• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Konjungsi Koordinatif Serta Interpretasi Maknanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penggunaan Konjungsi Koordinatif Serta Interpretasi Maknanya"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan Tambusai 631

Penggunaan Konjungsi Koordinatif Serta Interpretasi Maknanya dalam Novel Rumah Pelangi Karya Samsikin Abu Daldiri dan

Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Lili Septiani1, Burhan Eko Purwanto2, Agus Riyanto3

1,2,3Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal e-mail: @septianilili371@gmail.com

Abstrak

Penelitian mengkaji penggunaan konjungsi koordinatif serta interpretasi maknanya dan implikasinya dalam novel Rumah Pelangi karya Samsikin Abu Daldiri. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan konjungsi koordinatif dalam novel Rumah Pelangi karya Samsikin Abu Daldiri serta interpretasi maknanya dan mendeskripsikan implikasi hasil penelitian terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian berupa novel Rumah Pelangi karya Samsikin Abu Daldiri. Wujud data berupa penggalan teks yang ada dalam novel Rumah Pelangi karya Samsikin Abu Daldiri yang mengandung konjungsi koordinatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik dasar yakni teknik sadap, serta diikuti dengan teknik lanjutan yakni teknik catat. Teknik analis data menggunakan teknik deskriptif. Peneliti memeroleh 46 data yang mengandung konjungsi koordinatif. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA pada materi teks eksplanasi kelas XI semester ganjil.

Kata Kunci: Konjungsi Koordinatif, Novel, Implikasi Abstract

The research examines the use of coordinating conjunctions as well as the interpretation of their meaning and implications in Samsikin Abu Daldiri's novel Rumah Pelangi. The purpose of this research is to describe the use of coordinating conjunctions in the novel Rumah Pelangi by Samsikin Abu Daldiri as well as the interpretation of its meaning and to describe the implications of the research results for learning Indonesian in senior high school. This research uses a qualitative approach. The source of research data is the novel Rumah Pelangi by Samsikin Abu Daldiri. The form of data is in the form of fragments of text in the novel Rumah Pelangi by Samsikin Abu Daldiri which contains coordinating conjunctions. The data collection technique uses the listening method with the basic technique, namely tapping techniques, followed by advanced techniques, namely note-taking techniques. Data analysis techniques use descriptive techniques. The researcher obtained 46 data containing coordinating conjunctions in the novel Rumah Pelangi by Samsikin Abu Daldiri, namely:. The implications of the research results for learning Indonesian in high school are adjusted to the explanatory text material for class XI in the odd semester.

Keywords: Coordinating Conjunction, Novel, Implication

PENDAHULUAN

Bahasa digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi.

Bahasa menurut Chaer (2006:1) adalah suatu sistem lambang bunyi artinya bahasa terbentuk dari sejumlah unsur yang beraturan, kaidah atau pola yang menghasilkan bunyi,

(2)

Jurnal Pendidikan Tambusai 632 kata atau kalimat, bersifat arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat keharusan suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti tertentu. Bahasa digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi berarti bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud atau informasi tertentu yang dapat dipahami orang lain.

Bahasa perlu diperhatikan adanya konjungsi (kata hubung), dalam kata hubung memiliki beragam jenis. Menurut Chaer (2009:82) ada 17 jenis konjungsi. Konjungsi digunakan untuk menghubungkan kata, frasa, atau kalimat. Konjungsi menjadi unsur yang sangat penting dalam pembentukan kalimat terutama dalam karya tulis, karena dengan konjungsi yang tepat, maka hubugan antara klausa dan kalimat menjadi padu sehingga maksud atau pesan yang akan disampaikan menjadi mudah dipahami bagi pembacanya.

Muslich (2010:115) menyatakan bahwa konjungsi antar kalimat selalu mengawali kalimat yang dihubungkan. Jadi, konjungsi koordinatif ditulis diantara kalimat pertama dengan kalimat selanjutnya.

Konjungsi digunakan dalam ragam bahasa tulis, salah satunya karya sastra novel.

Novel adalah sebuah karya sastra yang menceritakan kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulis. Kalimat dalam novel berisi banyak kata yang tersusun dengan konjungsi dan makna. Bahasa yang tersusun dalam novel manasuka sesuai dengan pemikiran penulis.

Dalam pembelajaran novel harus mudah dipahami oleh siswa. Ketepatan konjungsi sangat berpengaruh dengan makna yang terserap oleh pembaca.

Novel Rumah Pelangi karya Samsikin Abu Daldiri diteliti melalui teori Chaer. Novel ini mempunyai nilai moral yang sangat menginspirasi dan dibutuhkan untuk anak muda.

Pengggunaan bahasa dalam novel tidak hanya bahasa Indonesia, tetapi juga campuran dengan bahasa Jawa.

Penelitian tentang penggunaan konjungsi koordinatif sudah dilakukan beberapa peneliti, seperti Sari (2012), Ruruk (2015), Moini (2016), Paramita (2017), Fau (2021).

Penelitian ini menggunakan tiga jenis penelitian nasional dan dua jenis internasional

Penelitian Sari (2012), dengan judul Konjungsi Koordinatif Aditif Bahasa Sunda, Hasil penelitian ini penggunaan konjungsi koordinatif aditif bahasa Sunda ada 7 (tujuh) macam dan berdasarkan data penelitian konjungsi koordinatif aditif selalu menggabungkan unsur sejenis atau setara, baik penggabungan kata, frasa, maupun klausa.

Penelitian Ruruk (2015) dengan judul Konjungsi Koordinatif Dalam novel Tetralogi Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata. Hasil penelitian terdapat konjungsi koordinatif penjumlahan, pemilihan, pertentangan, pembetulan, penegasan, pembatasan, pengurutan, penyimpulan dalam novel Tetralogi Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata.

Penelitian Moini (2016) yang berjudul Use of Cohesive Devices in Children and Regular Literature: Conjunctions and Lexical Cohesion. Hasil penelitian terdapat penggunaan kohesi konjungsi dalam novel.

Penelitian Paramita (2017) yang berjudul The Analysis Of Conjunctions In Writing An English Narrative. Hasil penelitian ini terdapat 5 kesalahan kata hubung koordinatif dan 2 konjungsi keterangan waktu.

Penelitian Fau (2021) yang berjudul Analis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Koordinatif dalam Karangan Argumentasi. Hasil penelitian terdapat kesalahan dan ketidakmampuan siswa dalam menggunakan konjungsi sesuai fungsinya, konjungsi koordinatif tidak sesuai dengan penempatan frase, klausa dalam kalimat penulisan karangan argumentasi.

Tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu, penelitian ini juga menganalisis penggunaan konjungsi koordinatif dan maknanya, serta implikasi hasil penelitian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Hal yang membedakan penelitian ini dari penelitian terdahulu adalah data yang diteliti. Data diambil dari sumber data penelitian yaitu, novel Rumah Pelangi Karya Samsikin Abu Daldiri. Wujud data adalah kata yang mengandung konjungsi koordinatif dalam novel Rumah Pelangi Karya Samsikin Abu Daldiri jadi penelitian ini masih relevan untuk diteliti.

(3)

Jurnal Pendidikan Tambusai 633 METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, karena data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006:4), penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Menurut Lofland dan Loflan (dalam Moleong, 2006:157), sumber data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Data penelitian ini diambil dari sumber data penelitian adalah novel Rumah Pelangi karya Samsikin dan Abu Daldiri tahun terbit 2008, penerbit Arti Bumi Intaran. Penelitian ini mengguanakan teknik simak, teknik sadap, dan teknik baca. Teknik ini dilakukan dengan mencatat penggunaan bahasa tertulis. Pengolahan data dilakukan dengan mengklasifikasikan menurut teori sehingga data yang dianalisis mencapai tujuan penelitian yang dipertanyakan dalam rumusan masalah. Penggunaan konjungsi dalam novel diklasifikasikan menggunakan teori Chaer. Data yang telah dianalisis dapat diketahui hasil/temuan. Pemerolehan hasil/temuan dari pembahasan dinyatakan dalam persentase data. Implikasi hasil penelitian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA disesuaikan pada materi pembelajaran karya teks eksplanasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti memperoleh 46 kalimat yang mengandung konjungsi koordinatif dalam novel Rumah Pelangi karya Samsikin Abu Daldiri. Data yang paling banyak ditemukan adalah konjungsi penjumlahan sejumlah 15 data. Data dianalisis berdasarkan teori Chaer. Berikut Pembahasannya.

1. Konjungsi Penjumlahan

Konjungsi penjumlahan adalah konjungsi yang menghubungkan atau menjumlahkan dua klausa atau lebih, yang dihubungkan dengan konjungsi dan, konjungsi dengan atau konjungsi serta.

Pada jenis ini ditemukan 15 data dengan maksud konjungsi penjumlahan yang digunakan untuk menggabungkan kalimat. Konjungsi penjumlahan mempunyai makna menjumlahkan kata satu dengan kata lainnya.

2. Konjungsi Pemilihan

Konjungsi pemilihan adalah konjungsi yang menghubungkatan antara dua atau lebih klausa atau kalimat dengan tujuan memilih salah satu klausa atau kalimat tersebut.

Konjungsi pemilihan hanya satu yaitu atau.

Pada pemerolehan hasil konjungsi pemilihan, ditemukan 3 data konjungsi pemilihan dengan maksud menghubungkan kalimat atau klausa pemilihan.

3. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat pertentangan, yang termasuk konjungsi pertentangan adalah kata tetapi, namun, sedangkan dan sebaliknya.

Pada jenis ini, ditemukan 3 data yang dapat diambil dengan maksud menentang salah satu dari dua kata.

4. Konjungsi Pembetulan

Konjungsi pembetulan adalah konjungsi yang digunakan untuk membetulkan atau meralat dua kalimat yang berhubungan, yang termasuk konjungsi pertentangan yaitu kata hanya.

Pada jenis ini, ditemukan 2 data yang dapat diambil dengan maksud menghubungkan dan membetulkan atau meralat kedua klausa atau kalimat yang dihubungkan, yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata melainkan, dan hanya.

5. Konjungsi Penegasan

Konjungsi penegasan atau penguatan adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat atau klausa yang mempunyai pernyataan penegasan atau penguat, yang termasuk konjungsi penegasan atau penguatan adalah kata bahkan, apalagi, lagipula, hanya, itupun, begitu juga, dan demikian pula.

Pada jenis ini, ditemukan 3 data yang dapat diambil sebagai konjungsi penegasan.

(4)

Jurnal Pendidikan Tambusai 634 6. Konjungsi Pembatasan

Konjungsi pembatasan adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat atau klausa dengan cara membatasi, yang termasuk konjungsi ini adalah kata kecuali.

Pada jenis ini, ditemukan 1 data yang dapat diambil sebagai konjungsi pembatasan.

7. Konjungsi Pengurutan

Konjungsi pengurutan adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat, klausa dengan klausa dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis, yang termasuk konjungsi pengurutan ini adalah kata sesudah, sebelum, lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau kata pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.

Pada jenis ini, ditemukan 5 data yang dapat diambil sebagai konjungsi pengurutan.

8. Konjungsi Penyamaan

Konjungsi penyamaan adalah konjungsi yang menghubungkan menyamakan antara dua klausa dengan bagian klausa, atau dua kalimat dengan bagian kalimat lainnya, yang termasuk konjungsi penyamaan ini adalah kata adalah, ialah, yaitu, dan yakin.

Pada jenis ini, ditemukan 1 data yang dapat diambil sebagai konjungsi penyamaan.

9. Konjungsi Penjelasan

Konjungsi penjelasan adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat atau klausa yang menjelaskan, di mana klausa kedua berfungsi sebagai penjelas dari keadaan, peristiwa, atau hal pada klausa pertama. Satu-satunya konjungsi penjelasan adalah kata bahwa.

Pada jenis ini, ditemukan 3 data yang dapat diambil sebagai konjungsi penjelasan.

10. Konjungsi Penyebaban

Konjungsi penyebab adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat atau klausa yang menyatakan sebab terjadinya keadaan atau peristiwa pada kalimat atau klausa utama, seperti: karena, sebab, dan lantaran.

Pada jenis ini, ditemukan v1 data yang dapat diambil sebagai konjungsi penyebaban.

11. Konjungsi Tujuan

Konjungsi tujuan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan tujuan dilakukannya tindakan pada klausa pertama, seperti konjungsi : tujuan ini adalah kata- kata agar, supaya, guna, dan untuk.

Pada jenis ini, ditemukan sebanyak 1 data yang dapat diambil sebagai konjungsi tujuan.

12. Konjungsi Penyungguhan

Konjungsi penyungguhan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyungguhkan hal, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama pada sebuah kalimat majemuk subordinatif, yang termasuk anggota konjungsi ini adalah kata-kata meskipun, (meski), biarpun (biar), walaupun (walau), sekalipun, sungguhpun, kendatipun, dan kalaupun.

Pada jenis ini, ditemukan 1 data yang dapat diambil sebagai konjungsi penyungguan.

13. Konjungsi Kesewaktuan

Konjungsi kesewaktuan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan waktu antara dua buah peristiwa, atau tindakan; antara dua buah klausa pada sebuah kalimat majemuk; atau antara dua kalimat dalam sebuah paragraf, yang termasuk anggota konjungsi ini adalah kata ketika, waktu, saat, sewaktu, tatkala, selagi, sebelum, sesudah, setelah, sejak, semenjak, dan sementara.

Pada jenis ini, ditemukan 3 data yang dapat diambil sebagai konjungsi kesewaktuan.

14. Konjungsi Pengakibatan

Konjungsi pengakibatan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama terhadap kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa bawahan, yaang termasuk konjungsi ini adalah kata sampai, hingga, dan sehingga.

Pada jenis ini, ditemukan 1 data yang dapat diambil sebagai konjungsi pengakibatan.

Hasil pemerolehan data diatas dapat dilihat pada tabel 1 Presentase Data

(5)

Jurnal Pendidikan Tambusai 635 Tabel I Presentase Data

No. Penggunaan Konjungsi

Koordinatif Jumlah Data Persentase

1. Konjungsi Penjumlahan 15 32,60%

2. Konjungsi Pemilihan 3 6,52%

3. Konjungsi Pertentangan 3 6,52%

4. Konjungsi Pembetulan 2 4,34%

5. Konjungsi Penegasan 3 6,52%

6. Konjungsi Pembatasan 1 2,17%

7. Konjungsi Pengurutan 5 10,87%

8. Konjungsi Penyamaan 1 2,17%

9. Konjungsi Penjelasan 3 6,52%

10. Konjungsi Penyebaban 1 2,17%

11. Konjungsi Tujuan 1 2,17%

12. Konjungsi Penyungguhan 1 2,17%

13. Konjungsi Kesewaktuan 3 6,52%

14. Konjungsi Pengakibatan 1 2,17%

Jumlah 46 100%

Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua klausa atau dua kalimat yang memiliki kedudukan yang setara atau sama. Penggunaan konjungsi koordinatif dalam novel Rumah Pelangi karya Samsikin Abu Daldiri paling banyak ditemukan sebagai berikut:

1) Konjungsi Penjumlahan

Konjungsi penjumlahan adalah konjungsi yang menghubungkan atau menjumlahkan dua klausa atau lebih, yang dihubungkan dengan konjungsi dan, konjungsi dengan atau konjungsi serta.

(1) “Di desa yang sunyi itulah aku terlahir sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan bapak Supardi dan ibu Sudilah, pada tanggal 6 Agustus 1935.”

(Rumah Pelangi,2008:1)

Pada (1) di atas ditemukan penggunaan konjungsi pada kalimat “Di desa yang sunyi itulah aku terlahir sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan bapak Supardi dan ibu Sudilah, pada tanggal 6 Agustus 1935.” Maksud dari penggunaan konjungsi penjumlahan dan adalah menjumlahkan Bapak Supardi dan Ibu Sudilah sebagai orang tua dari Samsikin atau pelaku saya dalam novel.

2) Konjungsi Pemilihan

Konjungsi pemilihan adalah konjungsi yang menghubungkan anatara dua atau lebih klausa atau kalimat dengan tujuan memilih salah satu klausa atau kalimat tersebut.

Konjungsi pemilihan hanya satu yaitu atau.

`(2) “Kita tidak usah menuduh atau mencari siapa orangnya.”

(Rumah Pelangi, 2008:66)

Pada (2) tersebut ditemukan penggunaan konjungsi atau pada kalimat “Kita tidak usah menuduh atau mencari siapa orangnya”. Maksud dari penggunaan konjungsi pemilihan adalah memilih kata awal ”tidak usah menuduh” yang dipilihkan dengan konjungsi atau kata selanjutnya “mencari siapa orangnya”.

3) Konjungsi Pertentangan

Konjungsi pertentangan adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat pertentangan, yang termasuk konjungsi pertentangan adalah kata tetapi, namun, sedangkan dan sebaliknya.

(3) “Aku tak tahu berapa tahun umurnya, namun menurut pikiranku dia sedikit lebih tua dari umur mas Dul (kakak laki-lakiku).”

(Rumah Pelangi, 2008:5)

(6)

Jurnal Pendidikan Tambusai 636 Pada (3) di atas ditemukan penggunaan konjungsi namun pada kalimat “Aku tak tahu berapa tahun umurnya, namun menurut pikiranku dia sedikit lebih tua dari umur mas Dul (kakak laki-lakiku).” Maksud dari penggunaan konjungsi pertentangan adalah menghubungkan kalimat pertentangan penulis yang menyatakan bahwa tak tahu berapa umurnya, namun menurut pikiran penulis lebih tua dari kakaknya.

4) Konjungsi Pembetulan

Konjungsi pembetulan adalah konjungsi yang digunakan untuk membetulkan atau meralat dua kalimat yang berhubungan, yang termasuk konjungsi pembetulan yaitu kata hanya dan melainkan.

(4) “Sekalian honey moon Dik, kita dapat hidup tanpa gangguan orang lain”, katanya lagi menambahkan. Aku hanya bisa tersenyum dan merasa amat cocok dengan kata-kata suamiku itu.”

(Rumah Pelangi,2008:228)

Pada (4) di atas ditemukan penggunaan konjungsi hanya pada kalimat “Sekalian honey moon Dik, kita dapat hidup tanpa gangguan orang lain”, katanya lagi menambahkan. Aku hanya bisa tersenyum dan merasa amat cocok dengan kata-kata suamiku itu.” Maksud dari penggunaan konjungsi pembetulan adalah membetulkan kalimat pertama yang dihubungkan kalimat kedua dengan konjungsi pembetulan.

5) Konjungsi Penegasan

Konjungsi penegasan atau penguatan adalah konjungsi yang menghubungkan klausa yang mempunyai pernyataan penegasan atau penguat, yang termasuk konjungsi penegasan atau penguatan adalah kata bahkan, apalagi, lagipula, hanya, itupun, begitu juga, dan demikian pula.

(5) “Meski dia amat sederhana, ijazahnya pun sama dengan ijazahku, namun hal ini tidak mengurangi rasa hormat dan cintaku kepadanya. Bahkan, kecuali rasa cinta aku merasa sangat menyayangi dia.”

(Rumah Pelangi, 2008:151)

Pada (5) di atas ditemukan penggunaan konjungsi bahkan pada kalimat “Meski dia amat sederhana, ijazahnya pun sama dengan ijazahku, namun hal ini tidak mengurangi rasa hormat dan cintaku kepadanya. Bahkan, kecuali rasa cinta aku merasa sangat menyayangi dia”. Maksud dari penggunaan konjungsi penegasan adalah menghubungkan penegasan kalimat tidak mengurangi rasa hormat dan cintaku kepadanya.

6) Konjungsi Pembatasan

Konjungsi pembatasan adalah konjungsi yang menghubungkan klausa atau kalimat dengan cara membatasi, yang termasuk konjungsi ini adalah kata kecuali.

(5) “Aku hanya bisa tersenyum dan merasa amat cocok dengan kata-kata suamiku itu. Kecuali hal-hal yang ku sebutkan diatas, di sini aku merasakan sebuah kehidupan yang amat tentram.”.

(Rumah Pelangi,2008:228)

Pada (6) di atas ditemukan penggunaan konjungsi kecuali pada kalimat “Aku hanya bisa tersenyum dan merasa amat cocok dengan kata-kata suamiku itu. Kecuali hal-hal yang ku sebutkan di atas, di sini aku merasakan sebuah keidupan yang amat tentram”. Maksud dari penggunaan konjungsi pembatasan adalah menghubungkan pembatasan kalimat pertama dengan kalimat kedua.

7) Konjungsi Pengurutan

Konjungsi pengurutan adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat, klausa dengan klausa dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis, yang termasuk konjungsi pengurutan ini adalah kata sesudah, sebelum, lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau kata pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.

(7) “Sampai bait keempat, “And then Iam So in love you”, tiba-tiba Badri berhenti bernyanyi, sehingga aku bernyayi sendirian. Sebelum aku mengakhiri

(7)

Jurnal Pendidikan Tambusai 637 menyanyikan bait ke empat dari lagu itu, tiba-tiba dia berdiri dan lalu menarik tangan Abu dengan kuatnya”.

(Rumah Pelangi,2008:121)

Pada (7) di atas ditemukan penggunaan konjungsi sebelum pada kalimat

“Sebelum aku mengakhiri menyanyikan bait keempat dari lagu itu, “Tiba-tiba dia berdiri dan lalu menarik tangan Abu dengan kuatnya.” Maksud dari penggunaan konjungsi pengurutan sebelum adalah menghubungkan pengurutan kegiatan bernyanyi.

8) Konjungsi Penyamaan

Konjungsi penyamaan adalah konjungsi yang menghubungkan menyamakan antara dua klausa dengan bagian klausa, atau dua kalimat dengan bagian kalimat lainnya, yang termasuk konjungsi penyamaan ini adalah kata adalah, ialah, yaitu, dan yakni.

(8) “Dengarkan dulu kataku ini. Suami itu ya, nduk, adalah baju buat istri. Istri adalah baju untuk suami”.

(Rumah Pelangi,2008:26)

Pada (8) di atas ditemukan penggunaan konjungsi adalah pada kalimat “Dengarkan dulu kataku ini. Suami itu ya, nduk, adalah baju buat istri. Istri adalah baju untuk suami”.

Maksud dari penggunaan konjungsi penyemaan adalah untuk menjelaskan definisi atau arti suami dan istri.

9) Konjungsi Penjelasan

Konjungsi penjelasan adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat atau klausa yang menjelaskan, di mana klausa kedua berfungsi sebagai penjelas dari keadaan, peristiwa, atau hal pada klausa pertama. Satu-satunya konjungsi penjelasan adalah kata bahwa.

(9) “Sekelumit kebahagiaan menyelinap ke setiap relung hatiku. Bahwa hari ini aku resmi menjadi pacarnya mas Har. Laki-laki yang memang aku kagumi itu”.

(Rumah Pelangi, 2008:11)

Pada (9) di atas ditemukan penggunaan konjungsi bahwa pada kalimat “Sekelumit kebahagiaan menyelinap ke setiap relung hatiku. Bahwa hari ini aku resmi menjadi pacarnya Mas Har. Laki-laki yang memang aku kagumi itu”. Maksud dari penggunaan konjungsi penjelasan adalah menghubungkan kalimat pertama dengan kalimat selanjutnya sebagai kalimat penjelas.

10) Konjungsi Penyebaban

Konjungsi penyebab adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat atau klausa yang menyatakan sebab terjadinya keadaan atau peristiwa pada kalimat atau klausa utama, seperti: karena, sebab, dan lantaran.

(10) “Nah aku yakin panjengan pasti sudah tahu apa tugas dan kewajiban seorang suami kepada istrinya. Karena itulah aku memilih panjengan”

(Rumah Pelangi, 2008:162)

Pada (10) di atas ditemukan penggunaan konjungsi karena pada kalimat “Nah aku yakin panjengan pasti sudah tahu apa tugas dan kewajiban seorang suami kepada istrinya. Karena itulah aku memilih panjengan”. Maksud dari penggunaan konjungsi penyebaban adalah menghubungkan kalimat pertama dengan kalimat selanjutnya yang mempunyai hubungan penyebaban.

11) Konjungsi Tujuan

Konjungsi tujuan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan tujuan dilakukannya tindakan pada klausa pertama, seperti konjungsi : kata agar, supaya, guna, dan untuk.

(11) “Aku dan mas Abu sudah sepakat untuk tidak menggunakan pembantu sebelum kami dikaruniai anak”.

(Rumah Pelangi, 2008:228)

Pada (11) di atas ditemukan penggunaan konjungsi untuk pada kalimat “Aku dan mas Abu sudah sepakat untuk tidak menggunakan pembantu sebelum kami dikaruniai anak”. Maksud dari penggunaan konjungsi tujuan adalah menghubungkan klausa

(8)

Jurnal Pendidikan Tambusai 638 pertama Aku dan mas Abu sudah sepakat “ dengan klausa selanjutnya yang mempunyai tujuan “tidak menggunakan pembantu sebelum kami dikaruniai anak”.

12) Konjungsi Penyungguhan

Konjungsi penyungguhan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyungguhkan hal, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama pada sebuah kalimat majemuk subordinatif, yang termasuk anggota konjungsi ini adalah kata-kata meskipun, (meski), biarpun (biar), walaupun (walau), sekalipun, sungguhpun, kendatipun, dan kalaupun.

(12) “Panjenengan tidak perlu cemburu. Kalaupun aku berbasa basi menyapa dia, itu hanyalah usahaku untuk menjaga hubungan baik dengan diantara tetangga”.

(Rumah Pelangi, 2008:161)

Pada (12) di atas ditemukan penggunaan konjungsi kalaupun pada kalimat

“Panjenengan tidak perlu cemburu. Kalaupun aku berbasa basi menyapa dia, itu hanyalah usahaku untuk menjaga hubungan baik dengan diantara tetangga”. Maksud dari penggunaan konjungsi penyungguhan adalah menghubungkan kalimat pertama dengan kalimat selanjutnya untuk menyatakan penyungguhan.

13) Konjungsi Kesewaktuan

Konjungsi kesewaktuan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan waktu antara dua buah peristiwa, atau tindakan; antara dua buah klausa pada sebuah kalimat majemuk; atau antara dua kalimat dalam sebuah paragraf, yang termasuk anggota konjungsi ini adalah kata ketika, waktu, saat, sewaktu, tatkala, selagi, sebelum, sesudah, setelah, sejak, semenjak, dan sementara.

Data (13) “Ketika hidangan mulai disuguhkan kepada para tamu, aku dan mas Abu dibimbing masuk kedalam rumah oleh perias pengantin”.

(Rumah Pelangi, 2008:233)

Pada (13) di atas ditemukan penggunaan konjungsi ketika pada kalimat “Ketika hidangan mulai disuguhkan kepada para tamu, aku dan mas Abu dibimbing masuk kedalam rumah oleh perias pengantin”. Maksud dari penggunaan konjungsi kesewaktuan adalah menyatakan waktu peristiwa.

14) Konjungsi Pengakibatan

Konjungsi pengakibatan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama terhadap kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa bawahan, yang termasuk konjungsi ini adalah kata sampai, hingga, dan sehingga.

(16) “Puji syukur yang tak terhingga aku haturkan kepadanya, bahwa aku telah diberikan umur yang panjang sehingga aku dapat menyaksikan pernikahan lima anak-anakku”.

(Rumah Pelangi,2008:315)

Pada (16) di atas ditemukan penggunaan konjungsi, sehingga pada kalimat “Puji syukur yang tak terhingga aku haturkan kepadanya, bahwa aku telah diberikan umur yang panjang sehingga aku dapat menyaksikan pernikahan lima anak-anakku”. Maksud dari penggunaan konjungsi pengakibatan sehungga adalah menghubungkan pengakibatan umur panjang sehingga dapat menyaksikan pernikahan anak-anak.

Implikasi Hasil Penelitian terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Menurut Parnawi (2019: 84), implikasinya dalam proses pembelajaran ialah saat guru menyampaikan informasi yang melibatkan siswa menggunakan konsep-konsep, untuk menemukan ide-ide menggunakan pola berpikir formal. Jadi, impilakasi adalah suatu konsep yang dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran yang melibatkan siswa.

Implikasi hasil penelitian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA disesuaikan pada materi pembelajaran teks eksplanasi, kelas XI SMA semester ganjil. Materi teks ekplanasi memperhatikan kaidah penulisan (ejaan). Di dalam pembahasan materi pembelajaran teks eksplanasi, kelas XI semester ganjil.

(9)

Jurnal Pendidikan Tambusai 639 SIMPULAN

Konjungsi koordinatif dalam Novel Rumah Pelangi karya Samsikin Abu Daldiri ditemukan 14 jenis konjungsi koordinatif, yaitu (1) konjungsi penjumlahan, (2) konjungsi pemilihan, (3) konjungsi pertentangan, (4) konjungsi pembetulan , (5) konjungsi penegasan, (6) konjungsi pembatasan ,(7) konjungsi pengurutan, (8) konjungsi penyamaan, (9) konjungsi penjelasan, (10) konjungsi penyebaban, (11) konjungsi tujuan, (12) konjungsi penyungguhan, (13) konjungsi kesewaktuan, (14) konjungsi pengakibatan.

Implikasi hasil penelitian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA disesuaikan pada materi pembelajaran teks eksplanasi kelas XI SMA semester ganjil.

Penelitian ini dapat digunakan dalam keterampilan membaca dan menulis bagi pembaca dan penulis. Saran bagi pembaca pembaca diharapkan dapat memmperluas wawasan, pengetahuan tentang konjungsi yang ada dalam kalimat maupun novel dan menjadi referensi untuk penelitian lain.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Daldiri, Samsikin.(2008). Rumah Pelangi.Yogyakarta: Arti Bumi Intaran

Chaer, Abdul.(2009).Pengantar Semantik Bahasa Indonesia,Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Abdul.(2006).Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.Jakarata:Rineka Cipta

Fau, Susanti (2021) dengan judul Analisi Kesalahan Konjungsi Koordinatif dalam Karangan Argumentasi

http://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/2958 (14 Mei 2022)

Kesuma, Tri.(2007).Metode Penelitian Bahasa.Yogyakarta:Carasvatibooks

Mahsun, (2005).Metode Penelitian Bahasa Tahapan Stategi, Metode, dan Tekniknya. Edisi Revisi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Manuaba,Putera.(2003) dengan judul Refleksi Pendegradasian Interpretasi Makna Perjuangan Manusia

https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/795 (16 Juni 2022)

Moleong, Lexi.(2006).Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Paramita, Kusumawardhani (2017) yang berjudul The Analysis Of Conjunctions In Writing An English Narrative

https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra/article/view/1319. (23 Oktober 2020) Parnawi, Afi. (2019). Psikologi Belajar.Yogyakarta:Deepublish.

Ramlan, (1981).Sintaksis.Yogyakarta:CV Karyono Ricouer, Paul.(2015).Teori Interpretasi.Yogyakarta:LkiS

Ruruk, Drs. Simon M.Hum (2015) dengan judul Konjungsi Koordinatif Dalam Novel Tetralogi

Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata

http://www.journals.ukitoraja.ac.id/index.php/jkip/article/view/65.(20 Oktober 2020) Rouf, Moini. (2016) dengan judul Use of Cohesive Devices in Children and Regular

Literature: Conjunctions and Lexical Cohesion

http://www.journals.aiac.org.au/index.php/IJCLTS/article/view/2771 (22 Oktober 2020) Sari, Puspita (2012) dengan judul Konjungsi Koordinatif Aditif Bahasa Sunda

http://journal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/1757 (14 Mei 2022)

Simega, Berthin.(2013) dengan judul Hermeneutika Interpretasi dalam Kajian Sastra http://www.journals.ukitoraja.ac.id/index.php/jkip/article/view/152(16 Juni 2022)

Syamsyudin Didin, dkk (2013) dengan judul Analisis Konjungsi Koordinatif dan Konjungsi Subordinatif pada Novel Gurita David karya Willy W https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/article/view/169 (19 Oktober 2020)

Ullman, Stephen.(2009).Pengantar Semantik.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Referensi

Dokumen terkait

During the Covid-19 pandemic in 2020-2021, the elderly in Glawan Village continued their activities as usual at home, even without wearing masks, because they engaged in activities

Scores and the percentage of infected or healthy plant parts due to pink disease Griffin et al., 2003 Scores The percentage of infected or healthy plant parts for each corresponding