• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pembinaan Warga Gereja

N/A
N/A
GRACE TASYA ARTA ULI PURBA

Academic year: 2024

Membagikan "Pengertian Pembinaan Warga Gereja"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : SHINDY RUTH VERONICA MANURUNG NIM : 17.04.11.6751

GRUP : B/VII

MK : PEMBINAAN WARGA GEREJA ( PWG ) D.MK : RIDA GULTOM,M.Pd.K

Tugas 1: mencari pengertian pwg

Menurut KBBI Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien untuk memperoleh hasil yang baik. Maka dapat di simpulkan PWG (Pembinaan Warga gereja) adalah suatu tindakan dan kegiatan yang di lakukan dengan berpusat pada Kristus dan

berdasarkan Firman Allah, dan merupakan proses untuk menghubungkan kehidupan warga jemaat dengan Firman Tuhan melalui membimbing dan mendewasakan dalam Kristus melalui tuntunan Roh Kudus untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.pembinaan Warga Gereja adalah suatu tugas hakiki gereja yang harus berlangsung terus menerus selama gereja itu ada.

Keberlangsungan pembinaan warga gereja harus di pertaruhkan dalam pemahaman mengenai manusia sebagai makhluk yang diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bertumbuh sampai

mencapai wujud yang sepenuhnya dalam Kristus. Yang di maksud disini adalah memperlengkapi anggota-anggota gereja sehingga mereka menjadi dewasa untuk sanggupp menunaikan tugas mereka sebagai garam dan terang bukan hanya untuk melayani dalam gereja, tetapi juga di luar gereja.

Tugas 2: mencari dasar Teologis pwg

Andar Ismail, dalam bukunya “Awam dan Pendeta”, Mitra Membina Gereja, mengatakan

“setiap orang percaya diberi mandat oleh Allah untuk melayani orang-orang lain, untuk mengekspresikan imannya dalam tindakan sosial yang bermanfaat dan dengan demikian mengkomunikasikan kekuasaan Injil”

Secara teologis, pemahaman ini mau menunjukkan bahwa tugas tugas pelayanan adalah tugas semua orang percaya. Artinya bukan hanya orang-orang yang secara struktural memiliki jabatan kependetaan, jabatan majelis, jabatan guru Injil dan lain-lain melainkan menjakup semua orang percaya. Karena itu pelaksanaan PWG dalam gereja mempunyai alasan teologis yang signifikan.

Ayat pendukung yang dijadikan titik berangkat PWG adalah ayat yang dikenal dengan Amanat Agung, yaitu Matius 28:19-20.

Tugas 3: mencari latar belakang pwg

(2)

Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. Kehidupan bersama itu dibentuk oleh orang-orang yang atas pertolongan Roh Kudus menerima dengan percaya terhadap penyelamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Pengertian demikian menunjukkan bahwa Gereja memiliki segi ilahi dan segi manusiawi. Segi ilahi Gereja adalah sebagai buah penyelamatan Allah, maka Pemilik dan Penguasa Gereja adalah Allah. Segi manusiawi Gereja adalah sebagai kehidupan bersama religius, yang oleh pertolongan Roh Kudus diciptakan dan diselenggarakan secara lembagawi oleh manusia.

Setiap Gereja adalah Gereja Allah yang mandiri yaitu Gereja yang memiliki kewenangan dan mampu mengatur diri sendiri, mengembangkan diri sendiri, dan membiayai diri sendiri. Dalam mewujudkan kemandiriannya setiap Gereja wajib mengembangkan kebersamaan dengan Gereja lain baik secara klasikal maupun sinodal. Sebaliknya, dalam kebersamaan klasikal dan sinodal wajib mengembangkan kemandirian setiap Gereja.

Semua pelayanan gereja adalah pembinaan warga gereja agar mampu melaksanakan tugas panggilan Tuhan. Pembinaan merupakan usaha gereja untuk mendewasakan warga gereja, agar melalui proses belajar dan mengalami perubahan diri yang terus menerus, warga gereja mau dan mampu bersaksi, bersekutu dan melayani di tengah-tengah gereja dan masyarakat.

Tugas 4: mencari hubungan pwg dengan PAK

PAK dan PWG mempunyai misi yang kontekstual sesuai dengan kebutuhan lapangan dan jaman. PAK dan PWG mempunyai misi menjembati jurang antara ibadat dengan praktek hidup. Di Indonesia sekarang ini kehidupan beragama tumbuh dengan subur. Tempat-tempat ibadat dipenuhi dengan umat penganutnya. Tetapi kehidupan berargama cenderung bersifat ritual. Di satu pihak orang rajin beribadah, tetapi di lain pihak terjadi penyalagunaan wewenang, korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, materialisme dan egoisme belum tersentuh oleh kehidupan beragama. Persepsi keberagamaan lebih menekankan bakti ritual dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Kehidupan beragama lebih berorientasi vertical dari pada horizontal.

Kepekaan spiritual ternyata tidak atau belum disertai dengan kepekaan social. Kalau pendidikan agama berjalan ke arah ini, maka pendidikan agama merosot menjadi indoktrinasi belaka dan umat akan menjadi munafik dan bahkan fanatisme agama yang sempit.

Tugas 5: mencari karakteristik pwg

a. Keterbukaan, mampu berpikir kritis dan praktis, terbuka dengan pandangan orang lain b. Kemandirian, mampu menerima orang lain, tetapi mempunyai harapan.

c. Oikumenis (oikumene), mampu berfikir implusif, tidak membeda-bedakan.

d. Awarness (menyadari) sadar sebagai umat tebusan.

e. Memiliki derajat konetivitas yang tinggi, mampu untuk bekerja sama dengan siapapun dan apa saja. Syarat utama dari kerjasama yang hakiki adalah perintah Yesus yang mengatakan, “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”(Luk 10:27) f. Mampu berfikir lugas, yaitu sikap yang kritis dan bertanggung jawab g. Sikap dan semangat dialogis

(3)

Tugas 6: mencari metode metode pwg

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemeritah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan, mengatur proses pembinaan narapidana demi tercapainya efektivitas pembinaan

Ø Pelayan Katekisasi Pranikah harus menyadari bahwa baik jemaat asli maupun. jemaat asing sama-sama jemaat Tuhan yang dititipkan kepada

Bab III menguraikan peran- peran apa saja yang telah dilakukan Gereja, pandangan warga jemaat tentang peran Gereja terhadap pemberdayaan ekonomi warga jemaat, dan

Jika Tuhan kehendaki pada hari Sabtu, 1 Agustus 2011 akan diadakan pengobatan gratis bagi jemaat dan warga sekitar gereja dan p ada minggu ke-empat bulan Oktober 2011,

Menjadi Gereja yang terus menerus diperbaharui dengan bertolak dari Firman Allah, yang terwujud dalam perilaku kehidupan warga Gereja, baik dalam persekutuan, maupun

a) Evaluasi konteks menunjukkan bahwa pembinaan warga gereja terhadap pemulung dianggap sebagai program yang rutinitas karena kurangnya pemahaman mengenai pentingnya

Perkembangan jemaat Tuhan pada masa itu tidaklah mudah, jika diteliti dalam Alkitab sejarah pertumbuhan jemaat Tuhan mendapatkan tantangan yang luar biasa, baik itu

Menurut Sidjabat bukan hanya buku Seri Selamat saja untuk menjadi bahan pembinaan warga gereja, tetapi juga keteladanan Andar sebagai penulis buku Seri Selamat menjadi penting