• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Limbah Batu Bata Merah sebagai Bahan Tambah Filler pada Campuran Aspal terhadap Nilai Stabilitas Marshall

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penggunaan Limbah Batu Bata Merah sebagai Bahan Tambah Filler pada Campuran Aspal terhadap Nilai Stabilitas Marshall"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar belakang

Rumusan Masalah

Tujuan penelitian

Manfaat Penelitian

Batasan Masalah

Luaran

LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka

  • Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil pemeriksaan, pengelolaan dan pembahasan aspal beton menggunakan bahan pengisi tanah layak digunakan sebagai perencanaan perkerasan lentur pada konstruksi jalan raya. Kadar aspal optimum (OAC) yang diperoleh dari campuran aspal beton dengan menggunakan bahan pengisi tanah adalah 4,8%. Hal ini disebabkan oleh penggunaan kadar aspal yang lebih rendah dibandingkan aspal beton yang menggunakan abu bata merah sebagai bahan pengisi.

Dasar Teori

  • Perkesaran Aspal Jalan
  • Lapisan Aspal Beton (Laston)

Lapisan aspal yang disebut lapisan ikatan aspal beton berada di bawah lapisan aspal aus dan di atas lapisan aspal pondasi. Beban lalu lintas dipindahkan dari lapisan aspal AC-BC ke lapisan aspal pondasi atas, yang selanjutnya berpindah ke lapisan berikutnya. Persyaratan jalan raya tahun 2018 meliputi ketentuan sifat perkerasan beton aspal AC-WC, AC-BC dan AC-Base.

Bahan Campuran Beton Aspal

  • Aspal
  • Agregat Kasar
  • Agregat Halus
  • Bahan pengisi (Filler)
  • Batu Bata Merah
  • Gradasi Agregat Gabungan
  • Marshall Test
  • Pengujian Marshall

Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 36 sampel, dengan 5 variasi kadar aspal dan menggunakan 3 variasi kadar bahan pengisi serbuk bata merah dengan 3 variasi pada setiap sampel. Lakukan penimbangan agregat sesuai dengan berat masing-masing agregat dan bahan pengisi serbuk bata merah yang ditambahkan. Setelah mencapai suhu ruangan, hancurkan bata merah dengan alat Los Angles untuk mendapatkan bahan pengisi serbuk bata merah.

Masukkan benda uji serbuk bata merah ke dalam piknometer hingga 1/3 piknometer, kemudian timbang. Berdasarkan analisis data hasil pengujian Marshall, nilai kadar aspal optimum campuran filler serbuk bata merah adalah 5% dengan 5 parameter Marshall memenuhi Spesifikasi Bina Marga Revisi 2 2018 dari 7 parameter Marshall yang diuji. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai bahan pengisi serbuk bata merah sebagai bahan tambahan atau pengganti.

Tabel 2. 2 Tabel Nominal Campuran Beraspal
Tabel 2. 2 Tabel Nominal Campuran Beraspal

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

Prosedur Penelitian

  • Persiapan Penelitian
  • Pengumpulan Sampel
  • Alat dan Bahan
  • Jumlah Sampel Benda Uji
  • Rencanan Campuran

Prosedur pemeriksaan ini berdasarkan Bina Marga 2018 Revisi 2 dan pengujian sampel menggunakan metode SNI. Seluruh benda uji seperti aspal, agregat kasar, agregat halus, tambahan serbuk bata merah diletakkan dengan rapi dan tersusun sesuai komposisi yang dibuat.

Gambar 3. 1 Oven  2.  Saringan
Gambar 3. 1 Oven 2. Saringan

Pengujian Filler Batu Bata Merah

Pengujian Tes Marshall

Head tekanan (test head) benda uji dinaikkan hingga menyentuh bagian bawah ring, dan kemudian jam tekanan disetel ke nol.

Gambar 3. 28 Benda Uji Timbang Kering
Gambar 3. 28 Benda Uji Timbang Kering

Bagan Alir Penelitian

Hasil yang diperoleh dari pengujian setiap kadar aspal dengan 3 sampel masing-masing diperoleh berat rata-rata. Dari data pada tabel diatas diperoleh rata-rata uji Res Marshall, dari data tersebut diperoleh hasil campuran bahan pengisi serbuk bata merah dengan variasi kadar bahan pengisi sebesar 3,5%; 5%; dan 6% dengan kadar aspal 4,5%;. Dari data tabel 4.18 diatas diperoleh hasil rata-rata nilai stabilitas tertinggi sebesar 2436,49 kg dengan kadar aspal 6% filler 3,5% dan nilai stabilitas terendah sebesar 2223,48 dengan kadar aspal 7% filler 6%.

Nilai ketahanan dengan kadar aspal 4,5%, kadar aspal sampai dengan 6% dengan bahan pengisi 5%. mengalami peningkatan dengan nilai kestabilan optimal sebesar 2359,40 kg maka. mengalami penurunan durabilitas pada kadar asap 7% dengan filler 6% diperoleh nilai durabilitas sebesar 2248,33 kg. Nilai ketahanan dengan kadar aspal 4,5% sampai dengan kadar aspal 6% dengan bahan pengisi 6%. mengalami peningkatan dengan nilai durabilitas optimum sebesar 2393,17 kg, kemudian terjadi penurunan durabilitas pada kadar aspal 7% dengan filler 6% dengan nilai durabilitas sebesar 2223,48 kg. Dari data tabel 4.17 diatas diperoleh hasil rata-rata nilai durabilitas tertinggi sebesar 5,13 mm dengan kadar aspal 7%, filler 6% dan nilai durabilitas terendah sebesar 2,71 mm dengan kadar aspal 7%, filler 3,5%.

Nilai MQ minimal adalah kadar aspal 6% dengan kadar filler 3,5% dan kadar aspal tertinggi 7% dengan kadar filler 3,5%. 5%; dan 6%, maka kadar aspal dapat disimpulkan nilai stabilitas marshall telah memenuhi spesifikasi dengan rata-rata nilai stabilitas marshall sebagai berikut :. Dari data rata-rata nilai kestabilan di atas, pengaruh penambahan serbuk bata merah pada campuran aspal sebagai bahan pengisi tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai kestabilan marshall, karena serbuk bata merah hanya sebagai bahan pengisi tambahan pada campuran aspal dan yang mempunyai pengaruh lebih besar pada campuran aspal terhadap nilai kestabilan pada penelitian ini adalah kadar aspal.

MARSHALL TESTRESULTATER FOR OPTIMALT ASFALTINDHOLD JL. Samarinda Ulu, Samarinda City, East Kalimantan 75124 Tlf.

Gambar 3. 36 Bagan Alir
Gambar 3. 36 Bagan Alir

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dan Hasil Pengujian Material

  • Pengujian Filler Batu Bata Merah
  • Pengujian Agregat Halus

Pengujian yang dilakukan terhadap bahan pengisi adalah uji berat jenis dan analisis filter bahan pengisi. Dari uji berat jenis debu bata merah diperoleh nilai rata-rata debu bata merah dengan hasil berat jenis bahan pengisi 3,2 gram/cm3. Sumber : Pemanfaatan Debu Bata Merah pada Campuran Aspal Beton Ac-Wc pada Karakteristik Aspal Jurnal Teknik Sipil Unigoro Vol.7 No. 1 Januari 2022).

Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Analisis Saringan Filler  Ukuran Saringan  Berat
Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Analisis Saringan Filler Ukuran Saringan Berat

Perhitungan Mix Design

  • Data Analisis Saringan
  • Kadar Aspal
  • Pengujian aspal
  • Kebutuhan Agregat pada Campuran Laston AC-WC
  • Berat dan Ukuran Sampel

Berdasarkan nilai PB tersebut, tarik 2 nilai ke bawah dan 2 nilai ke atas sehingga total kadar aspal yang digunakan adalah. Dari hasil perhitungan Job Mix Design diatas diperoleh campuran material Laston AC-WC, dimana campuran material tersebut digunakan dalam pembuatan benda uji dan dapat dilakukan dengan uji Marshall. Dari tabel diatas diperoleh rata-rata ketebalan sampel tertinggi sebesar 6,48 cm pada kadar aspal 4,5% dengan filler 5% dengan nama sampel 1B dan terendah sebesar 6,07 pada kadar aspal 6% dengan filler 6% dengan nama sampel 3C. . 14 Hasil berat dan ukuran sampel.

Dari tabel diatas diperoleh hasil berat benda uji yaitu berat kering, berat sampel dalam air dan berat kering permukaan jenuh (SSD) dengan waktu perendaman selama 24 jam. Berat kering rata-rata tertinggi sebesar 1203 gram pada kadar aspal 5% dengan filler 6% dengan nama sampel 2C dan terendah sebesar 1170 gram pada kadar aspal 7% dengan filler 5% dengan nama sampel 4B. Berat rata-rata dalam air tertinggi sebesar 617 gram pada kadar aspal 5% dengan filler 6% dengan nama sampel 2C dan terendah sebesar 595 gram pada kadar aspal 7% dengan filler 5% dengan nama sampel 4B.

Rata-rata berat aspal SSD tertinggi sebesar 1206 gram pada kadar aspal 5% dengan filler 6% dengan nama sampel 2C dan terendah sebesar 1172 gram pada kadar aspal 7% dengan filler 5%. Dari tabel diatas terdapat 1 sampel yang berat kering sempurna yaitu 1200 gram yang diberi nama sampel 2A1.

Tabel 4. 6 Kebutuhan Kadar Aspal
Tabel 4. 6 Kebutuhan Kadar Aspal

Pengujian Marshall

  • Data Awal Tes Marshall
  • Data Hasil Perhitungan Marshall

Berat kering rata-rata tertinggi sebesar 1203 gram pada kadar aspal 5% dengan filler 6% dengan nama sampel 2C dan terendah sebesar 1170 gram pada kadar aspal 7% dengan filler 5% dengan nama sampel 4B. Berat rata-rata dalam air tertinggi sebesar 617 gram pada kadar aspal 5% dengan filler 6% dengan nama sampel 2C dan terendah sebesar 595 gram pada kadar aspal 7% dengan filler 5% dengan nama sampel 4B. Rata-rata berat aspal SSD tertinggi sebesar 1206 gram pada kadar aspal 5% dengan filler 6% dengan nama sampel 2C dan terendah sebesar 1172 gram pada kadar aspal 7% dengan filler 5%. Hasil uji Marshall pada benda uji untuk data awal yaitu nilai kestabilan dan aliran, pada Tabel 4.13 merupakan data sampel uji Marshall yang diperoleh setelah melakukan pengujian, data tersebut merupakan data yang diperlukan untuk kelanjutan pengujian. perhitungan tes Marshall. Aspal menjadi batu = kadar aspal / (100 kadar aspal) ×100 Volume isi = Berat aspal SSD – berat aspal dalam air Massa jenis = Berat aspal kering / Volume isi.

Dari hasil perhitungan uji Marshall diatas diperoleh nilai rata-rata karakteristik uji Marshall menggunakan campuran bahan pengisi serbuk bata merah dengan variasi kadar bahan pengisi yaitu 3,5%; 5%; dan 6%. dengan tujuan untuk mengetahui Laston AC-WC dengan kadar aspal bervariasi yaitu dan 7% layak dan memenuhi spesifikasi Bina Marga tahun 2018 revisi 2 tentang Perkerasan Aspal. Sehingga diperoleh hasil sampel yang memenuhi spesifikasi dan juga hasil sampel yang tidak memenuhi spesifikasi. Dari data pada tabel 4.17 seluruh kadar aspal dan bahan pengisi serbuk bata merah tidak memenuhi sifat Marshall dan tidak memenuhi spesifikasi, sehingga kadar aspal dan bahan pengisi serbuk bata merah tidak layak pakai dan tidak dapat digunakan. .

Namun tidak berarti dari pengujian dan percobaan yang dilakukan peneliti dapat terdapat kesalahan dalam penelitian ini, sehingga data yang diperoleh menjadi tidak valid.

Tabel 4. 15 Hasil Data Awal Pengujian Tes Marshall
Tabel 4. 15 Hasil Data Awal Pengujian Tes Marshall

Pembahasan Hasil Pengujian Marshall

  • Stabilitas
  • Flow
  • Marshall Quetient
  • Rongga Dalam Agregat (VMA)
  • Rongga Dalam Aspal (VFA)
  • Rongga Dalam Campuran (VIM)
  • Density

Dan rata-rata nilai kestabilan setiap sampel yang diuji diatas >800 kg, merupakan nilai yang memenuhi Spesifikasi Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2 Divisi 6 tentang perkerasan aspal. Meningkatnya nilai stabilitas disebabkan oleh meningkatnya kadar aspal pada lapisan agregat, sehingga meningkatkan kohesi campuran, meningkatkan kepadatan campuran, meningkatkan luas kontak antar agregat dan meningkatkan kohesi antar agregat. total; yang meningkatkan nilai stabilitas campuran. Pada grafik diatas juga, kandungan bahan pengisi serbuk redstone 3,5% mempunyai pengaruh yang kecil terhadap nilai kestabilan campuran, sedangkan pada campuran aspal kandungan bahan pengisi hanya sebagai bahan tambahan pada campuran bahan pengisi.

Aliran campuran dipengaruhi oleh komposisi aspal dan bahan pengikat, jumlah agregat dan suhu pada titik pemadatan. Rongga udara dan kandungan aspal atau rongga yang diisi aspal untuk memperkecil rongga benda uji dinyatakan dengan nilai VMA pada campuran aspal padat antar butiran agregat. Dari tabel perhitungan rata-rata VMA diperoleh hasil penggunaan kadar aspal dan kadar bahan pengisi dengan nilai rata-rata VMA tertinggi yaitu 23,59 dengan kadar aspal 7% dan kadar bahan pengisi 6%.

Nilai VIM menunjukkan kesenjangan dalam campuran dengan nilai besar yang menghasilkan skor besar, sehingga persyaratan tersebut dipenuhi oleh proses. Perhitungan VIM menunjukkan nilai yang diperoleh belum memenuhi spesifikasi Bina Marga Revisi 2 Tahun 2018 dengan batasan 3-5%.

Gambar 4. 1 Grafik Hubungan Stabilitas dengan Kadar Aspal
Gambar 4. 1 Grafik Hubungan Stabilitas dengan Kadar Aspal

Nilai Kadar Aspal Optimal

Hasil data pengujian KAO pada tabel kadar aspal optimal terdapat 7 pengujian Marshall yang memenuhi spesifikasi Marshall yaitu stabilitas, aliran, MQ, VMA dan kepadatan. Dengan demikian, KAO terdapat pada kadar aspal 5% yang menunjukkan grafik paling optimal, karena seluruh sampel yang diuji memenuhi persyaratan. pada kadar aspal 4,5%; 6%; dan 7% memiliki parameter yang tidak terpenuhi pada spesifikasi Flow, VFA dan VIM. Dari hasil penelitian dan analisis data sampel yang telah dilakukan sebelumnya dan hasil dari bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :.

Berdasarkan Spesifikasi Minimal Bina Marga Tahun 2018 Revisi 1 Divisi 6 tentang Perkerasan Aspal minimal 800 kg dari hasil uji coba dengan bahan pengisi bubuk bata merah dengan variasi 3,5%; Berdasarkan Spesifikasi Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2 hasil analisis data uji Marshall nilai KAO penggunaan bahan tambah filler bata merah yaitu 5% mempunyai nilai parameter yang paling tinggi. Dari 5% data KAO terdapat 7 marshall test, dimana hanya 5 test yang memenuhi spesifikasi Bina Marga Revisi 2 2018.

Campuran agregat, timbangan, dan marshall pengujian perlu diperhatikan pada saat mempersiapkan benda uji, agar dapat maksimal pada saat pembuatan dan pengujian benda uji. Penelitian pemanfaatan serbuk bata merah sebagai bahan pengisi pada lapisan paving lembaran canai panas (jam-WC). Penggunaan Serbuk Bata Merah Pada Campuran Aspal Beton Ac-Wc Terhadap Karakteristik Marshall.

Review penggunaan serbuk kalkulus kelapa sebagai bahan pengisi sifat Laston Wear Layer (AC-WC).

Tabel 4. 25 Data Hasil Kadar Aspal Optimum  Kadar
Tabel 4. 25 Data Hasil Kadar Aspal Optimum Kadar

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 2. 2 Tabel Nominal Campuran Beraspal
Tabel 2. 4 Ketentuan Agregat Kasar
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian
Gambar 3. 3 Water Bath  4.  Kompor
+7

Referensi

Dokumen terkait

0541 748511 LABORATORIUM UNIVERSITAS MUHAMMADYAH KALIAMANTAN TIMUR PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 4.5 5 Asal Material