• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IDENTIFIKASI HENTI JANTUNG DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IDENTIFIKASI HENTI JANTUNG DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

https://ejurnal.husadakaryajaya.ac.id/index.php/JPMAHNo. ISSN 2808-3253 No. ISSN 2808-3253

Artikel Pengabdian Masyarakat

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IDENTIFIKASI HENTI JANTUNG DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI

DI KEL. SUNTER AGUNG JAKARTA UTARA Leo Rulino1 , Rahmadani Mustikawati2 1Dosen, 2Mahasiswa Akper Husada Karya Jaya

Egeria.dorina@husadakaryajaya

ABSTRAK

Menurut World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa sebanyak 45% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu 17,7 juta dari 39,5 kematian di dunia (WHO, 2015). Sedangkan di Indonesia sendiri sebesar 1,5% kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Di Jakarta terdapat peningkatan sebesar 1,9% setiap tahunnya orang meninggal dunia akibat penyakit jantung dan pembuluh darah (Riskesdas, 2018). Kondisi henti jantung dapat terjadi karena terdapat gangguan listrik di jantung yang mengakibatkan pompa jantung berhenti, yang dapat menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh juga berhenti.

Penanganan pertama pada pasien yan g mengalami henti jantung adalah dengan melakukan serangkaian alogaritma yang disebut Bantuan Hidup Dasar (BHD). Melalui BHD tindakan penyelamatan dilakukan mulai dari chain of survival/ rantai kehiduan yang didalamnya mencangkup pemberian Resusitasi Jantung Paru (RJP). Bantuan Hidup Dasar (BHD) akan memberikan hasil yng paling baik jika dilakukan dalam 5 menit pertama ketika seseorang tidak sadarkan diri,dan tatalaksana bantuan hidup jantung lanjut juga merupakan komponen yang penting, karena henti jantung yang kembali memiliki sirkulasi spontan tetap beresiko tinggi pada kematian. Sehingga diperlukan perawatan yang lebih lanjut dan khusus pada henti jantung yang mendasar.

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Henti jantung, BHD

PENDAHULUAN

Henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara mendadak untuk bisa mempertahankan kenormalan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lainnya akibat jantung gagal untuk berkontraksi secara efektif yang ditandai dengan henti jantung dan henti nafas dan kondisi dimana jantung mengalami irama abnormal yang menyebabkan pompa jantung berhenti (AHA, 2015). Henti jantung dapat terjadi

kapan saja dan dimana saja dijalan, dirumah, maupun di ruangan IGD dan ICU). Henti jantung tidak mengenal tempat dan waktu serta dapat menyerang siapa saja, seseorang yang telah di diagnose mempunyai penyakit jantung maupun orang yang tidak mempunyai penyakit jantung. Sistem penangan pasien dengan henti jantung akan bergantung pada setting/tempat terjadinya henti jantung, yaitu didalam rumah sakit/In- Hospital Cardiac Arrest (IHCA) ataupun di luar rumah sakit/Out-Hospital Cardiac Arrest

(2)

(OHCA). Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat awam untuk mengetahuin penangan pertama pada kasus henti jantung, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecacatan atau bahkan kematian (AHA, 2015) Menurut World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa sebanyak 45% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu 17,7 juta dari 39,5 kematian di dunia (WHO, 2015). Sedangkan di Indonesia sendiri sebesar 1,5% kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Di Jakarta terdapat peningkatan sebesar 1,9% setiap tahunnya orang meninggal dunia akibat penyakit jantung dan pembuluh darah (Riskesdas, 2018).

Kondisi henti jantung dapat terjadi karena terdapat gangguan listrik di jantung yang mengakibatkan pompa jantung berhenti, yang dapat menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh juga berhenti.

Penanganan pertama pada pasien yan g mengalami henti jantung adalah dengan melakukan serangkaian alogaritma yang disebut Bantuan Hidup Dasar (BHD).

Melalui BHD tindakan penyelamatan dilakukan mulai dari chain of survival/ rantai kehiduan yang didalamnya mencangkup pemberian Resusitasi Jantung Paru (RJP). Bantuan Hidup Dasar (BHD)

seseorang tidak sadarkan diri, 4 dan tatalaksana bantuan hidup jantung lanjut juga merupakan komponen yang penting, karena henti jantung yang kembali memiliki sirkulasi spontan tetap beresiko tinggi pada kematian. Sehingga diperlukan perawatan yang lebih lanjut dan khusus pada henti jantung yang mendasar. Pada penelitian yang di lakukan I Gusti Gede Ngurah & I Gede Suyadnya Putra (2018) mendapatkan hasil bahwa masyarakat awam kurang siap dalam melakukan resusitasi jantung paru, sebanyak 67,5% dari responden menyatakan belum siap melakukan resusitasi jantung paru, hal ini dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, dan pendidikan repsonden. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Rahma Hidayati., 2020) menunjukkan hasil sebanyak 55,6%

masyarakat memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang penanganan henti jantung, hal ini berhubungan dngan sumber informasi, tingkat pendidikan, dan keikutsertaan dalam pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Identifikasi Henti Jantung di Kehidupan Sehari-Hari di Jl. Pelita II RT 004/015 Tanjung Priok Jakarta Utara, dapat disimpulkan sebagai berikut mayoritas masyarakat berusia 26-35 tahun sebanyak 38% dan minoritas berusia 36-45 tahun

(3)

dan minoritas berpendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 14%, mayoritas masyaraka berjenis kelamin perempuan sebanyak 65% dan mioritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 35%. Pada gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengertian henti jantung mayoritas masyarakat berpengetahuan cukup yaitu sebesar 59% dan minoritas berpengetahan kurang yaitu sebesar 7%, pada gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang 3A (aman diri, aman lingkungan, dan aman korban) mayoritas masyarakat berpengetahuan baik yaitu sebesar 61% dan minoritas berpengetahuan kurang sebesar 5%, pada gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang mengecek kesadaran mayoritas masyarakat berpengetahuan cukup yaitu sebesar 47,7% dan minoritas berpengetahuan baik sebesar 25%, paada gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang meminta bantuan mayoritas masyaraka berpengetahuan cukup yaitu sebesar 57% dan minorita berpengetahuan kurang sebesar 5%, dan pada gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang identifikasi henti jantung di kehidupan sehari-hari mayorita masyarakat berpengetahuan cukup yaitu sebesar 47,7%

dan minoritas berpengetahuan kurang sebesar 13,7%.

METODE PENGABDIAN

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini di masyarakat Rt.013/ Rw.007 Kel. Sunter metode pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah dengan virtual mengingat masih meningkatnya pandemi covid-19 sehingga pengabdian dilakukan secara virtual dengan menghadirkan warga masyarakat berserta kader Masyarakat Rt.013/ Rw.007 Kel. Sunter Agung. dalam pemberian materi ini masyarakat sangat antusias dan merasa senang dilakukan nya pemberian materi ini walaupun secara daring, dimana dalam pemberian materi ini masyarakat merasa beruntung karena menambah pengetahuan mereka tentang cara mencucitangan yang baik dan benar. metode yang dilakukan dengan cara tanya jawab dan diskusi dengan media ppt.

HASIL PENGABDIAN

Pada kegiatan pengabdian ini tingkat pengetahuan masyarakat tentang identifikasi henti jantung sangat baik, saat dilakukan evaluasi warga mampu menjawab beberapa pertanyaan dengan baik dan benar. Dan mampu mencontohkan tanda2 apa saja yang terlihat baik secara fisik maupun psikis pada pasien dengan gangguan jantung.

(4)

DOKUMENTASI

DAFTAR PUSTAKA

Alifiulahtin Utaminingsih. (2017). Gender Dan Wanita Karir. Malang: UB Press Alimul, A., & Hidayat. (2012). Pengantar

Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. (D.

Sjabana, Ed.) (1st ed.). Jakarta:

Salemba Medika

American Heart Association (2010). Heart disease & stroke statistics – 2010 Update. Dallar, Texas: American Heart Association

American Heart Association. (2015).

Highlight Of The 2015 American Heart Association Guindelines Update For CRP And ECC. USA: AHA Dapertemen Kesehatan RI. (2009). Kategori

Usia. Dalam http://kategori- umurmenurut-depkes.html/. Diakses Pada Tanggal 21 Januari 2021 Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Profil Kesehatan DKI Jakarta. Jakarta: Bank Data Dinkes Dki Jakarta: 2015

Hardisman. (2014). Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Hidayat, A. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Kesehatan Paradigma

Suyadnya Putra. (2018). Jurnal GEMA Keperawatan. Denpasar: Jurnal GEMA Keperawatan

Ihsan, Fuad. (2010). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Medika Kamus Besar Bahasa Indonesia.

(2020). Definisi Usia Dalam https://kbbi.web.id>usia.com Diakses Pada 14 Janusari 2021

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2021). Arti Kata Identifikasi Dalam http://typoonline.com/kbbi/identifikasi.

com Diakses Pada 26 Maret 2020 Mubarak, IW. (2010). Teori & Pengukuran

Pengetahuam, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nurha Medika Mubarak, W. (2011). Promosi Kesehatan.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Musturoh, I., Dan N. Anggita. (2018).

Metodelogi Pnelitian Kesehatan.

Kementrian: Kesehatan RI Jakarta Notoadmodjo, S. (2012). Metodelogi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Nursalam. (2013). Metodelogi Peenelitian

Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.

Jakarta: Salemba Medika

Pro Emergency. (2018). Basic Trauma &

Cardiovascular Life Support Edisi 2.

Jakarta: PT. Pro Emergency Pusbankes 188. (2013). Penanggulangan Penderita Gaat Darurat (PPGD). Edisi X.

Yogyakarta: Tim Pusbanke 188-Persi DIY Puspitawati

Herein. (2013) Konsep Teori Dan Analisis Gender. Institut Pertanian Bogor

(5)

ScholarGoogle-Hentijantung-R-

Hidayati-2020 Diakses Pada Tanggal 21 Desember 2020

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018).

Badan Penelitian Dan Pembangunan Kesehatan : Kementrian RI Tahun 2018

Riwidikdo, H. (2010). Sttistik Kesehatan.

Yogyakarta: Mitra Cendika Sugiyono.

(2013). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&B.

Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&B.

Bandung: PT. Alfabet

Syafril & Zelhendri. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Kencana, Ed.).

Depok

Triwiyanto, Teguh. (2014). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara UPI Sumedang. (2017). Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan Jasmani 2017 (Implementasi Modl Pembelajaran Dan Modifikasi Alat Belajar).

Sumedang: UPI Sumedang Press.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Endry Martius, MSc IV/a 4 Prof.Dr.Ir... Hasmiandy Hamid, SP, MSi III/d 8