PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR DALAM MEMOTIVASI MINAT SISWA KELAS VII MATERI SUJUD SYUKUR, SUJUD SAHWI DAN
SUJUD TILAWAH PADA SMPN 1 DUSUN HILIR Mursidah
IAIN Palangka Raya E-mail: sidahm169@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan media belajar dalam memotivasi minat siswa kelas VII SMPN 1 Dusun Hilir.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus.
Setiap siklus terdiri dari tiga tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas VII SMPN 1 Dusun Hilir tahun pelajaran 2023/2024. Data yang diperoleh berupa hasil lembar observasi dan angket.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa dari penggunaan media belajar mengalami peningkatan terhadap motivasi minat siswa, hal tersebut berdasarkan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (66,7%), siklus II (93,3%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media belajar dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa SMPN 1 Dusun Hilir tahun pelajaran 2023/2024.
Kata Kunci: Penggunaan media, motivasi dan minat belajar
Pendahuluan
Pembelajaran adalah merupakan suatu proses komunikasi. Namun kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi suatu kegagalan komunikasi. Artinya materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa; lebih parahnya lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan guru.
Anak didik cepat merasa bosan dan kelelahan tentu tidak dapat mereka hindari, disebabkan penjelasan guru yang sukar dicerna dan dipahami. Guru yang bijaksana tentu sadar bahwa kebosanan dan kelelahan anak didik adalah berpangkal dari penjelasan yang diberikan guru simpang siur, tidak fokus pada akar masalah. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang disampaikan dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. (Febrita, 2019:183)
Selain dijelaskan diatas tentang media pembelajaran dalam Al-quran,
Q.S Al-Alaq ayat 1-5 juga disebutkan:
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan; dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah dan Tuhanmulah yang maha pemurah; Yang mengajarkan manusia dalam perantara Kalam; Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (RI, 2019, hal. 597)
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Salah satu metode yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik, yaitu digunakannya media belajar yang baik dan benar serta menarik.tujuan pemakaian media dalam proses belajar mengajar agar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh – pengaruh psikologis terhadap pembelajaran.Media merupakan salah satu komponen pembelajaran, dimana pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian dalam setiap kegiatan pembelajaran. Melalui berbagai metode dan media belajar, pembelajar akan dapat banyak berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa, tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media belajar juga merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi.
Istilah media pembelajaran dalam berbagai literatur sering kali diartikan dengan media for learning dan dikaitkan dengan media education. Namun secara konsep keduanya memiliki perbedaan mendasar. Guru dan calon guru hendaknya memahami hubungan media dan pembelajaran. Ketika seorang pengajar memahami hubungan antara proses kognitif dan media seperti apa yang sesuai dengan karakteristik lingkungan tertentu, maka secara tidak langsung dapat menentukan media apa yang harus kita buat dan gunakan dalam pembelajaran, tentunya didasari oleh teori media terkait dengan proses kognitif dan sosial sehingga terbentuknya pengetahuan siswa yang baik.
(Suryani, 2018, hal. 4-5)
Oleh karena itu, pendidik dapat memanfaatkan teknologi dan informasi khususnya hardware dan software serta media belajar lain untuk membantu meningkatkan kemauan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Membuat media pembelajaran merupakan kunci pokok tercapainya tujuan
media pembelajaran berbasis IT. OHP serta perangkat belajar lainnya bisa kita gunakan dalam membuat desain pembelajaran yang dapat merangsang motivasi anak supaya lebih giat dalam belajarnya.
Pendidikan agama islam adalah suatu pendidikan yang sangat penting bagi siswa sekolah menengah pertama untuk membimbing mereka agar menjadi pemeluk agama islam yang mendalami ilmu-ilmu yang diajarkan dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah sebagai pedoman hidupnya. Dengan landasan al-Qur’an dan sunnah Rasulullah siswa diharapkan beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Media pembelajaran dalam PAI bukanlah hal yang asing lagi, karena ia merupakan sarana pertama kali untuk menyampaikan ajaran Allah, sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam menanamkan ajaran agama dengan menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan nabi sendiri. Dengan adanya media tersebut maka dalam pembelajaran PAI memiliki arti yang sangat penting dalam membantu proses pembelajaran yang dapat memberikan gambaran sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam belajarnya dan materi yang disampaikan akan menjadi lebih mudah untuk dipahami siswa.
Guru sebagai penyaji materi harus memahami media yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Banyaknya media pembelajaran mengharuskan seorang guru faham tentang bagaimana teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dengan memanfaatkan TIK berbagai media dapat dibuat dengan mudah seperti; aplikasi anchor untuk membuat media berupa suara, aplikasi kinemaster untuk membuat video dan canva untuk membuat infografis dan video pembelajaran lainnya. (Prasetyo, 2021, hal. 2)
Media yang baik haruslah efektif dan efisien, efektif artinya media mampu mentransfer materi dengan cepat sehingga pemahaman siswa setelah melihat media meningkat dan efisien artinya media bersifat sederhana dan mampu digunakan dengan mudah. (Naro, 2021, hal. 3) dengan menggunakan media yang tepat diharapkan dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam belajar, selain itu siswa juga akan sangat dengan mudah memahami suatu materi yang disampaikan guru.
OHP adalah salah satu media pembelajaran yang mudah untuk digunakan seorang guru dalam menyampaikan pesan berupa suara dan gambar. Melalui media tersebut akan dapat menggabungkan gambar, suara, dan desain yang menarik. Dalam pengamatan yang dilakukan di SMPN 1 Dusun Hilir, permasalahan yang didapatkan di lapangan menunjukan bahwa pemahaman peserta didik terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam masih kurang.Contohnya hasil evaluasi siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.Kemudian bukan hanya itu, saat melakukan observasi awal didapatkan beberapa peserta didik yang motivasinya belajarnya kurang berminat dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, penulis tertarik mengkaji permasalahan Penggunaan media Belajar dalam
Memotivasi Minat Siswa Kelas VII Materi Sujud Syukur, Sahwi dan Tilawah Pada SMPN 1 Dusun Hilir melalui penelitian tindakan kelas.
Metode/Metodologi
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang mana peneliti mengambil tempat sebagai pendidik di depan kelas sesuai dengan model PTK yang digunakan. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang dalam Bahasa Inggris PTK disebut (classroom action research (CAR). Penelitian tindakan kelas berasal dari tiga kata yaitu, penelitian, tindakan dan kelas.
Berikut adalah rangkaian prosedur penelitian penggunaan media belajar dalam memotivasi minat siswa: Observasi, angket dan wawancara sebagai alat pengumpul data dilapangan terhadap penggunaan media belajar. Penelitian tindakan kelas ini memiliki beberapa tahapan; tahap pertama siklus I dan tahap ke II siklus II adapun tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus ini membahas Materi Sujud Syukur, Sahwi dan Tilawah.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat Modul Ajar, Media, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
1. Guru menjelaskan materi Sujud Syukur, Sahwi dan Tilawah.
2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa, kemudian LKPD dan siswa diminta untuk mempelajari LKPD.
3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKPD, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan bagaimana motivasi minat siswa akan diperoleh dari keaktifan siswa terhadap media belajar yang
d. Tahap Refleksi
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan refleksi adalah upaya evaluasi yang terkait dengan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan atau tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul.
2. Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus pertama dengan memperhatikan hasil observasi. Peneliti merencanakan proses pembelajaran selanjutnya adapun langkah-langkah pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode brainstorming, menyiapkan materi yang diajarkan, membuat alat evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai.
2) Pelaksanaan
Setelah perencanaan maka pelaksanaan disusun dengan matang.
Dimana peneliti menggunakan media belajar pada proses pembelajaran.
3) Observasi
Setiap aktivitas siswa di kelas dalam kegiatan belajar mengajar peneliti mengamati motivasi minat siswa terhadap penggunaan media belajar.
4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengadakan merefleksikan terhadap hasil pengamatan yang telah didapatkan selama proses belajar mengajar berlangsung. Selanjutnya diadakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan refleksi adalah upaya evaluasi yang terkait dengan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan atau tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada penelitian ini, validasi penggunaan media belajar dalam memotivasi minat siswa berdasarkan penilaian oleh tiga pakar media yang mana ketiga pakar tersebut adalah orang-orang yang ahli dalam bidangnya.
ketiga pakar tersebut berpendapat bahwa dengan adanya media siswa akan lebih mudah memahami materi yang disajikan, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan dicerna oleh siswa.
1. Hasil penilaian pakar media dilihat dari komponen yang meliputi kesederhanaan. Penilaian media belajar dalam memotivasi minat siswa mendapatkan hasil 65,33% dari jumlah 16 orang siswa yang peneliti temukan pada siklus I dengan kriteria cukup dan dapat dilihat pada tabel 1.
Keaktifan siswa pada siklus I dengan jumlah siswa 16 orang, terdapat 10 siswa atau 66,7 % yang cukup termotivasi hal tersebut dapat terlihat disaat proses pembelajaran berlangsung, dimana cukup banyak diantara mereka yang menginginkan untuk memberikan jawaban setiap
pertanyaan yang diberikan guru, dan yang masih dapat dinyatakan kurang termotivasi terdapat 6 Siswa atau 33,3 %.
Tabel 1. hasil penilaian siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Ahmad Al Husain 75 Aktif
2 Aisma Amelia 65 Kurang aktif
3 Alpiyanur 75 Aktif
4 Amira 70 Aktif
5 Echa Nuraini 60 Kurang aktif
6 Khalid 60 Kurang aktif
7 Muhamad Aldi 75 aktif
8 Muhammad Yamin 60 Kurang aktif
9 Muhammad Fardhal 75 Aktif
10 Muslimah 60 Kurang aktif
11 Nadia Sabrina 75 aktif
12 Neysila Putria 70 aktif
13 Popy Novianti 70 Aktif
14 Putri Nabila 85 Sangat aktif
15 Resti aulia 75 aktif
16. Muhamat Ariya 60 Kurang aktif
Jumlah 1110
Rata-rata 69
Setelah dilakukan pengamatan observasi dari tahapan pada siklus I dan siklus II dalam proses pembelajaran dengan menerapkan penggunaan media belajar dalam memotivasi minat siswa diperoleh hasil bahwa pada siklus I dan siklus II pada penelitian ini menghasilkan persentase kenaikan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan budi pekerti kelas VII disaat penggunaan media belajar. Data rerata skor perolehan presentasi tersebut pada siklus I adalah 65,33% dari jumlah 16 orang siswa dan akhir siklus II mengalami kenaikan menjadi 81,25% . hasil ini
menunjukkan bahwa persentase keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada akhir siklus II lebih meningkat dibandingkan dengan data akhir siklus I. Ini menunjukkan bahwa siswa cukup termotivasi dan aktif mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media belajar. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel dibawah ini:
2. Hasil penilaian Motivasi siswa terhadap penggunaan media belajar Dimana motivasi siswa pada siklus II dengan penggunaan media belajar dalam memotivasi minat siswa kelas VII SMPN 1 Dusun Hilir dengan jumlah 16 siswa, terdapat 15 siswa atau 93,3% yang memiliki respon baik dan yang keaktifan responnya kurang ada 1 Siswa atau 6,7% dengan nilai rata-rata sebesar 81,25. Data dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel.2. Hasil Penilaian Motivasi Siswa
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Ahmad Al Husain 80 Aktif
2 Aisma Amelia 75 Aktif
3 Alpiyanur 85 Aktif
4 Amira 85 Aktif
5 Echa Nuraini 100 Aktif
6 Khalid 70 Aktif
7 Muhamad Aldi 85 Aktif
8 Muhammad Yamin 65 Kurang Aktif
9 Muhammad Fardhal 80 Aktif
10 Muslimah 70 Aktif
11 Nadia Sabrina 85 Aktif
12 Neysila Putria 85 Aktif
13 Popy Novianti 100 Aktif
14 Putri Nabila 75 Aktif
15 Resti aulia 90 Aktif
16 Muhamat Ariya 70 Aktif
Jumlah 1300
Rata-rata 81,25
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap penggunaan media belajar dalam memotivasi minat siswa kelas VII materi sujud syukur, sujud sahwi dan sujud tilawah pada SMPN 1 Dusun Hilir, maka peneliti menyimpulkan bahwa: motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran
PAI di SMPN 1 Dusun Hilir dapat ditingkatkan melalui penggunaan media belajar yang diyakini mampu merangsang dan menumbuhkan semangat siswa pada setiap materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari kondisi pada siklus I dengan jumlah 16 Orang siswa terdapat hanya 66,7% yang menunjukkan semangatnya dalam belajar, kemudian pada siklus II terlihat adanya perubahan terhadap respon siswa yang lebih bersemangat jika dibandingkan pada siklus I dimana dari 16 siswa terdapat 93,3% siswa yang menunjukkan kuatnya kemauan mereka dalam belajar. Hal tersebut dapat terlihat pada suasana pembelajaran PAI pada materi sujud syukur, sujud sahwi dan sujud tilawah.
Referensi
Abarang Munira Dwi Asti, 2019, penerapan media pembelajaran LCD guna meningkatkan hasil belajar siswa di SMK Cokroaminoto Manad, Manado:2018
Abidin Zainal, 2016, Penerapan Pemilihan Media Pembelajaran; UIN Malang Ahmadi Abu dan Nur Uhbiyati, 2007, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Rineka
Cipta
Cahyadi, Ani, 2019, Pengembangan Media dan sumber belajar, Serang Baru;
Laksita Indonesia
Fadillah, Ahmad, 2018, Pengembangan media belajar komik terhadap motivasi belajar siswa, Tangerang; JTAM
Monica, M & Adman, 2017, Peran efikasi diri dan motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa sekolah menengah kejuruan. Jurnal pendidikan manajemen perkantoran
Prasetyo Naro, 2021, Pentingnya media pembelajaran dalam proses belajar mengajar di Sekolah, Gorontalo: LPMP Gorontalo
Rahim, maryam & Pakaya Rahmat, 2020, Persepsi siswa tentang faktor yang mempengaruhi minat belajar, Gorontalo; Jambura Guidance dan Counseling Journal Volume 1 Nomor 1
Rustiyarso, Triwijaya, 2021, Panduan dan Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas, Sukabumi, Depok; PT. Huta Parhapuran
Sahir, Hafni, Syafrida, 2021, Metode Penelitian, Yogyakarta, KBM Indonesia Suryadi, Ahmad Rudi & Sumiyati, 2021, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, Jakarta Pusat, Pusat Kurikulum dan Pembukuan
Ulfah Maria dan Febrita Yolanda, 2019, Peranan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, Jakarta; Universitas Indraprasta PGRI
Al-Qur’an dan Terjemahnya, 2019, cetakan ke 1, Jakarta: Lajnah Pentashihan mushaf al- qur’an
Hasan Muhammad dkk, 2021, Cetakan pertama, Media Pembelajaran, Klaten;
CV. Tahta Media Group
Intansari Rini, & Ricardo, 2017, impak minat dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa, jurnal pendidikan manajemen perkantoran.
Rumhadi, 2017, Urgensi Motivasi dalam proses pembelajaran, Surabaya; Balai Diklat Keagamaan (BDK)
Winarni, M. Anjariah, & Romas, 2016, motivasi belajar ditinjau dari dukungan sosial orang tua pada siswa SMA. Jurnal Psikologi
Sumiharsono Rudy, 2018, Media Pembelajaran, Jember; Pustaka Abadi Rahmadhani, Herlambang, 2020, Motivasi belajar dalam perkembangan remaja,
Yogyakarta, Deepublish (Grup Penerbitan) CV. Budi Utama
Aminul, Rusyid & Abdillah dkk, 2023, Pengmbangan minat dan bakat belajar siswa, CV. Literasi Nusantara Abadi