tanpa PPN) dilakukan hanya untuk imbalan jasa yang dilakukan oleh bukan orang perseorangan, dipotong PPh Pasal 21. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan dilakukan oleh Perorangan. pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh Orang Pribadi yang dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 21.

Oleh karena itu, khusus untuk pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh orang pribadi, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21. Manfaat dalam bidang jasa konstruksi yang dikenakan pemotongan pajak sebesar 2% dari jumlah bruto PPh Pasal 23 adalah imbalan yang diterima pihak lain sebagai pemberi jasa yang mempunyai kegiatan jasa konstruksi, sebagaimana diatur dalam PP 51/2008 sampai dengan PP 40/2009 tentang pajak atas penghasilan dari kegiatan jasa konstruksi. Penghasilan penyedia jasa nonperseorangan yang terkait dengan pengendalian hama dipotong PPh Pasal 23 sebesar 2% dari jumlah bruto.

Tarif pemotongan PPh Pasal 23 atas jasa katering yang dilakukan oleh non perorangan adalah sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN. Atas penghasilan yang dibayarkan, PPh Pasal 23 dipotong dengan tarif sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN. Atas jasa pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh orang perseorangan tidak dipotong PPh Pasal 23 melainkan PPh pasal 21, karena penghasilan dari jasa tersebut diterima oleh orang perseorangan.

Pasal 23 Kegiatan pemotongan Pajak Penghasilan atas pembelian barang/jasa yang terdapat kombinasi barang dan jasa. Apabila dalam akad jual beli barang, berita acara, dan faktur memuat rincian masing-masing nilai barang dan jasa, maka Pasal 23 PPh dipotong sebesar 2% dari nilai jasa. Apabila dalam dokumen pengadaan barang tidak mencerminkan adanya jasa, atau jasa tersebut tidak dapat dipisahkan dari nilai barang, maka Pasal 23 PPh tidak dipotong.

Pada saat melakukan penagihan, mitra juga harus memberikan rincian nilai barang dan nilai jasa, sehingga pajak penghasilan pasal 23 hanya dipotong dari nilai jasa.

Saat Terutang dan Saat Pemotongan PPh Pasal 23

Dalam hal suatu perusahaan mengadakan akad pembelian suatu barang yang didalamnya terdapat jasa (kecuali jasa konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa konstruksi) yang nilainya satu satuan dengan nilai barang, maka dipotong PPh. Pasal 23 ditentukan dari dokumen tender berupa kontrak, berita acara, dan faktur. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam pembelian barang yang mengandung unsur jasa, pembuat kontrak harus memisahkan nilai barang dan nilai jasa. Hal ini terlihat dari penggunaan kata “sebagai” dan contoh yang tergambar pada penjelasan Pasal 15 alinea. 3, PP 94/2010 yang dimaksud dengan “pada saat diberikan pembayaran”. a) Bagi perusahaan-perusahaan yang tidak tercatat di bursa, maka pada saat dividen dicatatkan sebagai utang barulah dibayarkan, yaitu pada saat pembagian dividen diumumkan atau ditetapkan dalam rapat umum biasa (RUPS).

Dengan kata lain, Pasal 23 pemotongan pajak penghasilan atas dividen hanya dapat dilakukan setelah pemegang saham berhak atasnya. Tanggal jatuh tempo pembayaran pendapatan yang bersangkutan berlaku untuk bunga dan sewa, sedangkan waktu yang ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau tagihan berlaku untuk royalti atas imbalan jasa teknik atau jasa manajemen atau jasa lainnya. Penjelasan lebih lanjut Pasal 15 PP 94/2010 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “tanggal pembayaran” adalah saat kewajiban melakukan pembayaran didasarkan pada suatu perjanjian, baik tertulis maupun tidak tertulis dalam kontrak atau perjanjian atau tagihan.

Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23

Pasal 23 Pemegang pajak penghasilan wajib memberikan bukti pemotongan pajak. Bagi penerima penghasilan, bukti pemotongan PPh Pasal 23 merupakan bukti pembayaran PPh yang terutang pada tahun tersebut, yang nantinya akan dikreditkan pada SPT Tahunannya. Setelah masa pajak berakhir, bagi yang memotong PPh Pasal 23 wajib melaporkan pemotongan yang dilakukan dalam masa pajak tersebut, Pelaporan tersebut dilakukan dengan menunjukkan Masa SPT PPh Pasal 23/26 kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak menyelenggarakannya. di sumbernya. PPh Pasal 23 didaftarkan.

Misalnya, untuk pemotongan PPh Pasal 23 pada bulan Desember 2016, Surat Pemberitahuan Masa Ketetapan Pajak Penghasilan Pasal 23 harus disampaikan paling lambat tanggal 20 Januari 2017. Kode rekening pajak dan kode jenis penyetoran harus diisi dengan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. ketentuan KPP dan uraian pembayarannya memuat keterangan tentang pajak mana yang dibayar, untuk kode rekening pajak dan kode jenis pembayaran pajak penghasilan Pasal 23 dapat dilihat pada tabel 2.1. 100 Masa PPh Pasal 23 Untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor (kecuali PPh Pasal 23 untuk dividen, bunga, royalti, dan jasa yang tercantum dalam Pasal 23 PPh PPh 101 PPh di atas.

102 PPh Pasal 23 Bunga Untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang terutang atas bunga (termasuk premi, diskon, dan imbalan akibat jaminan pelunasan utang yang dibayarkan kepada Wajib Pajak dalam negeri yang disebutkan dalam SPT Masa PPh Pasal 23). Untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus dibayar atas royalti yang dibayarkan kepada Wajib Pajak dalam negeri yang disebutkan dalam SPT Masa PPh Pasal 23. 104 Pajak Penghasilan Pasal 23 atas jasa Untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus dibayar atas jasa yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Dalam Negeri yang disebutkan dalam SPT Masa pajak penghasilan pasal 23 199 Pembayaran.

300 STP PPh Pasal 23 Untuk pembayaran jumlah terutang sebagaimana tercantum dalam STP PPh Pasal 23. Untuk pembayaran jumlah terutang sebagaimana tercantum dalam STP PPh Pasal 23 untuk dividen, bunga, royalti, dan jasa. 310 SKPKB PPh Pasal 23 Untuk pembayaran jumlah yang masih dibayarkan sebagaimana tercantum dalam SKPKB PPh Pasal 23 (selain SKPKB.

Untuk pembayarannya masih harus dibayar sejumlah sebagaimana tercantum dalam Pasal 23 SKPKB PPh atas dividen, bunga, royalti, dan jasa. Untuk pembayaran jumlah yang masih harus dibayar sebagaimana tercantum dalam SKPKB Pajak Penghasilan Final Pasal 23 320 SKPKBT PPh Pasal 23 Untuk pembayaran sejumlah tersebut. Untuk pembayarannya masih harus dibayar sebagaimana tercantum dalam Pasal 23 SKPKBT PPh atas dividen, bunga, royalti, dan jasa.

Untuk pembayaran yang jumlahnya masih harus dibayar, sebagaimana tercantum dalam SKPKBT Pajak Penghasilan Final Pasal 23 390 Pembayaran melalui surat. Pajak penghasilan final § 23 atas bunga tabungan anggota koperasi untuk pembayaran pajak penghasilan final § 23 atas bunga tabungan anggota koperasi.

Penelitian terdahulu

Kerangka Konseptual

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

During the monsoon season rainfall occurs over different stations of Bangladesh in June and September when the upper air anticyclonic axis of 200 and 300 hPa levels lies near the