• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN SEBAGAI LAHAN PERTAMBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN SEBAGAI LAHAN PERTAMBANGAN "

Copied!
52
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Direktorat Penelitian dan Pengembangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menerima data bahwa sekitar 4,9 juta hektar hutan lindung dan 1,3 juta hektar hutan konservasi digunakan untuk pertambangan.4 Hal ini menunjukkan masih banyak kawasan hutan yang digunakan untuk kegiatan korporasi. dalam hal ini usaha pertambangan. Pemanfaatan kawasan hutan sebagai lahan pertambangan sebagaimana disebutkan di atas juga terjadi di Desa Pantai Marombo, Kecamatan. Pertambangan Nikel Nusantara yang diwakili oleh Muhammad Andi Agung Hambali alias Andi Agung terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penambangan di kawasan hutan tanpa izin menteri.5.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (UU No. 18 Tahun 2013), kawasan hutan adalah suatu kawasan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk keberadaannya sebagai hutan tetap dalam jangka waktu tertentu. berdiri kokoh. Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (UU Kehutanan) juga mengatur bahwa penggunaan kawasan hutan untuk keperluan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan pada kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung. Pasal ini mengizinkan penggunaan kawasan hutan produksi dan hutan lindung. Pasal 38 ayat (4) UU Kehutanan melarang penggunaan kawasan hutan lindung dengan pola penambangan terbuka.

Selain itu, Pasal 38 ayat (3) UU Kehutanan mensyaratkan penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan memperhatikan batas-batas kawasan dan jangka waktu tertentu. serta kelestarian lingkungan hidup. Apalagi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia nomor P.7/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan (Permen LHK No. P .7 /Menlhk/Setjen/Kum.1 /7/2018) Pasal 4 ayat (1) mengatur bahwa penggunaan kawasan hutan untuk keperluan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dihindari. Tak hanya itu, Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan Perkara Pidana Oleh Perusahaan (Perma Nomor 13 Tahun 2016) yang mengatur hal tersebut.

Tambang Nikel Nusantara melakukan penambangan di kawasan hutan lindung kompleks Lalindu berdasarkan hasil penggambaran titik koordinat pada peta konfirmasi perkembangan kawasan hutan di provinsi Sulawesi Tenggara sampai dengan tahun 2017 dengan skala 1:250.000 sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor SK.8115/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/II/2018 tanggal 23 November 2018. 18 Tahun 2013 melarang kegiatan pertambangan di kawasan hutan tanpa izin Menteri. 18 Tahun 2013 juga mengatur bahwa perusahaan yang melakukan kegiatan pertambangan di kawasan hutan tanpa izin Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat pertama Pasal 17 huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 8 (delapan) tahun. dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp dua puluh miliar) dan paling banyak Rp lima puluh miliar).

Nusantara Nickel Mining, suatu perusahaan, melakukan tindak pidana penambangan dalam kawasan hutan tanpa persetujuan Menteri berdasarkan fakta hukum yang tercantum di dalamnya. Oleh karena itu menurut penulis penting untuk mengetahui kualifikasi dan bentuk pertanggungjawaban atas tindak pidana yang dilakukan oleh PT. Pertanggungjawaban Pidana Perusahaan Atas Tindak Pidana Pemanfaatan Kawasan Hutan Sebagai Lahan Tambang (Studi Keputusan Nomor: 115/Pid.B/LH/2020/PN Unh)”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bentuk tanggung jawab perusahaan atas pemanfaatan kawasan hutan sebagai lahan pertambangan (Keputusan Kajian Nomor: 115/Pid.B/LH/2020/PN Unh).

Kegunaan Penelitian

Keaslian Penelitian

115/Pid.B/LH/2020/PN Unh serta mempertanyakan kualifikasi tindak pidana pemanfaatan kawasan hutan sebagai lahan ranjau. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Achmad Fauzi HM (B11111412) Program Studi Hukum yang berjudul “Peninjauan Kembali Tindak Pidana Pertambangan Tanpa Izin di Kolaka (Tanggapan Terhadap Putusan Nomor 62/Pid.B/2014/PN. Kolaka)” yang membahas tentang Pertambangan dilakukan tanpa menggunakan izin dalam melakukan penambangan di kawasan hutan. Yang kemudian berbeda dengan yang penulis angkat adalah dari segi rumusan masalah, rumusan masalah yang dikemukakan oleh Achmad Fauzi HM mengacu pada pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan pertambangan di kawasan hutan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Yusuf HS (B11112644) program studi ilmu hukum bertajuk. Penuntutan tindak pidana pertambangan Gol., terdaftar pada Direktur Jenderal Minerbapabum. Sebelas rumusan masalah yang dikemukakan oleh Muhammad Yusuf HS mengacu pada faktor penyebab meningkatnya penambangan tanpa izin.

Metode penelitian

  • Tipe Penelitian
  • Pendekatan Penelitian
  • Jenis dan Sumber Bahan Hukum
  • Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
  • Analisis Bahan Hukum

12 data tersebut merupakan data sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh langsung dari lapangan, melainkan diperoleh dari studi literatur yang meliputi bahan dokumenter, tulisan ilmiah, dan berbagai sumber tertulis lainnya. Bahan hukum primer tersebut adalah berbagai ketentuan dan peraturan yang mengatur mengenai tindak pidana yang berkaitan dengan pertambangan mineral dan batubara serta peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait. Merupakan bahan data yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer.Pencari memperoleh bahan hukum sekunder dari studi literatur yaitu buku-buku yang berkaitan dengan bahan hukum primer.

Merupakan bahan data yang memberikan informasi tentang hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia, majalah, media massa dan internet. Dalam penulisan disertasi ini digunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu melakukan penelitian dengan menggunakan berbagai sumber bacaan, seperti undang-undang, buku, pendapat ilmiah, majalah, internet, dan lain sebagainya, untuk menyelesaikan skripsi ini. Bahan hukum yang diperoleh melalui studi kepustakaan dikumpulkan, dideskripsikan, kemudian disusun menjadi pola, kategori, dan uraian dasar.

Analisis data dalam skripsi ini adalah analisis kualitatif yaitu menganalisis secara menyeluruh seluruh data sekunder yang diperoleh agar mampu menjawab apa yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini.

TINJAUAN PUSTAKA DAN ANALISIS KUALIFIKASI

  • Tindak Pidana
    • Pengertian Tindak Pidana
    • Unsur-Unsur Tindak Pidana
    • Jenis-Jenis Tindak Pidana
  • Kawasan Hutan
    • Hutan
    • Jenis-Jenis Hutan
    • Tindak Pidana Kehutanan
  • Lahan Pertambangan
    • Pengertian Pertambangan
    • Hukum Pertambangan
    • Tindak Pidana Pertambangan Tanpa Izin
  • Analisis Kualifikasi Perbuatan Tindak Pidana Penggunaan

Analisis kualifikasi tindak pidana pemanfaatan kawasan hutan sebagai lahan tambang. Kawasan hutan sebagai lahan tambang. 27 melalui kegiatan pembalakan liar, penggunaan kawasan hutan tanpa izin, atau penggunaan izin yang bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian izin pada kawasan hutan yang ditetapkan, diperuntukkan, atau diproses untuk ditetapkan oleh pemerintah. Perusakan hutan adalah proses, cara atau tindakan perusakan hutan melalui kegiatan pembalakan liar, penggunaan kawasan hutan tanpa izin, atau penggunaan kawasan hutan yang bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian izin pada kawasan hutan yang telah ditentukan, diperuntukkan, atau diproses. untuk ditentukan oleh pemerintah."

Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 5 diatur bahwa pengusahaan kawasan hutan secara tidak sah adalah kegiatan terorganisir yang dilakukan di kawasan hutan untuk perkebunan dan/atau pertambangan tanpa izin menteri. Ketentuan pada Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 menjelaskan bahwa kawasan-kawasan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan sebagai hutan tetap selanjutnya juga ditentukan dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 berdasarkan fungsinya. pemerintah menetapkan hutan sebagai berikut :. hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri-ciri tertentu yang tujuan pokoknya melestarikan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya; Namun hal ini harus dimaknai secara mendalam dengan melihat penjelasan pasal 38 ayat UU Kehutanan

Maka yang dijadikan acuan kawasan hutan adalah berita acara tata batas yang ditandatangani oleh Komisi Tata Batas. Berdasarkan hal tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kualifikasi tindak pidana pemanfaatan kawasan hutan sebagai lahan pertambangan ditinjau dari sudut hukum pidana adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA DAN ANALISIS BENTUK

Korporasi

Kawasan hutan sebagai lahan pertambangan (Nomor Skripsi: .115/Pid.B/LH/2020/PN Unh) Telah ditinjau dan disetujui untuk diajukan pada ujian skripsi. Judul: Pertanggungjawaban pidana perusahaan atas tindak pidana pemanfaatan kawasan hutan sebagai lahan pertambangan (Studi Akhir No.: 115/Pid.B/2020/PN Unh). Tujuan penelitian untuk mengetahui kualifikasi tindak pidana ekonomi pemanfaatan kawasan hutan sebagai lahan pertambangan dan bentuk tindak pidana perusahaan atas tindak pidana pemanfaatan kawasan hutan sebagai lahan pertambangan pada putusan nomor: 115/Pid.B /Lh/2020. /Pn Unh.

Bahkan, korporasi juga melakukan penambangan nikel secara terbuka di kawasan hutan lindung yang melanggar pasal 38 ayat (4) UU Kehutanan. Terorganisir adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu kelompok yang terstruktur, terdiri dari (2) orang atau lebih, yang bertindak bersama-sama pada suatu waktu tertentu dengan tujuan untuk merusak hutan, tidak termasuk kelompok masyarakat yang tinggal di dalam atau di sekitar kawasan hutan yang mengolah tidak melakukan kegiatan. . dan/atau penebangan kayu untuk keperluan sendiri dan bukan untuk tujuan komersil.” Dengan demikian, dari penjelasan pasal di atas, penulis melihat bahwa bentuk-bentuk perbuatan yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan di dalam kawasan hutan pada prinsipnya dilarang, kecuali kegiatan tersebut terlebih dahulu diberi izin. oleh menteri dikabulkan.

34 Penetapan kawasan hutan dilakukan melalui tahapan penetapan kawasan hutan, penyesuaian batas kawasan hutan, dan penetapan kawasan hutan. Kemudian Pasal 3 ayat (3) menyebutkan, apabila suatu kawasan ditetapkan dengan Keputusan Menteri, maka diatur batas dan pencatatan batas kawasan hutan.

Pertanggungjawaban Korporasi

Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan

  • Pengertian Perizinan
  • Unsur-Unsur Perizinan
  • Tujuan Perizinan
  • Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Analisis Bentuk Pertanggungjawaban Korporasi Terhadap

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Pertanggungjawaban pidana korporasi dalam Undang-undang nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran termaktub dalam pasal 335 yang menyebutkan sebagai berikut : Dalam hal tindak pidana di